Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.
Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lantunan yang Indah
"Allahu Akbar Allahu Akbar "
Lantunan adzan berkumandang dari surau yang Afkar bangun di dalam restoran nya,beberapa pegawai dan pelanggan mulai berhamburan menuju suara yang memanggil nya,ada juga pegawai yang sedang menutup pintu restoran dengan menyematkan tanda Close pada pintu restoran. Tidak sedikit juga pelanggan yang masih diam dimeja makannya.
"Dah adzan mas! kita sholat dulu baru pulang ke pesantren"
ujar Afkar yang tengah bangun dari duduknya
"Ayo!!"
Sahut Malik yang juga ikut bangun dari duduknya,dan mengakhiri kegiatan makan malamnya. Malik tak lupa memasukan handphone dan kunci mobil kedalam saku celana lalu bergegas menyusul Afkar yang sudah lebih dulu meninggalkan meja makan menuju panggilan sang pencipta.
Malik memang lahir dan besar di lingkungan luar pesantren,dia juga sekolah yang notabene nya anak anak dari berbagai agama. Namun keluarga Malik selalu mengajarkan Malik tentang ilmu agama,hingga Malik cukup paham dan kental tentang ilmu agamanya. Usia Malik hendak mencapai angka 30 namun sampai saat ini ia masih betah sendiri karna kesibukan nya dalam pekerjaan. Malik juga tidak terlalu bebas mendekati perempuan perempuan di sekitarnya karna dia punya bekal ilmu tentang bagaiman seorang laki laki muslim harus bersikap dengan wanita muslim.
Sebenarnya cukup banyak wanita yang berusaha mendekati Malik,namun ia berusaha untuk menjaga jaraknya. Namun entah kenapa,melihat Nazela tadi membuat Malik lepas kendali,hingga sesekali ia menatap Nazela walau dari punggung nya saja. Afkar juga punya sedikit persamaan sikap dengan Malik terhadap perempuan, sampai sampai sang ummi selalu bertanya tentang kapan Afkar akan menikah,walau usia Afkar terbilang masih muda. Pernah sekali sang ummi hendak menjodohkannya dengan anak kyai dari pesantren lain ,namun Afkar menolak dan memberi ancaman, kalau sang ummi mencoba menjodohkan nya lagi Afkar akan menolak untuk mengurus pesantren dan fokus pada restoran serta studio fotonya. Hingga akhirnya kedua mereka mengalah sampai sekarang, karna Afkar anak tunggal dan mereka selalu mendukung apa yang Afkar lakukan.
*****
Nazela sesekali tersenyum menyaksikan tontonan dalam handphone nya sambil menunggu kedatangan Sabrina dari toilet. Makanannya sudah lama habis, Nazela bukan perempuan yang lama atau pilih pilih dalam makanan .
"Zel!! aku nek sholat dulu ya"
ujar Sabrina yang baru datang dan hendak pergi lagi
"Oh iya"
"Kamu ndak ikut sholat tah?"
Tanya Sabrina sambil menaruh tas di atas meja
"Gak,lagi halangan"
"Oh ya wis aku nitip tas yo!"
"Ok"
Sabrina juga ikut pergi meninggalkan Nazela untuk menjemput kewajiban nya. Nazela dan beberapa orang lainnya cukup tenang di dalam restoran sambil menunggu sholat selesai. Sabrina selalu mengajak Nazela untuk ikut sholat dengan nya, dan Nazela tidak pernah menolaknya. karna dia sadar bahwa dirinya seorang muslim dan sholat adalah kewajibannya. Namun ketika Sabrina tidak sedang bersama Nazela, Nazela selalu menghiraukan panggilan tuhannya karna beberapa alasan dalam dirinya.
" Bismillahirrahmanirrahim , Alhamdulillahirabbil 'aalamiin "
Suara imam terdengar begitu syahdu saat membacakan surat pembuka dalam al quran itu. Sudah menggema memenuhi tiap sudut ruang restoran, Afkar sengaja memasang mic luar dalam masjid di restoran nya itu agar ketika adzan berkumandang semuanya bisa dengar dan menyadarinya lalu langsung bergegas melaksanakan panggilannya .
Ketika beberapa ayat masuk begitu sopan dalam telinga Nazela, Nazela langsung menaruh handphone nya dan begitu fokus mendengar kan suara imam yang menenangkan jiwanya. Entah apa yang ia rasakan , Nazela begitu menikmati bacaan surat sang imam sambil memejamkan matanya dan tanpa sadar matanya menjatuhkan butiran bening yang mengejutkan hatinya. Nazela langsung menyekanya dengan telapak tangannya dan menarik nafasnya dalam dalam. Mungkin rasanya seperti ia ingin menangis lebih lama dengan suara yang keras, namun ia berupaya menahan karna sedang berada di tempat umum.
Hampir 15 menit Nazela menunggu Sabrina selesai sholat, tak lama dari itu Sabrina muncul dari arah belakang Nazela dan langsung menepuk punggung Nazela membuat Nazela sedikit tersentak
"Ngagetin!!"
Cetus Nazela
"Zel, kamu tahu ndak? tadi tuh ya suara imam e bikin nek terus di imami"
Ucap Sabrina begitu semangat dan langsung duduk di hadapan Nazela
"huuuuu pikiran lo itu ya"
"Loh bukan e gitu, emang suara ne iku ya,merduuuuuu banget. bikin sholat makin khusyuk"
"Iya gue juga denger kok"
cetus Nazela dengan wajah datarnya
"Iya tok? kamu juga denger"
Timpal Sabrina begitu semangat
"Hemmmm. Ya udah ayo balik!"
Ajak Nazela yang sudah bangun dari duduknya
"Sek tok bayar dulu!"
"Udah gue bayarin,pas tadi lo ke toilet"
"punya ku juga?"
"Iya"
"Loh kamu iki, kan aku yang ajak kamu kesini kok malah kamu yang bayarin"
protes Sabrina sambil berjalan menyusul Nazela
"Ntar lo gantian kapan kapan bayarin gue"
"Ok"
Kini keduanya sudah meninggalkan meja makan dengan hidangan yang menggugahkan selera nya