NovelToon NovelToon
CANDU CANDY

CANDU CANDY

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Kembar / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam / Penyelamat
Popularitas:51.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dae_Hwa

⚠Jangan tertipu dengan cover ku yang manis ini ya, he he he⚠

Sebuah kisah yang menceritakan tentang si kembar identik. Sang kakak (Candy) yang melakukan penyamaran identitas demi membalas orang-orang yang sudah membuat adiknya (Candu) koma.
Segala cara akan ia tempuh, demi memberi hukuman setimpal untuk para pelaku.
Dapatkah Candy membalas dendam Candu?
Penasaran? Yuk ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CC7

"Hay, gadis ku sayang. Upss, sorry aku lupa jika keperawananmu telah ku ambil. Bagaimana jika sekarang aku memanggilmu dengan wanita ku sayang?" Tomas mengecup kening Candy, lalu menyeringai.

Candy mengepalkan kedua tangannya, hasrat untuk membanting Tomas kian menggebu-gebu.

"Atur emosi mu, Candy. Abaikan ... lalu datanglah kemari, jika kamu terpancing, maka rencana kita akan gagal total!" lirih Bisma yang jelas terdengar di indera pendengaran gadis itu.

"Ayo ikut dengan ku, kita bermain-main sebentar." Tomas merengkuh pinggang ramping Candy.

Candy tersenyum manis, menyingkirkan tangan Tomas dengan lembut. "Maaf, Tomas. Saat ini aku sedang tidak punya waktu untuk bermain denganmu, lain kali saja ya. Kau lihat dua pria yang bersembunyi di sudut sana? Mereka adalah polisi yang tengah menyelidiki tentang kejadian malam indah itu. Jadi, untuk saat ini jangan mendekati ku dulu ... Ok, Honey? " Dusta Candy sambil mengecup liar leher Tomas, membuat dada pria itu berdebar dan kejantanannya bergetar.

Gadis itu melangkah, menjauh dari Tomas yang tengah terperangah.

"Dasar nakal, kau menggoda ku ya? Sepertinya kau begitu terpesona dengan goyangan maut ku," gumam Tomas.

Sementara Bisma, sejak tadi menatap layar monitor yang terhubung dengan cctv kampus, dadanya bagai terbakar. "HEY, APA KAU PERLU MENGECUP LEHERNYA SEPERTI ITU?"

Terlihat dari monitor, Candy memutar malas bola matanya. "Shut up!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Candy dan Bisma duduk berdua di dalam mobil sambil mengunyah hamburger dengan sangat lahap. Saking lahapnya, sudut bibir Candy berlepotan mayones.

Pria yang duduk di belakang kemudi itu menatap jengah saat melihat kebiasaan buruk Candy.

Kenapa setiap makan sesuatu, bibirmu selalu belepotan seperti ini sih? dengus Bisma dalam hati, tapi, tetap saja lagi dan lagi ujung jarinya mengusap lembut sisa mayones yang ada di bibir Candy, lalu tanpa rasa jijik, Bisma mengulum ujung jarinya. Di teguknya minuman bersoda sembari sesekali menatap wajah gadis dingin itu.

"Jadi, gimana menurutmu tentang dua wanita jalang tadi?" tanya Candy tiba-tiba.

"Gimana apanya?" kening Bisma berkerut, pria tampan itu kembali menyeruput minumannya.

"Pepaya gantung nya," jawab Candy dengan wajah datar.

BYUR! Sontak saja Bisma menyemburkan minumannya, tepat mengenai wajah Candy.

"Cari mati ya?" tanya gadis itu dengan ekspresi wajah yang tak berubah, datar.

Secepat kilat, Bisma membersihkan wajah Candy dengan beberapa lembar tisu.

"Kamu sih nanya yang enggak-enggak. Kalau ngomong suka gak pake Bismillah."

"Seratus lima puluh ribu doang loh itu, gak minat?"

"BODO AMAT!"

Candy terkekeh. "Malam ini, kerjakan tugas mu dengan benar. Siang ini kita ke klinik Kak Reby terlebih dahulu."

"Ok ...!" Bisma menatap sekeliling.

"Nyari apaan?"

"Mana dua pengawal yang di kirim Om Calix? Yang bertugas menyamar jadi polisi tadi? Aku tak menemukan mereka di layar, di sekitar sini pun tak terlihat."

"Sudah pulang, lewat jalan lain. Oh ya, mana data-data Tomas yang kau dapatkan?"

Bisma membuka semua file atas nama Tomas, lalu mengarahkan monitor pada Candy, membiarkan gadis itu membaca data-data yang sudah ia peroleh.

"Anak pejabat? Dan sekarang ayahnya sedang mencalonkan diri untuk jadi wakil presiden?" Candy memastikan kembali apa yang tengah ia baca.

"Benar, namanya Roy Sumargo. Dan sepertinya dia juga sudah lelah mengurus semua masalah yang disebabkan oleh Tomas," jawab Bisma.

"Hmm ... begitu ya?" Jemari Candy mengetuk-ngetuk sebuah mouse yang ada dalam genggaman, otaknya tengah berpikir.

"Pemerkosaan, pelecehan, terjerat narkoba, tertangkap menyetir dalam kondisi mabuk parah, kekerasan fisik dan masih banyak lagi," jelas Bisma.

Candy menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata. Menetralkan dadanya yang kian sesak.

"Apa kamu baik-baik saja?" Bisma khawatir.

Bukannya menjawab, kedua pipi gadis cantik itu malah basah dengan air mata. Candy kembali teringat dengan adiknya yang malang. "Candu dibesarkan menjadi bunga yang cantik oleh papaku, tapi, dibuat layu sama pria yang seperti beruk lepas itu."

Bisma menatap lekat gadis di sampingnya, melihat Candy sedih, hatinya serasa tercabik-cabik.

Tak habis akal, pria dengan warna rambut grey itu mengotak-ngatik monitornya.

"Hey, lihat ini. Nanti Tomas akan kita buat menjadi seperti ini."

Candy menoleh. "Pfttt ...!"

Gadis cantik itu tertawa melihat foto di layar monitor

"Nah, gitu dong." Bisma mengusap lembut rambut Candy.

"Kayak jenglot, ha ... ha ...!" gadis itu masih tak henti nya tergelak.

Setelah puas ia tertawa, di tatapnya wajah Bisma dengan sangat amat serius.

"Bisma ...."

"Hmm ...?"

"Cari tau tentang Roy Sumargo, kita harus tepat sasaran dalam menebas pedang pada kepala lawan."

"Baiklah, kamu tenang saja ... aku akan menyelidikinya."

"Thankyou ...."

Bisma mengangguk-anggukkan kepala. Pria itu mengulas senyuman tipis. "Mau ke klinik sekarang?"

Candy melirik arloji hitam metalik favoritnya kemudian menganggukkan kepala. "Boleh."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Wah, kamu benar-benar terlihat seperti Candu," Reby bertepuk tangan.

"Tentu saja aku terlihat seperti dia, fisik kami kan serupa. Kakak pikun?" ucap Candy dengan raut wajah datar.

"Maksud ku penampilan mu kini, yang membedakan kalian selama ini kan hanya penampilan. Style kalian berbeda, tapi, lihatlah kini-- aku sampai pangling," jelas Reby.

"Sudah basa-basi nya? Mana obatnya?" Candy menengadah tangan pada sang kakak sepupu.

"Astaga, kamu sensi banget sih? Kamu masih marah padaku?" Reby mengernyit, menunggu jawaban adik sepupunya. Namun, Candy memilih diam dengan wajah masam.

"Serius kamu masih marah? Astaga, Candy ... Aku benar-benar tidak punya pilihan lain saat itu. Om dan tante melarang ku untuk memberitahu mu tentang kondisi Candu malam itu, begitupun mama dan papa ku. Mereka tidak ingin kamu terguncang, Ndy. Kami di sini juga memutar otak, bagaimana caranya untuk menjelaskan kejadian naas itu padamu."

Candy tetap bergeming, diam seribu bahasa. Namun, otaknya berputar, berusaha mencerna dengan kepala dingin setiap kalimat-kalimat yang di ucapkan kakak sepupunya. Gadis itu berusaha berdamai dengan hatinya. Toh, jika saat itu keluarga nya langsung mengabari pun tak ada hal yang berubah. Candu tetap akan terbaring di ranjang rumah sakit.

"Berikan obatnya," pinta Candy.

Reby menghela napas panjang, menarik gagang laci meja kerja nya guna mengambil botol plastik bewarna putih susu yang berisikan puluhan obat berbentuk kapsul dan menyodorkan pada adik sepupunya.

"Dosis paling tinggi?" Candy menatap tajam Reby.

"Sesuai yang kamu pinta. Jangan menyia-nyiakan sebutir pun, karena yang berbentuk kapsul ku dapatkan dengan sangat bersusah payah, dan ini. " Reby menyodorkan botol kaca berukuran mini.

"Apa ini ampuh?" Candy meraih botol tersebut.

"Paling lambat, sepuluh menit bereaksi," jelas Reby.

"Ok ... Terimakasih." Candy beranjak dari duduknya, mendekati Reby dan mengecup pipi kakaknya. "Aku pulang duluan, Kak. Come on, Bisma!"

"Kau sudah tidak marah lagi kan?" Reby memastikan.

"Jika aku masih marah, bukan kecupan yang akan ku berikan, melainkan cakaran!" Jawab Candy sebelum menghilang dari pintu.

"Hah! Dua bocah kampret itu, udah kayak duo serigala aja!" cibir Reby.

Candy melemparkan dua botol obat yang ada dalam genggaman tangannya pada Bisma. "Kerjakan dengan benar."

"Siap, Tuan Putri ...!" Bisma mengedipkan sebelah matanya.

"Antar aku ke rumah sakit, setelah itu kau pulang. Istirahat, karena malam ini jadwal mu sangat padat bukan?" Candy tersenyum sinis.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Candy melepaskan kepangan rambutnya begitu kedua orangtuanya pergi, kini giliran dirinya yang bergantian menjaga Candu.

Gadis cantik itu berjaga sendirian, karena malam ini Bisma sibuk mengerjakan misi yang diberikan Candy.

Dipandangi nya wajah sang adik yang pucat pasi, kulit kepala nya nyaris terlihat, efek dari rambut candu yang menipis. Namun, meskipun begitu, sang adik tetap terlihat cantik.

Candy membelai wajah tirus adiknya, lalu berbisik di telinga Candu. "Tenang lah, Sayang. Mereka akan mengalami hal yang sama."

Dengan sudut mata membasah, tak henti ia menatap wajah Candu. Kerongkongan nya sampai kering karena terlalu banyak menangis.

"Adek, kakak ke kantin sebentar ya. Kakak haus banget, he ... he ...." dikecupnya puncak rambut sang adik sebelum ia pergi ke kantin.

Sesampainya di kantin, gadis cantik itu mengeluarkan dua botol teh dari lemari pendingin. Di tenggak nya dua botol hingga kandas, demi menghilangkan rasa lapar. Hari ini, makanan yang baru masuk ke lambung nya hanya sebuah hamburger. Seminggu pulang ke tanah air, gadis itu benar-benar kehilangan selera makan nya.

Setelah meredam perutnya dengan dua botol minuman, Candy kembali menuju ke ruangan VVIP, tepatnya kamar di mana sang adik menjalani rawat inap. Selagi menuju ke ruangan Candu, dua suster yang berada di belakang Candy, berlarian dan nyaris menubruk tubuhnya.

"Ada apa sih? Buru-buru amat, darurat kah?" gumam Candy.

Candy terus menatap kemana dua suster itu berlari. Gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat para suster tadi memasuki kamar sang adik. Candy kembali melangkah dengan jantungnya yang berdebar kencang, gadis tinggi semampai itu berlari sekencang-kencangnya, lalu mendorong pintu kamar Candu.

Di lihatnya dua suster mematung dengan pandangan lurus menatap jendela kamar.

Kaki Candy gemetar, lemas, tulangnya serasa dicabut. Candu berada di sana, duduk di pinggiran jendela. Gadis pucat pasi itu menoleh kebelakang, menatap teduh sang kakak, matanya basah.

"Kak, terimakasih ya -- I love you ...!" Candu memejamkan matanya sembari mengulas senyuman tipis dengan kedua pipi yang basah. Gadis yang baru saja siuman itu, merentangkan kedua tangannya lalu melompat. Menyisakan suara jeritan pilu yang kian terdengar semakin pelan di telinganya.

*

*

*

1
Tien PL
rasain kalian brdua
Dae_Hwa💎: rasain!
total 1 replies
Sugem
luntur iman ya bisma
Dae_Hwa💎: luntur bang 😭
total 1 replies
Sugem
kau pun licik
Dae_Hwa💎: betulll
total 1 replies
Isabell Serinah
kasihan candy dan bisma.up lagi banyak 2
Dae_Hwa💎: Siap 🤍🤍🤍🤍
total 1 replies
Noey Aprilia
Mga aja bisma sm candy bkln jd partner hdp slamanya,bkn cma bresin mslh tp jg partner dlm rmh tngga.... aseeekkkk....
Scra mreka tu kmpak bgt,pntr pula....ccok lh pkonya....
Candu udh sdr kya'ny....kira2 gmn reaksinya y???histeris atw drama????
Dae_Hwa💎: Semoga ya kak 🤣🤣🤣
total 1 replies
Juhairiah
bunga dan vote utk kakak otor 💐💐💐💐
Dae_Hwa💎: xiexie kakak 🤍
total 1 replies
Juhairiah
candy, kamu meresahkan kaum bujang 😭
Dae_Hwa💎: resah dan gelisah 🤣
total 1 replies
Juhairiah
Yess bener tebakan ku
Juhairiah
tebakan ku pasti ini bisma
Juhairiah
penjahat kelas kakap kyknya si roy ini
99Elektronik
benarkah???
99Elektronik
/Curse//Curse//Curse//Curse/
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
99Elektronik
Cair Candy 😭😭😭 traktir bakso 😭😭😭😭
99Elektronik
Caiiiiirrrrrrr!
Dae_Hwa💎: menang banyak 🤣
total 1 replies
99Elektronik
pinter otaknya 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻 , ih bisma bukan sih? bisma kan?
99Elektronik
bravoooo, ini bisma bukan tor?
99Elektronik
dakjal dakjal!
99Elektronik
jahat bgt, sama kyk anaknya. titisan iblis trnyata
Elimar Latief
Bisma... ganteng ganteng....sereeeeem !!!
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
🍁𝐘𝐖❣️💋🅻🅺-🅰🅿🅿🅻🅴👻ᴸᴷ
Tu kn, bener tebakan ku, itu td Bisma yg lsng turun ke Arena demi 800Jt 🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: kak, dapat hadiah piring 😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!