Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Mawar
Berkat bantuan dari sosok hitam yang berdiri di tengah ilalang, Lita tak ketahuan oleh keluarga nya Bu Melati. Mereka pergi begitu saja karena tidak mau mengusik sosok hitam tinggi besar dengan taring mencuat tajam, dulu nya Melati ingin memiliki anak dengan genderuwo ini karena kesaktian nya yang sangat maupuni. Namun genderuwo ini menolak nya, Hingga sampai sekarang dia tetap jadi gadis tua karena semua pria tak ada yang memenuhi syarat dari nya. Kini harapan nya adalah Lukas yang memiliki wajah tampan dan juga Melati merasakan ada yang spesial dari pemuda itu.
Tanpa sadar bahwa usia mereka sangat jauh berbeda dengan nya, Oleh sebab itu dia mulai mendekati nya dengan menunjukan sifat yang baik dan penuh perhatian agar bisa mendapatkan hati Lukas. Soal kejadian Laura bukan nya dia tidak tahu, Hanya saja Melati tidak ingin ketahuan oleh Lukas tentang keanehan di rumah ini. Sekarang dia sedang berusaha agar Lukas bisa tidur dengan nya walau hanya sekali saja, Gagal dengan genderuwo maka ia mengincar pemuda tampan saja. Yang membuat Melati bangga adalah keadaan diri nya yang masih perawan walau usia nya sudah empat puluh tahun lebih, Karena gadis gadis muda belum tentu masih perawan. Sehingga dia menyepelekan pada gadis yang tinggal di kost nya.
"Syukurlah aku tidak ketahuan." Lita mendesah lega dan segera bangun.
Bukan nya melangkah pulang, Lita malah mendatangi makam yang sangat tua itu. Di buka nya kain hitam yang menutupi batu nisan, Sama sekali tidak ada nama di sana. Hanya ada sebuah foto wanita yang sedang berpose duduk memakai kebaya hitam juga, Seperti nya keluarga itu sangat menyukai warna hitam. Lita mengamati nya dengan seksama, Foto sudah mulai buram karena sudah terlalu lama di pasang pada nisan.
"Kalau tadi itu Ibu nya, Berarti ini Nenek nya." Tebak Lita.
Otak Lita berusaha mencerna silsilah keluarga nya Melati, Rombongan mereka sangat banyak sehingga susah untuk membedakan nya. Apa lagi mereka semua memakai kaca mata hitam, Padahal masih pagi dan tentu nya tak akan silau terkena matahari. Takut bila ketahuan lama lama di sini, Lita segera berlari meninggalkan kawasan ini. Sampai pertengahan ilalang yang akan mencapai rumah, Lita malah tersandung sesuatu hingga jatuh telungkup.
"Aduh! Kok ada saja, Buang lah rasa kepo ku ini, Ya Allah." Lita kesal sendiri karena kadang dia sangat tidak bisa menahan rasa ingin tahu nya.
Di lihat nya apa yang sudah menyandung nya barusan, Betapa kaget nya Lita setelah melihat benda itu. Sebuah kepala tanpa tubuh menatap diri nya dengan seringai yang sangat menakutkan, Lita mundur karena kaget dan juga ketakutan. Kepala itu terus menggelinding kearah nya sambil tertawa, Itu adalah kepala yang muncul di kloset saat malam. Baru Lita tahu bahwa suara gemeletuk itu berasal dari gigi nya yang beradu, Kaki Lita mendadak lemas dan tidak punya tenaga untuk bangkit berlari.
Wuusssh.
Angin yang menyambar kencang membuat kepala itu melanting kearah semak, Lita semakin menggigil ketakutan karena mendadak saja ada bau bangkai yang sangat menyengat memualkan perut. Nafas nya kembang kempis tidak karuan karena sangat takut, Lita mengumpulkan tenaga nya dan segera berlari tanpa menoleh kebelakang lagi. Tujuan nya adalah pintu belakang yang sudah terbuka, Setelah masuk kedalam dia langsung membanting pintu dengan keras nya.
Mengunci nya dengan benar dan berlari lagi kedepan karena bagian belakang sini juga terasa sangat menyeramkan, Lita ingin mencari Sam agar ada teman untuk curhat. Tapi ternyata bagian atas kosong, Sam sudah tidak ada di rumah. Kamar belakang juga terlihat sangat menakutkan walau di siang hari, Terpaksa Lita keluar dari rumah dan mencari teman di tempat nongkrong nya para gadis.
"Kenapa kamu, Ta?" Andrea kaget melihat Lita yang pucat.
"A-aku....
Tidak bisa Lita mau menjawab karena sangking takut nya dengan kejadian ini, Bahkan untuk menarik nafas saja rasa nya sangat susah. Andrea yang badan nya kurang enak itu memberikan air hangat milik nya, Lita pun meminum nya habis untuk menenangkan hati nya yang tidak karuan, Tinggal di sini memang hanya olah raga jantung saja rasa nya, Setiap saat di incar setan yang sangat jahat.
"Aku bertemu kepala yang sangat seram." Lita berkata dengan suara lirih.
"Kepala apa maksud mu?" Laura mepet kearah Caca.
"Rasa nya aku pun kesal dengan diriku sendiri ini, Selalu saja kepo dengan hal yang menyeramkan. Padahal aku penakut, Tadi aku penasaran dengan sesepuh nya Bu Melati dan aku mengikuti mereka dan melihat apa yang sedang mereka lakukan." Ucap Lita.
"Gila kau! Kalau memang penasaran kan bisa lihat dari jendela saja, Cari bahaya kau ini." Bentak Caca.
Lita menunduk karena dia juga menyalahkan ulah nya yang sangat kepo dengan hal begituan, Padahal itu sama saja dengan membahayakan nyawa nya. Bila tadi dia ketahuan, Maka sudah pasti dia akan di hukum dengan kematian.
"Setiap datang mereka memang akan melakukan persembahan itu, Kita bisa melihat nya dari jendela." Ujar Laura.
"Semua nya pakai kebaya dan kaca mata hitam ya, Kecuali Mawar." Ucap Lita yang mulai bisa menguasai diri.
"Mawar siapa yang kamu bahas? Dari mana pula kamu tahu nama mereka." Caca bingung dengan ucapan nya Lita.
"Kamu ngarang aja enggak sih, Mentang mentang dia nama nya Melati jadi kau namai yang lain Mawar." Laura sedikit bergurau.
"Apa nya? Aku serius kalau ada yang nama nya Mawar, Wajah nya mirip kok sama Bu Melati." Kekeh Lita.
Sontak ketiga teman nya saling pandang karena mereka bingung dengan apa yang Lita katakan, Selama kost di sini mereka tak pernah melihat atau bertemu dengan orang yang nama nya Mawar. Dan orang itu juga mirip dengan Bu Melati, Kalau pun adik nya maka mereka pasti akan pernah bertemu.
"Bu Melati kan kata nya masih gadis, Tidak mungkin itu anak nya! Lagi pula kita sudah lama tinggal di sini, Tapi tidak pernah bertemu dengan gadis yang bernama Mawar." Ujar Andrea.
"Seumuran ya sama Bu Melati?" Tanya Laura.
"Enggak, Malah seumuran kayak nya dengan kita." Sahut Lita.
"Siapa itu? Bu Melati tidak punya anak, Dia masih gadis." Caca agak berbisik karena takut ada yang mendengar.
Mereka pun bingung karena selama ini tidak tahu dengan gadis yang bernama Mawar, Bahkan kabar tentang gadis itu saja baru tahu sekarang dari Lita, Jadi mereka semua pun heran, Apa lagi kata Lita gadis itu masih muda.