NovelToon NovelToon
My Golden Life FOREVER LOVE

My Golden Life FOREVER LOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Konflik etika / Kehidupan di Kantor / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

3 pria 1 wanita siapa yang akan menjadi pemenang dalam cinta ?
wanita dengan trauma masa lalu menghabiskan masa-masa suramnya bersama mantan kekasih lalu bersahabat dengan pria kepercayaanya, namun jatuh cinta dengan pria yang berbeda .
--
"jadi maksudnya kamu mantan kekasihnya?"
"jika aku egois aku akan katakana pada semua orang kalau aku kekasihnya, antara kita tidak pernah bilang putus tapi itu tidak penting karena bagiku kebahagiannya yang utama,jika memang dia mencintaimu ya, Silahkan saja yang pasti jangan pernah mengecewakannya, masih banyak hal yang belum kamu tau, tapi setidaknya setelah mendengar apa yang aku bilang tadi kamu bisa memikirkan kembali kedepanya dengan Jessy"
Ini adalah kehidupan Jessy bersama Alex, Raymond dan Marcell.
FYI*
Guyss, cerita ini udah aku tulis di tahun 2015 pas msh awal" seneng nulis dan aq simpan di FD. aq Up dgn harapan bisa di baca tapi mon maaf bahasanya banyak kekurangan,tidak ada yg aq edit ini Ori tulisanku jaman daholooo kala. makasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Forever Love bag.12

Jessy ingin menjelaskan semuanya pada Marcell, ia meletakan sendok dan garpunya lalu meminum air putih di hadapannya,namun saat akan berbicara mendadak Jessy mendapat serangan panik,Jessy berusaha mengendalikan dirinya, ia berusaha tenang bernafas dengan teratur tapi tidak berhasil ia Pun pergi meninggalkan Marcell,  badannya lemas kepalanya pusing, ia berjalan dengan memegang beberapa barang di sekelilingnya.

Melihat kondisi Jessy Marcell menjadi sangat panik.

"Jessy.  Kamu baik-baik saja? "

"lepaskan aku, aku mau pulang"

"aku akan mengantarmu, "

"tidak perlu, "

Marcell menggenggam tangan Jessy namun ditepisnya, Marcell tak dapat berbuat banyak ia segera membayar makanan yang belum ia sentuh.

Jessy sendiri berjalan keluar restoran namun ia kemudian terjatuh dan duduk dikursi, ia meraba tasnya untuk menemukan obat lalu meminumnya.

"bolehkah aku minta sedikit minumanmu? " tanya Jessy pada seseorang yang kebetulan lewat,

"Ya silahkan , anda baik-baik saja?"

"Iya, bisa bantu saya memanggil taxi, tolong, saya harus pulang"

"Baik. Tunggu disini"

 Jessy meminum obat tersebut lalu dengan bantuan seseorang ia menaiki taksi.

"Anda yakin baik-baik saja? Apa perlu saya antar ke rumah sakit?"

"Tidak perlu, saya baik-baik saja, terima kasih sudah membantu saya. Jalan pak, ini alamat rumah saya"

Marcell berlari keluar setelah selesai membayar dan mengambil air namun Jessy sudah tidak ada, ia hanya menemukan botol obat Jessy di bawah meja tempatnya tadi duduk menunggu taxi. 

"obat apa ini? Sakit apa dia sebenarnya? "

Marcell membawa botol obat Jessy lantas pergi ke rumah sakit, diperjalanan ia mencoba terus menghubungi Jessy namun tak ada jawaban ia mengirim pesan pada Ray dan memintanya untuk memberikan kabar saat Jessy sampai rumah,.ia memacu mobilnya dengan cepat ingin menanyakan kepada kakaknya yang kebetulan seorang dokter lalu pergi ke rumah Jessy. 

Jessy sampai rumah dengan selamat,  ia ingin segera tidur untuk menenangkan dirinya, namun saat akan ke kamar Jessy mendengar seseorang tengah di bar ia mengeceknya dab menemukan Raymond ada disana seorang diri ditengah kegelapan

"Ray ..."

Panggil Jessy pelan sambil menyalakan lampu.

"apa kau benar-benar tidak memperdulikanku? "

Ray melempar gelasnya mengenai tembok dan hancur

"Ahhh...apa maksudmu? "

"apa kamu membenciku? Apa salah aku mencintaimu? Aku tau kamu jatuh cinta dengan Marcell, bahkan kalian sering berpelukan dan berciuman, kenapa kamu tidak bisa melakukannya denganku?Apa kamu tidak bisa melihat diriku sebagai seorang pria? Pria yang bisa kapan saja jatuh cinta padamu? "

Ray mendekati Jessy, Jessy mulai gemetaran ia takut jika Ray melakukan sesuatu padanya, dan benar Ray berlaku kasar pada Jessy, Ray menjambak paksa rambut Jessy dan mencium keningnya.

"Hentikan Ray... Kau menyakitiku? "

"hahh apa itu sakit,  lalu bagaimana dengan sakit yang aku rasakan? Kamu bahkan tak peduli"

Ray memandangi wajah Jessy yang sangat ketakutan, Jessy sendiri terduduk lemas di lantai,  ia mencoba mengambil ponsel nya agar bisa menghubungi seseorang,dengan tangan gemetaran ia terus mencari di dalam tas lalu menghubungi 110, Ray belum menyadari yang dilakukan Jessy ia terus mengatakan hal-hal yang membuat Jessy semakin tertekan,

"Ray tolong jangan lakukan ini, aku mohon ! Tolong.."

Jessy melirik bahwa panggilannya ke 110 tersambung, ia harus membuat suara permintaan tolong agar mereka menyadarai.

"Jangan membuatku semakin marah Jessy. Kau tau aku bisa lebih kasar dari ini"

Ray membelai wajah Jessy yang dipenuhi air mata.

"Aaghhhh.... Hentikan ! Tolong !"

" HEEYY !!!"

Panggilannya ke 110 terputus, saat Ray lengah Jessy berlari menekan tombol ke amanan namun tidak berfungsi, Ray sudah mematikannya,Jessy pun mencoba menghubungi Alex sebisa mungkin agar tidak ketahuan oleh Ray.

"Hallo..."

"A...Alex, to...tolong aku, Aahhh, lepaskan....sakit! "

Ray mengambil ponsel Jessy dan membantingnya, ia meraih tangan Jessy dan menariknya.

"Jessy,  hallo...  Jessy,  apa yang terjadi? Hallo..Hallo!  Siall... Siapkan tiket ke indonesia sekarang"

Alex mencoba menghubungi Jessy namun nihil nomornya diluar jangkauan, ia yakin terjadi sesuatu pada Jessy, ia pun memutuskan untuk segera ke indonesia menemui Jessy. Sebelum itu dia lebih dulu menghubungi pihak keamanan rumah namun sayang panggilan Alex tidak tersambung, dia kesal , marah . Ini pasti ulah Raymond !

"apa kamu menghubungi Alex?  Dia akan segera datang,  tenang saja,  hahahaha... Aku kadang kasihan sama kamu, dengan masa lalumu seperti itu siapa yang akan menerimamu selain aku?? Aku dengan senang hati menerimamu, tapi kamu sama sekali tidak melihatku?"

Saat Ray mendekatkan dirinya dan membelai rambut Jessy, ia hanya bisa memejamkan matanya.

"Jessy maafkan aku,  aku sudah keterlaluan, seharusnya aku tidak melakukan ini, seharusnya aku menjagamu!!  Apa sekarang aku harus berkata seperti itu? "

Ray membanting botol wine yang dari tadi di genggamnya, suara pecahan botol yang entah ke berapa kalinya Jessy tak ingat.

"hahhh..  Hentikan Ray. Aku mohon" ujar Jessy dengan lirih,

"karena kamu , karena kamu Jess aku tidak bisa mencintai wanita lain, hidupku hanya berfokus padamu, apa kamu pikir aku masih baik-baik saja, aku sekarang jadi gila.  Ini semua karena kamu, aku mencintaimu Jessy... Bisakah kamu menerima cintaku? "

"aku tidak bisa jat... "

"baiklah jangan di lanjutkan, aku sudah tau jawabanmu"

Ray kemudian duduk dan memejamkan matanya sambil memainkan gelas berisi wine ditangannya, saat itu Jessy mendengar sirene polisi, setidaknya itu membuatnya lega.

"Apa kau menelpon polisi?"

Ray menatap Jessy dengan tajam namun ia kembali merebahkan dirinya kembali ke sofa, Jessy mencoba merangkak keluar dari bar, tidak ada siapapun semua Art ada di rumah belakang dia harus menelfon seseorang,

"Jessy.....  Jessy!!! "

"suara itu.. Marcell" Jessy mencoba berdiri namun badannya sangat lemah

"Jessy... Kamu dimana? Jessy,..  Je Jessy?! "

Marcell menemukan Jessy tergeletak di depan pintu bar,  dengan cepat Marcell berlari menghampirinya , dibelakangnya juga ada beberapa petugas polisi dan pengawal. polisi mengamankan Ray, kini para pengawal akan menghadapi masalah besar karena tak bisa mengamankan boss mereka sendiri, itu karena sistem keamanan di rumah ini sengaja di matikan oleh Ray agar tidak ada yang mengetahuinya.

Marcell bergegas  membawa Jessy ke rumah sakit dengan bantuan polisi dan lainya.

"hallo.. Kakak, kakak masih di rumah sakit?  Cepat ke igd,  seseorang membutuhkan bantuan,  10 menit lagi aku sampai"

Dengan kecepatan penuh Marcell mengendarai mobilnya dan sampailah ia ke rumah sakit di sambut kakaknya dan beberapa perawat.

"apa yang terjadi?? "

"aku tidak tau. Kakak tolong dia!! "

"tenanglah, biar dokter memeriksanya"

Setelah menunggu beberapa waktu Jessy pun di bawa ke ruang rawat inap. Marcell sudah menyelesaikan masalah laporan keterangan kepada polisi yang kemudian mereka meninggalkan rumah sakit.

"VIP !" seru Marcell

"iya bawa dia ke ruang vip, Dan kamu Marcell ikut dengan kakak"

"baiklah. "

Marcell mengikuti kakaknya ke ruang kerja, disana Raka kakak Marcell membaca beberapa lembar hasil pemeriksaan Jessy.

"Kakak katakan sesuatu?" tanya Marcell tak sabar

"Iya iya, sabar... Seharusnya kakak tidak boleh mengatakan ini tapi ya sudahlah, duduk dan dengarkan kakak"

Marcell mendengar penjelasan hasil pemeriksaan awal Jessy , ia nampak lega karena Jessy baik-baik saja namun ada hal lebih buruk dari itu..

Marcell dan kakaknya menuju ruang rawat inap.  Disana seorang dokter sedang memeriksa Jessy.

"bagaimana? "

"suhu badannya sangat rendah, tensi nya juga rendah.  Kita harus menghangatkan suhu tubuhnya terlebih dahulu"

"kenapa bukan kakak saja yang periksa?? "

"tenanglah Marcell. Jam praktek kakak sudah habis, biarkan dokter ivan memeriksanya."

"dia mengalami hypothermia, suster akan memberi penghangat padanya,  sekarang dia dikasih obat penenang jadi dia akan tertidur hingga besok pagi, yang perlu kita lakukan sekarang adalah menstabilkan suhu tubuhnya"

"Tunggu... Bagaimana dia bisa mengalami hypothermia?"

"Saya rasa pasien sebelumnya mengkonsumsi obat tertentu dan berada di tempat bersuhu rendah, akibatnya denyut jantungnya melemah dan nafasnya pendek, untuk lainya kita akan tau sebelah hasil lab nya keluar"

Marcell terdiam dengan tatapan matanya yang tak pernah lepas dari Jessy yang sekarang terbaring lemah tak berdaya.

Marcell sedikit lebih dekat memperhatikan Jessy yang badanya membiru, dia tahu tahu apa artinya tapi ini tidak wajar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!