Fathan Antonio cowok berandal berparas rupawan, tinggi 180, berat badan 67, berkulit putih, mata coklat dan hidung yang mancung.
Anak kepala sekolah Ahmad Antonio di SMA Negeri 1 xyz. Pria paruh baya itu dikenal sebagai guru yang ramah, murah senyum dan berjiwa muda.
Fathan atau panggilan akrabnya Atan adalah anak pertama dari lima bersaudara, anak kedua bernama Haikal Antonio, ketiga Bagas Antonio, keempat Putri Ayu Antonio dan yang terakhir Adinda Dewi Antonio.
Dengan ibunya Saras wati Antonio, mereka memanggilnya mama Sara.
Jiwa bebas Atan yang selalu penasaran dengan segala hal, membuatnya brutal tak terkendali. Mulai dari kenakalan remaja, wanita, kekuasaan, dan bahkan dunia gaib pun turut membuatnya penasaran.
Atan juga selalu berpindah sekolah ke sekolah lain dengan alasan yang sama, kalau ga tawuran, balapan liar, ketahuan ngerokok, konsumsi miras dan yang terakhir karena wanita.
Meskipun banyak yang tau jika Atan Sibad boy ini berandal, dia tetap hormat pada orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balapan
Fahri dan Atan tidak pergi ke panti malam ini, karena selain larut, Atan juga ada kegiatan malamnya yaitu ikut balapan liar dijalan raya.
Karena hadiah taruhannya sangat lumayan, Atan sudah siap dengan motor trail brongnya.
Helm full face dan body protector lainnya, hanya Fahri kali ini yang menjaga Atan.
Tadinya Atan sudah meminta sahabatnya itu pulang lebih dulu tapi Fahri menolak dan memilih ikut menonton balapan tersebut.
"Ataaan!! I love you!!"
"Ayo Atan, kamu pasti menang!"
"Atan!! Semangat!"
Riuh penonton sangat nyaring, sampai Fahri merasa telinganya berdengung.
"Aduh, kuping gue.. mulut mercon lo pada!" Pekik Fahri.
"Sorry ganteng... Atan malam ini sangat memukau!" Goda salah satu penggemar Atan.
"Hih..!" Bukannya suka dengan perempuan seksi, Fahri justru bergidik.
Pernah saat SMP dikira homo sama Atan karena gak mau dekat dengan cewek selain umma-nya.
"Hai ganteng! Besti lo menang. Buruan lihat!!" Ucap wanita berpakaian kurang bahan memukul mukul punggung Fahri dan menunjuk Atan sudah hampir sampai finish.
"Tck! Iya-iya, gak usah pegang-pegang napa!" Ketus Fahri.
"Galak banget ih kamu, ntar gue c!pok baru tau rasa!" Goda wanita tersebut.
"Iiiyyyuu..." Fahri merasa jijik.
"BRUAK!!!!"
Semua orang terkejut dan terdiam sesaat, lantaran Atan jatuh dari motor. Tapi untung saja ia melompat saat motornya menabrak pembatas jalan dan sebuah tiang papan iklan.
"Jukiii!!!" Seru Fahri. Ia tidak melihat bagaimana pemuda itu bisa jatuh, ia hanya sempat melihat Atan melompat dan berguling diaspal.
"Curang banget si Kevin motor Atan ditendang!" Ucap salah seorang yang melihat kejadian tersebut.
"Juk, lo gapapa?" Panik Fahri.
"Gak tau, kayaknya ga papa" ucap Atan dingin.
"Yakin lo??" Fahri masih khawatir.
"Minggir dulu, ri" Atan melepas helm nya, dan berlari kearah seseorang yang baru saja menendang motornya.
"Bugh!"
"Buagh!"
"Bugh!"
"Buagh!"
"Aaaaaakkkh!!!!" Pekik Kevin, lantaran Atan sangat emosi dibuatnya. Ia memukul kevin tanpa ampun, bahkan Atan tidak memberikan Kevin kesempatan untuk bernafas sekali pun.
Wajahnya babak belur, dan ada luka robek disudut bibirnya.
Meskipun atan sudah menang, namun kevin terlambat mendorong saat masuk Finish. Yang akhirnya malah melewati Finish kevin menendang nya.
"Udah !! Dia udah gak berdaya, lo menang! Lo hebat! Jangan kotorin tangan lo lagi!" Ucap Fahri menenangkan sahabatnya.
"Cuih!! B@ngsat!"
"Awas ya lo cari gara-gara sama gue lagi! Gue pasti in tangan dan kaki lo beda tempat!" Ancam Atan penuh penekanan di setiap katanya.
Atan pun pergi setelah menerima uang hasil balapan.
"Wiw! Wiw! Wiw!" Sirine polisi pun datang dengan kecepatan penuh untuk membubarkan kerumunan itu.
"Kabuuur!! Ada polisi!!" Seru seluruh manusia kelelawar yang bertengger dibahu jalan.
Semua kocar-kacir karena mobil polisi kali ini tidak hanya satu, banyak yang tidak bisa melarikan diri dari tempat itu.
Fahri melapor karena dia menyamar sebagai korban, dan kebisingan mereka mengganggu jalan raya yang masih padat kendaraan berlalu lalang.
Itu memang rencana Atan dan Fahri, mereka sengaja melapor setelah balapan selesai.
"Nice!!!" Atan dan Fahri bertos ria dengan tawa renyah mereka.
"Padang yuk?" Ajak Atan.
"Let's go!" Jawab Fahri antusias, karena ia sudah lapar sekali, sudah gitu ia juga tegang menonton aksi Atan yang sangat berbahaya.
Atan juga termasuk mengganggu ketertiban jalan raya, namun tidak sampai menabrak seseorang seperti pesaing yang lain. Banyak dari mereka yang menggangu, mencopet, bahkan tabrakan dengan pengendara lain.
Atan kembali berhasil dengan selamat.
"Badan gue baru terasa ngilunya nih ri, sakit banget pinggang sama pundak gue!" Keluh Atan setelah selesai makan makanan kesukaan mereka.
"Elo sih, kebakar emosi mulu. Emang itu pundak belum sepenuhnya pulih kan akibat yang waktu itu?" Ucap Fahri.
"Gimana gue ga emosi ri, motor gue ditendang sama curut got itu. Kalau gue ga reflek lompat pala gue nih udah jadi geprek!" Emosi Atan, teringat kejadian tadi.
"Ya sudahlah, mending lo pijit. Atau nggak terapi aja biar bahu lo Pulih" saran Fahri.
"Nanti aja" singkat Atan.
"Mas Fahri! Tolong isi vocalis disini dong" ucap pemilik warung.
Sekarang warung langganan Atan dan Fahri ada live music untuk menghibur pengunjung warung tersebut.
"Tuh! Dapet job, buruan.." Atan mendorong Fahri agar ia mau bernyanyi.
"Iya, mbak. Bentar!" Teriak Fahri.
Akhirnya ia setuju karena dorongan Atan, Fahri pun duduk didepan bersama band baru yang bekerja diwarung Padang.
"Selamat malam semua, gue Fahri siap menemani makam malam kalian. Silahkan yang mau request lagu harap maju kedepan" ucap Fahri yang diiringi musik yang lembut.
Seseorang pun datang dan membisikkan satu lagu "..."
"Oke, terimakasih.. silahkan isi kotak sumbangannya"
"Let's go!!"
"Tetap Dalam Jiwa"
"Tak pernah terbayang
Akan jadi seperti ini pada akhirnya
Semua waktu yang pernah kita lewati
Bersama nyata hilang dan sirna"
"Hitam putih berlalu
Janji kita menunggu
Tapi kita tak mampu
Seribu satu cara kita lewati
Tuk dapatkan semua jawaban ini"
Reff :
"Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa"
"Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa"
"Memang tak mudah
Tapi ku tegar jalani kosongnya hati
Buanglah mimpi kita yang pernah terjadi
Tersimpan tuk jadi histori"
"Hitam putih berlalu
Janji kita menunggu
Tapi kita tak mampu
Seribu satu cara kita lewati
Tuk dapatkan semua jawaban ini"
Back to reff :
"Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa"
"Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa"
Prok! Prok! Prok!
Pengunjung merasa puas dengan pembawaan Fahri, meskipun sudah lewat larut malam. Masih banyak anak-anak muda yang makan ditempat itu.
Sampai ada seseorang yang minta foto bersama juga, Fahri mengiyakan saja asal tidak sembarang an menyentuhnya.
"Terimakasih semuanya, maaf cuma satu lagu saja karena vocalis sebenarnya sudah datang" pamit Fahri dan bersalaman dengan pria dewasa pemilik band tersebut.
Riuh tepuk tangan dan jepretan kamera membanjiri Fahri. Karena sebagian orang tidak tau jika Fahri artis baru rumah makan Padang tersebut.
"Makin famous aja lo ri! Boleh minta tanda tangan?" Goda Atan.
"Tck! Diem lo, ayo deh buru.. ini udah hampir Pagi kena omel abah sama umma ntar!" Keluh Fahri.
"Nginep dirumah papa aja, besok gue bantu bicara ama abah lo" ucap Atan menenangkan Fahri yang sedang panik.
"Oke deh, lebih dekat rumah lo sih, duh gue.. hoooaaammm... Ngantuk!" Keluh Fahri.
Bersambung...
