NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: tamat
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:55.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Mobil keluarga Argetsani melaju membelah jalanan ibukota yang tidak bisa dikatakan lengang. Cukup lama menempuh perjalanan, akhirnya mereka 'pun tiba di tempat pertemuan yang telah dijanjikan. 

"Teman Mommy mengajak bertemu di hotel? Seperti tidak ada tempat lain saja." ucap Sheryl. 

"Hust! Teman Ibuk ini datang jauh-jauh dari luar kota untuk menghadiri acara kerabatnya. Jadi, dia meminta kita sekalian saja datang ke sini." ucap Ibuk Mirna. 

"Tidak modal, masa pertemuan keluarga malah dibuat sekalian." timpal Xavier.

"Ish, kalian ini. Ayo masuk, teman Ibuk pasti sudah menunggu." 

*

"Happy birthday to you, happy birthday to you..." 

Daddy Andreas, Xavier dan Sheryl menatap Ibu Mirna secara bersamaan seakan mempertanyakan. bagaimana tidak, mereka berniat menemui calon anggota keluarga baru mereka, tapi malah disambut dengan nyanyian selamat ulang tahun dari para bocil seperti ini. 

"Mom, kita tidak salah tempat 'kan?" tanya Sheryl. 

"Mm, seharusnya tidak."

Xavier terlihat cukup acuh. Ia justru berharap jika mereka tidak akan bertemu dengan gadis yang akan dijodohkan dengannya itu. Xavier menatap kerumunan anak-anak di dalam sana yang masih saja menyanyikan nyanyian ulang tahun untuk seorang anak laki-laki yang berdiri di depan kue. Barusaja Xavier hendak mengalihkan pandangannya, matanya justru menangkap adanya Sabila diantara para orang tua di sana. 

"Kakak mau ke mana?" tanya Sheryl saat melihat kakaknya akan pergi. 

"Mmm, itu—,"

"Jeng Mirna?" sapa seseorang dari arah belakang membuat Xavier urung untuk melangkah.

"Oh, hai Jeng Diana." Ibu Mirna cipika-cipiki dengan sahabat lamanya itu dengan gembira. "Oh iya, di mana Sefty?" tanya Ibu Mirna. 

"Ahh ya, kami sebenarnya menunggu kalian di restoran bawah, tapi aku malah salah menginformasikan padamu tadi, maafkan aku. Ayo, kita langsung ke bawah saja." 

"Baiklah," Ibuk Mirna langsung menggandeng tangan suaminya dan mengajak kedua anaknya untuk turun ke bawah.

"Mom, aku ke toilet sebentar, nanti aku menyusul." ucap Xavier. 

"Di bawah juga ada toilet, sayang. Jadi kita ke bawah saja, oke? Ayo." 

Tidak ada cara lagi untuk mengelak. Akhirnya, Xavier mengikuti Mommy-nya dan yang lain dengan terpaksa. Semakin langkahnya menjauh, wajah Sabila semakin jelas dalam pandangannya membuatnya benar-benar merasa enggan untuk pergi dari tempat acara ulang tahun itu.

"Itu Sefty," tunjuk Mama Diana pada putri bungsunya setelah mereka tiba di restoran bawah.

"Hai, sayang. Kau semakin cantik saja ternyata." sapa Ibu Mirna.

"Sef, ini Tante Mirna, sahabat Mama sekaligus tetangga kita dulu." ucap Mama Diana. 

"Aku tidak ingat, Ma." 

"Kau memang masih kecil saat itu. Jadi, mungkin kau melupakannya. Tapi yang jelas, Mama dan Tante Mirna sudah menjodohkanmu dan putranya sejak kalian kecil, kalian teman sepermainan dulu." jelas Mama Diana.

"Oh iya, perkenalkan ini Xavier, putra Tante." Ibu Mirna juga tidak mau kalah, ia ikut memperkenalkan keluarganya. "Ini Sheryl, adik Xavier. Dan yang ini Om Andreas, suami Tante."

"Hai," Dengan canggung Sefty mengulurkan tangannya pada Xavier dan Sheryl serta Om Andreas. 

"Ahh, jangan terlalu canggung, ayo silahkan duduk." Mama Diana duduk lebih dulu dan memperkenalkan suaminya kepada keluarga Ibu Mirna. Selanjutnya, obrolan-obrolan ringan 'pun mengalir begitu saja diantara mereka. 

"Mmm Mom, Dad. Aku ke toilet sebentar." pamit Xavier.

"Jangan lama-lama, sayang."

Basa-basi ini terlalu memakan waktu dan membuat Xavier begitu gelisah. Takut kalau ternyata ia kembali kehilangan jejak Sabila dan membuatnya benar-benar tidak memiliki kesempatan untuk dekat dengan wanita itu lagi. Atau setidaknya, jika Tuhan memang tidak menghendaki mereka untuk bersama, maka ia ingin meminta maaf pada wanita itu atas apa yang ia lakukan di masa lalu. 

Xavier melangkah menuju lift untuk kembali menuju ballroom di lantai atas. Namun, saat melewati lorong, ia justru melihat Sabila berjalan tergesa menuju arah toilet. Tanpa pikir panjang, Xavier lekas mengikutinya dan ikut masuk bersama ke dalam toilet wanita. 

"Aaa mmph!" Jeritan Sabila tidak lagi terdengar karena Xavier dengan cepat membungkam mulutnya dengan tangan besarnya. Baru setelah itu Xavier mengunci pintu toilet.

"Jangan berisik, atau kita bisa digrebek petugas hotel nanti," peringat Xavier. Baru setelah itu, ia melepas tangannya dari mulut Sabila. 

"Keluar sekarang, atau aku akan melaporkanmu pada petugas hotel dan kau akan dipermalukan!" ancam Sabila. 

"Bukan aku saja, tapi kita." 

"Hotel ini milik sepupuku, jadi aku pasti akan aman."

Xavier mengangkat kedua tangannya ke udara. Jawaban Sabila benar-benar membuatnya tidak bisa berkutik. "Baiklah, tolong bekerja samalah untuk kali ini saja." Xavier memberanikan diri untuk meraih tangan Sabila. Namun Sabila langsung menghindar. 

"Jaga caramu, atau aku akan teriak!" peringat Sabila. 

"Baiklah, aku mohon jangan berteriak." Untuk sesaat, waktu seakan berjalan dengan begitu indah, karena setelah sekian lama akhirnya Xavier bisa kembali memandang wajah cantik yang selalu dirindukannya. "Bil, mungkinkah hubungan kita bisa diperbaiki?" tanya Xavier pelan.

"Tidak." 

"Kenapa?"

Sabila berbalik dan langsung meninju kaca wastafel dengan keras hingga membuat kaca besar itu hancur tak berbentuk. "Bisakah kau memperbaiki kaca itu kembali dengan sempurna?" tanya Sabila, dijawab gelengan lemah oleh Xavier. "Itulah gambaran hubungan kita berdua. Kepercayaanku padamu telah hancur sehancur-hancurnya dan kehancuran itu tidak akan bisa disembuhkan seperti semula." 

"Beri aku satu kesempatan lagi, Bil. Aku berjanji akan menebus semua kesalahanku dan membahagiakanmu." pinta Xavier.

"Aku bukan wanita sebaik itu yang akan memberimu kesempatan kedua setelah kesempatan pertama kau sia-sia 'kan." 

"Tapi, Bil—." 

Tok tok tok! 

Sabila dan Xavier saling tatap saat pintu toilet diketuk oleh seseorang. Tanpa pikir panjang, Xavier langsung menarik Sabila memasuki salah satu bilik toilet dan bersembunyi di sana. Sedangkan di luar sana, Sheryl memutar-mutar knop pintu toilet secara asal agar bisa terbuka. 

"Apa ada orang di dalam?" tanya Sheryl. "Kenapa tidak ada yang menyahut? Aneh." Sheryl kembali memutar-mutar knop pintu dan sedikit mendobraknya, hingga akhirnya pintu 'pun terbuka. "Tidak ada siapa-siapa, kenapa bisa terkunci?"

Tak ingin terlalu memikirkan sesuatu yang tidak penting, Sheryl 'pun lekas membuka pintu salah satu bilik untuk menunaikan hajatnya. Namun siapa sangka, bilik yang Sheryl buka adalah bilik yang sama yang ditempati Xavier dan Sabila bersembunyi.

"Aaa!" Karena berpikir bahwa itu adalah pasangan yang berbuat mesum, Sheryl lekas berbalik hendak keluar dan melapor. Namun cekalan Xavier berhasil menghentikan langkahnya. "Lepas! Aku akan melaporkan kalian karena sudah berbuat mesum di toilet." ancam Sheryl tanpa membalik badannya. 

"Sheryl, hust!" kode Xavier. 

Sheryl membalik badannya perlahan saat ia berhasil mengenali suara itu. "Kakak? Jadi— Mpph!" 

"Jangan bicara terlalu keras!" 

"Tapi kakak sedang apa bersama wanita it—" Sheryl menurunkan telunjuk perlahan saat menyadari seseorang yang ia tunjuk. "Kau? Kau wanita yang waktu itu menabrakku 'kan?"

"Kau mengenal Sabila?" tanya Xavier. 

Sheryl memejamkan matanya sejenak dan kembali menuding kakaknya dengan tatapan tajam. "Jangan mengalihkan pembicaraan, Kak. Kakak sedang apa di sini?" 

"Aku—."

1
Reni Setia
makasih untuk novelnya
Elara: Kakk terima kasih banyak loh udah baca novel aku sebanyak ini. Btw ngga lama lagi aku bakal up novel tentang geng motor anak SMA gitu, tungguin ya. Jangan lupa mampir nanti.
Luvv/Heart//Plusone/
total 1 replies
Mhyta
singgah lagi yah thor dr certa dr. zoe
Elara: Terima kasih banyak, Kak.
Sekalin mampir juga di karya terbaru aku yang berjudul Antara Istiqlal Dan Katedral, ditunggu!
Maaf ngelunjak/Sneer/
total 1 replies
Juana Herlina
suka semua karya mu thor.. walau terlambat komen/Casual/
Elara: Makasih banyakkkk,
btw aku ada karya terbaru yang berjudul Manusia Harimau, jangan lupa mampir ya
total 1 replies
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
charis@ŕŕa
luar biasa
charis@ŕŕa
hamil sabilah ny itu
RN
lanjut kk
Tulip's
Hai
Tulip's
hai
andi hastutty
Ngidam si xavier dan kayanya Luna niat jahat deh
andi hastutty
Ngidam makanya mau trus enak enak hehehhe
andi hastutty
Wah enaknya klo adem bgini
andi hastutty
Kerja kerja sabila hehehhe
andi hastutty
Sabila kayanya hamil hormonnya tinggi hehhehe
andi hastutty
Ah gombalan mu xavier 🤭😘
andi hastutty
Kasian Romi
andi hastutty
Smoga bisa meluluhkan lagi
andi hastutty
Betul tu Romi bibit pelakor
andi hastutty
Hahahha
andi hastutty
Karena tidak dikasih jatah makanya mandi malam malam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!