NovelToon NovelToon
Legenda Pedang (Mata Dewa)

Legenda Pedang (Mata Dewa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:27.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Ketika kelahirannya membawa petaka.
Ketika dirinya harus kehilangan kedua orang tuanya.
Ketika dirinya harus tinggal di kekaisaran Zhang untuk menutupi identitasnya.

Malam itu, puluhan orang datang menyergap rumahnya. Pertarungan pecah antara ayah dan ibu Lin Hao dengan orang-orang itu. Demi melindungi Lin Hao kecil, mereka rela sampai mengorbankan nyawa.

Lin Hao kecil memilih untuk melarikan diri. Naas dirinya tetap tertangkap. Namun siapa sangka, perkataan salah seorang dari orang yang menangkapnya itu membuat emosi Lin Hao tak terkontrol. Mata Dewanya bereaksi. Guncangan hebat tercipta. Orang-orang yang menangkapnya itu langsung kehilangan nyawa. Saat ini pedang pemberian ibunya juga menimbulkan reaksi dan memanggil sosok makhluk abadi.

Lantas apa yang terjadi dengan Lin Hao? Mampukah dia membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya?
Nantikan kisahnya di Legenda Pedang (Mata Dewa)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 7 ~ Bertarung Melawan Kun Lun

Kun Lun cukup tertegun saat melihat anak buahnya dibuat terkapar tak berdaya oleh Lin Hao. Akan tetapi yang membuatnya lebih tersentak adalah tidak ada aliran energi Qi saat anak itu melancarkan serangan tadi. Dia hanya mengandalkan kekuatan fisik tapi sampai bisa menghasilkan efek seperti tadi.

“Dasar tidak berguna!” Kun Lun menghardik anak buahnya tadi. Setelah itu dia memerintahkan tiga orang tersisa untuk menangkap dan menyiksa Lin Hao.

“Kali ini jangan kecewakan aku!”

“Baik, Boss!”

Tiga orang itu maju dengan lebih percaya diri. Mereka yakin Lin Hao bukanlah seorang kultivator, dia hanya manusia biasa yang mengandalkan kekuatan fisik tanpa energi Qi untuk bertarung. Dan tadi itu hanya beruntung saja sebab teman mereka yang bodoh.

Salah satu dari mereka melepaskan tinju telak, sangat kuat. Tapi itu hanya berhasil menyentuh udara. Gerakan gesit Lin Hao bahkan tidak bisa terbaca oleh mereka bertiga.

Ketiganya terus menyerang tanpa henti. Segala teknik bertarung yang mereka pelajari dikeluarkan semua. Tapi sejauh ini tidak ada yang berhasil menyentuh Lin Hao. Hingga mereka berakhir babak belur, dipukuli habis-habisan oleh Lin Hao. Ketiganya terlempar tepat dibawah kaki Kun Lun.

Lin Hao menepuk kedua tangannya, membersihkan debu setelah menyerang anak buah Kun Lun. “Hanya seorang dengan ranah Pembentukan Qi semata, bahkan aku masih bisa mengalahkan mereka dengan menutup mata sekalipun!”

Ucapan Lin Hao itu berhasil memancing Kun Lun. Bagaimana seorang kultivator direndahkan oleh seorang manusia biasa seperti anak itu? Apalagi usia mereka yang lebih tua beberapa tahun dari Lin Hao.

“Cih, kau begitu sombong, Bocah. Mari ku tunjukkan perbedaan antara kau dan aku!”

Kun Lun maju. Dia mengeluarkan pedangnya, tidak berniat bermain-main lama dengan Lin Hao. Lelaki itu menebas keras secara horizontal. Tebasannya sangat tajam, bahkan mampu menciptakan garis tanda belah angin.

Lin Hao menghindar dengan melompat mundur. Serangan susulan kembali datang, sangat tajam. Gerakan lawan pun lebih cepat dari sebelumnya. Lin Hao nyaris mendapat tebasan. Beruntung dia sudah terbiasa dalam situasi ini saat berlatih di dimensi jiwanya.

Setelah menghindari beberapa tebasan mematikan, Lin Hao memilih untuk mengambil jarak. Cukup susah untuk mendekati Kun Lun yang seperti tidak memiliki celah. Belum lagi gerakannya sangat cepat dan tajam. Salah langkah saja Lin Hao akan kehilangan bagian anggota tubuhnya.

“Bagus, Bocah. Kau cukup memiliki kemampuan. Namun bagaimana kau akan menahan seranganku yang satu ini!”

Tampak Kun Lun kembali maju dengan penuh percaya diri. Gerakannya mampu menciptakan bayangan tertinggal bagi mata manusia normal. Tapi, Lin Hao bahkan tidak terkecoh, lelaki itu bersiap menyambut Kun Lun dengan tangan kosong.

Kun Lun memainkan pedang dengan sangat lihai, menciptakan serangan mematikan namun tidak terdeteksi arah datangnya. Teknik dasar dari Teratai Awan, mengunci pikiran lawan ke satu titik, lalu menyerang ke arah titik lain. Lin Hao hampir saja terkecoh. Kalau aja instingnya tidak dipertajam saat berlatih dengan Lou Dou di dimensi jiwa, mungkin dia akan mati saat ini juga.

Setelah beberapa serangan berhasil dihindari dengan susah payah, Lin Hao akhirnya mendapatkan celah. Tinju yang telah dia siapkan sedari tadi diarahkan ke depan, sangat telak. Dan itu berhasil menyentuh dada Kun Lun dengan sangat mulus.

Tapi, hanya bunyi dentuman yang tercipta. Kun Lun bahkan masih ditempat dengan tanpa tergeser sedikitpun. Pemuda itu memasang senyum remeh.

Lin Hao mengernyit, tubuh Kun Lun dilapisi oleh tameng Qi yang membuatnya semakin kuat.

“Gawat!” gumam Lin Hao. Segera dia melompat mundur, tapi terlambat. Kun Lun telah lebih dulu melepaskan tinju telak yang membuatnya terdorong cukup jauh, beruntung Lin Hao masih sempat memposisikan dirinya sehingga mendarat dengan keadaan berdiri.

Lin Hao terbatuk-batuk, dadanya terasa sesak beberapa detik menerima pukulan itu. Jelas sekali pukulan itu mengandung energi Qi yang dipadatkan. Namun, dibanding dengan pukulan-pukulan yang dia terima dari Lou Dou, ini masihlah sangat kecil.

Sementara itu di sisi lain, Kun Lun cukup terkejut saat mendapati Lin Hao yang masih bisa berdiri setelah mendapatkan pukulan telak tadi. Dia yakin sekali pukulan itu seharusnya akan mampu membuat seorang Kultivator basis kultivasi ranah Pembentukan Qi terkapar tak berdaya. Dalam hati dia begitu mengakui kekuatan fisik Lin Hao ini yang tidak ada bedanya dengan seekor monster.

Kun Lun segera mengatur ekspresinya agar tidak terlihat lemah dimata Lin Hao. Dia kemudian mengeluarkan gaya bahasa khasnya. “Bagaimana, Bocah. Apakah belum cukup dengan serangan tadi. Atau kau masih ingin mendapatkan yang lebih dari itu?”

Lin Hao menyunggingkan senyum miring. “Bahkan gigitan nyamuk masihlah lebih terasa dibandingkan dengan pukulanmu tadi!”

Mendengar itu, Kun Lun merasa seperti disiram air panas disiang bolong, dia sangat tertampar. Menyesal sudah telah mengeluarkan kata-kata tadi.

“Dasar Sampah. Mari kuajari kau cara berkata yang benar!” Kun Lun maju dengan emosi yang meluap. Kali ini dia tidak lagi berniat menahan kekuatannya.

Sementara itu, Lin Hao menarik nafas dalam. Dia kemudian mengeluarkan pedang yang selama tiga tahun ini menjadi teman dalam pertarungannya bersama Lou Dou. Pedang pemberian dari ibunya yang dia namai dengan Pedang Mata Jiwa. Menyambut permainan pedang Kun Lun dengan pedang pula.

Bunyi dentingan pedang beradu cukup keras. Percikan bunga api beberapa kali terlihat saat dua pedang saling bergesekan. Kun Lun sebisa mungkin mempercepat gerakannya demi terlihat lebih unggul dari Lin Hao. Tapi sejauh ini, Lin Hao masih tetap bisa mengimbangi.

Kun Lun menggertakkan giginya, tak terima dirinya bisa diimbangi oleh seorang manusia biasa. Bahkan seluruh tubuhnya telah dilapisi oleh energi Qi yang seharusnya membuat kecepatan lelaki itu sepuluh kali lipat jauh lebih cepat dari Lin Hao. Tapi, apa ini? Kun Lun bahkan perlahan mulai dibuat terdesak oleh permainan pedang Lin Hao.

Sebenarnya bukan perkara kecepatan yang membuat Lin Hao unggul. Lelaki itu telah memahami dasar berpedang dengan sangat sempurna, sehingga setiap gerakan Kun Lun bisa dibaca dengan mudah. Apalagi Lin Hao melihat Kun Lun banyak menampilkan celah, sehingga mudah saja bagi lelaki itu untuk memberikan tebasan-tebasan mematikan yang membuat Kun Lun kewalahan menahannya.

Slash…

Sayatan dalam berhasil tercipta persis di lengan Kun Lun. Lelaki itu segera mengambil jarak, meringis perih, menatap tajam ke arah Lin Hao. Dia segera mengaliri lukanya dengan energi Qi guna menghentikan pendarahan. Kun Lun merasa sangat terhina, tatapannya berubah menjadi dendam yang teramat dalam terhadap Lin Hao.

“Aku tidak akan melepaskanmu. Lihat saja, kakakku akan membuatmu membayar penghinaan ini beribu kali lipat!” Setelah mengatakan itu, Kun Lun kemudian berlari, pergi menjauh meninggalkan anak buahnya yang tidak berguna. Selama ini tidak ada yang berani melukai dirinya, apalagi sampai meninggalkan sayatan dalam itu. Lin Hao adalah orang pertama yang berani melakukan itu. Tentu saja dia tidak akan melepaskannya begitu saja.

Sepeninggal Kun Lun, Jiu Ruo mendekati Lin Hao dengan antusias.

“Saudara Hao, kau sangat hebat. Bahkan bisa memaksa Kun Lun berwajah seperti tadi!” Jiu Ruo sangat puas melihat ekspresi menyedihkan dari seorang Kun Lun. Selama ini, pemuda itulah yang seringkali mengganggunya saat tengah mencari tanaman roh. Beberapa kali pula Jiu Ruo mendapat pukulan keras yang membuatnya pulang kadang dengan penuh luka lebam. Meskipun tadi itu hanyalah sayatan pada lengan yang diterima Kun Lun, tapi itu sudah lebih dari cukup baginya.

“Hanya orang kecil yang berlagak seperti besar. Dia pantas mendapatkan itu,” balas Lin Hao.

“Tapi Saudara Hao, aku khawatir kau akan dicari-cari oleh Kun Fan setelah ini. Lelaki yang menjadi saudara Kun Lun itu telah mencapai ranah Petarung tahap 7 diusianya yang ke delapan belas tahun. Dia tidak akan tinggal diam setelah melihat adiknya diperlukan seperti tadi.” Jiu Ruo mengingatkan Lin Hao akan satu hal yang juga merupakan masalah besar bagi lelaki itu.

“Kau tenang saja. Aku tidak akan mati hanya karena berurusan dengan Kun Fan itu!” ucap Lin Hao meyakinkan.

Meski sangat sulit, namun Jiu Ruo memilih untuk tetap percaya pada Lin Hao. Lagipula, fisik Lin Hao ini sangat aneh. Bahkan dia tidak akan percaya kalau usia Lin Hao baru menginjak sepuluh tahun kalau saja dia tidak bercerita dengannya. Meski demikian, dimata Jiu Ruo, Lin Hao ini memiliki usia sama dengannya, yaitu empat belas tahun.

1
Sofandsyah
Up..up...yg banyak thoor
Sarip Hidayat
waaah
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantull Thor
BaronMhk
semangat lin hao
Maz Tama
menarik alur cerita nya
Jimmy Avolution
up...up...up...
Jimmy Avolution
gaspol thor
Jimmy Avolution
gaskeun
Jimmy Avolution
lanjut
Jumadi 0707
kog pengangkatan murid lin haou gk dibahas tau tau diksh baju gk ada pengenalan gurunya siapa
Huang Albern
good
Sarip Hidayat
waah ujian yg sangat hebat
Jumadi 0707
enak jg mulainya Thor lanjuut
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
berman Lase 😎😎😎😎😎
mantulll boskuu
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!