Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMBALI BEKERJA
Romeo tak kuasa menahan haru saat pertama kalinya, dia menyentuh perut Rere. Perasaannya campur aduk, antara sedih dan senang.
Maaf, papa menghadirkanmu dengan cara yang salah. Tapi papa berjanji, akan menebus semua kesalahan itu.
"Terimakasih."
"Untuk?"
"Sudah mengijinkanku menyentuhnya."
"Tidak ada alasan buatku untuk melarangmu menyentuhnya."
Romeo melihat jam ditangannya. Tak ada waktu lagi, dia harus segera pergi, meski rasanya berat sekali untuk meninggalkan Rere. Sudah sesayang itukah dia dengan Rere?
"Rom, Romeo." Rere mengibas ngibaskan telapak tangannya didepan wajah Romeo yang bengong sambil menatapnya.
Romeo tersenyum lalu mengalihkan pandangannya kearah lain. Memalukan sekali apa yang barusan dia lakukan.
"Aku pasti akan merindukanmu Re."
"Jangan, rindu itu berat. Aku yakin barang bawaanmu saat pulang nanti sudah sangat berat, jadi jangan ditambah lagi dengan rindu. Aku takut kamu gak kuat." Ledek Rere sambil tertawa ringan.
Cantik sekali. Andai saja dia bisa melihat tawa Rere setiap hari, sayangnya wanita itu lebih sering menangis daripada tertawa.
"Bisakah kau terus tertawa seperti ini?"
"Yang ada aku dikira gila kalau ketawa terus."
Sekarang giliran Romeo yang tertawa. Tapi ini perkembangan bangus, Rere sudah mulai bisa bercanda, itu artinya, hari ini lebih baik daripada kemarin. Dan esok, semoga saja lebih baik lagi.
"Sudah pergilah, kau bisa terlambat. Kasian supir taksi yang sudah menunggu dari tadi." Rere membalikkan badan Romeo, mendorongnya pelan agar segera masuk kedalam taksi. Saat pintu akan ditutup, Rere buru buru menahannya.
"Ada apa?" tanya Romeo.
Rere tak menjawab, melainkan meraih tangan kanan Romeo lalu menciumnya. Jantung Romeo berdegup dua kali lebih cepat. Hanya punggung tangannya yang dicium, tapi darahnya terasa berdesir.
Rere melambaikan tangannya kearah taksi yang membawa Romeo pergi.
Aku akan berusaha untuk merindukanmu Meo. Dan mungkin, mulai detik ini, aku juga akan berusaha untuk mencintaimu. Tak peduli jika rasamu padaku hanya sebatas belas kasihan, aku akan tetap berusaha untuk mencintaimu. Akan aku balas semua kebaikanmu dengan cinta. Tuhan maha membolak balikkan hati, aku akan selalu menyebut namamu dalam doaku. Berharap Tuhan akan membalikkan hatiku padamu.
.
.
.
"Apa kau yakin akan bekerja hari ini?" tanya Jia saat mereka tengah sarapan.
"Cutiku sudah habis Mah, tak ada pilihan lain." Rere sebenarnya juga belum siap, tadi dia tak mau kehilangan pekerjaan. Meski dia memiliki suami, dia tak ingin menjadi beban bagi Romeo. Bagaimanapun, anak dalam kandungannya adalah tanggung jawabnya, bukan Romeo, karena Romeo bukan ayah kandungnya.
Hari ini pasti berat baginya. Semua orang pasti akan bertanya perihal kenapa pernikahannya batal. Dan tentang dia yang menikah dengan Romeo yang tidak lain adalah adik Haikal, pasti akan menyebabkan kontroversi. Entah apa yang ada dipikiran rekan rekan kerjanya nanti. Berat, tapi dia tetap harus melewatinya.
Rere turun dari ojek online dengan perasaan campur aduk. Belum pernah sebelumnya dia merasa segelisah ini saat hendak memasuki bank tempat dia bekerja.
"Bengong aja, masuk yuk." Ajak Natali, teman sekantor Rere. Rere mengangguk, lalu berjalan beriringan dengan Natali memasuki bank.
Dan benar apa yang ditakutkan Rere. Bagitu masuk kedalam, teman temannya menatapnya aneh. Bahkan ada yang terlihat bisik bisik dambil melihat kearahnya.
Gak boleh suudzon, bukan kamu yang mereka bicarakan.
Rere berusaha menghibur diri sendiri.
"Re, beneran kamu nikah sama adiknya Haikal?" Dita tak bisa menahan rasa penasarannya. Berita itu sudah santer terdengar, tapi dia belum yakin karena tak ada bukti apapun. Rere tak pernah mengungah foto pernikahannya di sosial media. Selain itu, tak ada satu temannyapun yang diundang. Mereka semua hanya mendapat pemberitahuan di wa jika pernikahan Rere dan Haikal dibatalkan tanpa alasan yang jelas.
Rere mengangguk, dia tak mau berbohong. Karena sekali berbohong, dia harus memikirkan kebohongan selanjutnya.
"Jadi gosip lo ketahuan selingkuh dengan adiknya Haikal itu bener?"
Rere meremat rok spannya. Dia tak tahu siapa yang menyebarkan gosip murahan itu.
"Itu tidak benar."
"Lalu, kenapa pernikahanmu dengan Haikal batal?" Dita mendadak menjelma menjadi wartawan dadakan. Dan yang bikin kesal, teman teman yang lain memusatkan perhatian padanya. Seolah mereka sangat ingin tahu jawaban apa yang keluar dari mulut Rere.
"Bubar bubar, udah waktunya kerja nih." Febbi kasihan melihat Rere yang tampak seperti seorang pesakitan yang sedang dihakimi.
"Paan sih Feb, masih kurang 5 menit lagi lah." Dita melihat jam tangannya. Lagian atasan mereka juga belum memanggil untuk breefing. Dia masih sangat kepo dengan pernikahan Rere.
"Gak usah ngurusin urusan orang. Kita kesini buat kerja, bukan untuk ngomongin orang apalagi mengulik tentang masalah pribadinya."
Dulu, tempat kerja ini terasa sangat nyaman, sudah seperti rumah kedua bagi Rere. Tapi sekarang, semua berubah. Entah mana yang benar benar teman atau hanya sekedar kenal. Mereka yang dulu dia anggap teman, seperti berlomba lomba untuk membuka aibnya. Sebegitu menyenangkankah melihat aib orang?
Setelah breefing, semua menuju tempat kerja masing masing. Rere sudah siap di konternya, dengan senyum lebar, siap melayani customernya.
Semua berjalan lancar diawal, tapi tiba tiba mual menyerangnya. Tak bisa ditahan lagi, terpaksa dia menutup konter dan lari ke toilet untuk mengeluarkan isi perut. Dan sialnya, tak hanya sekali mual itu menderanya. Setiap kali dia mencium aroma parfum yang sedikit menyengat, dia kembali mual. Tak pelak, Natali kesal karena antrian customer makin menumpuk karena Rere bolak balik ketoilet.
"Lain kali kalau sakit, gak usah kerja. Nyusahin yang lainnya aja." Sinis Natali saat Rere baru saja kembali dari toilet. Dia menghampiri Rere hanya untuk mengatakan itu lalu kembali ke konternya.
Rere benci sekali dengan keadaan ini. Gara gara janin gak jelas itu, pekerjaannya ikut berantakan. Kalau saja dia tidak berjanji pada Romeo untuk tidak menyakitinya, ingin sekali dia memukul perutnya saat ini.
Saat jam istirahat, Febbi yang kebetulan mendapatkan giliran bersama Rere, langsung menghampirinya.
"Kamu baik baik aja kan Re?"
Rere mengangguk meski dia tak baik baik saja. Tubuhnya terasa lemas dan pusing gara gara berkali kali muntah.
"Makan diluar yuk, aku bawa mobil," ajak Febbi.
Rere kembali mengangguk. Sepertinya dia memang butuh udara segar saat ini. Keduanya keluar dari bank dan langsung menuju tempat makan yang biasa mereka datangi dijam makan siang.
"Apa tiap hari, kamu ngalamin morning sickness?"
Rere yang sedang berdandar di sandaran kursi langsung menegakkan tubuhnya. Dia kaget, Febbi mengetahui kehamilannya.
"Aku tahu dari Gina."
"Oh...." Dia ingat kalau Haikal pernah mencari tahu tentang kejadian perkosaan itu pada Gina. Jadi dia tak heran jika Gina tahu.
"Apa Romeo memperlakukanmu dengan baik?" Febbi sangat ingin tahu. Dia merasa bersalah pada Rere. Bagaimanapun, dia ikut andil dalam masalah ini.
"Romeo." Rere jadi teringat pria itu. Apakah pria itu sudah sampai di Jepang? "Ya, dia memperlalukanku dengan sangat baik. Juga pada janin yang ada diperutku. Aku sampai enak, merasa tak pantas diperlakukan seperti itu."
"Kamu pantas mendapatkan itu Re. Dan Romeo, memang sudah seharusnya dia melakukan itu."
"Apa maksudmu?" Rere mengernyit bingung. Kenapa Romeo harus melakukan itu?
Febbi mendesis pelan. Bisa bisanya dia hampir keceplosan.
mboke dikit2 blg titip suamiku
bhkn lbh menjgkelkan lagi mboke titip2 suamiku ke aku. geleng2 aku... 😂😂😂😂dmn2 tuh pihak perempuan titip ke pihak laki2... ini kebalik