Tersisih Dari Nagari Minang

***

sudah tiga hari berlalu semenjak miko melamar pekerjaan di beberapa perusahaan dan bekerja sebagai penjaga parkir. namun hingga saat ini, belum ada satupun panggilan dari berbagai perusahaan yang ia lamar. iapun murung dan mengeluh ternyata mencari pekerjaan di tempat lain sangatlah sulit.berbeda ketika ia di desa ditempat ini ia bahkan harus lebih berhemat lagi akan kebutuhannya karena upah menjadi penjaga parkir tidaklah seberapa.

Malam itu tepat dimana miko sedang bekerja, sebuah mobil mewah bermerek Bentley GT Continental memarkirkan mobilnya tepat di lokasi area parkir yang dijaga oleh miko. sepintas miko berpikir akan mendapatkan uang tip lebih mengingat mobil ini adalah mobil yang mewah dan tentunya dikendarai oleh segelintir orang kaya. iapun segera mendekati mobil tersebut sambil tersenyum membayangkan akan diberi uang tip.

Ketika pintu mobil terbuka, betapa terkejutnya miko melihat orang yang keluar dari kemudi mobil adalah pak Maurice. orang yang pernah ia tolong beberapa waktu lalu. pak Maurice menyapa miko sembari keluar dari mobil dan juga mengenalkan istrinya yang terbilang masih muda dan anggun. setelah berbicara beberapa waktu, pak Maurice dan istrinya pergi memasuki swalayan untuk membeli beberapa barang.

Pupus sudah harapan miko untuk mendapatkan uang tip lebih. ia tak akan mungkin memintanya kepada pak Maurice karena bagaimanapun ia tak enak hati dengan beliau. iapun kembali ke pos jaganya dan menunggu seseorang keluar untuk mengambil kendaraan yang mereka parkirkan di area jada miko. sembari menyeruput kopi panas, ponselnya berbunyi dan terlihat notif pesan dari elya berupa foto. dengan rasa penasaran oleh apa yang elya kirimkan, miko membuka pesan itu.

Seketika senyuman terpampang di wajah miko. bagaimana tidak, foto itu adalah foto sebuah pajangan sebuah gaun dan baju adat yang berada di dinding kamarnya elya. sontak membuat hati kecil miko terharu melihatnya. namun, tiba-tiba gelang yang ia gunakan tampaknya bereaksi ketika miko melihat cincin yang dulu hendak digunakan untuk melamar elya. ukiran kerambit pada gelang miko mulai bercahaya dan spontan miko memasuki alam bawah sadar yang hening tanpa siapapun.

"dimana aku?... " tanya miko.

Iapun berjalan lurus sambil melihat sekelilingnya yang hanya berlatar putih. tiba-tiba sebuah suara datang dari arah belakang miko.

"sudah saatnya bagi dirimu mengetahui siapa sebenarnya identitasmu... " ucap seseorang yang berwujud setengah harimau.

"siapa kamu??? dan apa maksud dari identitasku yang sebenarnya??? " ucap miko dengan penasaran.

"kamu akan mengetahuinya nanti apa maksud dari identitas yang sesungguhnya... waktuku untuk menemanimu hanya sampai disini. kedepannya, hadapilah dengan gagah dan berani. ingatlah untuk selalu menggunakan kekuatan dalam hal kebajikan. jangan biarkan dirimu terjebak dalam lingkaran nafsu... ah benar juga. melihat wajahmu yang sekarang, membuatku melihat diriku yang dahulu. sudah saatnya aku pergi... melihatmu yang sudah beranjak dewasa adalah hal yang sangat membahagiakan bagi diriku... kuserahkan semuanya kepada dirimu. aku yakin kamu pasti bisa melakukannya... dan yang paling penting adalah, sampaikan salam rinduku kepada ibumu. wahai anakku... "

Kalimat terakhir yang terucap membuat hati miko bergetar tak kuasa menahan segala perasaannya. sambil mengelus kepala miko, wujud manusia harimau itu berubah menjadi seorang manusia yang begitu miko hafal bentuk wajahnya. ya! dia adalah ayahnya miko..

Belum sempat berkata, bayangan ayah miko mulai memudar dan perlahan menghilang. seketika itu juga miko kembali dari alam bawah sadar nya. bagaikan sebuah mimpi namun cukup membuat hati miko melepaskan rindu terhadap ayahnya.

"ayahh..... akan kuingat selalu pesan dirimu kepadaku... apapun yang terjadi, aku tidak akan menyerah untuk kedepannya..." gumam miko dalam hati.

***

Beberapa waktu kemudian, pak Maurice dan istrinya keluar dari swalayan menuju mobilnya. miko yang melihat hal itu langsung sigap membantu membawakan barang belanjaan hingga kedalam mobi pak Maurice. setelah berterima kasih dan pergi, pak Maurice memberikan amplop berisi uang yang tentu nominalnya bukan lagi dianggap sebagai uang tip. miko sempat menolaknya, namun karena pak Maurice gigih untuk memberikan uang itu kepada miko, dengan terpaksa miko menerimanya sambil berterima kasih kepada pak Maurice.

Ketika mobil pak Maurice menghilang dari pandangan miko, ia langsung bersujud syukur atas rezeki yang ia dapat hari ini. iapun sangat senang karena tepat keesokan hari ia bisa membayar sewa kontrakan nya untuk beberapa bulan kedepan. miko tidak menaruh rasa curiga sedikitpun terhadap pak Maurice. menurutnya, beliau adalah orang kaya yang dermawan berbeda jauh dengan kebanyakan orang kaya yang miko temui. miko akhirnya selesai bekerja pada tengah malam dan kembali ke kontrakan nya.

Pada saat yang bersamaan, pak Maurice yang sedang mengendarai mobil Bentley nya menelpon seseorang.

"aku ingin kamu mengikuti arah anak itu, aku harus memastikan sesuatu. pastikan sebisa mungkin dia mendapatkan kehidupan yang baik di kota ini. dan aku minta untuk mengecek apakah ia pernah melamar pekerjaan ditempat kita... "

"baik pak! "

Telpon ditutup dengan penuh misteri.dengan intuisi nya yang tajam, pak Maurice tidak pernah salah dalam mengenal seseorang. tampaknya pak Maurice dan miko memiliki suatu ikatan kuat yang terjalin diantara keduanya.

Miko yang kini telah berada di kontrakannya sedang asyik menyantap makan malam sambil menonton sebuah anime kesukaannya. walau telah beranjak dewasa, hobi akan sesuatu adalah hal yang paling lumrah bagi setiap orang termasuk miko. namun ditengah asyiknya menonton, ia merasakan hawa seseorang yang mengintainya. awalnya miko hendak berniat untuk menangkapnya, namun ia mengurungkan niat itu karena si pengintai tidak memiliki hawa pembunuh. miko membiarkan stalker itu mengintainya dan pura-pura tidak mengetahui keberadaan nya.

keesokan paginya, miko keluar dari kontrakan menuju mini market untuk membeli beberapa makanan. yang bikin mood miko menjadi buruk adalah stalker itu masih saja membuntutinya kemanapun ia pergi. ketika miko sampai didepan pintu kontrakan, iapun merasa jengkel karena terus-menerus diikuti.

"Keluarlah!! aku tahu kamu sedang mengamati ku... " ucap miko dengan nada jengkel.

Mendengar perkataan miko, stalker pun tak bisa lagi menyembunyikan dirinya dan langsung keluar dari sebalik tembok berjalan menuju hadapan miko. miko yang merasa jengkel seketika menanyakan maksud dari stalker yang selalu membuntuti dirinya. namun, saat hendak ingin menjelaskan tiba-tiba ponsel stalker berbunyi. "ya" "baiklah" hanya dua kalimat itu yang diucapkan setelah telpon ditutup.

"maaf mengganggu kenyamanan tuan muda. mohon maaf saya harus pergi karena ada hal penting yang harus saya lakukan... " ucap stalker itu yang kemudian dengan cepat berlari menghilang dari pandangan miko.

"heeeiii... setidaknya ucapkan salam dulu ketika kau pergiiii!! " teriak miko.

Akhirnya tidak ada lagi yang membuntuti miko sekarang.iapun akhirnya bisa beristirahat dengan tenang...

***

Malam itu, terlihat stalker berhadapan dengan pria yang tidak lain adalah pak Maurice. ia melaporkan semua hal yang ia lihat selama beberapa hari yang lalu saat mengamati miko.pak Maurice memberikan sebuah dokumen kepada stalker untuk diberikan kepada miko esok hari. terlihat senyum di wajah pak Maurice melihat salah satu dokumen berisi data lamaran miko lalu kemudian iapun melanjutkan pekerjaannya.

Keesokan paginya, terlihat miko sedang duduk diteras membolak-balikan kertas koran mencari halaman yang memuat lowongan pekerjaan lain. sambil ditemani secangkir kopi ia sangat fokus pada tiap lembaran koran. tindakannya baru berhenti ketika stalker yang digelar miko datang dengan pakaian rapi menghampiri sambil mengucap salam.

"waalaikumsalam... apa lagi masalahmu pagi ini??.. belum puas juga membuntuti ku kemarin? " tanya miko sedikit jengkel.

Stalker itu menggelengkan kepalanya lalu memberikan dokumen kepada miko.

"namaku willy... mohon maaf atas apa yang telah aku lakukan selama beberapa hari yang lalu... ini adalah dokumen penerimaan karyawan di perusahaan kami bernama Laurens group Corporation. beberapa waktu lalu anda telah mengirim lamaran pekerjaan di perusahaan kami... " ucap stalker itu yang bernama willy.

"apa pekerjaan menguntit diriku juga termasuk bagian dari pekerjaan perusahaan?? " ucap miko.

"mohon maaf soal itu anda bisa langsung menanyakannya kepada ketua direktur pada interview besok pagi. sekarang saya sudah menyelesaikan tugas saya... dan tolong panggil saya dengan nama saja jangan diberi gelar lain. saya pamit dulu, assalamu'alaikum".

"waalaikumsalam... Laurens group Corporation ya?. "

Miko mencoba mengingat kembali saat ia mengunjungi beberapa perusahaan untuk memberikan surat lamaran nya. setelah dibaca mengenai dokumen yang diberikan oleh willy, iapun bersyukur bisa bekerja ditempat yang terbilang cukup layak dan tetap pastinya. Namun, terlintas di benak miko pekerjaan seperti apa yang akan dia dapatkan di perusahaan itu nanti.

setelah memperhatikan dokumen itu, ada sebuah logo yang tidak asing di ingatannya. sepertinya logo itu pernah ia lihat dirumah miko tepat di mesin jahit sang ibu. apakah hanya halusinasi saja atau mungkin produk itu merupakan hasil produksi perusahaan. namun aneh pikir miko. di dokumen ini tertulis kalau perusahaan hanya bergerak dibidang saham dan investasi. apa mungkin ada cabang lain?.

Dimalam harinya miko kembali seperti biasa bekerja sebagai penjaga parkir.sesaat sebelum pulang ia menemui teman-teman nya karena mungkin malam ini adalah malam terakhir kalinya ia bekerja mengingat besok ia akan interview di perusahaan besar.

"LGC!!!... apa benar-benar kau akan interview di perusahaan nomor satu di kota ini??... aaaahhh aku sangat iri dengan keberuntunganmu. kalau begitu mari kita rayakan bersama malam ini sebagai tanda awal dari pekerjaan barumu sekaligus perpisahan antara teman partner kerja. "ucap ferdy dengan senangnya.

merekapun menghabiskan waktu dengan merayakannya sambil tertawa ria bersama.meski terbilang hanya dapat merayakan hal itu dengan camilan dari swalayan, setidaknya mereka sangat mensyukuri apa yang sudah ada. yang terpenting ikatan persahabatan dan berbagi satu sama lain merupakan kebahagiaan yang cukup memuaskan.

sesaat miko pulang dan hendak membuka pintu kontrakannya, entah kenapa gelang yang miko pakai mengeluarkan cahaya biru di setiap ukirannya. ia bingung karena tidak tau apa yang membuat gelang itu mengeluarkan cahaya. miko segera masuk bergegas ke kamarnya agar tidak ada orang lain yang melihat kejadian itu.

Cahaya itu semakin lama semakin terang saat miko memasuki kamarnya.yang lebih mengejutkan lagi logo pada dokumen perusahaan LGC seketika merespon gelangnya dan dengan menghilang saat bergerak sendiri mengarah ke arah gelang miko. tak lama semuanya kembali normal. miko hanya ter bengong sendiri tanpa sepatah kata.

"ayolah!!.... apa yang sebenarnya terjadi disini. apakah ini mimpi?... semua diluar akal sehat ku... kalau begini terus aku tidak bisa hidup dengan tenang.... " ocehnya.

Semua hal yang terjadi semenjak ia menginjakkan kaki di kota ini diluar akal sehatnya.

"cepat atau lambat kamu akan segera mengetahui siapa identitas dirimu... "

miko teringat kata-kata yang diucap oleh almarhum ayah yang bertemu dengannya di alam bawah sadar. ia mencoba mencerna apa maksud dari kalimat tersebut. mungkinkah ada kaitannya dengan perusahaan LGC?. dan siapa identitas asli diri miko yang sesungguhnya?... segudang pertanyaan menghantui otak miko sampai-sampai ia tak bisa tidur dengan nyenyak. sebisa mungkin ia harus secepatnya menemukan jawaban tersebut agar kehidupannya kembali normal...