NovelToon NovelToon
Soulmate

Soulmate

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: sJuliasih

Saling suka, nyatain perasaan, terus pacaran?! Nyatanya nggak semudah itu.

Buktinya aja Freya, si anak beasiswa. Dan Tara, sang ketos si anak donatur. Mereka cinlok, sama-sama suka, tapi terpaksa harus back street .

Alasannya klasik dan klise. Bokap Tara nggak setuju kalo anaknya itu pacaran, terlebih sama Freya yang beda kasta dengan keluarga mereka.

Hingga Tara pun harus kuliah ke luar negeri dan putus komunikasi sepihak dengan Freya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sJuliasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Tanpa menemukan jalan tengah dari kesalah pahaman mereka, terpaksa Tara harus meninggalkan Freya seorang diri di lab kimia yang sesak di penuhi debu. Bukan tanpa alasan. Suara pak Wira yang menggema beberapa kali karna menyuruhnya hadir di ruangan kepala, membuat Tara bergegas keluar dari ruangan tersebut.

Meski begitu, Freya tak menyalahkan Tara. Keadaan lah yang memang mendesak sang ketua osis untuk segera mengakhiri pertemuan singkat mereka.

Freya pun keluar dari lab kimia yang hampir terbengkalai itu. Lalu dia kembali menemui Hana yang masih berada di lapangan basket.

"Are you okay, Frey?" tanya Hana saat melihat raut wajah sahabatnya yang lesu dan tak bergairah.

Sembari mengangguk, Freya mengambil posisi duduk tepat di samping Hana.

"Lo sama Tara ada masalah apa lagi?" timpal Hana.

"Cuma salah paham doang kok, Han. Tara kira, gue sama Kenzo lagi deket cuma karna kita ngebahas motor gue yang mogok semalem." jawab Freya di iringi helaan nafasnya yang berat.

"Emangnya nggak lo jelasin kejadian yang sebenarnya kayak gimana?"

"Udah Han. Tapi Tara tetep aja salah paham sama gue. Dan bisa-bisanya dia malah bilang kalo gue ngasih ruang ke Kenzo biar Kenzo bisa deket sama gue."

"Gue rasa, lebih baik lo sama Tara jadian aja deh. Ya supaya kedepannya nggak terjadi lagi hal-hal yang kayak barusan ini." ujar Hana memberi masukan.

Freya terdiam sejenak. Merenungi ucapan Hana yang ada benarnya. Sesaat setelah itu dia kembali berkata "Tapi Han, lo sendiri tau kan gimana bokapnya Tara. Tara itu nggak di izinin pacaran sampe dia lulus kuliah. Bisa lo bayangin dong gimana reaksi bokapnya kalo tau Tara pacaran di sekolah dan cewek yang dia pacari itu gue!"

Mengerti bahwa Freya tengah berperang dengan perasaan dan juga keadaan yang menyulitkannya, Hana sebagai salah satu orang terdekat Freya pun seketika mengusap punggung sahabatnya itu dengan lembut. Hana ingin Freya tetap tangguh, sebagaimana Freya yang dia kenal selama hampir 3 tahun ini.

"Menurut gue, dari pada lo capek dan jenuh mikirin soal hubungan lo sama Tara yang belum ada kejelasan, mending lo ambil sisi positifnya aja Frey. Lo bisa manfaatin status jomblo lo ini untuk fokus ngedapetin beasiswa masuk universitas negeri impian lo." saran Hana lagi.

Freya mengangguk. "Tumben banget nih omongan lo bijak dan masuk akal." ejeknya sembari tersenyum tipis.

"Baru nyadar lo kalo gue bijak." Hana pun turut tertawa. "Oiya Frey, waktu lo pergi tadi, Risa nge dm gue. Katanya dia lagi di perpus. Ke sana yuk, lagian gue juga boring di sini." ajak Hana dengan bersemangat.

Usai mengiyakan ajakan Hana, keduanya pun berlalu dari lapangan basket. Sembari bergandengan, mereka melangkah pelan menuju ke perpustakaan.

Setibanya di sana, Freya dan Hana bersamaan mengedarkan pandangan guna mencari keberadaan Risa. Tepat di sudut perpustakaan dekat jendela, Risa tengah mengacungkan tangan, memberi isyarat kepada kedua sahabatnya untuk mendatangi tempat duduknya.

"Andre mana Ris?" tanya Freya seraya menarik salah satu kursi kosong di sebelah Risa.

"Ke uks dia sama Zoya." jawab Risa singkat.

"Aneh bener tuh bocah. Semalem waktu Freya yang ngajak dia nggak mau. Giliran si kedelai yang nemenin, dia oke-oke aja. Emang dasar ganjen ya si Andre!" pekik Hana, entah kenapa dia tiba-tiba kesal mendengar sahabat yang di sukainya bersama gadis lain.

"Kalo kedelai mah soya, Han. Bukan Zoya!" terang Freya.

"Emang udah ganti ya Frey?" Hana memasang wajah polos.

"Otak lo tuh yang mesti di ganti." sindir Risa sembari terkekeh.

Sudah kesal dengan Andre, kini di tambah lagi dengan ucapan Risa yang membuat Hana semakin memberengut.

"Jahat banget emang lo Ris. Minimal lo menghibur Hana yang lagi cemburu, bukan malah ngatain kayak gitu." ujar Freya yang padahal pun ikut tertawa meski tak sekeras suara tawa Risa.

"Siapa juga yang cemburu!" elak Hana dengan nada tinggi.

"Ya elo lah. Masak gue! Iya kali gue suka sama Andre." sambung Risa.

Hana seketika menunduk, menyembunyikan raut wajahnya yang malu. Meski tak pernah memberi tahu kepada Freya dan Risa tentang rasa sukanya terhadap Andre, namun kedua sahabatnya yang peka itu bisa menafsirkan dengan jelas isi hatinya.

"Jangan bilang sama Andre ya kalo gue....."

"Kalo lo apa?" potong Andre yang ternyata sudah berdiri di dekat meja mereka.

Seketika bola mata Hana membulat, dia benar-benar tersentak dengan kehadiran Andre yang tiba-tiba dan tanpa di duga.

"Hana itu khawatir sama lo Ndre." Freya mewakilkan Hana yang tak mampu berucap.

"Gue udah nggak papa kok guys. Apalagi udah kena sentuhan Zoya. Langsung sembuh semua luka-luka gue." seru Andre bercerita dengan menggebu.

Di balik sembuhnya luka Andre, ada luka baru yang menganga di hati Hana. Gadis itu langsung terdiam usai Andre memaparkan rasa suka citanya bertemu dengan Zoya. Sementara Freya dan Risa meraba iba melihat Hana yang harus menyimpan dalam-dalam perasaannya yang terlanjur menyayangi Andre.

Tak mungkin bagi Hana menghancurkan persahabatan mereka hanya karna rasa yang di milikinya. Meski hasrat Hana berkali-kali mendesaknya untuk segera memiliki Andre, dia tidak egois dan tetap mementingkan hubungan yang hanya sebatas sahabat itu.

"Frey, gue balik ke kelas dulu ya." kata Hana, yang langsung bangkit dari duduknya. Tanpa menunggu respon dari ketiga sahabatnya, gadis itu segera berlalu.

"Lo sih Ndre. Ngapain juga lo ngebahas soal Zoya di depan Hana." tukas Risa.

Andre mengernyit. "Emangnya salah ya?" tanyanya bingung.

"Lo itu nggak peka apa gimana sih? Lo sadar nggak, kalo Hana itu....."

"Suka sama gue?!" pungkas Andre.

"Nah itu lo tau. Terus kenapa lo pura-pura nggak ngeh?" sekak Freya.

"Masalahnya nih Frey, gue menganggap Hana sama kayak lo berdua. Cuma sahabat. Nggak lebih. Gue nggak bisa menjalin hubungan sama sahabat gue sendiri. Gue nggak mau persahabatan kita renggang." imbuh Andre.

"Jadi lo beneran nih nggak ada feeling apapun sama Hana?" kembali Freya mengajukan tanya.

Andre terdiam sejenak. "Kalo suka sih.... sebenarnya ada... cuma...".

"Kalo suka mah suka aja. Nggak usah nyari alasan segala." Risa menimpali.

Karna canggung, Andre pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Tapi kan...."

"Gas kan Ndre. Apalagi!" seru Freya

"Ck... ngaca Frey. Hubungan lo sama Tara aja kagak jelas, pake acara mau jadi mak comblang lagi lo." Andre menyindir dan berhasil membungkam Freya seketika.

Kembali Risa terkekeh, sekali ini dia tampak sangat puas menertawai sahabatnya. Usai mendapat sindiran pedas nan 'nyelekit', Freya pun akhirnya memutuskan menyusul Hana ke kelas mereka.

***

Ada perasaan bersalah yang memenuhi hati Andre, baik terhadap Hana maupun Freya. Begitu bel pulang berbunyi nyaring, Andre pun segera keluar dari kelas dan berlari menuju ke kelas sahabatnya. Dia bahkan melupakan Risa yang masih sibuk merapikan beberapa buku dan alat tulis.

"Hai guys, pulang bareng yuk." ajak Andre begitu dia berdiri di depan meja Freya dan Hana.

"Kenapa nggak bareng Zoya aja lo!" Hana langsung memberi ulti.

"Pengen sih gue bareng Zoya, tapi gue nggak enak sama lo." Andre menyengir lebar.

"Emang dasar ya lo Ndre!" dengan buku yang masih di pegangnya, Freya pun mendaratkan benda itu tepat di lengan Andre.

"Ampun Frey. Gue cuma bercanda." segera Andre menghindar agar tak mendapat amukan dari Freya lagi.

"Sekali lagi lo ngebahas Zoya di depan kita bertiga, bakalan gue coret nama lo dari ktp." ancam Freya.

"Ktp?!" Alis Andre tampak mengerut.

"Iya ktp. Kartu tanda persahabatan." sambung Freya.

Andre seketika terbahak. "Ada-ada aja ya emang calon menantunya pak Baskara. Eh, tapi wait... nggak calon sih. Soalnya kan nggak di restui." sindirnya lagi.

Tatapan mata Freya berubah tajam dan dia langsung mengarahkannya kepada Andre.

"Udah Frey. Nggak usah lo respon. Mending kita pulang aja yuk." ujar Hana sembari menarik lengan Freya.

"Tunggu gue guys." Andre pun mempercepat langkahnya dan menyusul kedua sahabatnya.

Bukan Andre memang jika tidak usil dengan ketiga sahabatnya. Meski ucapannya sering kali menyinggung perasaan, meski sikapnya terkadang membuat kesal, namun Andre selalu menjadi garda terdepan bagi ketiga sahabatnya itu. Terlebih jika ada yang menyakiti salah satu diantara ketiganya. Pasti Andre lah orang pertama yang akan turun tangan dan melindungi para gadis itu.

***

1
korokoro
kaget banget Tara, jangan nakal main cubit pipi aja/Scowl/
Julia H: namanya juga modus kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!