Tersisih Dari Nagari Minang

Tersisih Dari Nagari Minang

Chapter 1 : Surau tua pinggiran desa

Bukittinggi 12 Januari 2019

Pagi yang cerah disebalik perbukitan tampak sebuah desa kecil yang masih sangat terasa ada istiadat nya. terlihat dari rumah-rumah yang setiap atapnya berbentuk seperti tanduk kerbau. suasana pagi yang cerah itu dihiasi dengan pemandangan sawah yang membentang hijau.suara aliran air sungai kecil nan jernih menambah keasrian dari desa tersebut.sungguh indah ciptaan Tuhan yang meberikan berkah bagi seluruh makhluk hidup yang berada di dalamnya.

Ditengah-tengah sawah terdapat sebuah pondok kecil yang sedikit reyot dan bagian belakangnya tampak rapuh ditelan masa. seorang pemuda duduk ditengah tangga pondok tersebut yang sedang melamun sambil memegangi alat penghalau burung yang memakan padinya.ya, dialah Miko.ia tengah menjaga sawahnya dari burung sambil memikirkan berbagai hala yang akan dilakukannya sepulang dari sawah.

"Miko! ".

Terdengar suara memanggil namanya dari kejauhan. sorot mata Miko kini tertuju pada seorang perempuan yang mengenakan kebaya adat perlahan mendekat sambil membawa rantang ditangan kanannya. dengan sangat hati-hati perempuan itu meniti jembatan bambu aliran sungai kecil yang menjadi pembatas pondok dengan sawah miko. sambil menatap miko perempuan itu memberi rantang yang ia bawa.

"tadi amakmu berpesan jo ambo mintak tolong untuak mambagikan rantang bekalmu yang alah dibuat jo amak. ini.. " kata gadis itu sembari tersenyum.

Sambil menyambut rantang miko pun membalas senyuman tersebut.

"terimakasih Elya alah repot-repot mambaok rantang dari amak ambo. kalo baitu bagaimano kalau kito makan basamo je lah" sambil membuka isi rantang dan mengajak Gadis bernama Elya makan bersama duduk dibawah pondoknya.

mereka berdua makan sambil berbagi cerita seolah-olah sedang kencan. Elya adalah teman sedari kecil Miko yang kini sama-sama sudah beranjak dewasa. namun berbeda drngan Miko, Elya adalah anak yang terlahir serba ada dan terkesan lebih. namun meski begitu ia tidaklah menghiraukan perbedaan status maupun kehidupannya dengan Miko. tampak dari raut wajahnya yang tersenyum merona ia sangat menyukai Miko. Elya Pernah mengutarakan perasaan cintanya kepada Miko namun ditolak karena dianggap tidak cocok lantaran perbedaan statusnya yang sangat tinggi. yah, meskipun Miko juga punya perasaan untuk Elya namun seharus dini ia menguburnya. sungguh pemuda yang pesimis...

"apakah malam ini Miko pai ka surau? " tanya Elya.

"yah, insyaallah ambo pai ka surau sebelum adzan maghrib. " jawabnya.

"hhmmm kalau coitu baa indak pai basamo Elya jo nanti? "

"hahaha kalau ambo jalan basamo nanti banyak pulo urang bapikia nan buruak tentang kito baduo. lagian amak Miko pai juo nanti ka surau. jadi Maaf yo Miko indak bisa temani Elya ka surau. " sambil tertawa sembari mengusap kepala Elya.

mau tidak mau elya hanya bisa mengeluh dan merajuk kepada Miko. pada akhirnya Elya pun berpamitan untuk pulang dan mikopun melanjutkan pekerjaannya menghalau burung sambil melintasi tepian sawahnya.namun didalam hati Elya tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hati Miko.

***

Tidak terasa hari sudah semakin sore. sebelum menyelesaikan pekerjaannya, Miko membersihkan dirinya di sungai belakang pondok lalu pulang menuju rumah yang jaraknya lumayan jauh dari sawah sambil membawa rantang kosong yang diberikan Elya tadi siang. ditengah jalan beberapa kalangan dari orang tua maupun anak-anak menyapa Miko dengan ramah dan dibalas oleh Miko dengan sopan dan tersenyum. tampak warga desa mengenal sosok pemuda itu dan anak-anak yang menyapanya sangat senang dengan keberadaan nya. tak heran jika Elya terpikat oleh sosok pemuda tersebut.

tampak sebuah rumah panggung yang kecil dengan ciri khas atapnya yang berbentuk seperti tanduk kerbau. ya! inilah yang Miko sebut dengan rumah.

"assalamu'alaikum... maak Miko pulang" ucapnya sembari memasuki rumahnya.

mendengar suara Miko, Seorang wanita separuh baya keluar dari kamar dengan mengenakan mukenanya berjalan menghampiri Miko. itu adalah ibunya Rani, Amak Miko.

"wa'alaikumsalam... alhamdulillah anak amak alah pulang. siap-siap lah nak. mari kito pai ka surau basamo dan letak sajo rantang tuh di balakang yo nak." ucap Amak.

"iyo mak.. yo sudah Miko basiap dulu yo. amak tunggu dibawah sajo. " jawab miko.

Amak mengiyakan jawaban Miko dan pergi kembali kedalam kamarnya mengambil sajadah dan tasbih. Miko pun mandi lalu bergegas mengenakan baju muslim dan peci hitamnya yang sedikit usang. lalu kemudian iapun turun kebawah menggandeng tangan ibunya pergi menuju Surau di pinggiran desa. Miko sangat menyayangi ibunya dan merawat ia dengan sangat baik. setelah kepergian ayahnya yang tiga tahun telah berlalu, kini Miko lah yang menjadi tulang punggung keluarga. tanpa mengenal lelah ia ikhlas dan menjalaninya dengan sepenuh hati...

Adzan Maghrib pun telah selesai dikumandangkan. semua orang melaksanakan sholat Maghrib berjamaah disurau tak luput juga dengan Miko. setelah usai melaksanakan sholat anak-anak ramai menghadap Miko sambil membawa al-qur'an. mereka meminta Miko untuk mengajari mereka dengan sangat semangat. Dengan senang hati Miko mengajari mereka secara bergantian. entah karena saking semangatnya Miko pun tidak tahu kalau ibunya pulang lebih dulu kerumah. terlihat Elya yang membantu Miko mengajari anak-anak perempuan juga di sebalik tirai pembatas saf antara laki-laki dan perempuan. Malam itupun diringi dengan riuh belajr mengaji.

***

ketika berada di luar surau ketika hendak pulang, Miko bertemu dengan Elya yang ber pas-pasan ketika keluar suarau.

"pai sendiri jo Elya? " tanya Miko.

"iyo da... aih, bukannyo tadi Elya caliak Miko pai jo amak ka surau, kama nyo da? " ucap Elya kembali bertanya. (da\=uda yang berarti abang).

"hehehe amak pai pulang lebih dahulu tadi keceknyo handak menyelesaikan jahitan bajunyo dirumah. " ucap Miko sambil terkekeh menggaruk kepalanya.

Elya pun tertawa kecil sembari menggelengkan kepalanya.mereka akhirnya pulang bersama karena jalan yang mereka tempuh searah hanya yang membedakannya adalah jarak. pemandang malam itu sangatlah indah dengan dihiasi lampu jalanan dan beberapa rumah disekitarnya terang oleh cahaya lampu yang menyala.tanpa mereka sadari ada beberapa pasang mata yang melirik dari kejauhan dibalik sisi gelapnya malam...

Miko mengantar Elya hingga dipersimpangan jalan karena mereka sudah berbeda jalur. ia melanjutkan perjalanannya sambil sesekali teringat wajah Elya yang sangat cantik ketika tersenyum setelah berbicara dengannya. hasrat hati ingin sekali mengutarakan perasaan yang sama terhadap elya. namun apalah daya, Miko tak mampu untuk mengungkapkan rasa cinta itu. dalam hatinya, miko selalu bertanya-tanya apakah ia pantas untuk mendapatkan cinta daru Elya??. dan cerita hari itupun usai dengan penuh pertanyaan kalau apakah Elya bisa menjadi sang kekasih yang miko impikan. terlebih lagi Elya adalah sosok bunga desa yang bukan hanya Miko seorang menyukai Elya...

***

Di balik sebuah tembok rumah yang gelap dan tertutup dari sinar rembulan,tampak siluet seseorang berjalan pergi dengan cepat seolah-olah dia sedang menahan amarahnya. entah siapa tapi yang jelas ia sangatlah tidak ramah...

Terpopuler

Comments

nina_alyno

nina_alyno

semangat buat novel Nya kak udah aku follow ya semoga di follback

2024-06-04

6

ATAKOTA_

ATAKOTA_

wah keren bgt 😊 kampung halaman ku terimakasih ya

2024-06-14

3

Protocetus

Protocetus

Mampir ya ke novelku Mercenary of Dorado

2024-06-17

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!