My Wife My Enemy

Semua tamu pun berkumpul mengelilingi Bayu yang tengah berdiri di depan nasi tumpeng nya.

"Untuk semua tamu undangan yang sudah berkenan hadir, terimakasih atas waktunya. Di ulang tahun saya yang ke 25 ini, semoga diberikan selalu kesehatan dan panjang umur, dan juga dimudahkan jalan saya untuk sukses. Amin !" ucap Bayu dan semua orang yang ada disana pun mengamini nya.

Bayu mengambil ujung dari tumpeng itu dan memberikannya kepada Papa serta mama nya.

Semua pun sontak bertepuk tangan. Bayu juga mengambilkan nasi kuning itu untuk adik tercintanya, yaitu Dara.

Lagi-lagi semua bertepuk tangan. Kemudian Bayu mengambilkan juga nasi tumpeng itu dan memberikannya kepada beberapa sanak kerabat keluarga nya.

Di saat Bintang yang sedang sibuk bertepuk tangan, matanya memicing tatkala melihat seseorang yang berdiri di sebelah Dara.

"Kok dia ada disini..." gumam Bintang pelan.

Bintang pun teringat sesuatu.

Oooh... Jadi ini yang di maksud Kinan mau ke ultah gebetannya tuh... Batin Bintang.

Bayu menginterupsikan kepada tamu untuk duduk kembali seraya menikmati hidangan yang sudah disediakan.

"Ra... Tadi ada temen mu dari Adi Jaya lho... Satu fakultas sama kamu." ucap Bayu.

"Hah? Siapa kak?" tanya Dara penasaran. Dia berpandangan sejenak dengan Kinan, namun Kinan juga mengendikkan bahunya tak tahu.

"Tadi sih duduk deket Papa, coba yuk kita lihat siapa tahu masih disana, kamu nyapa dulu gitu..." ajak Bayu yang diangguki Dara.

Bayu kembali menghampiri tempat dimana ayahnya duduk, dan benar saja Bagas masih disana bersama Bintang.

Dara dan Kinan menganga kan mulutnya tatkala melihat Bintang yang duduk disana.

"Kenal kan Ra sama dia?" tanya Bayu menoleh ke arah Dara.

"K-kenal sih kak." jawab Dara sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Hai Bin !" sapa Dara dengan suara lirihnya.

Dara melirik Kinan yang malah memalingkan wajah ke lain arah.

Bintang tersenyum sembari menerima uluran tangan Dara.

"Kinan gak kenal sama Bintang?" tanya Bayu melirik Kinan.

"Hah... Belum kak, eh maksud Kinan udah.!" ucap Kinan tergagap membuat Bayu sedikit merasa aneh.

Dengan memaksakan senyum, Kinan pun menyalami Bintang.

Bintang mengulum senyum geli menatap wajah Kinan yang diam-diam melotot kepadanya.

"Ternyata lo juga diundang kesini ya Kin... Tau gitu tadi kita barengan aja berangkatnya...!" ucap Bintang membuat Kinan mengumpati Bintang didalam hati.

"Gak perlu juga sih." Jawab Kinan dengan senyum nya yang dipaksakan.

"Mau pulang bareng nanti?" tawar Bintang dengan ramah.

"Em... Nanti biar saya aja yang anter gak papa kok." sahut Bayu dengan cepat.

"Oh, gitu... Oke " Bintang mangut-mangut mengerti.

Dia tersenyum mengejek ke arah Kinan, karena telah mengetahui gebetan yang dimaksud oleh Kinan adalah Bayu.

Kinan pun hanya bisa memutar bola mata nya malas.

Dara yang melihat suasana di tempat itu menjadi canggung pun menarik tangan Kinan untuk menjauh.

"Hmm.. Ya sudah Bintang, Om kami tinggal dulu, silahkan dinikmati hidangannya." ucap Dara dengan ramah.

Dara dan Kinan pun meninggalkan tempat itu.

"Kok bisa kebetulan begini ya Om." ucap Bayu dan Bagas pun terkekeh.

"Iya, gak nyangka juga kalau adik kamu ternyata satu kampus sama Bintang." sahut Bagas.

"Bisa-bisa kita jadi besan ini Pak Bagas." ucap Wijaya diakhiri kekehannya.

"Ya terserah anak-anak kita nanti kan Pak Wijaya, biar mereka memilih sendiri." sahut Bagas sembari melirik ke arah Bintang yang sedang tersenyum simpul.

"Ya sudah Om, dinikmati hidangannya, saya temui tamu-tamu yang lain dulu... Bintang kamu juga dimakan hidangannya." seru Bayu diakhiri tepukan pelan di punggung Bintang.

"Iya Kak Bayu." jawab Bintang sambil tersenyum manis.

Sedangkan di lain tempat, Kinan dan Dara memilih duduk di tempat yang cukup jauh dengan posisi Bintang tadi.

"Gimana sih Ra, kok ada Bintang juga disini." gerutu Kinan.

"Lah... Mana gue tau Kin kalo ayah nya Bintang itu rekan bisnisnya Kak Bayu sama Papa." sahut Dara.

"Hh jadi gak seru kalo ada dia."

"Ya udah sih, lagian dia juga gak deketin lo kan... Dia pasti sungkan lah ada ayahnya gitu kok." ucap Dara.

Bayu menghampiri Dara dan Kinan.

"Ajak Kinan makan makan lah Ra, gimana sih !" seru Bayu sembari mendudukkan diri sebelah Kinan.

"Pengen apa Kin, biar gue ambilin." ucap Dara.

"Udah Ra, Kak Bayu, Gak usah khawatir kalau Kinan pengen makan nanti Kinan ambil sendiri."

Bayu pun mengambil sepotong kue dan memberikannya ke Kinan.

"Apaan sih kak nanti Kinan ambil sendiri." ucap Kinan, namun Bayu mengisyaratkan agar Kinan menerima kue itu.

Kinan pun menerima kue itu dan memakannya perlahan.

"Nanti pulangnya jadi aku anter ya Kin." ucap Bayu.

"Hm, gak usah beneran kak..." tolak Kinan.

"Eh Kin, lo nginep disini aja deh, paginya kita jogging bareng berdua... Cfd kan besok... !" seru Dara yang langsung diangguki oleh Bayu.

"Boleh juga tuh, besok kakak juga ikutan jogging deh, udah lama gak pernah soalnya. Gimana? Nginep aja ya berarti?" tanya Bayu bersemangat membuat Dara memutar bola mata malas.

"Idih semangat banget sih Kak, biasanya juga Dara ajak jogging gak mau."

"Sssttttt !!" Bayu mengisyaratkan agar Dara menutup mulut.

Kinan terkekeh melihat perdebatan kedua kakak adik itu.

"Gimana Kin? Nginep aja ya?" tanya Dara dengan wajahnya yang penuh harap.

"Duh gimana ya... Gue kasian ninggalin mama tidur sendirian dirumah." ucap Kinan.

"Lho kamu tinggal berdua saja dengan mama kamu?" tanya Bayu.

"Iya kak." jawab Kinan.

"Ayah kamu?" tanya Bayu lagi.

Dara menendang pelan kaki Bayu. "Aww...Kenapa ?" pekik Bayu.

"Jangan kepo bisa nggak sih !" omel Dara.

"Papa udah gak ada kak." lirih Kinan.

Bayu pun merasa bersalah karena telah menanyakan hal itu.

"M-maaf ya Kin, kakak gak bermaksud-..."

"Santai kak. Udah masa lalu kok." sahut Kinan dengan senyum manisnya.

Bayu dan Dara masih terdiam dengan pikiran masing-masing. Dara juga baru tahu kalau ternyata Kinan berasal dari keluarga yang broken home.

Selama ini Dara mengenal Kinan, sama sekali belum pernah menanyakan hal itu kepada Kinan, takut jika akan melukainya.

"Udah ah... Kenapa jadi mellow gini sih !" Kinan mengakhiri ucapannya dengan tertawa untuk mencairkan suasana.

Dara dan Bayu pun ikut tertawa juga.

"Ya udah coba kamu kirim pesan ke mama mu, kalau dikasih izin ya nginep, tapi kalau nggak dikasih ya sudah nanti aku anter kamu Kin." ucap Bayu kemudian.

"Oke kak."

Kinan pun mengirimkan pesan ke Farah, dan tak diduga Farah langsung memberikan izin kepada Kinan.

Farah akan merasa lebih aman jika Kinan menginap dirumah Dara, daripada harus pulang malam dengan naik gocar.

Tentunya Farah tidak tahu kalau sebenarnya tidak menginal dirumah Dara pun, Bayu sudah siap sedia mengantarkan Kinan pulang.