"Ini semua salah ku!, aku pantas mendapatkan semua ini" Suara hati Faela, tubuhnya terjatuh dari lantai tempat tinggal istri selingkuhannya.
Darah mengalir dari kepalanya dengan deras, dan dia menghembuskan nafas terakhir nya dengan mata terbuka memandang awan biru.
Tiba-tiba saja Faela melihat cat warna merah menyirami tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa? " Tanya Siska, teman kuliah Faela.
Faela lalu mengusap matanya dengan kain lap yang diberikan Siska.
Lalu dia melihat sekelilingnya dan dia berada di kampus lamanya.
Apa yang terjadi pada Faela?, Bagaimana kisah cinta Faela yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ms. simple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahpahaman.
Kehidupan Erik seperti Fa ela, dia punya orang tua yang diktator, harus memenuhi target yang diberikan oleh orang tua nya.
Karena keluarga Erik tiga generasi semuanya seorang dokter maka dia diharuskan menjadi seorang dokter, tapi dihatinya dia memiliki mimpi sendiri. Dia suka dengan musik bahkan Fa ela dulu jatuh cinta untuk pertama kali pada Erik karena suaranya saat bernyanyi.
Dulu dia juga punya keinginan untuk bermusik tetapi saat orang tua nya tahu, mereka menghancurkan alat musik di kamar Erik dan menyuruhnya hanya fokus untuk menjadi seorang dokter hebat.
Dan terakhir kali saat bertemu Fa ela di toko buku, saat Fa ela sedang mengikuti Nico. Hubungan mereka berdua menjadi lebih baik dari pada sebelumnya, Erik pun merasakan kenyamanan saat bersama dengan Fa ela. Apa lagi Fa ela lebih memahami dirinya dari pada orang tua nya.
"Tunggu, dari mana kamu tahu aku menyukai musik dan bisa bernyanyi? " Tanya Erik yang heran.
Fa ela lalu terdiam dan mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Erik.
"Benar juga, aku tahu suaranya bagus saat bernyanyi saat kami mengadakan perkemahan dan dia menyanyi disana. Tapi kami belum mengadakan perkemahan tersebut, dan bagaimana aku menjawab pertanyaannya? " Suara hati Fa ela yang kebingungan.
"Cepat katakan dari mana kamu tahu kalau aku suka bernyanyi dan bermusik?, orang tua ku sendiri belum mendengarkan suaraku itu! " Ucap Erik sambil mendesak Fa ela.
"Dari suara kakak dan juga aku lihat kakak suka sekali mendengarkan musik, dan aku juga pernah kakak menikmati orang jalanan yang sedang bermusik. Lalu itu tiket konser musik di club good, disana terkenal dengan orang yang berbakat dalam bermusik" Penjelasan panjang lebar Fa ela sambil melihat sekeliling Erik.
Haha..
Tiba-tiba Erik tertawa terbahak-bahak, setelah mendengar penjelasan Fa ela.
"Kamu sudah seperti detektif saja, jadi kamu diam-diam mengamati ku! " Ucap Erik.
Hehe..
Fa ela hanya menjawabnya dengan tawa kecil.
"Bagaimana aku tidak tahu semuanya tentang dirimu?, kita sudah bersama selama 8 tahun dan itu bukan waktu yang sebentar" Suara hati Fa ela.
Hugo yang ada didepan pintu TU melihat keakraban mereka berdua dia merasa cemburu, apalagi ada Ciko disebelahnya yang menambahi api cemburu Hugo didalam hati Hugo.
"Bukankah itu Erik anak jurusan kedokteran,sepertinya mereka berdua terlihat serasi, lihat mereka berdua tertawa bersama seperti itu" Ucap Ciko.
Tiba-tiba saja Hugo berteriak sambil memanggil Fa ela.
"Fa ela! " Panggil Hugo dengan lantang.
Semua orang yang ada disana melihat kearah Hugo.
"Kak Hugo! " Panggil Fa ela.
"Hugo" Panggil Erik.
Hugo dengan wajah galaknya berjalan mendekati mereka berdua.
"Apa yang kamu lakukan berdua disini? " Tanya Hugo dengan marah.
"Kami tidak berduaan, disini banyak orang ada pak dosen dan bu dosen serta beberapa murid yang menunggu untuk mengurus beberapa surat" Jawab Fa ela.
Ciko pun tersenyum, melihat ekspresi Hugo yang memerah karena malu.
"Aku akan menunggumu diluar" Ucap Hugo.
Fa ela pun hanya menganggukkan kepalanya. "Dasar cowok aneh! " Pikir Fa ela.
Tak beberapa lama Fa ela sudah selesai dengan urusannya dikampus, dan dia berlari kearah Hugo.
"Kamu ini gadis pertama yang membuat Hugo menunggu" Goda Ciko sambil tersenyum.
Dan akhirnya mereka bertiga berjalan bersama dan asyik mengobrol.
"Beberapa lama hubungan kalian? " Tanya Fa ela.
"Kami berteman sudah sejak SMP" Jawab Ciko.
"Wah, lama juga!. Kalian pasti sulit menyembunyikan hubungan kalian tersebut" Ucap Fa ela.
"Untuk apa kami menyembunyikan hubungan kami" Ucap Hugo.
Ciko pun paham maksud dari Fa ela, lalu dia menghentikan langkahnya dan tertawa terbahak-bahak.
Haha..
"Pasti kamu mengira kamu pasangan gay!, enak saja aku ini masih suka dengan wanita seksi dan cantik. Begitu juga Hugo" Ucap Ciko sambil menahan senyumnya.
Hugo yang berjalan didepan mereka berdua tiba-tiba terhenti dan menoleh kearah Fa ela.
"Jadi dia itu pria normal" Pikir Fa ela yang terkejut dengan pembelaan Ciko.
"Jadi maksud?, selama ini kamu mengira aku penyuka sama jenis! " Ucap Hugo yang kesal.
"Aku hanya salah sangka padamu, karena kamu tampan, banyak wanita yang mengagumi mu tapi tidak satupun wanita yang mengerjakan hatimu. Jadi aku berpikiran begitu seperti itu, maaf! " Penjelasan Fa ela dengan menyesal.
Hugo yang terus menatap Fa ela dengan tajam, Fa ela yang ketakutan melihat Hugo yang marah dia hanya menundukkan kepalanya.
Hugo pun langsung pergi tanpa berkata-kata apapun pada Fa ela.
"Dia marah sana kamu bujuk dia! " Suruh Ciko.
"Tidak berani! " Ucap Fa ela.
Hugo pun terhenti setelah melangkah beberapa langkah saja dari mereka berdua.
"Ayo, aku antar kamu untuk latihan! " Perintah Hugo dengan tegas.
"Iya" Jawab Fa ela.
Ciko yang melihat mereka berdua dari jauh, hanya tersenyum saja.
"Hanya Fa ela yang membuat hati Hugo menjadi hangat" Ucap Ciko dengan pelan. "Sebaiknya aku sedikit menjauh dari Hugo untuk saat ini, satu orang sudah menganggap kami pasangan belum yang lain" Pikir Ciko.
Saat diparkiran kampus Fa ela benar-benar gugup didekat Hugo, dan dia menjaga jarak dengan nya saat tahu dia bukan gay seperti yang dia duga.
"Kenapa kamu menjaga jarak padaku?, setelah tahu aku bukan gay!" Ucap Hugo.
"Bu.. kan seperti itu!, maaf kak, aku benar-benar menyesal! " Ucap Fa ela yang gugup.
"Kalau begitu bersikap biasa saja, seperti dulu jika itu membuat mu nyaman bersamaku" Suruh Hugo.
"Baik" Jawab Fa ela. "Jadi kakak tidak marah? " Tanya Fa ela.
"Tidak, semua orang juga menganggap ku seperti itu. Apa aku harus marah dengan mereka semua? " Ucap Hugo.
"Syukurlah! " Ucap Fa ela yang tersenyum. "Jika aku menyinggung mu kamu bisa menghancurkan keluarga ku hanya dengan jentikan jari saja" Pikir Fa ela.
Lalu tangan Fa ela dipegang Hugo dan melingkarkan kepingannya.
"Kamu harus pegangan erat, bagaimana kalau nanti terjatuh? " Ucap Hugo yang tersenyum, sambil menyalahkan mesin motornya.
"Jika seperti ini, aku lebih gugup lagi jika berdekatan dengannya" Suara hati Fa ela.
Sepanjang perjalanan Fa ela jantung nya berdebar kencang, karena terlalu gugup sampai dia tidak bisa bernafas secara teratur.
Saat turun dari sepeda motor Hugo Fa ela yang memberikan helmnya kepada Hugo, dia yang tidak berani menatap wajah Hugo.
Tiba-tiba saja Hugo memegang tangan Fa ela dan dia menatap wajah Fa ela yang memerah seperti buah apel.
"Kamu kenapa?, apa kamu sakit? " Tanya Hugo yang tiba-tiba memegang dahi Fa ela.
Mata mereka berdua saling berpandangan, jantung Fa ela terasa mau meledak. Lalu dia menghindari Hugo dengan memundurkan langkah kakinya.
"Ti.. dak, aku baik-baik saja. Aku harus masuk sudah terlambat!, hehe" Ucap Fa ela sambil tertawa yang dipaksakan.
Langsung saja Fa ela kabur dari Hugo dan masuk ke tempat latihannya. Dan sikap Fa ela seperti itu terlihat manis dimata Hugo.
