Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Partai Tiga Pedang
***
Semakin lama bau amis darah semakin jelas, dan mereka mendengar suara beberapa orang yang sedang tertawa pelan.
Xeiyin dan Xian tidak mau menjauh dan terus berada di belakang dengan saling berpandangan, sedangkan Fa Lio Bai dan Qian mulai mengintip dari balik bebatuan, dan setelah melihat ke arah gelap namun samar-samar bisa terlihat karena cahaya bulan, alangkah terkejutnya mereka saat melihat ada enam pria sedang mengerumuni sesuatu, sedangkan di sekitar mereka ada tiga mayat yang tergeletak, satu pria paruh baya, satu anak kecil berusia 11 tahun, dan satu lagi seorang pria tua. Ketiganya sudah terlihat tidak bernyawa dan bau amis darah itu ternyata dari ketiga mayat tersebut.
Di tengah-tengah tawa keenam pria itu juga terdengar suara teriakan yang bercampur dengan suara tangis wanita, begitu melihatnya, Fa Lio Bai segera memahami situasinya.
"Dasar segerombolan para binatang!" gerutu Fa Lio Bai dengan geram sedangkan Qian hanya tahu jika disana sedang ada pembantaian dan sisanya Qian sama sekali tidak mengerti akan apa yang sedang dilakukan oleh keenam pria itu.
Fa Lio Bai mengambil batu lalu melemparkannya ke arah salah satu pria itu hingga batu itu mengenai salah satu kepala pria tersebut yang membuat semuanya terkejut. Mereka semua segera menoleh dan mencari orang yang sudah melempari salah satu rekan mereka hingga kepalanya berdarah, dan begitu mereka semua berpencar, barulah Fa Lio Bai dan Qian bisa melihat seorang wanita yang sedang dilecehkan.
"Siapa yang berani melemparkan batu pada ku? Cepat tunjukkan dirimu!" seru salah satu pria itu dengan marah.
Fa Xian dan Fa Xeiyin sudah tidak lagi ketakutan setelah mengetahui jika ternyata itu bukan hantu, yang ada mereka justru sangat marah setelah melihat ada pembunuhan serta pelecehan di hadapan mereka.
"Cepat keluar jika berani dan hadapi kami secara kesatria!" seru lagi salah satu dari mereka.
"Kesatria macam apa yang berani membunuh orang-orang lemah dan melakukan pelecehan? Apakah kalian ini masih pantas disebut sebagai kesatria? Kalian lebih pantas disebut sebagai Binatang, " kata Fa Lio Bai yang keluar dari balik bebatuan dan diikuti oleh Qian dan juga kedua kakak beradik yang terlihat sangat marah.
"Ternyata kita kedatangan mangsa baru rupanya! Tapi dari penampilan kalian sepertinya kalian hanyalah para sekumpulan gembel, membunuh kalian pun tidak akan mendapatkan apa-apa," kata salah satu dari mereka lalu mata mereka tertuju kepada se sosok gadis yang masih sangat muda.
"Siapa bilang tidak akan mendapatkan apa-apa, bunga cantik kecil itu, dia lebih muda daripada wanita ini," kata salah satu dari mereka.
Tatapan Fa Lio Bai dan semuanya menjadi dingin, terutama tatapan Xeiyin yang melihat mereka berenam membicarakan dirinya, sedangkan Qian berbicara kepada Xeiyin.
"Kami yang akan menghadapinya, sedangkan kamu selamatkan wanita itu dan bawa pergi menjauh dari mereka," kata Qian.
"Aku mengerti, tapi aku minta padamu untuk tidak membiarkan mereka hidup!" kata Fa Xeiyin.
Qian hanya bisa mengangguk, mengingat Xeiyin yang tidak pernah membiarkan lawan-lawannya hidup, kini Qian sudah terbiasa dan juga mulai ikut terpengaruh untuk membunuh lawannya.
"Hahaha..! Dengan kalian berempat apakah cukup mampu untuk melawan kami berenam? Sebaiknya kalian menyerah saja dan berikan bunga cantik itu kepada kami," kata salah satu dari mereka.
"Jika hanya untuk membunuh kalian berenam saja, kami ini sudah lebih dari cukup," kata Fa Lio Bai lalu dia melompat dan dengan ilmu meringankan tubuhnya, hanya dalam waktu singkat dia sudah berada di hadapan keenam pria tersebut lalu disusul dengan Qian dan Fa Xian.
Qian mengeluarkan Serbuk Hitam, sedangkan Fa Lio Bai dan Fa Xian akan bertarung dengan tangan kosong, dan setelah saling bertatap mata selama beberapa saat, pertarungan tiga lawan enam pun tidak bisa di elakkan lagi.
Keenam pria itu adalah para Pendekar Jiwa Pemula Kelas 3, jadi sangat mudah bagi Fa Lio Bai dan Fa Xian serta Qian untuk melawan mereka bahkan tanpa harus menggunakan senjata.
Walaupun keenam pria itu memegang pedang, namun Fa Lio Bai dengan sangat mudahnya menghindari setiap serangan tebasan dan tusukan mereka, begitu juga dengan Fa Xian dan Qian.
Qian hanya bergerak dengan mudahnya menghindari dua orang sekaligus, dan setelah dirinya berada sangat dekat dengan salah satu lawannya, Qian pun melemparkan serbuk hitam itu ke wajah lawannya, dan lawannya yang tidak mengerti jika serbuk itu sangat berbahaya tetap maju menyerang Qian.
Satu serangan tebasan pedang melewati wajah Qian, lalu tangan Qian dengan cepat mengunci lengan lawannya lalu menjatuhkan pedang dari genggaman lawannya setelah itu satu serangan siku mendarat tepat di perut lawannya.
"Argh, Panas..! Wajahku panas..!"
Qian tidak memperdulikan lawannya yang mulai merasakan Efek dari serbuk hitam yang sudah ditaburkan ke wajahnya, dia lebih memilih membereskan satu lawannya terlebih dahulu yang sudah tersungkur karena perutnya terkena serangan siku lengan dari Qian.
Pedang milik lawannya yang terlepas diambil oleh Qian lalu dia melemparkan pedang itu ke leher lawannya yang akan bangkit, dan Pedang itu menancap ke tenggorokan pendekar tersebut hingga tembus ke belakang sehingga pendekar itu mati oleh pedangnya sendiri.
Pedang itu dicabut kembali dari leher Pendekar itu kemudian Qian bergerak ke arah pendekar yang satu lagi yang masih berteriak kepanasan, setelah berada di hadapannya, Pendekar yang tidak bisa melihat karena matanya juga terasa terbakar tidak mengetahui jika Qian akan segera mengakhiri penderitaannya.
Wajah pendekar itu mulai melepuh dan ada kulit yang terkelupas, namun Qian seperti merasakan sesuatu yang merasuki tubuhnya yang membuat hasrat ingin membunuh memasuki jiwanya, dan tanpa ada rasa iba sedikitpun, Qian mengayunkan pedangnya dan langsung memotong leher lawannya hingga putus, setelah itu Qian terdiam melihat darah yang mengalir terus menerus dari leher yang terpotong.
"Perasaan apa ini?" batin Qian yang seperti merasakan sensasi aneh masuk ke dalam tubuhnya.
Ini adalah ketiga kalinya Qian membunuh orang, dan kini ada sesuatu yang berbeda rasanya bagi Qian setelah menghilangkan satu nyawa, sesuatu yang sangat asing dan juga aneh itu memang belum Qian ketahui, namun semua para pendekar sudah sangat mengetahuinya, sesuatu itu tidak lain adalah Aura Membunuh.
Fa Lio Bai dan Fa Xian juga sudah berhasil mengalahkan lawan mereka masing-masing, namun ada satu Pendekar yang masih belum dibunuh oleh Fa Lio Bai.
"Siapa kalian, dan kenapa kalian membunuh mereka bertiga serta melakukan pelecehan terhadap wanita itu? Cepat jawab!" kata Fa Lio Bai.
"Hehehe.. Kalian pasti akan menyesal karena telah berani membunuh kami para anggota Partai Tiga Pedang," kata Pendekar tersebut.
"Partai Tiga Pedang? Jadi kalian adalah kelompok Partai Pemberontak itu? Kalau begitu kamu bisa menyusul kelima rekanmu yang lain!" kata Fa Lio Bai.
"Kalian pasti akan di kejar oleh..!"
"Krakk.!!"
Pendekar itu belum selesai berbicara karena Fa Lio Bai sudah lebih dulu memelintir leher Pendekar itu, dan Pendekar itu mati seketika itu juga.
"Apakah ayah mengetahui Partai Tiga Pedang itu?" tanya Fa Xian yang datang bersama Qian menghampiri Fa Lio Bai.
"Tentu saja, itu adalah salah satu Partai besar milik pemberontak, dan tujuh belas tahun yang lalu, salah satu kelompok Partai itu pernah menyerang istana yang menyebabkan Raja Song halus kehilangan putranya yang baru berusia tiga hari," jawab Fa Lio Bai.
Qian sangat terkejut mendengarnya, kini dia sudah mendapatkan informasi baru mengenai kematian ibunya serta yang membuat dirinya harus berpisah dengan keluarganya.
"Apakah paman mengetahui banyak mengenai Partai Tiga Pedang ini?" tanya Qian.
"Partai Tiga Pedang adalah sebuah kelompok organisasi yang tergabung dalam tiga kekuatan, Kelompok Pedang Hitam, Kelompok Pedang Kematian, dan Kelompok Pedang Darah yang baru-baru ini bergabung dengan Organisasi itu, oleh karena itu mereka menamai kelompok mereka sebagai Partai Tiga Pedang," kata Fa Lio Bai.
"Pedang Darah? Bukankah itu kelompok Perguruan dari Kekaisaran Han dan juga pendirinya adalah saudara seperguruan Kakek Feng Feng? Jadi sekarang Pedang Darah juga ikut bergabung dengan para pemberontak!" batin Qian.
"Menurut beberapa informasi, setiap kelompok memiliki pemimpin seorang Pendekar Jiwa Kaisar, oleh karena itu mereka menjadi sangat kuat dan ditakuti oleh para Pendekar terutama dari pihak Kerajaan sendiri yang semakin waspada dengan kekuatan Partai Tiga Pedang itu," kata Fa Lio Bai yang mengakhiri penjelasannya.
"Sepertinya aku memang belum bisa bertindak sembarangan jika ternyata musuh yang harus aku lawan adalah Partai sekuat itu! Sebaiknya aku harus segera mengumpulkan banyak tanaman dan obat ajaib, hanya ini jalan satu-satunya agar aku bisa lebih kuat," kata Qian yang kembali teringat dengan pesan si Kakek Pengemis.
Fa Lio Bai dan Fa Xian segera menyusul Xeiyin yang sudah berhasil membawa Wanita itu pergi dan membawanya ke dekat Api Unggun milik mereka, sedangkan Qian masih merenung memikirkan cara agar bisa secepatnya menemukan bahan-bahan yang dia butuhkan.
Bukan dengan kemampuan ya Thor 😁😁😁😁.?????
PD kali bilang Qian teman 🤣🤣🤣
Dia itu malaikat maut yang datang menjemputmu, Zhiu Fan.
😇
Siapa yang menitipkan sedikit keangkuhan...?!
Pelit amat angkuh sedikit aja pakai di titipkan 🤣🤣🤣