NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:180k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Masih Peduli

"Jen yang office girl itu dipecat loh. Padahal dia rajin banget."

Ya, Apang yang baru saja datang ke kantor terkejut mendengar obrolan karyawannya. Bukannya masuk ke ruangannya, Apang malah menuju pantry. Seorang office girl dia ajak bicara.

"Jen dipecat, Pak," terangnya dengan nada ketakutan.

"Tadi saya juga dengar jika Pak kepala begitu marah dan gaji Jen tidak akan dibayarkan."

Apang tak berkata apapun. Namun, wajahnya terlihat sudah berubah.

"Apa dia pernah mendapat surat peringatan?"

"Tidak, Pak," jawab rekan kerja Naira.

"Jen itu selalu datang tepat waktu meskipun rumahnya jauh. Jen juga bilang ke saya kalau gaji pertamanya ini akan dia gunakan untuk menebus ponsel yang dia gadai untuk biaya ongkos kerja dia hampir sebulan ini."

Perih sekali hati Apang mendengarnya. Hidup Naira begitu berubah.

"Tapi, malah dia dipecat dan tak diberi haknya." Lirih sekali ucapan rekan Naira tersebut.

"Sekarang Jennaira di mana?"

"Baru saja pulang, Pak."

Apang segera berdiri dan meninggalkan pantry dengan langkah lebar juga sedikit berlari. Dia melajukan mobil menuju rumah Naira. Dia yakin jika Naira tak akan pernah mampir ke mana-mana. Apang mulai melambatkan mobilnya ketika di jembatan. Matanya melebar ketika melihat ada seorang wanita yang berada di pinggir jembatan. Apang menepikan mobil dan segera keluar.

Dari postur tubuh dia mengenalinya. Ketika wanita itu hendak mencondongkan tubuhnya ke arah bawah jembatan, dia menarik tangan perempuan itu hingga masuk ke dalam pelukannya. Hati Apang semakin perih ketika yang hampir bunuh diri itu adalah Naira.

Apang menghela napas begitu kasar. Dia mengusap lembut rambut Naira yang Terbaring di ranjang pesakitan tanpa berkata apapun. Namun, sorot matanya seakan menunjukkan kepiluan yang mendalam.

Sedikit pergerakan mampu Apang lihat. Perlahan, Naira membuka mata. Dia melihat ke sekeliling hingga dia melihat Apang di sampingnya.

"Di mana?"

"Istirahatlah!"

Naira menggeleng. Dia mencoba untuk duduk, tapi dilarang oleh Apang.

"Aku gak bisa di sini. Bunda di rumah," ucap Naira.

"Tenanglah!," ucap Apang dengan nada lembut.

"Bunda lu akan baik-baik saja."

"Tapi, Fan--"

Usapan lembut di ujung kepala membuat hati Naira merasa lebih tenang. Kini, dia menatap Apang yang juga tengah menatapnya. Apang membawa tubuh Naira ke dalam dekapannya dan sungguh Naira merasakan kenyamanan yang luar biasa. Dia juga merasa terlindungi berada di dalam dekapan sang mantan.

.

Alasan Apang datang ke kantor siang hari karena dia mencari tahu rumah Naira yang berada di gang sempit. Dia bertanya ke setiap orang yang berada di pemukiman tersebut.

"Petak kontrakan yang paling kecil dan kumuh karena itu yang paling murah," ujar salah seorang yang berkumpul.

Tubuh Apang membeku ketika melihat hunian yang sudah sangat tak layak. Tiba-tiba ada seorang ibu yang menegurnya.

"Maaf, Bapak siapa?" tanya ibu berbadan gempal.

"Saya kerabat dari Naira. Apa boleh saya masuk ke dalam?"

Ibu bertubuh gempal itu adalah pemilik kontrakan yang Naira huni. Dia juga memiliki kunci kontrakan cadangan. Ketika pintu dibuka, Apang terkejut melihat ibunda Naira. Sepuluh tahun yang lalu, dia memang pernah bertemu dengan bunda Nena.

"Bu Nena seperti mayat hidup. Dia tak bisa melakukan apapun. Dan saya salutnya Naira merawat ibunya dengan sangat baik dan tak kenal lelah. Jika, shift pagi dia berangkat jam empat subuh. Kembali Maghrib atau isya. Tapi, Bu Nena selalu dia urus. Dalam kondisi seperti itupun Bu Nena masih begitu cantik."

Apang tak banyak berkata. Setelah melihat kondisi ibunya Naira, dia segera menghubungi seseorang.

"Saya akan share lokasi. Kalian berjagalah di sini."

.

Apang menghela napas kasar ketika Naira sudah tertidur. Dia memejamkan matanya sejenak untuk mengatur napas yang begitu sesak.

Seharian ini hatinya dibuat perih dan sakit ketika mengetahui kenyataan tentang Naira. Rasa ingin melindungi kembali hadir. Perlahan, Apang meraih tangan Naira dengan mata yang memandang wajah Naira yang banyak menanggung beban. Namun, Ponselnya berdering, dan Apang harus keluar karena tak ingin mengganggu Naira.

"Pak, ada dua orang yang datang ke kontrakan. Tapi, berhasil kami hadang." Apa yang dipikirkan Apang terjadi.

"Tetap jaga di sana. Jangan pernah meninggalkan kontrakan itu."

Apang menjaga Naira di rumah sakit. Dia memilih berdusta kepada sang bunda karena tak bisa pulang. Keadaan Naira sekarang membuatnya tak ingin meninggalkan perempuan yang pernah membuat luka di hatinya.

"Fan," panggil Naira karena Apang sedang serius dengan ponsel.

"Aku mau ke kamar mandi."

Tak ada jawaban, tapi Apang segera berdiri dan membantu Naira untuk turun dari ranjang pesakitan. Menghentikan cairan infus terlebih dahulu agar darah tak naik ke atas.

"Makasih."

Apang setia menunggu di pintu kamar mandi. Ketika Naira sudah selesai, dia pun kembali membantu. Naira hanya bisa menatap Apang dengan begitu dalam. Lelaki yang menjadi cinta pertama untuknya dari dulu sampai sekarang sangatlah baik.

Kehadiran perawat yang membawakan makan malam membuat pandangan itu harus berakhir. Apang mulai menjauhi ranjang pesakitan dan membiarkan Naira menikmati makan malamnya.

"Kamu udah makan?"

Apang menatap Naira sebentar, lalu mengangguk dan kembali fokus pada layar benda pipihnya.

Naira menatap Apang yang tertidur di sofa. Air matanya kembali menetes.

"Kenapa kamu begitu peduli, Fan?"

Ketika pagi datang, Apang menghampiri Naira yang sudah terbangun.

"Gua ke kantor dulu. Siang nanti gua ke sini lagi."

Naira mengangguk dengan seulas senyum penuh rasa terimakasih. Meskipun, Apang bersikap dingin dan datar, Naira tetap merasakan kehangatan dan ketulusan yang Apang miliki. Baru saja membalikkan tubuh, tangan Naira sudah mencekal lengan Apang. Kepala Apang pun menoleh ke belakang.

"Makasih."

Apang memutar tubuhnya kembali. Dia menatap Naira yang sudah berkaca.

"Gua melakukan apa yang seharusnya gua lakukan."

.

Langkah Apang begitu lebar dan raut wajah Apang sudah sangat tak bersahabat. Baru saja Apang masuk ke dalam ruangannya, tak berselang lama kepala kebersihan mengetuk pintu ruangan Apang. Para karyawan mulai berbisik.

"Kayaknya udah tembus ke atas."

Apang memberikan sebuah amplop panjang kepada kepala kebersihan tanpa ada satupun kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Apa ini, Pak?" Tangan kepala kebersihan itu sudah mengambil amplop yang Apang berikan.

"Bukalah!"

Sontak mata kepala kebersihan melebar karena isi surat dari amplop itu adalah surat pemberhentian paksa dirinya.

"Ke-kenapa saya dipecat? Apa salah saya?"

"KAMU SUDAH MELAKUKAN KESALAHAN FATAL."

Deg.

Kepala kebersihan merasa tak asing dengan kalimat tersebut. Tubuhnya seketika membeku.

Apang pun memberikan bukti dari kesalahan fatal yang kepala kebersihan itu lakukan. Itu membuat dia semakin tak berkutik.

"Jangan pernah bermain api di tempat kamu masih menggantungkan nasib. Dan sekarang silahkan pergi dan saya tidak mau melihat muka kamu lagi."

Ya, kepala kebersihan itu ternyata disuap oleh seseorang untuk memecat Naira. Dan Apang tahu siapa dalang dari semuanya.

...***To Be Continue***...

Banyakin atuh komennya ...

1
Andaru Obix Farfum
pipo tuh sapa yah.
Epi Tri Wahyuni
abang Er ganggu momen romantis aja sih
Henny Purwanto
ok banget g bs berkata
irma hidayat
Kecewa
irma hidayat
Buruk
🌹@tiksp💐💐
itu foto usg punya kak Fie ya... Alhamdulillah akhirnya Dalla dan Rene akan menyusul saudara yg telah dikaruniai keturunan....
Ida Farida
jngn kamu sia" kan cinta kalian
Ida Farida
hahahaha Apang sama tuan itu da kaya tom and Jerry /Grin//Grin//Grin//Grin/
Rahmawati Abdillah
kesabaran didukung dengan do'a dan ikhtiar serta pengertian dari orang yang terdekat serta kasih sayang dari semua akan menguatkan
jasmine
yaaaah cepat sekali tamatnya kak.. padahal seru lho baca cerita tuan. apa ada novel terbaru khusus cerita tuan,thor
Neny Mardiyanti
tebak2 buuah manggis😄
Neny Mardiyanti
thanks thor buat cerita yg bgs dan mendidik bahwa bersaudara hrs saling mendukung dan menjaga
semangat ya...
Riris
no komen akak....😥
sedih tuk berpisah dari kisah ini
Ida Lestari
ok lngsung baca thor.....
lnjut trus thor
semangat
Salmi Ati
segera meluncur😁😁
sum mia
oke kak.... langsung cuuuussss lah...
semoga ceritanya tetap seru dan keren . dan retensi novel bisa tinggi dan bisa menghasilkan cuan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Yulia Wati
siap kak othor👍👍
Yulia Wati
ceritanya seru tp sayang kok ud end ja kak othor ni
Salim S
reyn adiknya abang Er ya....waaaah pasti seru...cuuus lah
Sri Lestari
Cerita Abang Er ya Mak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!