"Gue sudah bilang kalau lo itu tulang rusuk gue, mau menjauh seperti apapun juga endingnya lo akan tetap jadi milik gue"
"Bangun gih mimpi lo kayanya ketinggian nanti jatuh sakit"
"Ada lo kan, jadi jatuh juga bakal kepelukan lo"
"Dasar playboy"
"Gue akan berubah jika lo jadi cewek gue Giselle!"
"Sorry selera gue bukan lo"
***
Hidup Giselle yang rumit semakin rumit karena bertemu dengan laki laki tengil disekolah barunya, laki laki yang dikenal buayanya Cendrawasih High School dan laki laki yang dapat julukan sebagai the prince Cakrawala, pertemuan yang tidak sengaja di clup malam membuat Giselle harus berurusan sama laki laki itu, dan parahnya Langit mengincar Giselle sebagai mainan selanjutnya.
Bisakah Langit menakhlukkan hati Giselle, dan akankah Langit tidak terjebak dengan permainannya sendiri?
Yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tikaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Jalur Masalah
Samudra langsung menghempaskan tangan Stela dengan kasar, dia menatap dua orang tua yang ada didepannya dengan mata yang berkaca kaca.
"Sekarang Samudra tau ma, kenapa mama selalu larang Samudra sama Giselle, mama tega ya mama tega rebut kebahagiaan Giselle dan Samudra, mama tega hancurin perasaan Giselle dan mama juga tega bikin Giselle dan Stella sekarang harus hancur persahabatannya".
Samudra menatap sang papa dengan tajam "Papa laki laki bejat yang pernah Samudra temui, Samudra benci sama papa"
"Harusnya kamu benci sama Giselle dan mamanya Sam, apa kamu tau kalau mamanya Giselle yang ngerebut kebahagiaan mama? Dan apa sala sekarang mama ambil balik apa yang jadi hak mama?"
"Hak yang mana ma? Hak yang jadi pelakor, jangan jangan Samudra ini anak haram kalian berdua?"
Plakkkk
"Tutup mulut kamu Samudra, mama selalu belain kamu, dan mama selalu nutup semua luka batin mama selama ini, dan sekarang kamu malah membukanya kembali?"
Dito menarik tangan sang istri "Jangan berantem di sini, malu, ini tempat umum, dan kamu Samudra, kamu gak tau apa apa jangan nyalahin mama kamu, ingat kamu sama Giselle gak akan pernah bisa bersatu apapun alasannya." tegas Dito sambil menarik tangan istrinya menjauhi kerumunan.
Stella yang masih berada di sana masih mematung dengan kejadian didepannya, Demi Tuhan Stella merasa sangat menyesal telah menuruti hatinya dan malah merebut kekasih dari Giselle.
"Demi Tuhan, gue minta maaf sama lo Sel, gue gak tau gimana penderitaan lo selama ini, kenapa gue terlalu jahat sama lo dan malah menuruti semua kemauan hati gue Sel" guman Stella dengan air mata yang jatuh dipipinya.
***
Sudah sepuluh menit berlalu dari datangnya Giselle dan Langit ditaman, tapi Giselle masih saja meneteskan air matanya dan juga memukul mukul dadanya yang begitu sesak.
Kata orang menangis tanpa suara itu menggambarkan keadaan kita yang sebenarnya. Kita merasakan sakit yang mendalam dan tidak bisa digambarkan dengan kata kata, Dan itulah yang dialami oleh Giselle saat ini. Bahkan baju yang dipakai Langit saja sampai basah karena terkena air mata Giselle.
"Udah deh Sel, lo jangan gini jujur gue malah panik kalau lo nangis kaya gini" ucap Langit membuka pembicaraan.
"Hiks.. hiks.. Sakit Lang, cinta pertama gue, ternyata menaruh begitu luka yang dalam dihati gue,"
"Iya gue tau, tapi bukannya menangis pun juga gak ada gunanya, semua sudah terjadi dan itu tandanya lo gak berjodoh sama Samudra" lirih Langit dengan mengelus pucuk kepala Giselle.
Giselle menggelengkan kepalanya dengan mengusap air matanya dengan kasar.
"Bukan itu yang gue tangisi"
"Terus?"
"Kenapa papa tega selingkuh sama mamanya Samudra dan kenapa sampai bisa lahir anak sebesar Samudra, dan kenapa mama malah pertahanin rumah tangganya jika luka yang papa toreh begitu dalam, apa semua demi gue? agar gue lahir masih ada sosok papa?" lirih Giselle dengan air mata yang mulai berjatuhan lagi.
"Gue benci sama hidup gue Lang, gue benci disaat gue ingin bahagia kenapa semuanya menjadi seperti ini? Dosa apa yang gue perbuat sampai Tuhan menguji gue sedalam ini? Gue gak kuat gue capek!"
Entahlah hati Langit terasa teriris dengan penuturan Giselle, dia merasa sangat kasian dengan gadis yang ada disampingnya saat ini, gadis yang dia kenal cuek, badas dan juga anti sama yang namanya Langit, dan sekarang? Lihatlah Giselle terlihat seperti gadis yang rapuh dan juga butuh pelukan suport dari orang terdekatnya.
Dengan menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskan secara perlahan Langit menarik dagu Giselle "Lihat gue!"
"Lo sekarang gak sendiri Sel, di sini gue akan selalu ada buat lo , gue janji gak akan ninggalin lo"
Giselle langsung menatap Langit dengan satu alis terangkat, "Promise?"
"Yes, gue janji akan ada buat lo kapan pun dan di dimanapun satu lagi, gue akan selalu lindungi lo dari mereka yang mau jahatin lo dan orang yang bermuka dua"
Bukannya terharu Giselle malah terkekeh dengan sinis "Playboy kaya lo semua juga bakal lo lindungi dan lo ayomi kan, mau jadi komnas perlindungan wanita lo?"
"Gak," jawab Langit dengan tegas "Untuk pertama kali, gue merasa nyaman dan merasa deg degan itu hanya sama lo Sel, gue jujur gue gak tau ini perasaan suka atau apa, tapi ini pertama bagi gue ketemu cewek dan ngejar cewek sampai segila ini."
"Mantan mantan lo? Gebetan lo?"
Langit melepaskan tangannya yang sedang mengengam tangan Giselle dengan tertawa pelan,
"Lo percaya gak, kalau gue itu gak pernah yang namanya ungkapin perasaan atau ngajak mereka mereka pacaran?"
Dengan pasti Giselle menggeleng "Gak, gue gak percaya kalau lo gak ajakin mereka pacaran mana mungkin mereka jadi cewek lo?"
"Ya karena mereka yang ngungkapin duluan, dan karena gue cuma mau main main ya udah gue iyain aja, gak salah kan gue"
"Bangsat emang lo!"
"Memang" jawab Langit cepat sambil menatap manik mata Giselle "Dan sekarang kayanya gue kena karmanya, ngejar cewek yang bahkan tidak suka sama gue, satu sekolah kalau gue yang ngejar juga bakal luluh dan lo, jangankan luluh lo malah mau gue jauh jauh sama lo kan"
Giselle berdecak dengan mendorong kening Langit yang makin dekat "Gak usah maju maju muka lo, lo pikir gue bakal percaya sama mulut buaya kaya lo?"
"Terserah, terserah lo mau percaya atau engak tapi gue jujur sama lo, kalau butuh bukti tanya sama Elang dan juga Leo, mereka tau banyak soal gue."
Giselle mengidikan bahunya sambil beranjak berdiri "Gak penting, dan gue mau cabut" ucapnya sambil berbalik badan.
Hingga tatapan mata Giselle bertemu tatap dengan Samudra dan juga Stella yang ada dibelakangnya.
"Pake jaket gue, gak baik malam malam gak pake jaket" ucap Langit sambil menyampirkan jaketnya kebahu Giselle dan menautkan jari jarinya "Sekarang gue anterin lo pulang, tenangin diri lo, gue juga sudah bilang sama Bella kalau kita gak jasi temui dia, abaikan mereka" bisik Langit dengan mencium pipi Giselle,
Bilang saja ini sandiwara dan juga modus Langit, berani beraninya Langit mencium pipi Giselle di saat keadaan seperti ini.
"Sel, gue mau ngomong sama lo" ucap Samudra sambil menarik pergelangan tangan Giselle
"Gue juga Sel, kita bisa ngobrol bertiga kan?"
"Sorry ini sudah malam, dan gue janji sama mama nya Giselle kalau pulang gak boleh lebih dari jam sepuluh" tegas Langit.
"Lo siapa? Gue mau bicara sama Giselle bukan sama lo"
"Masih nanya gue siapa? Gue cowok Giselle jadi gue ada hak buat ngatur Giselle, apa lagi ketemu sama kalian berdua, sorry gue gak ngizinin"
"Pulang Lang" ajak Giselle dengan menarik tangan Langit.
Langit tersenyum smrik, sambil menatap Stella dan Samudra mungkin kalau bisa pamer Langit akan pamer, kalau sekarang Langit bisa deket sama Giselle walaupun lewat jalur masalah.
Harapan ku semoga di tempat baru,Gizelle lebih strong,Tegas dan jadi cewek yg tangguh,jangan lemah,Jangan suka ngerendahin harga diri demi cowok..☺️