NovelToon NovelToon
Kenzie Dan Goresan Takdir

Kenzie Dan Goresan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Teen Angst
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: DarmaWati212

Ini tidak hanya bercerita tentang cinta sejati yang harus terpisah karena kesalahan. Ini juga bukan hanya tentang kejadian MAB, yang menghancurkan masa depan dua remaja. Tetapi ini juga tentang keluarga.

Kisah seorang anak yang harus menanggung derita atas kesalahan mereka. Dia yang tak mengerti apapun dipaksa bertanggungjawab dan menanggung luka. Di buang oleh ibu kandung, dibenci dan tak diakui oleh ayah sendiri. Menyakitkan, namun inilah garis takdirnya.

"Papa, jika kehadiranku sebagai anak haram adalah aib, akupun tidak ingin terlahir jika sebagai penghambat kebahagiaan kalian."

"Papa, Tuhan telah menjawab doaku, Kenzie telah dianugrahkan penyakit yang bisa membuat papa bahagia kembali."

"Aku harap, papa akan mencintai bunda Nara dengan tulus, karena dialah cinta pertama dan terakhir papa. Dan tolong, jangan pernah ada penyesalan karena inilah takdir."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DarmaWati212, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

Pukul delapan malam, suasana hangat menyelimuti ruang makan keluarga Pratama yang damai. Mereka berkumpul di sekitar meja makan yang dipenuhi dengan hidangan lezat khas Indonesia, menantikan momen istimewa pertama kalinya bagi Kenzie untuk menikmati kelezatan kuliner khas negeri tersebut.

Kenzie, dengan mata berbinar penuh kegembiraan, menatap Rani dengan penuh antusiasme, membanjiri dirinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak kenal lelah. Setiap kata yang keluar dari bibir anak itu membawa senyum hangat di wajah wanita paruh baya yang begitu menghangatkan, Rani.

“Zie, kalau ingin mencoba makanan lain, bilang saja. Ibu akan meminta kepada pembantu untuk menyiapkannya,”ujar Rani, suaranya dipenuhi dengan kebahagiaan yang meluap-luap.

Mata Kenzie berbinar-binar saat mendengar ucapan itu, terpancar kebahagiaan yang tak terbendung di dalam matanya. Baginya, Rani adalah sosok yang begitu berharga, pilar kehangatan di tengah kesendirian yang kadang memayungi kehidupannya.

“Wah, benarkah?”serunya dengan gembira yang memancar dari setiap nadanya.

“Tidak perlu.. Jangan menyusahkan pembantu,”sela Rayhan dengan suara dingin yang mendadak memecah keheningan. Walaupun diam, Rayhan selalu memantau situasi dengan matanya yang tajam, dan kali ini, dia tak mampu menyembunyikan rasa tidak setuju dengan sikap Kenzie yang sering kali diluar batas menurutnya.

"Makan saja yang tersedia, jangan meminta yang lain. Masih beruntung kamu diberi makan tanpa harus lelah untuk bekerja. Betapa beruntungnya kamu,"sindir Rayhan, membuat Kenzie menundukkan kepalanya.

“Baiklah, ibu. Ini sudah cukup,”jawab Kenzie dengan sopan, menyadari keinginan Rayhan untuk tidak menimbulkan masalah lebih lanjut. Ia kembali membenamkan dirinya dalam hidangan yang disajikan, namun kali ini dengan perasaan yang berbeda. Ia merasa lebih baik untuk memilih diam, tidak ingin menimbulkan masalah yang tak perlu.

Rani menghela nafas dalam-dalam, kepalanya terasa pening menyikapi sikap dingin Rayhan. Ada ketegangan yang terasa di udara, membuat suasana yang hangat tadi terasa berubah begitu cepat.

Namun, langkah kaki yang terdengar semakin mendekat memecah keheningan yang tegang. Suara langkah itu mungkin tak terdengar oleh Kenzie yang tenggelam dalam kenikmatan hidangan barunya, namun Rani dan Rayhan segera menyadari bahwa yang datang adalah Renra, suami Rani.

“Mas Renra, sudah pulang,”sambut Rani dengan senyum hangatnya, berdiri dengan cepat untuk menyambut kedatangan sang suami. Dalam sekejap, keheningan itu tergantikan oleh keramaian kehadiran sang kepala keluarga, Renra.

“Iya,”jawab Renra dengan tenang, membawa aura kedamaian dan kehangatan yang telah lama hilang dalam ruangan itu.

"Bukannya tadi kata Rayhan, mas tidak akan pulanh cepat?"tanya Rani dengan suara yang penuh kebingungan, mencoba memecah keheningan yang terbentang di ruang makan.

“Gak jadi,”jawab Renra dengan singkat, tatapannya mengarah pada Rayhan yang berdiri di hadapannya. Kecanggungan menyelinap di antara mereka, menciptakan suasana yang tegang di ruangan itu. Rayhan menundukkan kepalanya, merasakan beban kesalahan yang masih menghantui pikirannya, membuatnya enggan untuk bersikap layaknya seorang anak yang pantas mendapat kasih sayang dari sang ayah.

Tiba-tiba, Renra merentangkan tangannya ke arah Rayhan dengan senyum yang samar terukir di bibirnya. “Tak mau memelukku, boy?”ujarnya dengan nada yang lembut namun penuh arti.

Mendengar kata-kata itu, Rayhan sontak mendongak, mata membulat kaget saat menatap Renra yang tersenyum kepadanya. Tanpa ragu lagi, Rayhan melangkah maju dan memeluk tubuh tegap sang ayah yang telah mengajarinya begitu banyak hal dalam hidup ini.

Bagi Rayhan, pelukan itu adalah sebuah titik balik. Selama empat belas tahun, ayahnya jarang sekali memberikan pelukan atau kata-kata penuh kehangatan, membuatnya merindukan kehadiran dan kasih sayang seorang ayah.

Namun, pelukan itu terputus ketika suara seseorang yang tengah menikmati makanan terdengar dari sudut ruangan. Kenzie, yang sejak tadi terdiam sibuk dengan makanannya, mendapat pandangan sinis dari Renra.

“Sopan kah, makan sendiri saat ada tamu?”tegur Renra dengan nada yang menusuk.

Kenzie menghentikan gerakannya, menatap sendoknya dengan gemetar. Ia merasa gugup, takut akan hukuman yang mungkin akan ia terima.

“Aku tidak tahu, dimana sopan santunnya anak ini,”ujar Renra dengan nada kecewa, menyiratkan kekecewaannya pada sikap Kenzie yang dianggapnya kurang ajar.

“Menyebalkan sekali, harus tinggal satu atap dengannya lagi,”lanjut Renra dengan nada yang penuh dengan kekesalan, merujuk pada Kenzie yang masih terdiam di hadapannya.

”Mas!”seru Rani dengan suara yang penuh kepedihan saat melihat cucunya yang tersinggung, matanya sudah mulai berkaca-kaca, siap menumpahkan derasnya air mata.

“Jangan membelanya, Rani! Sudah cukup kau memanjakan dan membahagiakannya. Dia harus menyadari bahwa di sini tidak ada seorang pun yang menginginkan kehadirannya!”pekik Renra dengan suara yang keras, menggema di seluruh ruang makan.

Tak dapat lagi ditahannya, air mata itu akhirnya mengalir deras. Tak ada yang benar-benar memahami beban yang dipikul oleh anak itu. Semua orang nampaknya beranggapan bahwa ia menikmati hidupnya di tengah penderitaan keluarganya.

Namun, tak satupun kata yang mampu meluncur dari bibir Kenzie. Ia terlalu takut akan kemarahan Renra. Jika saja mereka tahu, betapa tersiksanya Kenzie di dalam keheningan keluarganya. Ia hanyalah seorang anak yang tak pernah berharap untuk terlahir ke dalam keluarga ini.

“Lihat! Sangat cengeng!”ejek Renra dengan nada sinis, mata tajamnya menatap tajam pada sosok Kenzie yang sedang menangis di hadapan mereka.

“Diomeli saja sudah menangis. Dasar anak tak tau diri!”tambah Renra dengan suara yang penuh dengan penolakan dan kekecewaan.

Tak ada yang berani menenangkan Kenzie, bahkan Rani sendiri. Ia tak mampu menentang Renra, takut akan kemarahan suaminya.

“Mas-“coba Rani membela cucunya.

“Rani, cukup! Jangan terus membelanya. Dia tidak pantas mendapat pembelaan!”potong Renra dengan suara yang membelah hening, meninggalkan Kenzie dalam keheningan yang menyakitkan.

Hati Kenzie semakin teriris, setiap kata yang terucap dari bibir Renra menyakitinya lebih dalam. Pria tua itu adalah orang pertama yang menentang kehadirannya di dunia ini.

Renra tak pernah menyukai Kenzie, melihatnya sebagai beban yang menghalangi kesuksesan putranya yang sangat ia banggakan, Rayhan. Baginya, Kenzie adalah penghalang yang membuatnya harus merelakan masa depan Rayhan. Bahkan sejak Kenzie masih bayi, Renra tak pernah mau untuk memandangnya, atau bahkan hanya sekedar menggendongnya. Hatinya telah menjadi batu yang tak akan tersentuh oleh Kenzie, tidak akan pernah memberikan kepercayaan dan perhatian pada anak itu.

"Mau saya beritahu siapa ibumu?”tanya Renra dengan suara yang dingin, tatapan tajamnya menembus ke dalam jiwa Kenzie, bukan karena rasa ingin tahu tentang ibunya, melainkan karena kecemasan yang melanda hatinya.

“Ibumu adalah seorang wanita jalang. Wanita itu menjebak anak saya, hingga membuatnya hamil, dan kemudian menuntut pertanggungjawaban dari anak saya. Setelah kamu lahir, kamu di buang kepada putra saya sebagai beban, karena wanita itu melarikan diri dari tanggung jawabnya! Seharusnya kamu bersyukur, kami masih sudi untuk memungutmu!”Renra menjelaskan dengan nada yang penuh dengan kebencian, memperhatikan reaksi sedih yang terpancar dari wajah Kenzie.

“Mas, sudah cukup!”teriak Rani dengan suara yang penuh kesedihan, mencoba menghentikan Renra sebelum ia melanjutkan lagi.

Wanita itu juga tak kuasa menahan tangisnya saat melihat cucunya dihina dan disakiti oleh suaminya sendiri, yang seharusnya adalah kakek yang melindungi dan menyayangi Kenzie.

“Jangan pernah berpikir bahwa kami membiarkanmu hidup karena kami menerimamu. Tidak! Semua itu karena Rani yang mengancam akan bunuh diri jika aku berani membuangmu atau bahkan membunuhmu!”lanjut Renra, menyampaikan fakta yang baru saja terungkap kepada Kenzie.

Kenzie merasa terkejut mendengar hal itu. Ternyata alasan ia bisa bertahan hidup hingga saat ini bukanlah karena Rayhan, seperti yang ia kira, melainkan karena Rani. Ia tidak pernah menyangka bahwa wanita itu begitu berani untuk melindunginya, bahkan jika itu berarti mengancam hidupnya sendiri.

“Mas, Rani mohon, cukuplah!”desak Rani dengan suara penuh kesedihan, bahkan sampai berlutut di hadapan Renra, berharap agar suaminya tidak melanjutkan pembicaraan yang semakin menyakitkan hati Kenzie.

“Kenapa, Rani? Apakah kau takut? Takut jika aku membongkar kebusukan tentang ibunya itu?”tanya Renra dengan suara yang penuh dengan kebencian, menatap Rani dengan tatapan yang menakutkan.

"Seharusnya aku membunuhmu sejak kau masih dalam kandungannya!”desis Renra dengan nada penuh kebencian, tatapannya menusuk tajam ke arah Rani, menciptakan suasana yang semakin tegang di ruang makan itu.

Rani merasa begitu marah pada Renra saat ini. Malam yang seharusnya penuh kebahagiaan untuk menyambut kedatangan Rayhan dan Kenzie, malah berubah menjadi mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Dalam hati, Rani merenung, menyadari bahwa membawa Kenzie ke Indonesia adalah sebuah kesalahan besar yang terus menyakiti hati anak itu.

Plak!

Suara tamparan keras memenuhi ruang makan itu, Renra penyebabnya. Pipi mulus Kenzie kini berubah kemerahan karena tamparan keras pada pipi kirinya.

Kenzie tak lagi mampu menahan beban yang terlalu berat. Dengan langkah tergesa-gesa, ia berlari keluar dari ruang makan, meninggalkan keriuhan di baliknya. Langkahnya membawanya keluar dari rumah, meskipun malam telah larut dan kegelapan telah menyelimuti sekelilingnya. Namun, Kenzie sama sekali tidak mempedulikan hal itu, ia hanya ingin menjauh dari tempat yang penuh dengan kebencian dan penderitaan.

“KENZIE!”teriak Rani dengan suara parau, keputusasaan terasa memenuhi suaranya saat melihat Kenzie pergi tanpa jejak.

Rayhan, yang sebelumnya hanya diam di tempatnya, sekarang masih terpaku pada posisinya. Tatapannya kosong, seolah-olah tidak mampu memahami apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Hatinya terasa membeku, tidak lagi mampu merasakan apapun di tengah kekacauan yang melanda keluarganya.

Renra tidak memperdulikan kepergian Kenzie. Dengan santainya, ia duduk di kursi yang biasa ia tempati, seolah-olah apa yang baru saja terjadi hanyalah sebuah adegan biasa dalam kehidupannya yang penuh dengan kebencian dan keserakahan.

1
Lady Orlin
iya lho, jarang koneksi secwpat ini apalagi sama org yg baru ketemu😌
Lady Orlin
Yah kenzie pulang😮‍💨
Lady Orlin
pasti sakit bgd jadi Rani, udah kyk anak sndiri Kezie wlp sbnernya cucunya
Lady Orlin
serius? khawatir kenapa dok🥺🥺
Lady Orlin
Hey jgn diperhatiin lagi bobo😆😆
Lady Orlin
aku dukung Alvaro lamar Nara🔥🔥
Lady Orlin
trnyataoh trnyata Nara anak Nadya🙃
Lady Orlin
lagi mikirin cowo lain tuh Al😆😆
Lady Orlin
Lho nara mash kesemsem ama Rayhan🤣🤣
Lady Orlin
wow so sweet, smoga langgeng yahh😍
Lady Orlin
Nadya baik bgd pdhl Kenzi org baru dikenal🤩
Lady Orlin
rumit kl kamu gak cari jalan kekuar Ray, jangn cuma dioendam tapi cari jln kluar
Lady Orlin
Segini dulu kak, nnti aq lanjutt .. kerennn, semangattt syelalu🔥🔥
Lady Orlin
Pasti ngarep bgd ya Ken Keluarga sendiri sebaik Kel. Nadya😭😭
Lady Orlin
Wah ati2 Ken sama org yg baru aja dikenal😌
Lady Orlin
Kok aku OVT Nadya ibu kandunf Kenzi😨😨
Lady Orlin
Apa Nadya ada hubungannya sama Kenzie?
Lady Orlin
Saking udh sayangnya sama Kenzii😭😭
Lady Orlin
siapa Nyonya ini? Hmmm
Lady Orlin
seseuknya sampe sini Ken😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!