Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 17
Flashback off.
Bulir-bulir keringat pun mulai membasahi tubuh Regan, sepertinya ia sedang bermimpi, membuat Dev yang berada tak jauh dari nya langsung membangunkan Regan.
"Jahat! Lu jahat, lu rebut kebahagiaan gue!" Gumam Regan dalam tidurnya, ia terus saja ber ucap kata-kata itu hingga ia tersadar oleh panggilan dari Dev yang sudah duduk di tepi ranjang.
"Gan? Regan bangun, lu kenapa?" Panggil Dev sambil menggoyangkan bahu Regan.
Regan pun membuka matanya, keringat kini telah membasahi bajunya.
"Lu kenapa dah? Mimpi lagi?" Tanya Dev menebak, karna ia tahu akhir-akhir ini Regan sering bermimpi buruk."
"Hh.. iya, sial!" Balas Regan mengacak rambutnya frustasi, ia lantas merubah posisinya menjadi bersandar di tepi ranjang.
"Udah, jangan di pikirin, lu cuma kecapean aja jadinya mimpi buruk. Mending kita ke bawah makan dulu, ayo!"
Tanpa menjawab, Regan pun langsung menganggukan kepalanya menerima ajakan Dev, ia mengikuti Dev untuk turun kebawah untuk makan siang bersama-sama.
"Regan, Dev, ayo makan siang dulu mama udah masak soto nih." Ucap nya kemudian memberikan piring kepada Regan dan Dev.
"Makasih ya tante, maaf selalu ngerepotin." Jawab Regan dengan tak enak hati, namun wanita itu hanya tersenyum tulus, ia sudah menganggap Regan seperti anak kandungnya sendiri, Kalau terjadi apa-apa dengan Regan ia juga yang akan sibuk sendiri.
"Gak lah, kamu itu udah seperti anak tante sendiri sama seperti Dev, jadi jangan sungkan-sungkan ya, udah makan dulu nanti baru ngobrol lagi."
Mereka bertiga pun mulai menyantap makan siang itu, beberapa lauk pauk sudah tersaji rapi di atas meja makan, Regan mulai mengambil nasi dan soto ayamnya, begitu pula dengan Dev.
Setelah makan siang usai, Regan dan Dev kembali ke kamar.
Dev mengajak Regan untuk menemaninya sebentar ke sebuah toko buku.
"Jangan pulang dulu ye, temenin gue ke toko buku." Ucapnya sambil meraih jaket berwarna hitam lalu memakainya.
"Biasanya juga pergi sendiri." Balas Regan.
"Selagi lu ada di sini, ayo ah nanti ke buru sore, tar pulangnya gue anter selow!"
"Kalo itu gue setuju! Dari tadi kek ngajakinnya."
"Dasar! Gratisan aja lu gercep ye." Ledek Dev, kemudian mereka pun tertawa.
Regan merapikan seragam sekolahnya, kemudian mengambil tasnya dan berjalan keluar mengikuti Dev di depannya.
"Gi, aku takut kalau nanti papa marah." Ucap seorang anak kecil sedang berbicara dengan kembarannya itu, ia terlihat sedih tatkala sebuah robot yang ia miliki jatuh hingga rusak.
"Tenang aja, papa kan sayang sama kita, mana mungkin dia marah sama kamu Gan. Ayo kita pulang siapa tau robot kamu bisa di benerin lagi." Ajak Regi kecil menggandeng tangan adiknya itu untuk masuk ke dalam rumah mereka.
"Eh, anak papa udah pulang?" Sambut Putra kemudian ia melirik ke arah Regan, wajah anaknya itu tertunduk lesu hingga membuat Putra pun merasa heran.
"Regan? Kenapa kamu nak?"
"Ini pah, robotnya Egan rusak, tadi jatuh maafin Egan pah." Jawabnya polos, membuat Putra pun tersenyum lalu menarik ke dua anaknya itu untuk duduk di sampingnya.
"Gak apa-apa, papa seneng kalau anak papa berani untuk jujur, nanti kita beli yang baru lagi ya."
Regan yang mendengar pun tampak bahagia, wajahnya yang sedih seketika langsung berubah menjadi senang.
"Beneran pah? Papa gak marah sama Egan?"
"Bener sayang, nanti kita beli lagi ya buat Regan sama Regi."
"Asikk!"
Kedua anak itu pun nampak bersorak senang, kemudian memeluk tubuh papanya itu.
Flashback off.
Bulir-bulir keringat pun mulai membasahi tubuh Regan, sepertinya ia sedang bermimpi, membuat Dev yang berada tak jauh dari nya langsung membangunkan Regan.
"Jahat! Lu jahat, lu rebut kebahagiaan gue!" Gumam Regan dalam tidurnya, ia terus saja ber ucap kata-kata itu hingga ia tersadar oleh panggilan dari Dev yang sudah duduk di tepi ranjang.
"Gan? Regan bangun, lu kenapa?" Panggil Dev sambil menggoyangkan bahu Regan.
Regan pun membuka matanya, keringat kini telah membasahi bajunya.
"Lu kenapa dah? Mimpi lagi?" Tanya Dev menebak, karna ia tahu akhir-akhir ini Regan sering bermimpi buruk."
"Hh.. iya, sial!" Balas Regan mengacak rambutnya frustasi, ia lantas merubah posisinya menjadi bersandar di tepi ranjang.
"Udah, jangan di pikirin, lu cuma kecapean aja jadinya mimpi buruk. Mending kita ke bawah makan dulu, ayo!"
Tanpa menjawab, Regan pun langsung menganggukan kepalanya menerima ajakan Dev, ia mengikuti Dev untuk turun kebawah untuk makan siang bersama-sama.
"Regan, Dev, ayo makan siang dulu mama udah masak soto nih." Ucap nya kemudian memberikan piring kepada Regan dan Dev.
"Makasih ya tante, maaf selalu ngerepotin." Jawab Regan dengan tak enak hati, namun wanita itu hanya tersenyum tulus, ia sudah menganggap Regan seperti anak kandungnya sendiri, Kalau terjadi apa-apa dengan Regan ia juga yang akan sibuk sendiri.
"Gak lah, kamu itu udah seperti anak tante sendiri sama seperti Dev, jadi jangan sungkan-sungkan ya, udah makan dulu nanti baru ngobrol lagi."
Mereka bertiga pun mulai menyantap makan siang itu, beberapa lauk pauk sudah tersaji rapi di atas meja makan, Regan mulai mengambil nasi dan soto ayamnya, begitu pula dengan Dev.
Setelah makan siang usai, Regan dan Dev kembali ke kamar.
Dev mengajak Regan untuk menemaninya sebentar ke sebuah toko buku.
"Jangan pulang dulu ye, temenin gue ke toko buku." Ucapnya sambil meraih jaket berwarna hitam lalu memakainya.
"Biasanya juga pergi sendiri." Balas Regan.
"Selagi lu ada di sini, ayo ah nanti ke buru sore, tar pulangnya gue anter selow!"
"Kalo itu gue setuju! Dari tadi kek ngajakinnya."
"Dasar! Gratisan aja lu gercep ye." Ledek Dev, kemudian mereka pun tertawa.
Regan merapikan seragam sekolahnya, kemudian mengambil tasnya dan berjalan keluar mengikuti Dev di depannya.
next...