NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!

Hanum mengerjapkan mata, merasa asing dengan kamar yang ditempatinya. Ia mulai ingat, tadi malam memang berada di dalam mobil. Lalu sekarang ia berada di tempat asing.

Manik indahnya menelusuri setiap sudut ruangan, ia tak menemukan keberadaan Om Ken. Kemudian ia meraba dirinya sendiri, takut Om Ken melakukan hal tak senonoh, lalu meninggalkannya begitu saja. Seperti di sinetron yang Hanum sering tonton. Dan Alhamdulillah, sepertinya pria yang kini sudah sah menjadi suaminya itu tidak melakukan apa-apa. Pakaiannya masih lengkap. Hanum menarik nafasnya lega.

"Om Ken kemana ya?"

Baru saja kakinya turun dari tempat tidur, pintu dibuka dari luar. Hanum tersentak kaget, namun melihat wajah tampan pria dewasa itu seketika perasaan canggung menyelimutinya.

"Kamu sudah bangun?" tanya Kenzo begitu melihat Hanum duduk di sisi ranjang.

"Om Ken darimana?" tanya Hanum.

"Beli makanan untuk sarapan. Ayo kita sarapan!" ajak pria itu tersenyum manis.

"Hanum mandi dulu, Om!"

Hanum merasa bingung, ia hanya berdiri mematung, tidak berani bertanya. Ken yang paham, ia tersenyum kecil. Kemudian meraih paper bag diatas kursi, dan menyerahkannya pada gadis cantik itu.

"Apa ini, Om?" tanya Hanum polos.

"Itu pakaian, aku membeli satu setel pakaian untuk kamu ganti!" jawab Ken.

"Tapi Hanum membawa pakaian, kenapa harus membeli, Om?"

"Kopermu ada di bagasi mobilku. Rasanya ribet kalau harus mencari satu stel pakaian di kopermu. Yah, aku beli saja di butik terdekat. Di situ juga sudah lengkap dengan pakaian dalamnya. Semoga muat!"

Seketika pipi Hanum langsung memerah. Maniknya tidak berani menatap ke arah Kenzo, ia lebih memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Kenzo tersenyum kecil saat melihat tingkah polos Hanum. Gadis itu sedang malu-malu, tapi terlihat begitu menggemaskan.

Tak berselang lama, Hanum sudah keluar dari kamar mandi dengan memakai dress yang Kenzo belikan tadi. Dress tersebut sangat pas ditubuh Hanum. Dress bunga-bunga sebatas lutut, dengan pita ditengahnya, memberikan kesan manis pada si pemakai.

Manis. Batin Ken menatap ke arah Hanum yang menunduk malu-malu.

"Apakah lantai di bawah lebih tampan dari wajahku? Kenapa sedari tadi hanya lantai yang kau tatap?" tanya Ken terkekeh.

"Emmm, bukan begitu!" Hanum menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hanum nggak biasa memakai dress mahal, Om!" jawabnya lirih.

"Tau dari mana itu dress mahal?" Ken yakin tadi sudah mencopot label harganya.

"Ya Ampun, Om. Meski Hanum cuma tamatan SMA, Hanum bisa membedakan mana barang mahal dan barang murah. Hanum yakin ini dress mahal!" Hanum meninggikan suaranya beberapa oktaf, "Eh, Maaf, Om. Hanum nggak bermaksud____!" lirihnya.

Bukannya marah Ken justru terbahak. Ternyata gadis itu cukup cerdas juga, pikirnya.

"Lupakan soal dress. Sekarang duduklah. Kita sarapan dulu!" ajak Ken pada gadis itu.

Hanum menurut. Perutnya juga sudah sangat lapar. Ia duduk di hadapan Ken, menyiapkan sarapan yang sudah dibeli oleh suaminya. Uhuy, Suami ....

"Om, kenapa kita menginap di hotel? Bukannya menginap di hotel mahal ya, Om?" tanya Hanum disela makannya.

"Kamu ketiduran di mobil. Aku nggak tega melihatmu tidak nyaman tidur di mobil. Aku juga lelah, seharian menyetir sendiri!"

Hanum menundukkan kepala, dia merasa bersalah.

"Kalau Om capek, Kita gantian menyetir?" tawar Hanum dengan wajah polosnya.

Ken tersenyum, "Memang kamu bisa menyetir?"

"Bisa. Dulu Edo pernah ngajarin Hanum nyetir mobil, Om. Hanum juga sering nonton Edo balapan liar, pernah ikut nemenin juga!" Hanum membanggakan dirinya karena dia pernah ikut balap liar.

Ken mengerutkan keningnya, "Kamu ikutan balapan liar?"

Hanum mengangguk bangga. Ken jadi semakin tertarik dengan kehidupan yang Hanum jalani.

"Apa Edo adalah pria yang akan nikahin kamu itu?" tanya Ken, penasaran.

"Iya, Om," sahut Hanum, wajahnya muram.

"Kalian pacaran sudah lama?" tanya Ken lagi.

Hanum memilin jarinya. Sebenarnya dia malas untuk bercerita, tapi sepertinya Om Ken penasaran. Dengan sedikit helaan nafas Hanum pun bercerita sedikit kisahnya dengan Edo.

"Dia itu pria yang sangat aku cintai, Om. Kami berpacaran saat kami sama-sama SMA. Dia baik, perhatian, dan tentunya sangat sayang sama aku. Bapak sering lihat Edo nganterin aku pulang malam. Nggak mau terjerumus ke hal-hal yang dilarang agama, bapak pun menyuruh orang tua Edo untuk melamar aku setelah lulus SMA. Padahal aku punya keinginan untuk meneruskan pendidikan hingga kuliah. Tapi sumpah, Om. Aku dan Edo nggak ngelakuin apa-apa. Aku hanya nemenin dia balap liar doang. Tapi bapak keburu curiga dan berprasangka buruk! Yah rencananya kami dinikahkan!" jelas Hanum panjang lebar.

"Lalu, kenapa dia kabur? Katanya kalian saling mencintai! Saling sayang!" ledek Ken.

"Nah, itu. Aku juga nggak paham, kenapa Edo sampai kabur?" Hanum menunduk, matanya kembali mengembun. Dia sudah tidak sanggup berbicara. Tak terasa air mata mengalir di pipinya.

Meski Ken sedikit nakal pada wanita, dia adalah sosok pria yang nggak tegaan. Apalagi melihat seorang wanita menangis di depannya.

"Sudah. Sudah. Jangan menangis. Aku minta maaf kalau membuatmu sedih."

"Hanum cuman nggak habis pikir, Om. Kenapa Edo tega ninggalin Hanum disaat kami akan menikah?" Hanum masih terisak, "Andai sejak awal dia mau membatalkan pernikahan, kejadiannya nggak akan kayak gini. Bapak nggak meninggal. Om pun nggak perlu nikahin Hanum!"

"Hey, kamu ngomong apa sih?" Ken mengusap air mata yang sudah mengalir ke pipi Hanum, "Semua sudah takdir. Tidak ada yang bisa melawan takdir Tuhan, Hanum!"

Hanum mengangkat kepalanya menatap Ken, "Seandainya Om tidak tahan dengan Hanum, Om boleh meninggalkan Hanum. Atau jika istri Om marah pada Om karena menikahi Hanum, saat itu juga Om boleh meninggalkan Hanum. Hanum tidak apa-apa! Sungguh!"

Mendengar itu Ken terkekeh kecil, "Istri yang mana? Aku belum menikah!"

Hanum mendongak, lalu menatap lurus manik indah Ken, "Om belum menikah? Bapak saja sudah punya anak sebesar aku. Masa Om belum _____!"

"Hahaha!" Ken sudah tidak bisa menahan tawanya. Hanum itu cantik, manis, menggemaskan, dan juga sangat lucu.

"Bapak kamu itu menikah muda. Lulus SMA dia sudah nikah. Yah, tentu saja anaknya sebesar kamu!"

"Lalu, kenapa Om belum menikah? Padahal Om kan sudah _____!"

"Tua, maksud kamu?"

Hanum meringis, merasa tidak enak kalau mengatai Ken tua. Tapi kalau diperhatikan lebih seksama, Ken itu tampan. Malah sangat tampan diusianya yang sangat matang. Eh ...

"Bukan aku yang ngomong. Om sendiri loh yang ngomong!" Hanum terkikik kecil.

"Aku ini bukan tua. Tapi matang!" Ken tidak terima kalau dirinya dikatai tua. Hanum terkekeh mendengar itu.

"Habiskan makananmu, setelah ini kita melanjutkan perjalanan lagi!"

"Emmm, apakah kita ke rumah Om?"

"Hem, tentu saja. Kau akan ke rumahku."

"Ada siapa saja di sana?" tanya Hanum penasaran.

"Hanya ada ibu dan kedua kakakku!"

Hanum mengernyit lucu.

"Hati-hati, Ibuku galak. Dia suka makan orang! Haum!" ucap Ken menirukan auman harimau.

"Ommmmm____!"

Bersambung .....

Kasih Like buat om Ken dong.....

1
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat berkarya sukses selalu buat kamu Authorrr
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat berkarya
🩷nining
luar biasa
Yany Zain
oalah ternyata yg dilihat hanum adalah tiga wanita yang julid dan nyinyir.... yg sabar ya num.....🥰
Soraya
mau komen bingung jempol aja ya👍
niken babyzie
why
niken babyzie
babang dave lagi kasmaran akut😂
Rodiah Rodiah
kereeeen dan lanjuuut🥰🥰😃😃😃😃😃😃😃💪
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Han liat sapa tuh thor
@🍁 BILA❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
Hahahaha Hanum kasian dong Tarzan suami mu😁
neng ade
siapa yg Hanum lihat ya ..
Yany Zain
waduh siapa lagi nih yg ada di kampung hanum dan susan, apa tante hanum yg pulang ke kampung dan menetap di rumah hanum...🤔
Aditya HP/bunda lia
siapaaaaaa ..... bikin pinisirin ini mah ... ayo lanjut ... 💪
Selin Tari
kira2 siapa ya Thor yg di lihat Hanum 🤔💪💪💪
Ajusani Dei Yanti
beuuuuuuh yg uda kena virus bucin🤣🤭🤭🤭
Dewi Anggya
spa num.. kepooo nichhh🤭
neng ade
wah .. ni bule udh buvon akut ya sm Susan .. 😁
Marifatul Marifatul
🤣🤣🤣
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Dave jungkir walik
@🍁 BILA❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
semuanya masalah sudah selesai dengan keterbukaan ini akan memper erat hubungan kalian berdua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!