NovelToon NovelToon
Kapten, Wo Ai Ni

Kapten, Wo Ai Ni

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:28.5k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Menikah dengan gadis yang dicintai adalah impian semua pria. Namun, Anggasta Bimantara, seorang kapten polisi harus menelan kekecewaan karena lamarannya ditolak oleh kekasihnya. Kekasih yang sudah dia pacari selama lima tahun lebih memilih pria kaya raya demi untuk kemajuan karir modelingnya.
Di tengah keterpurukannya putus cinta, dia terpaksa menikahi gadis tengil yang bernama Intan hanya karena kesalahpahaman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Godaan

Tiba-tiba secara mendadak dan bukan dangdut, terdengar suara petir yang sangat keras. Intan langsung berlari sambil berteriak lalu dia memeluk Anggasta dengan erat dari arah belakang.

Sial! Umpat Anggasta di dalam hatinya dan pria tampan itu sontak menunduk saat dia merasakan ada yang menggeliat di bawah sana.

"Intan! Jangan main peluk seperti ini!" Teriak Anggasta.

Kamu membangunkan juniorku, Tan, hiks, hiks, hiks. Batin Anggasta.

Intan semakin erat memeluk Anggasta dan menangis terisak sambil berkata, "A.....aku takut petir, Mas"

Anggasta yang masih berdiri tegap sempurna hanya bisa mendongak ke atas dan memejamkan mata sambil menghirup oksigen sebanyak-banyaknya agar otaknya tetap waras karena dia tidak mau khilaf dan memakan Intan sebelum Intan mengijinkannya.

Mendengar suara isak tangisnya Intan semakin keras dan merasakan tubuh Intan bergetar hebat saat bunyi geledek kembali bergemuruh, Anggasta memutar badan dengan pelan lalu memeluk Intan. Lalu, pria tampan itu mengusap lembut rambut Intan sambil berkata, "Tenanglah. Itu hanya petir dan ada aku. Aku akan......."

Dhuaaarrrrrrr!!!!!!!!

Bunyi petir yang ketiga kembali terdengar dan bunyinya lebih kencang dari yang sebelum-sebelumnya membuat Intan jatuh pingsan di dalam pelukannya Anggasta.

Anggasta langsung membopong Intan dan merebahkan Intan di ranjang lalu menarik selimut dengan cepat untuk menutupi tubuh Intan sebelum juniornya menggeliat lebih liar.

"Tan? Bangun" Anggasta mengusap lembut pipi Intan, namun Intan belum bangun juga.

Anggasta mengusap kasar rambut cepaknya sambil bergumam lirih, "Dia belum pakai baju. Tapi, kalau aku pergi ke kamar sebelah petir masih menyambar-nyambar seperti ini aku takut Intan kondisinya semakin parah"

Anggasta lalu memutuskan untuk menelepon anak buahnya yang bernama Roy yang tadi dia suruh berjaga di depan hotel"

"Roy"

"Ada perintah apa Kapten?"

"Kamu masih di depan hotel?"

"Masih Kapten. Apa gembongnya udah ketangkap?" Sahut Roy.

"Lupakan dulu soal itu. Emm, aku ingin minta tolong sama kamu"

"Ada apa?"

"Kamu datang ke kamar 301 sekarang juga!"

"Baik"

Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan di pintu.

Anggasta bergegas membuka pintu dan begitu dia membuka pintu dia langsung menyerahkan kunci chip kamar 302.

"Kamu kamu ke kamar ini dan ambil tas ransel yang ada di kamar ini"

"Baik"

Anggasta menutup pintu dan menunggu Roy datang di depan pintu sambil bersedekap dan terus mengarahkan pandangannya ke ranjang. Begitu terdengar suara pintu diketuk, Anggasta sontak berbalik badan dan langsung membuka pintu.

"Ini tas ranselnya"

Anggasta menerima tas ransel itu sambil mendorong dada Roy yang ingin melangkah masuk ke dalam kamar.

"Kenapa saya tidak boleh masuk ke dalam kamar?" Alis Roy sontak bertaut erat.

"Istriku tidak pakai baju"

Brak! Anggasta menutup pintu dan langsung menguncinya.

Roy menatap daun pintu dengan wajah syok. Lalu, pria bertubuh atletis itu bergumam lirih, "Istri? Aku nggak salah dengar, kan, tadi Kapten bilang Istri dan.......Is......istrinya tidak pakai baju? What?!"

Roy kemudian berbalik badan dan melangkah menuju ke lift dengan benak penuh tanda tanya.

Anggasta membuka tas ranselnya Intan lalu menyiapkan satu stel baju harian lengkap dengan pakaian dalamnya Intan.

"Pakaian dalamnya menggoda iman begini, Hufftttt! Sabar, ya, juniorku. Banyak godaan untukmu sekarang ini, nanti, dan entah sampai kapan. Pokonya sabar aja, ya" Ucap Anggasta sambil menunduk dan menatap di bawah sana yang sedikit menggeliat melihat pakaian dalam berenda yang imut.

Anggasta bergegas menyelipkan pakaian dalamnya Intan di antara kaos dan celana panjangnya Intan lalu menaruh tumpukan baju ganti itu di atas ranjang. Anggasta kembali menepuk pelan pipi Intan sambil berkata, "Tan, bangun. Kalau kamu nggak bangun juga, aku akan bawa kamu ke IGD"

Mendengar kata IGD, Intan langsung membuka mata lebar-lebar lalu bangun dan memeluk erat tubuh atletisnya Anggasta.

"Kenapa meluk lagi?" Anggasta bertanya dengan wajah mewek karena juniornya semakin memberontak kesal karena digoda terus menerus.

"Aku takut rumah sakit, Mas"

Oh, iya, kata Presdir Intan pernah koma cukup lama di rumah sakit. Wajar kalau dia takut sama rumah sakit. Tapi, petir? Batin Anggasta.

"Kenapa kamu takut petir?"

Intan mempererat pelukannya sambil berkata, "Entahlah. Aku pernah mendengar bunyi seperti geledek dan itu sangat mengerikan tapi ada kejadian apa saat itu aku lupa"

Intan masih belum menyadari bahwa tubuhnya masih dibalut handuk mandi.

Apa bunyi pistol yang Intan dengar waktu kecil Intan anggap itu bunyi petir? Batin Anggasta.

"Sudah nggak ada petir karena hujan. Sudah turun cukup deras. Sekarang pergi ke kamar mandi dan pakai baju. Baju kamu sudah aku siapkan tuh di ujung ranjang"

Intan melepaskan pelukannya lalu menatap Anggasta untuk berkata, "Terima kasih, Mas"

Melihat mata teduhnya Intan yang dibingkai bulu mata tebal dan lentik membuat jakun Anggasta kembali baik turun dan pria tampan itu langsung bangkit berdiri sambil berkata, "Buruan pakai baju nanti masuk angin!"

"I.....iya" Intan langsung melompat dari ranjang, menyambar bajunya lalu berlari kencang ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Intan muncul di depan Anggasta dan juniornya Anggasta kembali menggeliat liar melihat Intan tampak jauh lebih cantik dengan balutan kaos berwarna cokelat terang dan celana jins sepanjang lutut.

"Mas, kenapa melihatku terus? Ada yang aneh di diriku?"

"Oh, ehem!" Anggasta berdeham untuk mengusir fantasi liar yang hampir menyusup ke otaknya lalu dia buru-buru berkata, "Duduk dan makan! Es tehnya juga udah aku siapkan"

Intan duduk di depan Anggasta dan menarik karet gelang dari pembungkus nasi goreng sambil berkata dengan senyum girang, "Aku belum pernah makan nasi goreng yang diikat karet gelang seperti ini, Mas. Ternyata banyak hal menarik di luar rumah, ya"

Anggasta pura-pura bermain ponsel sambil menyahut tanpa melihat Intan, "Kalau makan jangan banyak bicara tersedak nanti"

Namun, di dalam hatinya, Anggasta bergumam, kasihan juga, dia, ya, melihat nasi goreng diikat karet gelang aja dia girang bukan main. Dia benar-benar terkungkung selama ini. Kasihan.

Malam hari pun tiba........krik, krik, krik, krik, eh, salah......di hotel bintang lima mana ada jangkrik, hehehehehe. Suara hujan yang mengetuk-ngetuk jendela membuat suasana menjadi aneh dan pasangan suami istri itu duduk di tepi ranjang dengan canggung.

Apakah dia akan tidur satu ranjang denganku? Oh, No! Big No! Batin Intan.

"Ranjangnya cuma satu" Ucap Anggasta.

Intan langsung naik ke ranjang sambil berkata,, "Makanya aku tidur di ranjang dan Mas tidur di sofa!"

"Enak saja. Kamar ini aku yang menemukannya jadi aku yang tidur di ranjang dan kamu tidur sofa lagian tadi siang kamu udah tidur lama banget di ranjang ini, maka malam ini giliran aku yang menikmati ranjang ini, kan"

Intan duduk di tengah ranjang dan langsung menyemburkan, "Kakekku yang membayar kamar ini jadi aku berhak memerintah di sini"

"Tapi, aku adalah Suami kamu. Aku juga berhak.........."

"Kita suit kalo gitu"

"Hah?! Suit?"

"Iya, biar adil. Kita suit, batu, gunting, kertas"

"Berapa kali suitnya?"

"Satu kali aja karena aku yakin aku pasti menang" Sahut Intan dengan seringai penuh kesombongan.

"Oke"

Keduanya lalu mengarahkan kepalan tangan kanan mereka ke depan dan Intan langsung berteriak, "Batu, gunting, kertas!"

"Apa?! Aku kalah?!" Intan membeliak kaget saat dia melihat tangannya membuka sempurna dan tangan Anggasta membentuk gunting.

"Yes!" Sana ke sofa sana!" Anggasta mendorong punggung Intan agar istri kecilnya itu bangkit berdiri.

Dengan wajah cemberut Intan terpaksa bangkit berdiri lalu mengambil bantal dan selimut kemudian melangkah ke sofa sambil ngedumel di dalam hati, dasar pria nggak punya perasaan. Bisa-bisanya dia membiarkan gadis imut seperti aku ini tidur di sofa.

"Kamu ngatain aku, ya?" Teriak Anggasta sambil merebahkan diri.

Ih! Apa dia dukun? Kok dia bisa tahu aku ngatain dia di dalam hati.

Intan menjatuhkan berat badannya ke sofa sambil berkata, "Nggak!"

"Baguslah. Ngatain Suami itu dosa"

"Aku bilang nggak, ya, nggak!" Intan berteriak kesal sambil melemparkan bantal ke ujung sofa.

Anggasta mengulum bibir menahan geli lalu dia meringkuk, menarik selimut, dan memejamkan mata.

Dasar pria aneh. Kadang lembut, ramah, tiba-tiba dingin dan menyebalkan, huh! Intan kembali ngedumel sambil memunggungi memunggungi

Anggasta berteriak dengan masih memejamkan matanya, "Kamu ngatain aku lagi, ya?"

"Nggak!" Teriak Intan dengan masih memunggungi ranjang.

1
F.T Zira
mereka ini gak kenal tempat.. asal main aja/Facepalm//Facepalm/
🌹 buat ka author
F.T Zira
lagi nyalain kompor atau gimana sih ni satu orang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
3ikaln dulu ya kak...
lagi kumpulin poin🤭🤭
Elisabeth Ratna Susanti: iya, nggak apa santai saja 🤗 makasih banyak untuk supportnya 🙏
total 1 replies
F.T Zira
mimpimu ketinggian🤧🤧
F.T Zira
ya gak gitu juga teorinya abang../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
cinta buta cinta buta/Facepalm//Facepalm/
Rahma AR
jgn mimpi
ZasNov
Semangat terus kakak author 💪😄
anggita
ceklek..😑 (bunyi pintu dibuka dalam novel)
F.T Zira
ninggain jejak🌹 buat ka Author
Rahma AR
saling tatsp nih...
Rahma AR
panas menyala
F.T Zira
🌹 plus prmintaan up..
menanti bab selanjutnya
F.T Zira
/Facepalm//Facepalm/ aku meleyot klo gini
F.T Zira
😨😨😨😨😨😨
F.T Zira
2iklan mendarat
anggita
👍☝like iklan
Rahma AR
anggasta keren, bisa lihat
anggita
👍☝iklan
F.T Zira
like 🌹 plua prmintaan up.
lanjutttt lagi akakk
Rahma AR
like.dan iklan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!