Aura Harus menerima takdirnya menjadi salah satu bagian dari Wanita penghibur seorang Devandra Mahendra.
Pria tampan dengan sejuta pesonanya. Namun siapa sangka jika di balik ketampanannya itu menyimpan Rahasia yang cukup besar hingga menarik Aura untuk.asuk dalam hidupnya.
Akahkan Devandra melepaskan Aura, ataukah Devandra menahannya seumur hidup bersamanya?
Ikuti kisah mereka hanya di Judul Novel Selir Sang Mafia
Brak
"Ah maaf Tuan, saya tidak sengaja!!" Ucap Aura seraya membersikan Jas mahal milik Pria yang baru saja di tabraknya.
"It's Oke tidak masalah" Ujar Pria itu yang ternyata sejak tadi terpaku menatapnya.
Hingga tanpa sengaja tatapan mereka beradu saat Aura ingin mengangkat kepalanya menatap Devan. Dalam beberapa menit tatapan mereka terkunci sebelum pada akhirnya Aura memutuskannya lebih dulu."
"Maaf" Sekali lagi Aura meminta maaf dan berusaha untuk pergi meninggalkan Acara perayaan Ulang tahun Stasiun televisi milik keluarganya. Kebetulan Devan datang hari itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Edgar
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah Faldo melakukan tugasnya memeriksa kesehatan sang kakak, mulai dari memeriksa tekanan darah, detak jantung hingga terakhir ia memutuskan untuk mengambil sampel darah sang kakak untuk ia tes nanti di Rumah sakit miliknya.
"Apa keadaannya baik-baik saja?"
Tanya Opa sebelum Faldo keluar dari sana.
"Dari hasil sementara aku lihat dia baik-baik saja tapi aku harus memastikan juga keadaan yang sebenarnya maka dari itu aku mengambil sampel darahnya untuk di uji lab ke rumah sakit sekarang juga!"
Ujar Faldo seraya melanjutkan langkah kakinya.
Sementara itu Tuan Mahendra menatap ke pada kedua cucunya yang tersisa di dalam ruangan itu dengan pikiran kemana-mana. "Oh iya Dev, Opa dengar kau menyekap Tuan Tanu pemilik Art.Tv dan menculik Anaknya yang bernama Aura, apakah itu benar Dev?" Tanya Opa memulai obrolan.
"Ya" Jawab Devan singkat, Pria itu kini masih serius memijat keningnya karena sejak tadi merasa sedikit pusing.
"Untuk apa kau melakukan itu Dev?" Tanya Opa lagi.
Sontak Devan mengangkat kepalanya seraya menautkan kedua alisnya karena merasa sang Opa kali ini terlihat berbeda. tumben-tumbenan sang opa ingin tau kenapa dirinya melakukan penculikan kepada musuh-musuh mereka padahal biasanya ia diam saja dan memilih menyerahkan semuanya padanya pikir Devan?
"Apa opa serius ingin tau?" Devan membalikkan pertanyaan untuk mencari tau lebih Dalam.
"Ya" Jawab opa singkat padat.
"Opa tau jika aku mencalonkan diriku sebagai presiden negara ini kan?" Tanya Devan
Opa Mahendra langsung menganggukkan kepalanya paham tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Melihat sang opa menganggukkan kepalanya membuat Devan melanjutkan ucapannya. "Aku ingin memanfaatkan mereka untuk misi Kampanyeku! Awalnya aku meminta tolong secara baik-baik pada mereka namun penolakan terang-terangan yang aku dapatkan! Mereka juga berbicara kotor ke padaku hingga membuatku berencana memaksa mereka agar tunduk padaku seperti semua orang yang selama ini sudah berani menghina dan meremehkan kita Opa! Apa menurut opa aku salah?" Tanya Devan balik.
Sementara Opa Mahendra menghela nafasnya kasar. Kini ia tau apa rencana sebenarnya Devandra menculik Putri Tuan Tanu yang memang ia tau sedikit congkak dan sombong di kalangan pebisnis.
"Tidak, kau benar! Opa mendukungmu Dev, tapi asal kau tau jika Keluarga tau sudah membuat perjanjian pernikahan untuk Putri mereka dengan seorang Putra pengusaha yang ada di Surabaya. Yang opa tau calon menantu mereka adalah keturunan dari Keluarga Collins jadi opa minta berhati-hati lah!"
Ujar Opa Mahendra.
"Opa kira hari ini adalah hari kehancuranmu Dev, opa tidak menyangka jika Anak bodoh itu bisa sampai tertangkap Polisi!"
Imbuh Opa Mahendra seraya menatap nyalang ke arah Edgar yang saat ini duduk di berhadapan dengan Devan dengan beberapa luka di wajahnya. Ia yakin jika luka-luka di wajah cucu ke duanyan itu adalah luka baru mengingat tadi saat ia melihat foto yang di kirimkan anak buahnya saat di kantor polisi wajah Edgar Masih Tampan dan segar.
"Aku yang melakukannya!" Celetuk Devan yang ternyata peka jika sang Opa tengah menatap luka-luka yang ada di wajah Sang sepupu.
"Ck. Anak itu." Opa berdecih kesal saat mendengar lagi-lagi Devandra bisa membaca isi otaknya. Itulah yang membuatnya memilih Devan sebagai penerusnya sebagai ketua Genk Mafia bentukannya karena sikap Devan yang tegas dan sangat berwibawa.
"Aku pikir orang yang sudah menjebak Edgar dan Faldo pasti bisa menghancurkan mu dev, tapi nyatanya tidak!"
Puji Opa Devandra seraya bertepuk tangan
"Cih,"
Devan berdecih mana kala mengingat saat dimana ia melihat Edgar sang sepupu di giring oleh polisi beserta anak buahnya untuk masuk ke mobil milik mereka, setelah mendapatkan penangguhan penahanan yang harus di bayar Devan dengan uang yang cukup tinggi tadi siang.
Flashback On
Sesampainya di kantor polisi Devan meminta sang Asisten pribadi untuk menangani sendiri Masalah yang di timbulkan oleh Edgar sang sepupu yang telah di tangkap polisi saat di bandara dengan tuduhan penyelundupan Kokain.
Jo lantas mengangguk seraya meminta Anak buahnya mengurus semuanya.
Setelah beberapa menit kemudian Jonathan turun dengan memakai pakaian casual serta topi dan juga masker untuk masuk ke dalam mobil hitam yang terparkir di halaman kantor polisi tepat di depan mobil mereka tadi.
"Bagaimana?" Tanya Jonathan setelah masuk ke dalam Mobil hitam itu kepada anak buahnya.
"Jo kau kah itu?'" Tiba-tiba saja Edgar ikut nimbrung menyapa asisten pribadi sepupunya yang ternyata datang untuk menyelamatkan dirinya.
Jonathan tak menjawab malah mendengus kesal saat mengetahui jika Edgar bisa mengenali dirinya.
Setelahnya Jonatan kembali dalam mobil yang tadi ia tumpangi dengan Devan. "Semuanya sudah beres Tuan!" Ujar Jo seraya duduk di samping Devan.
"Apa kau sudah memberikan uang tutup mulut kepada mereka semua?"
"Sudah Tuan!" Jawab Jo
"Bagus, Kau harus pastikan jika polisi yang terlibat penangkapan Terhadap Sepupuku Edgar di mutasi ke luar Daerah, jangan sampai mereka tetap berada di tempat ini yang pastinya akan menghalangi gerakan kita!"
Perintah Devan lagi.
"Laksanakan Tuan!"
Jawab Jonathan patuh.
Setelah memastikan semuanya beres pada akhirnya mereka semua pergi dengan hati yang lega, namun tidak dengan suasana Hati Edgar yang ketakutan, kesal, marah menjadi satu.
Ia yakin jika setelah ini ia akan di bawa ke ruang bawah Tanah mansion utama untuk mendapatkan hukuman dari sang kakak sepupu sepeti biasanya karena sudah tertangkap. Namun penangkapan dirinya kali ini benar-benar tidak ia duga karena ia sama sekali tidak membawa barang haram yang di tuduhkan padanya, namun akan tetapi entah dari mana as barang itu tiba-tiba polisi bisa menemukannya di dalam tas kopernya.
"Jangan-jangan ada yang berusaha memfitnahku?"
Geram Edgar dalam hati. Padahal dia datang untuk memberi tahu sepupunya jika ada beberapa orang di dalam Genk mereka yang berniat Membelot hingga ingin menjatuhkannya. Eh malah dia sendiri yang kena apes.
"Kalian pastikan aku tidak di bunuh di dalam penjara bawah tanah, jika sampai tuan kalian menjadikan aku umpan untuk hewan peliharaannya maka kalian akan tau akibatnya jika Opa Mahendra tau semuanya!"
Ancam Edgar pada anak buat Devan yang mengawalnya.
Flashback Off
Setelah sadar dari pikirannya Devan lantas tersenyum miring seraya menjawab ucapan sang Opa. "Ini hanyalah kerikil kecil bahkan hanya bisa di katakan ini adalah debu yang biasa menempel di jas mahal ku, tapi kenapa Opa masih saja panik sepeti baru pertama kali menghadapi hal semacam ini?" Ujarnya.
Tuan Mahendra hanya menanggapi kicauan sang Cucuku dengan tatapan takjub sekaligus bangga, Kini ia benar-benar bisa melepaskan Devan memegang kendali penuh atas Kelompok mafia yang selama ini ia besarkan.