NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 23

Makan siang hari ini hanya ada Kakek dan para menantunya, Alisha, juga anak dari Bibi Yasmin. Makan siang berlangsung dengan lancar. Dan sekarang Alisha dan Ibu Maira sedang sibuk membuat selai blueberry.

"Sayang, tolong cuci buahnya dulu. Setelah itu keringkan," titah Ibu Maira pada Alisha. Sedangkan dirinya sedang menyiapkan hal lain.

Alisha langsung patuh dan melakukannya dengan cekatan. Di dapur hanya ada Alisha dan Ibu Maira serta dua orang pelayan yang memang tugasnya di dapur.

"Kau suka selai blueberry?" tanya Ibu Maira. Ia mengambil buah blueberry yang selesai dibersihkan Alisha.

"Selagi bisa ku makan, aku suka," jawab Alisha.

Ibu Maira tersenyum, "Kalau Ansel dia paling benci selai blueberry. Katanya warnanya aneh," ucapnya sambil terkekeh kecil.

"Benarkah?" Alisha lagi-lagi mengetahui fakta baru tentang suaminya. Ibu Maira mengangguk mengiyakan.

"Tapi, dia sangat suka dengan selai kacang di campur selai coklat. Bahkan itu lebih aneh dari pada selai blueberry," ujar Ibu. Ia teringat waktu Ansel memakan roti yang diolesi selai kacang dan coklat.

Alisha tertawa kecil. Selera Ansel aneh sekali. Pantas saja orangnya ikut aneh, pikirnya.

"Mungkin nanti aku akan memaksanya untuk mencicipi selai blueberry lagi," ucap Ibu.

Mereka asik berbincang sampai selai blueberry itu jadi dan sudah siap disajikan.

Alisha menatap Ibu yang sedang mengolesi selembar roti dengan selai blueberry yang sudah mereka buat.

"Aku yakin kau pasti ketagihan," ucap Ibu Maira seraya menyerahkan selembar roti itu.

"Terimakasih, ibu," ucap Alisha lalu mulai menggigit rotinya. Sangat pas dan cocok. Rasanya tidak mengecewakan. Lebih enak daripada beli yang dalam kemasan. Karena ini selainya membuat sendiri dan buahnya juga menanam sendiri. Alisha jadi ingin membuat kebun kecil juga di belakang rumah Ansel. Tapi, itu bukan haknya. Alisha cukup sadar diri.

"Bagaimana?" tanya Ibu Maira meminta pendapat.

Alisha mengangguk-anggukkan kepalanya, "Lebih enak dibandingkan beli yang ada di kemasan," jawabnya.

Perhatian mereka teralihkan pada Cila yang datang sambil menangis. Entah apa yang terjadi pada gadis kecil itu. Alisha segera menghampiri dan berjongkok di depannya.

"Ada apa?" tanyanya selembut mungkin.

"Ibu memarahi Cila..." jawabnya masih sesenggukan. Ia menoleh menatap Ibu Maira dengan tatapan seolah mengadu. Cila memang anak manja. Jika di marahi orang tuanya, dia akan mengadu pada yang lain.

"Nanti bibi akan memarahi ibumu. Oke?" ujar Ibu Maira. Cila mengangguk. Setidaknya ada bibi yang berpihak padanya.

"Sudah, jangan menangis. Bagaimana kalau kita melihat ikan di belakang?" tawar Alisha berusaha menghibur Cila. Lalu ia berdiri sambil menggendong Cila.

Cila mengangguk meski masih sesenggukan. Ia mengusap air matanya yang mengalir di pipi tembam nya.

"Ibu, aku ke belakang dulu," pamit Alisha pada sang ibu mertua.

Ibu Maira mengangguk sambil tersenyum. Ia melambaikan tangan pada Cila dan dibalas dengan lambaian tangan oleh gadis kecil itu.

"Dia sudah cocok jadi seorang ibu," gumam Ibu Maira melihat Alisha yang begitu mudah akrab dengan anak kecil. Saat Alisha berbicara pada Cila juga sangat lembut.

Selama ini Cila menginap di rumah nenek dan kakeknya alias orang tua dari Bibi Yasmin. Jadi, saat Alisha menginap waktu itu, Cila tidak ada di mansion utama.

Mansion utama berisi keluarga besar Xander. Sedangkan para anak yang sudah berkeluarga seperti Ansel dan Alex akan tinggal di rumah mereka sendiri. Jika belum menikah seperti Noah dan si kembar, akan tetap tinggal di mansion. Tapi, mereka sering menginap di apartemen lantaran lebih dekat dengan sekolah.

"Lihat, ikannya sangat banyak, kan? Ada yang kecil juga," ujar Alisha sambil menunjuk ikan-ikan yang ada di kolam kecil.

Cila mengangguk mengiyakan. Ia berdiri di samping Alisha yang berjongkok sambil memperhatikan ikan-ikan yang sedang berenang di kolam kecil khusus ikan hias.

Jika diperhatikan, Alisha lah yang paling antusias, terlihat dari matanya yang berbinar seolah tidak pernah melihat ikan seindah itu. Tapi, memang benar adanya, Alisha tidak pernah melihatnya. Ia bahkan baru tau ada ikan berwarna putih dan kuning. Kehidupannya terlalu suram, hingga ia tidak terlalu tau kehidupan luar. Dulu, Alisha keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan dapur saja. Sebab itulah ia agak kurang tau tentang hal lain.

"Kakak menginap di sini, kan?" tanya Cila dengan tatapan polosnya.

Alisha mengalihkan pandangannya dari ikan-ikan itu beralih menatap Cila.

"Tidak, Cila. Mungkin lain kali saja. Beberapa hari lalu kakak sudah menginap di sini," jawab Alisha. Tangannya mengelus pundak kecil Cila.

Bibir Cila cemberut, "Kenapa? Cila ingin bermain dengan kakak!" ujarnya.

"Kakak sibuk mengurus Kak Ansel. Cila juga harus sekolah, kan?"

Cila mengangguk paham. Gadis kecil ini memang selalu patuh, ayahnya selalu mengajarkan dirinya agar pengertian dan tidak membantah atau memaksa kehendak. Sayangnya perilaku Bibi Yasmin pada Alisha benar-benar berbanding balik dengan perilaku Cila pada Alisha.

Perbincangan mereka masih terus berlanjut. Alisha beralih mengajak Cila duduk di gazebo. Tanpa menyadari bahwa waktu sudah hampir sore, mereka masih asik bermain.

Jika Ansel melihatnya, dia pasti akan memandang Alisha dan Cila sama. Iya, sama-sama anak kecil.

****

Ansel mengusap wajahnya. Meja kerjanya sangat penuh dengan lembaran kertas dan tabletnya juga menyala serta komputer memperlihatkan data seseorang.

"Beddebah siallan itu," geramnya menatap tajam layar komputernya.

Musuh bisnisnya berhasil membuat para CEO yang kerja sama dengan perusahaan keluarganya termakan omong kosong.

Max Jamisson adalah musuh bebuyutan Ansel, musuh sejak jaman kuliah bahkan sampai sekarang. Awal permusuhan itu terjadi saat Ansel menjadi ketua BEM di fakultas yang sama. Max saat itu juga berharap ia yang dipilih menjadi ketua BEM, ternyata teman-teman fakultasnya malah memilih Ansel karena dia pintar dan berjiwa tegas. Hal itu membuat perasaan kesal, marah dan iri tumbuh dalam diri Max. Hingga sekarang, Max akan menghancurkan apapun yang berhubungan dengan Ansel.

Kembali pada suami tampan Alisha. Ia mengambil ponselnya dan menelpon Michael yang sedang ikut mengurus kekacauan yang ada.

"Selesaikan dengan cepat. Lalu datanglah ke ruanganku," ucap Ansel. Tanpa menunggu jawaban dari seberang sana, ia langsung mematikan sambungannya.

Ansel menghela nafas berat. Masalah ini memang bukan masalah besar, tapi, jika dibiarkan malah semakin runyam. Ansel juga tau Max adalah manusia yang super nekat.

Tak lama kemudian, Michael datang dengan membawa tas laptopnya.

"Bagaimana?" Ansel langsung bertanya.

"Beberapa ada yang bisa saya atasi. Tapi, yang lainnya ingin anda membuka suara," jawab Michael.

Ansel mengangguk, ia sudah menduganya.

"Atur rapat untuk besok," ucap Ansel.

"Kerjakan tugas mu di sini," lanjutnya.

Michael mengangguk patuh, ia langsung duduk di sofa dan mulai mengerjakan tugasnya.

Max membuat tuduhan tentang Ansel. Max berkata jika Ansel adalah pria penipu yang handal. Ansel juga difitnah dengan sebuah foto editan di mana ia sedang duduk bersama para wanita malam di club. Hal itu tentu membuat nama baik Ansel tercoreng.

Memang bukan masalah besar, tapi, meski nama Ansel sangat terkenal, mereka semua tetap percaya dengan Max. Entah apa yang merasuki pikiran orang-orang itu, Ansel pun tak paham.

***

1
Rinda
aq kok bosen ya bacanya,malah banyak yg tak skip
endang sri
Luar biasa
murniati cls
kenapa dia dibenci,pdhl dia tak seperti keluarganya katakan
𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ
terseponah
A&R
ok
Imaya Lumbanraja
Kecewa
Imaya Lumbanraja
Buruk
Titin Pangestuti
Luar biasa
Emi Kurniahendarto
keren
Irene
suka ceritanya
Sri Tati
Luar biasa
MissCuek🍂
mantap
aa sa
Luar biasa
aa sa
Lumayan
Grey
Luar biasa
Adam
The story is too bad and soft.👎
Adam
This story might be adapted from a story in a soap opera. too soft and very weak.👎
Niken Sulistyo Rini
Luar biasa
Christina Dewi
👍
Niken Sulistyo Rini
bagus juga ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!