Cahaya?

[ WARNING ]

1. BANYAK KATA - KATA KASAR.

2. KARYA PERTAMA, MAKLUMI KALAU ADA KESALAHAN DALAM DIKSI.

3. MAKLUMI TYPO.

4. KOMENTAR YANG SOPAN.

5. HARGAI KARYA PENULIS.

TERIMAKASIH!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -...

Dughh!!

Tangan Malio terlepas dari tangan Aurel, berganti menjadi memegang kaki nya sendiri yang terasa sakit akibat tendangan Aurel.

Aurel sedikit menunduk, menyesuaikan wajah nya pada wajah Malio yang sedikit membungkuk memegang kaki nya.

"Sekali lagi gue denger lo ngatain Renza, mulut lo gue sobek." Nada nya terdengar seperti nada mengancam.

"Sialan!"

"Lo ngomong apa? Ulang sekali lagi." Ucap Aurel dengan nada menantang dan tatapan tajam.

Malio langsung terdiam, lalu dengan refleks ia menggeleng cepat.

Aurel mengeluarkan seringai nya, "Good. Lebih baik ga bersuara."

Menegakkan tubuh nya kembali, "Ayo Renza." Aurel menarik pelan tangan Renza dari tempat itu.

Renza tertegun untuk beberapa saat, ia hampir lupa, Aurel ini pengawal nya. Pengawal, artinya, ia bukan wanita lemah. Sebuah lengkungan terukir di bibir Renza.

.

Renza melepas jas nya, meletakkan di kursi tengah mobil, lalu memasang seatbelt dan menjalankan laju mobil nya.

"Tadi itu, temen lo juga?"

"Bukan. Dia memang sering ganggu gue dari dulu awal kuliah."

"Oh gitu.."

"Hm, dulu gue memang manja, dikit - dikit nangis, di katain dia dikit, langsung nangis, cepu ke papa. Makanya dia bisa bilang gitu." Curhat Renza dengan jujur.

Iya, Renza memang terbilang anak yang manja dan cengeng dulu. Waktu masih kecil, ia sering berebutan mainan dengan Alvarez, kakak nya, dan papa nya selalu menyalahkan Alvarez dan memaki nya, meski kadang, Renza tau, ia yang salah.

Tapi, sekarang, tidak ada yang bisa di perebutkan lagi oleh Renza, kakak nya sudah jarang ia temui atau bahkan tidak pernah, sejak kakak nya di kurung di tempat gelap itu.

"Ngomong - ngomong makasih karena ngebela gue." Ucap Renza.

Aurel mengangguk, "Udah pekerjaan gue."

Renza tersenyum.

.

Keesokan Harinya, Aurel mendapat libur, karena hari ini hari minggu. Kini, ia berada di sebuah rumah yang tak terlalu besar.

Tokkk... Tokkk... Tokkk...

Ceklek..

"Udah dateng? Masuk." Ucap wanita yang membuka pintu.

Aurel menurut, masuk.

Ia duduk di sofa dengan santai, di ikuti sang wanita.

"Gimana?" Tanya wanita itu menatap Aurel.

"Alvarez baik - baik aja kan?" Lanjut nya penuh tanya.

"Ga baik." Jawab Aurel jujur.

"Dia di kurung di dalam ruang gelap, kaki nya di rantai, mata nya ga berfungsi." Jelas nya.

"Tante Alina ga seharusnya ninggalin dia selama ini."

Iya, wanita itu, Alina Leobara atau perlu kita menyebut nya, Alina Elizabeth?

"Robert bener - bener brengsek!"

"Kita harus cepet bertindak bebasin Alvarez." Saran Aurel.

"Ga bisa, Aurel. Bukti nya masih kurang. Data - data penggelapan dana nya belum kamu temuin."

Aurel terdiam, "Jadi, mau sampai kapan?"

"Sampai semua bukti nya di temukan."

"Tapi, bukti nya gada di ruang kerja dia ataupun Renza." Ucap Aurel.

"Berarti, dia nyembunyiin di tempat lain."

"Dimana?"

"Kinara."

Aurel mengernyit, tak yakin. Sejauh nya mengamati, Kinara tidak pernah terlibat apapun dalam perusahaan. Ia juga terlihat orang baik - baik. Bahkan, Aurel mengira Kinara tidak tau tentang masalah ini.

"Kamu disana, Aurel, kamu bisa cari informasi lebih dalam."

"Tapi, Kinara ga pernah ngurus masalah perusahaan. Dia--"

"Kamu percaya sama topeng dia selama ini?"

Aurel terdiam.

"Mungkin, dia terlihat baik, mungkin juga, dia terlihat peduli sama Alvarez di antara yang lain, tapi, kalau dia memang baik, dia ga mungkin mau menikah dengan pria beristri, Aurel."

Alina ada benar nya.

"Hmm, biar nanti aku amati lagi."

Alina mengangguk, "Tolong selama itu, jaga Alvarez ya.."

"Iya, tante tenang aja." Ucap Aurel.

Alina tersenyum, "Imbalan kamu bakal di tambah kalau gini." Alina tertawa kecil.

"50% gimana?" Tanya Aurel menaik - turunkan alis nya.

"Kalau kamu berhasil dalam sebulan ini, 70% pun tante kasih."

"Siap - siap! Sebulan ini, semua pasti beres." Ujar Aurel menggebu, 70% harta sesuai perjanjian, mungkin ia akan langsung menjadi miliarder tanpa perlu repot - repot meminta - minta orang.

Ah.. Kalian pasti bertanya - tanya tentang latar belakang Aurel kan? Aurelia Kimberly, lahir dari keluarga sederhana, meski begitu, kebutuhan nya selalu terpenuhi. Ibu nya seorang perawat, sedangkan ayah nya seorang guru bela diri. Pada usia Aurel yang ke-4 tahun, orangtua Aurel tiba - tiba saja membawa seorang wanita ke rumah, dalam keadaan sekarat.

Itu Alina, yang sebelumnya mengalami kecelakaan bersama Alvarez kecil, namun, tubuh nya malah di temukan di sungai jauh dari posisi kecelakaan, seakan seseorang sengaja membuang tubuh nya kesana agar tidak di temukan. Alina di rawat oleh orangtua Aurel, sekitar 2 bulan, Alina sadar dari koma nya. Setelah nya, Alina tinggal bersama keluarga Aurel, membantu merawat Aurel kecil.

Namun, di usia Aurel yang ke-17 tahun, papa nya meninggal, dan 2 tahun kemudian, di susul oleh ibu nya. Sejak itu, kehidupan Aurel mulai berantakan, ia menjadi tukang minta - minta layak nya pengemis. Alina juga mulai mencari pekerjaan untuk diri nya, agar bisa menghidupi dirinya sendiri dan Aurel sebagai balas budi.

Suatu hari, Alina melihat suami nya Robert bersama Kinara dan Renza dari televisi, mereka terlihat bahagia, tanpa putra nya, Alvarez. Dimana Alvarez? Ia mulai bertanya - tanya.

Pada akhirnya, ia tau Alvarez putus kuliah dan tak pernah terlihat lagi sejak itu. Akibat rasa penasaran, juga marah kepada Robert karena Robert telah mengambil warisan Leobara yang seharusnya menjadi milik Alina dan karena anak nya tidak pernah terlihat, Alina membuat kesepakatan dengan Aurel.

Aurel harus menyamar dan mencari bukti - bukti kecurangan yang selama ini di lakukan Robert, juga mencari Alvarez, setelah nya, jika berhasil membuktikan kecurangan Robert, dan Alina berhasil mengambil alih harta yang seharusnya menjadi milik nya, Alina akan memberikan 30% harta nya pada Aurel sebagai balasan.

.

.

.

...•BERSAMBUNG•...