NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 33

Ansel membawa Alisha piknik di sebuah pantai yang paling indah di negara itu. Pantai yang tidak terlalu banyak pengunjungnya, tapi terlihat indah dan nyaman.

Pantai ini jarang dikunjungi orang karena letaknya yang lumayan jauh dari kota. Ansel dan Alisha menempuh perjalanan hingga 4 jam. Sesampainya di villa jam menunjukkan pukul setengah lima sore. Untungnya ada sopir yang mengantar mereka, jadi Ansel tidak perlu capek-capek menyetir.

Sekarang kedua pasutri itu sedang duduk di sebuah gazebo untuk melihat sunset yang sebentar lagi akan muncul.

"Aku tidak tau jika ada pantai se indah ini," ucap Alisha. Tentu saja tidak tau, karena selama ini dia dikurung di dalam rumah.

"Sekarang sudah tau, kan?" balas Ansel.

Alisha mengangguk dan menoleh menatap suaminya yang duduk di sampingnya dengan tatapan teduh, bibirnya menyunggingkan senyum.

"Terimakasih," ucap Alisha dengan tulus.

"Anything for you," balas Ansel. Tangannya bergerak merangkul pinggang Alisha dan menariknya agar lebih dekat dengannya.

Tak lama kemudian, matahari terbenam dengan perlahan dan menciptakan pemandangan indah yang memanjakan mata Alisha, karena ia tak pernah melihat sunset di pantai, sebab itulah dia yang paling excited.

****

Malam ini Ansel dan Alisha hanya menghabiskan waktu di depan jendela kaca yang menampilkan gelapnya pantai, namun deburan ombak terdengar di telinga mereka. Ansel duduk di sofa empuk yang hanya muat satu orang, dan Alisha duduk di pangkuan sang suami sambil bersandar di dada bidangnya.

"Ingin makan sesuatu?" tawar Ansel.

"Apa?" Alisha balik bertanya. Ia menolehkan kepalanya sedikit untuk menatap wajah suaminya.

"Terserah. Ayo, kita ke dapur," ajak Ansel.

Alisha mengangguk setuju. Karena cuaca di pantai sangat dingin jika malam hari, Alisha memakai kaos kaki setelah mandi tadi. Bahkan tubuh mungilnya terbalut hoodie besar yang kupluk nya ada telinga kelinci, sedangkan kakinya terbalut celana piyama.

"Apakah ada mie instan?" tanya Alisha setelah sampai dapur.

"Kau mau?" tanya Ansel. Ia membuka lemari dan langsung disuguhkan berbagai macam mie instan.

Villa itu adalah milik Ansel. Sebelum datang, dia sudah membelinya. Tentu saja Michael yang mengurus semuanya. Jadi, jika Alisha ingin datang lagi, mereka tidak perlu repot-repot menyewa, tinggal tempati saja.

Mata Alisha berbinar melihat jejeran mie instan. Mendadak ia merasa lapar lagi, padahal tadi baru saja makan malam.

"Aku mau yang itu." Alisha berjinjit untuk menunjuk varian mie yang ia inginkan. Mie dengan bungkus berwarna merah dan hitam.

"Itu pedas," ucap Ansel. "Mie goreng saja."

"Tidak pedas jika bubuk cabainya sedikit. Aku mau itu, kak," ucap Alisha masih membujuk Ansel. Ia bahkan merengek saat memanggil 'kak' yang ditujukan untuk suaminya.

Mengingat Alisha tahan pedas, Ansel pun menganggukkan kepalanya.

"Sini aku yang buat. Kak Ansel duduk saja." Alisha merebut dua bungkus mie yang ada di tangan Ansel lalu mendorong pria itu agar duduk di kursi meja pantry.

Ansel menurut saja. Ia menatap punggung kecil Alisha yang sedang berkutat dengan kompor.

Merasa haus, Ansel mengambil minuman yang ada di kulkas. Bukannya duduk lagi, dia malah mengintip kegiatan Alisha.

"Duduk, kak," ujar Alisha tanpa menatap suaminya karena dia fokus memasukan mie ke dalam panci kecil.

"Tidak mau," sahut Ansel.

"Sini bumbunya, biar aku yang buka," pinta Ansel.

"Tidak mau!" sahut Alisha ikut-ikutan.

"Aku bilang duduk ya duduk. Sana!" lanjut Alisha. Dia kan ingin menjadi istri yang baik.

Ansel tersenyum tipis, ia meneguk minuman nya sambil berjalan dan kembali duduk di tempatnya tadi.

Beberapa menit kemudian, keduanya sudah memegang mie milik masing-masing. Alisha juga menambahkan toping sosis dan telur rebus ke dalam mie. Perbedaan warna mie mereka terlihat jelas. Milik Alisha terlihat merah merona.

"Kak Ansel suka mie instan tidak?" tanya Alisha sambil meniup mie nya yang ia jepit menggunakan sumpit.

Ansel menggeleng.

"Lalu kenapa makan mie instan?" tanya Alisha lagi, merasa aneh dengan jawaban yang diberikan Ansel.

"Karena ingin," jawab Ansel.

"Berarti suka?"

"Tidak."

"Jika tidak suka, kenapa makan mie?"

"Karena ingin makan mie."

"Sudahlah, lanjutkan makan mu," kata Ansel lagi.

Meski masih bingung, Alisha tetap melanjutkan makannya. Mie adalah makanan terenak baginya, jadi ia tidak ingin membuang-buang.

****

"Kak Ansel?"

Alisha berjalan menelusuri villa sambil memanggil Ansel. Sejak ia membuka mata alias bangun tidur, Ansel sudah tidak ada di sampingnya. Awalnya Alisha pikir, pria itu sedang masak. Tapi, setelah ia mandi, Alisha malah tidak menemukan Ansel di mana pun.

"Selain datang tiba-tiba, dia juga suka pergi tiba-tiba?" gumam Alisha mencibir. Merasa kesal karena tingkah suaminya tersebut.

Karena yakin Ansel tidak mungkin meninggalkannya seorang diri, Alisha pun kembali ke dapur untuk membuat sarapan. Ia ingin memasak ayam, tapi dengan resep baru.

Ayam asam manis. Menu olahan ayam yang baru kali ini Alisha coba setelah berkali-kali melihat tutorial.

Setelah 30 menit kemudian, masakan Alisha sudah siap disantap. Dan selama itu pula Ansel belum menampakkan dirinya. Mendadak Alisha khawatir dengan pria itu. Memastikan kompor sudah mati, Alisha pun berlari menuju pintu utama.

Dilihatnya Ansel yang baru saja datang entah dari mana.

"Kak," panggil Alisha.

"Hem?" Ansel berjalan melewati istrinya saat mencium aroma masakan yang begitu menggoda.

"Dari mana?" tanya Alisha membuntuti suaminya.

"Hanya melihat-lihat sekitar," jawab Ansel yang kini sudah duduk di atas kursi meja makan setelah mencuci tangannya.

"Kenapa tidak mengajakku?"

"Kau masih tidur."

Alisha mencebikkan bibirnya. Tangannya bergerak mengambilkan nasi dan lauk untuk suaminya.

"Tidak bohong, kan?" tanya Alisha memastikan. Pasalnya wajah Ansel terlihat lelah seperti habis melakukan kegiatan yang berat.

"Kau tidak percaya dengan suamimu sendiri?"

Alisha terdiam sejenak. "Hanya memastikan saja."

"Bukankah aku sudah menjawabnya tadi?"

Alisha berdehem singkat. "Yasudah," ucapnya pada akhirnya.

Mereka menikmati sarapan terakhir di villa itu, karena sore nanti mereka akan pulang ke mansion.

****

Siang-siang Ansel dan Alisha berjalan menyusuri pantai untuk mencari kulineran. Selain pantainya indah, di sana juga banyak orang yang menjual berbagai macam makanan.

"Kali ini jangan makanan yang pedas," peringat Ansel.

"Iya," jawab Alisha dengan patuh. Matanya menatap liar ke arah beberapa stand makanan yang ada di sana seolah mencari target.

Dan pandangan Alisha terkunci pada stand es krim. Siang-siang begini sangat cocok jika ditemani es krim.

"Aku ingin es krim. Boleh?" Alisha mendongak menatap suaminya, meminta izin.

Ansel mengangguk. Keduanya berjalan mendekati stand es krim itu, dan Alisha langsung memesan dua cup, untuk dirinya dan Ansel.

"Ini untuk kak Ansel." Alisha menyodorkan satu cup es krim pada suaminya dan Ansel menerimanya.

Mereka duduk di sebuah bangku panjang yang menghadap ke arah pantai. Jadi bisa langsung melihat ombak pantai sambil menikmati es krim.

"Kak Ansel itu seperti es krim," ucap Alisha tiba-tiba. Ia menatap suaminya yang duduk di sebelahnya.

Melihat Ansel mengangkat sebelah alisnya, Alisha kembali melanjutkan ucapannya.

"Dingin, tapi manis."

Entah Alisha belajar dari mana kata-kata itu, tapi Ansel berhasil dibuat berdebar karenanya.

***

1
Rustan Sinaga
Luar biasa
Ummiami
mertua idaman
Yolla
kutunggu karya mu selanjutnya thooorrrr.... semangat 💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍
tutwuri Handayani
Kecewa
tutwuri Handayani
Buruk
susanto bulongkod
pelayanan kok belagu amat
Yolla
narsis banget si BPK ansel🤣🤣🤣
endah setyowati
Luar biasa
Ummiami
🤗😋😋
Ummiami
sudah aku kasih bintang 🌟 ny thooor 😊
Ummiami
semangat 💪 y Thooor 😊
Elvi Krisnawati gea
Kecewa
Elvi Krisnawati gea
Buruk
Ummiami
q nyimak y Thor 😊💪
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
ini GK ada lanjutannya kah Thor arka arsen /Chuckle/
Widyaᡣ𐭩: untuk sementara aku belum kepikiran untuk bikin cerita mereka sih😁
total 1 replies
Wijaya Ronny
Luar biasa
Yuni Masarayanti
Biasa
Yuni Masarayanti
Buruk
Yolla
mertua idaman😍
Kristina tina
jadi babu aja ko sok berkuasa😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!