Cinta beda usia namun murni bukan karena embel embel mencari materi tapi karena kesalahpahaman membuat kisah keduanya harus berakhir tanpa kata selesai. Hana yang merasa kecewa karena penolakan sepihak yang diberikan ibu si pria membuat hana memutuskan pergi membawa buah cintanya bersama pandu. Sementara pandu kelimpungan mencari hana sampai membuat hidupnya berantakan.
Penasaran sama kisahnya?
Yuk mampir, baca dan jangan lupa like serta dukungannya yaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Arga dan ayah
Seminggu dari pertemuan anak anak dengan hana dan pagi ini sudah hari minggu. Aku dan arga sedang duduk di gazebo belakang rumah sambil menikmati teh hangat serta beberapa gorengan yang bibi buat. Sementara arka dan ardan masih lela di kamar mereka karena ini memang hari minggu jadi aku membebaskan mereka untuk bangun siang.
"Yah" suara arga memecah keheningan diantara kami yang sejak tadi sama sama diam menikmati tempe mendoan.
"Hmm" aku hanya berdehem tapi pandangan ku langsung beralih ke sosok kecil disebelah kanan ini.
"Ayah sama kak hana itu ...... Hmm"
Aku mengulas senyum, arga adalah anak yang cerdas dan dia adalah cerminan diri ku. Tentu aku tau apa yang akan arga tanyakan tapi aku masih menunggu putra sulung ku ini melanjutkan pertanyaannya.
"Hmm, ayah ..... Ayah dan kak hana ..... Apa kak hana akan ..... Akan jadi bunda untuk aku dan adik adik?"
Tuntas, akhirnya arga bisa menuntaskan pertanyaannya walau beberapa kali ia sempat tersendat entah karena takut atau apa.
"Menurut abang bagaimana? Apa abang mau ayah kasih bunda?"
Bukannya menjawab aku malah balik memberikan pertanyaan pada arga. Aku ingin tau apakah anak anak bisa menerima keinginan ku untuk menikah lagi dan memberikan sosok ibu untuk mereka.
Arga sempat menatap wajah ku dengan ekspresi penuh ragu.
"Kak hana baik, adik adik bahkan aku nyaman saat kemarin kami main bareng. Tapi ayah baru kali ini ajak kami ketemu teman ayah jadi ....."
"Jadi?"
Sempat ada jeda dari arga dan aku was was dibuatnya.
"Sejauh ini not bad, kak hana baik bahkan kemarin juga dia mau meladeni kami makan. Cuma, aku ga yakin sama oma."
Ya, ibuku memang orang yang paling menentang jika aku ingin menikah lagi karena mama masih saja mengharapkan ibu kandung anak anak untuk kembali bersama ku. Menurut mama hanya ana lah yang bisa sayang kepada anak anak karena memang hana ibu kandung mereka ditambah lagi ana berjanji pada mama waktu sebelum ia kabur dengan pacar gelapnya.
"Abang tau kalau oma ingin ibu kalian kembali bersama ayah?"
"Tau, oma sering bilang gitu tapi kalau memang hanya tante ana saja yang bisa sayang sama kami kenapa dia pergi dan sampai sekarang tak pernah datang bahkan telpon juga tidak."
Arga sedang mengutarakan isi hatinya aku tau, putra ku sedang menyuarakan rasa kecewanya pada hidup kami. Aku sering merasa menyesal dan bersalah pada anak anak karena tidak bisa memberikan keluarga yang utuh bahkan bahagia kepada mereka seperti keluarga kebanyakan.
"Bang, apa yang terjadi antara ayah dengan ibu kalian itu biarkan menjadi urusan ayah saja."
"Kenapa tante ana pergi?"
Deg
Pertanyaan yang paling aku takutkan akhirnya meluncur juga dari mulut putra ku. Sejak ana pergi hal yang paling aku takutkan adalah ini, aku harus menjawab apa? Tak mungkin bagi ku memberitahukan kepada anak anak alasan ibu mereka meninggalkan kami. Bagi ku aib mantan istri ku tidak baik jika harus diumbar apalagi didepan putra kami.
Arga arka dan ardan harus memiliki rasa hormat pada ana ibu kandung mereka terlepas apapun kesalahan yang ana lakukan dan aku akan terus menanamkan hal itu pada mereka. Baik buruknya ana dimasa lampau, semuanya karena andil ku didalamnya. Mungkin keputusan kami terlalu terburu-buru untuk menikah saat itu dan naasnya ana belum benar benar bisa move on dari kekasihnya terdahulu.
Kecewa sakit hati apalagi adanya ketiga anak anak ini membuat aku sempat terpuruk.
...****************...
senang bgt bikin bumil ngereog 🤣🤣🤣
jadi banyak nih 🤣
Anabelle perempuan ga punya malu
semoga pandu dan Hana bisa mempertahankan keluarga dan anak-anak Dr mak Lampir