Khairunnisa Silviana gadis berusia 23 tahun harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan Kakak iparnya sendiri setelah 40 hari Kakak kandungnya meninggal setelahdunia karena mengalami kecelakaan demi menyelamatkannya.
Ia harus mengalami sikap kasar dan juga arogan dari Kakak iparnya setiap hari yang terus menyalahkannya atas meninggalnya sang istri.Tak hanya itu ia juga di paksa merawat anak sekaligus keponakannya dengan baik.
Bagiamanakah akhir dari rumah tangga mereka?.Yuk simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13.Mommy
Nisa membuka kedua matanya dan mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.Sepi,hanya ada dirinya di kamar ini yang tertidur dalam keadaan meringkuk di bibir ranjang pengantin yang masih di taburi kelopak bunga mawar merah.Tidak ada tanda-tanda jika semalam Dion tidur di kamar ini.
Nisa melirik jam di dinding menunjukkan 05:00 subuh.Ia segera berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Ini adalah pagi pertamanya sebagai menantu di rumah ini dan ia tidak ingin di cap sebagai menantu pemalas yang bangun kesiangan.
Usai membersihkan tubuhnya, gadis itu berpakaian lalu melaksanakan sholat subuh sendirian.Meski bukan muslimah yang taat tapi ia berusaha untuk tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai umat islam.
Saat Nisa keluar dari kamar, samar-samar ia mendengar tangisan bayi.Gadis itu menajamkan telinganya.Ternyata suara itu berasal dari kamar yang berada di sebelah kamar yang ia tempati semalam.
Nisa melangkahkan kakinya menuju kamar itu,ia yakin itu pasti tangisan Arsha.Nisa mengintip di balik pintu yang ternyata tidak tertutup rapat.
Terlihat Dion tengah menenangkan Arsha yang sedang menangis.Ternyata semalam Dion tidur di kamar ini. Ingin Nisa masuk ke dalam ikut menenangkan Arsha yang belum kunjung berhenti menangis tapi itu tidak mungkin,Dion pasti tidak suka dia ada disana.
"Loh Nisa...kok gak masuk",Nisa menoleh saat sang mertua berdiri tepat dibelakangnya.
"Tidak enak sama Mas Dion, Tante",jawab Nisa.
"Kok Tante sih sayang.Panggil Mama dong,kan kami sudah menjadi menantu di rumah ini",ujar Raisa tersenyum tipis.
"I-iya Ma-ma",jawab Nisa terbata.
"Ayo..masuk, bantu Dion menenangkan Arsha",ujar Raisa mendorong Nisa untuk masuk sehingga Dion yang sedang menggendong Arsha menoleh pada gadis itu dengan tatapan tajamnya.
"Dion... berikan Arsha sama Nisa dulu,kamu mandi dulu sana",ujar Raisa pada Dion.
"Tapi Ma--
"Dion...ayo berikan sama Nisa dulu",ujar Raisa.
Mau tau mau Dion menyerahkan Arsha pada Nisa dan ajaibnya Arsha langsung diam.Bayi itu menggeliat pelan dan terlihat mengerjapkan kedua matanya menatap Nisa yang tersenyum padanya.
"Assalamualaikum Arsha, kenapa menangis sayang?",Nisa mengayunkan bayi itu dengan pelan.
Dion menatap tak percaya pemandangan di depannya.Hampir lima belas menit ia mencoba untuk menenangkan tangisan Arsha tapi bayi itu tetap saja menangis.
"Wah... Arsha tau saja ada Mommy di sini,makanya nangis ya",ujar Raisa membuat Nisa dan Dion saling melempar pandangannya.
"Mommy", gumam Nisa.
Dion membuang nafas beratnya lalu melangkah meninggalkan kamar Arsha menuju kamarnya yang di tempati Nisa semalam.Pria itu langsung masuk kedalam kamar mandi.Meski tadi malam adalah pernikahan tapi pagi ini ia tetap datang ke kantor karena pekerjaannya sangat banyak dan ia tidak bisa mengajukan cuti.Jika cuti pun untuk apa, tidak akan ada bulan madu karena pernikahannya hanya diatas kertas.Nisa hanya untuk menjadi ibu sambung Arsha dan tidak akan pernah lebih dari itu.
Hari ini juga ia akan membawa Nisa pindah dari rumah ini ke rumah yang sebenarnya akan ia tempati bersama Via setelah melahirkan Arsha.Tapi semua hanya tinggal rencana kini Nisa lah yang menempati rumah itu bersamanya.
*****
"Ma...Pa...nanti sore kami akan pindah ke rumah kami",ujar Dion usai mereka sarapan bersama.
Pindah?", seru Raisa yang terkejut dengan ucapan sang putra.
"Ya...",jawab Dion namun Nisa terlihat diam saja karena ia tidak berhak untuk membantah ucapan suaminya itu.
Nisa sebenarnya cukup terkejut dengan ucapan Dion, meski Dion pernah mengatakan jika mereka akan tinggal dirumah yang sudah ia siapkan.Tapi tidak secepat ini,ia masih ingin tinggal disini mengenal lebih dekat ibu mertuanya.
"Mama pikir kalian akan tinggal disini",ujar Raisa menoleh pada anak dan menantunya.
"Maaf Ma,aku dan Nisa ingin mandiri",jawab Dion.
"Biarkan saja sayang,lagian Arlan nanti siang akan kembali ke tanah air dan tinggal di rumah ini lagi",ujar Dirga membuat Nisa terkejut mendengar nama Arlan disebut.Ia memang tidak melihat kehadiran Arlan di acara pernikahannya tadi malam.
"Tapi Mas... Arlan itu kamu tau sendiri tidak betah di rumah,selalu saja keluyuran",ujar Raisa.
Dion akhirnya pamit untuk berangkat ke kantor, begitu juga dengan Dirga.Kini tinggal Nisa dan juga Raisa yang masih duduk di meja makan.
"Nis...Dion memperlakukan kamu dengan baik kan semalam?",tanya Raisa pada sang menantu.
Nisa terdiam,ia tidak tau harus menjawab apa.Semalam saja ia tidak tau dimana suaminya itu tidur."Ba-baik kok,Ma",jawab Nisa.
"Syukurlah... Mama senang dengarnya",ujar Raisa.
"Mama tinggal ke kamar dulu ya", sambung Raisa berdiri dari duduknya meninggalkan Nisa sendiri di meja makan.
Nisa ikut meninggalkan meja makan melangkah menuju kamar Arsha.Ia benar benar takut saat ini jika Arlan kembali ke rumah ini.Bagaimana reaksi Arlan nantinya jika kini malah menjadi Kakak iparnya.
"Sus... Arsha tidur ya?", tanya Nisa pada pengasuh Arsha.
"Iya Nona...", jawab sang pengasuh yang sedang merapikan pakaian Arsha.
Nisa benar benar bosan saat ini berada di rumah besar ini.Ia akan menghubungi Neneknya untuk mengirimkan laptopnya kesini.Ia akan kembali mendesain baju lalu menjualkan ke butik.Setidaknya ia mempunyai pemasukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Ting
Aldo
[Dek...kamu baik baik saja kan disana]
Nisa tersenyum tipis, ternyata Abangnya masih mengkuawatirkannya.Meski Aldo sering menjaga jarak dengannya tapi sebenarnya pria itu cukup perhatian.
Baik Kok,Bang
Aldo
[Syukurlah...]
"Hanya itu", gumam Nisa saat membaca balasan singkat dari Aldo.
Sementara itu di sebuah perusahaan,Dion menatap foto sang istri.Ia tak menyangka jika ia akan menikahi adik dari Via yang tidak lain adik iparnya.
"Kenapa kamu menjebakku dengan adikmu sendiri dengan pernikahan konyol ini, Via?", gumam Dion.
Tok tok tok
Dion meletakan kembali foto Via ke dalam laci meja kerjanya."Masuk...!",seru Dion.
Ceklek
"Dion... bukankah seharusnya kamu cuti ya, menikmati--
"Ck...gue minta Lo datang bukan untuk merecoki masalah pernikahan gue, sampai dimana penyelidikan Lo",ujar Dion menatap tajam sang sahabat.
"Nih...,tapi Lo harus suatu hal.Nisa tidak seburuk yang kamu pikirkan",jawab Elvan menyerahkan map berisi penyelidikannya.
"Oh ya...Vita minta Lo datang ke rumah sakit",ujar Dion.
"Untuk?",tanya Elvan.
"Entah... paling jadi kelinci percobaannya dia",jawab Dion asal.
"Ck... brengsek Lo", umpat Elvan.
"Gue pergi dulu, ingat jangan gegabah.Atau Lo menyesal", sambung Elvan sebelum keluar dari ruangan Dion.
"Hmm",jawab Dion berdehem pelan.
...****************...
pak Dirga aja belum mau ngubungi Dion, takutnya terjadi pertengkaran sesama anak.
Khan mestinya ditunda dulu ke rumah Vita...
padahal maksudnya, Dion nanyain Arsha ke Emily.
karena otot melupakan tanda koma setelah nama Emily.
kasih kata kata mesra... biar berbunga bunga tu hati istri...
Nisa itu cinta sama Dion, makan Via sengaja kasih wasiat, untuk mempersatukan mereka.
cinta datang dengan sendirinya.