NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Sahabat Suamiku

Terjerat Pesona Sahabat Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Wanita Karir / Persahabatan
Popularitas:64.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

Tujuh tahun menjalani pernikahan, membuat Zelmira dan Nathan tidak sehangat dulu, apalagi belum ada anak di dalam pernikahan mereka. Hingga pada akhirnya kehadiran Alshad, yang tak lain sahabat Nathan, mampu mengusir kehampaan Zelmira yang selalu diacuhkan oleh Nathan, karena Nathan sibuk dengan pekerjaanya.

Pesona Alshad membuat Zelmira luluh, dan jatuh dalam pelukan Alshad. Mereka menjalin hubungan diam-diam di belakang Nathan. Hingga Zelmira mengetahui jika dirinya hamil. Entah anak siapa yang ada di dalam rahimnya, karena semenjak ia berselingkuh dengan Alshad, Nathan pun sudah mulai sering menyentuhnya, meski sentuhan Nathan tidak pernah membuat Zelmira puas.

Akankah Nathan mengetahui hubungan gelap istri dan sahabatnya? Lantas, anak siapa yang ada di rahim Zelmira? Nathan atau Alshad?

Jangan lupa, tinggalkan jejak ya, kak? Like, Komentar, dan Ulasan Bintang Limanya. Terima kasih ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Enam

Pagi harinya, Zelmira terbangun lebih dulu dari Nathan. Ia merasakan tubuhnya pegal, lehernya juga pegal karena semalaman ia harus tidur di sofa gara-gara Nathan yang mabuk dan tubuhnya bau alkohol. Zelmira melihat jam di dinding kamarnya, sudah pukul enam pagi, ia segera turun ke bawah untuk ke dapur, menyiapkan sarapan seperti biasanya, roti dan kopi. Zelmira melihat dapurnya begitu bersih dan rapi. Padahal semalam saat ia akan ke kamar, ia masih melihat ada sisa piring yang masih ada makanannya, jadi ia tidak mencucinya. Tapi, Zelmira tidak mau memikirkan dapur yang sudah bersih itu.

Zelmira memilih duduk di kursi bar menunggu roti yang dipanggangnya matang, dan air yang direbusnya mendidih. Ia duduk sambil memijit leher, punggung, dan pinggangnya yang masih terasa pegal dan sakit. Zelmira dikejutkan sebuah tangan seseorang yang ikut memijit punggungnya. Zelmira menoleh ke belakang, dan ternyata itu tangan Alshad yang memijitnya.

“Astaga, Alshad? Kamu mengagetkanku saja!” Zelmira langsung beranjak dari tempat duduknya, ia berdiri dan memperbaiki gaun tidurnya yang sedikit terbuka. Alshad tersenyum menatap Zelmira dari atas sampai bawah yang terlihat begitu seksi saat mengenakan gaun tidur yang tipis berwarna merah muda, dan Alshad pun bisa melihat dengan jelas di balik gaun tidur Zelmira itu.

“Astaga, Zelmira .... Ada tamu di rumah kamu, kenapa kamu lupa sampai tidak mengganti baju tidurmu yang begitu tipis sekali, hingga pakaian dalammu terpampang semua?” umpat Zelmira dalam hati dalam hati saat menyadari kesalahannya, ia ingin segera naik ke atas untuk mengganti baju, tapi Alshad meraih tangan Zelmira yang akan meninggalkannya ke atas untuk ganti baju, seakan Alshad tahu Zelmira akan mengganti bajunya.

“Mau ke mana, Zelmira?” Tanya Alshad dengan mengusap lengan Zelmira, dengan senyuman manis tersimpul di wajahnya.

“Ehm ... mau ga—ganti baju, Al,” jawab Zelmira gugup. “Aku tidak sopan sekali begini, aku lupa ada tamu di rumahku,” imbuhnya. Alshad tertawa kecil, lalu menggelengkan kepalanya.

“Tidak usah ganti baju, aku tahu kamu sedang nyaman memakainya. Aku tidak akan melihatnya lagi, santai saja, Ze,” ucap Alshad. “Oh iya, kenapa dengan bahu dan pinggangmu? Apa sedang sakit? Sini biar aku urut sebentar.” Ucap Alshad, yang masih memegangi pergelangan tangan Zelmira. Zelmira menarik tangannya dari genggaman Alshad, lalu menggelengkan kepalanya.

“Gak usah, jangan. Nanti juga akan membaik.” Jawab Zelmira gugup.

Pemanggang rotinya sudah bunyi, membuaat Zelmira langsung mendekatinya, dan hendak mengeluarkan rotinya dari pemanggang, namun Alshad tiba-tiba berdiri di belakangnya, melingkarkan tangannya seperti memeluk Zelmira dari belakanga, dan menahan tangan Zelmira yang akan menyentuh roti yang masih panas.

“Zelmira, ini roti baru matang, dan masih panas sekali. Apa kau tidak sadar? Kalau kamu langsung ambil, yang ada tanganmu yang akan terluka.” Ucap Alshad di belakang Zelmira, dengan setengah memeluknya. Zelmira sadar akan kecerobohannya itu, karena ia gugup dengan Alshad. Alshad mengambil penjepit dan piring, ia meletakkan roti yang selesai di panggang satu persatu ke dalam piring. Zelmira masih membiarkan Alshad berada di belakangnya dengan setengah memeluknya, hingga ia harus menahan napasnya karena embusan napas Alshad yang begitu hangat di ceruk lehernya.

“Airnya juga sudah mendidih, Ze.” Ucap Alshad, lalu ia beralih mematikan kompor. Zelmira bisa bernapas lega saat Alshad beranjak dari belakang tubuhnya.

“Terima kasih. Aku akan buat kopi, kamu sekalian?” tanya Zelmira. Entah kenapa pagi ini Zelmira ingin sekali menikmati kopi, biasanya setiap pagi ia minum teh, bukan kopi.

“Kamu duduk saja, Ze. Biar aku saja yang membuatkan kopi, untuk kamu, aku, dan Nathan.” Alshad menghentikan tangan Zelmira yang akan mengambil bubuk kopi di lemari gantung. Ia memegang tangan Zelmira dengan lembut. Zelmira langsung melepaskannya, dan membiarkan Alshad yang membuatkan kopinya. Zelmira kembali duduk di kursinya, ia melihat Alshad yang begitu mahir membuat kopi. Tapi, lebih tepatnya bukan melihat kemahiran Alshad tersebut, ia justru memerhatikan perawakan Alshad yang begitu ia kagumi.

“Ini kopimu, dan ini roti untukmu. Silakan dinikmati sarapannya, Ze.” Ucap Alshad sambil menaruh secangkir kopi dan roti untuk Zelmira. Alshad duduk di sebelahnya, ia pun menikmati kopi dan roti panggang bersama.

Zelmira meniup kopinya, lalu menyesapnya sedikit. Rasanya begitu pas dan nikmat seperti yang diinginkan Zelmira. Zelmira sangat menyukainya, karena rasanya seperti buatannya sendiri, pas dan tidak terlalu manis.

“Enak dan nikmat. Aku suka.” Puji Zelmira tanpa sadar, dan membuat Alshad tersenyum mendapat pujian dari Zelmira.

“Syukurlah kalau kamu menyukainya. Aku tahu selera kopimu yang selalu kamu inginkan seperti ini,” jawab Alshad. Zelmira mengernyitkan dahinya, karena tiba-tiba Alshad tahu selera kopinya seperti ini. “Nathan semalam cerita, kamu selalu kesal dan marah, karena dia tidak pernah berhasil membuatkan kopi yang sesuai dengan seleramu. Maka dari itu, dia tidak pernah membuatkan kopi untukmu, kan? Jadi dia kasih tahu bagaimana selera kopi yang kamu suka. Ternyata pagi ini aku berhasil membuatkannya untukmu,” jelas Alshad, dan Zelmira hanya menganggukkan kepalanya saja.

“Oke, terima kasih untuk kopinya,” ucap Zelmira.

“Kenapa dengan bahu dan pinggangmu? Semalam sepertinya kamu baik-baik saja sebelum tidur?” Tanya Alshad dengan penuh perhatian pada Zelmira. Zelmira hanya mengulas senyuman dan tidak menjawabnya. “It’s okay, aku tidak memaksamu untuk memberitahukannya,” lanjut Alshad dengan senyuman khasnya. Hal itu membuat Zelmira merasa bersalah pada Alshad yang sudah baik padanya.

“Ini karena semalam aku tidur di sofa. Kalian semalam pasti banyak minum, dan akhirnya Nathan mabuk. Dia tidak sadar, langsung naik ke tempat tidur, tanpa membersihkan badannya, dan mengganti bajunya. Aku tidak suka kalau suamiku naik ke atas ranjang tapi belum bersih keadaannya, jadi aku memilih tidur di sofa, daripada tidurku jadi terganggu karena bau alkohol. Ya begini hasilnya, pada pegal dan sakit badannya.” Zelmira menjelaskan semuanya pada Alshad, dan sekarang Alshad semakin tahu apa kesukaan dari wanita cantik yang ada di sebelahnya.

“Aku bisa mengurut, mau aku bantu supaya jadi lebih baik?” Tawar Alshad, namun Zelmira langsung menggelengkan kepalanya, menolak Alshad.

“Tidak usah, aku bisa mengatasi ini sendiri.” Tolak Zelmira dengan halus.

“Baiklah.” Jawab Alshad.

Mereka kembali terdiam sambil menikmati kopi dan roti. Namun, Alshad masih saja mencuri pandang pada Zelmira yang sedang menikmati rotinya.

“Kamu cantik, terlihat sangat natural. Aku menyukainya.” Alshad memuji Zelmira secara terang-terangan di depan Zelmira, dan kembali lagi, Zelmira menjadi salah tingkah karena Alshad memuji seperti itu. “Ehm ... maksudku, kamu terlihat cantik dan natural saat bangun tidur seperti ini. Tanpa polesan make-up sama sekali.” Alshad menjelaskan kembali maksud perkataannya.

“Oh begitu? Terima kasih atas pujiannya, aku rasa kamu terlalu berlebihan, Al. Sudah aku mau ke kamar lagi, mau mandi dan siap-siap ke kantor.” Zelmira langsung beranjak dari tempat duduknya, ia juga membawa piring dan gelas kotornya, tapi Alshad menahannya.

“Biar aku saja yang membereskan semuanya, Ze. Kamu mandi saja,” ucap Alshad. Zelmira hanya mengangguk dan mengiyakan apa yang Alshad katakan. Ia menaruh kembali gelas dan piringnya tersebut, lalu segera naik ke atas. Dan lagi-lagi Alshad memerhatikan Zelmira dari belakang yang sedang menaiki tangga. Menurutnya Zelmira sangat seksi dibalut gaun tipis itu. Alshad menggelengkan kepalanya keras, dan membuang pikiran gilanya itu saat menatap istri sahabatnya.

1
Ade Erlansyah
kenapa laki laki baik selalu disakiti dasar author, kenapa gk buat karma aja tuh si zelmira, anjing
afaj
syukurlah , maaf alshad kamu bs coba lagi nanti d tempat lain , semoga beruntung
afaj
wadaw motto banyak anak banyak rezeki
afaj
bntr lg junior nongol
afaj
kerenlah kalian
Sarie Putrie Sijhi
saya suka ❤️
afaj
tumpah
afaj
lbh cepat lbh bgs
afaj
jgn dtg kembali
Siti Bahroh
jgn sampe pisah lah Thor
afaj
bikin perusahaan sendiri lah kalian kan suami istri pintar2
afaj
good nat
afaj
om Andre aj buat u jes
afaj
awas lu ya
Eni Sofie
curiga nih...jgn2 bibit pelakor akan muncul..
afaj
tolong jgn ada keributan y
afaj
jgn bilang tiga empat lg d dlm kwkwkwkkeke obsesi punya anak triplet
Eni Sofie
di dunia nyata.. adakah orang spt nathan?
Hany Honey: ada kak, hehehe
total 1 replies
afaj
wadaw wadaw
Sinta Rahmawati
lanjutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!