Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desa Baru
Keduanya akhirnya sampai di desa terdekat. Tapi Viola kembali dibuat bingung dengan Ivan yang menuju angkutan umum. Tampak pria itu berbincang sejenak, dan tak lama menuju Viola.
"Ayo, kita naik ini." Viola yang bingung tentu langsung bertanya.
"Kita mau kemana? Kenapa tidak disini saja?" Pertanyaan Viola membuat Ivan mengacak rambutnya.
"Kita akan ke desa, dimana aku ayah ku lahir di sana. Ada sesuatu yang menunggu kita, mungkin ini saatnya aku kesana dan bukan seorang diri, tapi dengan mu." Viola yang dulunya tidak dekat dengan seorang pria, terlebih Ivan jauh dari kandidat suami impian nya, hanya mengangguk kecil.
"Aku haus, dan.... " Ivan membeli botol minum diantara warung yang tersedia. Viola langsung meneguknya, sungguh bibirnya terasa kering dan tenggorokan nya juga seperti gurun.
"Sudah?" Viola mengikuti langkah Ivan, keduanya langsung menaiki angkutan umum itu. Meskipun merasa asing dan tidak suka, terlebih bergabung dengan orang-orang.
Tapi Ivan berada di sebelahnya dan tampak sigap untuk dirinya. Perjalanan mereka berlanjut, Viola tidak melihat ada uang yang dikeluarkan oleh suaminya. Tapi karena matanya yang mulai mengantuk, membuat dirinya akhirnya tertidur pulas.
Sepasang matanya tak lama meminta untuk terbuka, ketika Viola membuka matanya. Sebuah pemandangan indah dengan air terjun dengan senja yang menghiasinya langsung menyambut matanya. Dan dirinya baru tersadar, bahwa bukan lagi berada di angkutan umum, tapi di kereta api...
Merasakan Dejavu, Viola langsung menoleh ke sebelah dan terlihat Ivan yang menatap dirinya. "Kenapa? Kau mimpi buruk?" Manik Viola membulat karena kesadarannya belum terkumpul sempurna.
"Kapan kita pindah transportasi? Aku tadi bukannya tertidur..."
"Iya, aku gendong. Kau tampak nyenyak sekali." Jawab Ivan.
"Ngomong-ngomong.... Berada lama lagi?" Tanya Viola.
"Sekitar 700 meter lagi." Viola mengerutkan keningnya mendengar jawaban Ivan.
"Itu seperti jarak kemana dan kemana jika dari rumah sebelum nya?" Sungguh, Viola tidak paham dengan kata itu.
"Daripada memikirkan itu, makan dulu." Ivan mengeluarkan sekotak buah stroberi yang membuat manik Viola berbinar-binar.
"Stroberi! Terimakasih!" Viola langsung memakannya, matanya mengatakan bagaimana rasanya buah itu. Lidahnya begitu termanjakan dengan rasa manisnya.
"Enak sekali! Kau beli dimana?" Tanya Viola sambil mengambil semuanya.
"Ada penjual di sini." Jelas Ivan.
Tak lama kereta berhenti, mereka tiba di stasiun. Viola merasakan udara yang mulai dingin menusuk tulang nya.
"Ayo, kita harus bergegas. Malam sudah mulai datang, udara disini sangat berbeda dengan sebelumnya." Berjalan beberapa saat, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah.
Di mata Viola, sebuah rumah tua tapi memiliki halaman yang luas. Tak lupa ada sesuatu yang berdiri di samping bangunan rumah.
"Ayo, kita sudah sampai." Ivan membuka pintu rumah tua itu dan....
"Selamat datang di rumah baru kita. Disini, kita akan memulai hidup yang baru. Kau tidak keberatan kita berkebun bukan?"
"Berkebun?" Ulang Viola.
"Ya, berkebun buah-buahan."
"Maksudnya kita membuka usaha buah?" Ivan membuka kain-kain yang menutup furniture rumah mereka.
"Kau ingin membuka usaha buah?" tanya Ivan balik.
"Apa bisa?"
"Karena semuanya membuka usaha itu, mengingat mata pencaharian orang-orang di sini. Hasil buah dari perkebunan kita rencana akan ku jual ke kota. Itu lebih bagus bukan?" Jelas Ivan.
'Tidak! Aku tidak mau membuka usaha yang sama dengan orang-orang... Aku ingin yang berbeda! Sesuatu yang berbeda, mungkin karena sudah malam... jadi aku tidak bisa melihat tempat ini. Mungkin tunggu besok pagi, supaya aku tau usaha apa yang ingin aku bangun disini.' Tekad Viola seiring dengan penerangan yang dinyalakan oleh Ivan.
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.