Kisah hidup seorang anak perempuan yang tidak terlalu dekat dengan ayahnya. Dia juga berkali-kali di khianati oleh orang yang di cinta. Hingga bertemu dengan cowo yang baik, namun dia takut untuk memulai lagi.
"Aku bukan mati rasa, hanya saja aku takut akan salah orang lagi"
Aruna~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liponh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
"Arunaaaaa"
Ada satu lagi anak dari kelas 8B. Dia bernama Savy, disaat pertama kali Savy mengikuti kegiatan seni bela diri. Dia tidak memiliki teman, namun nasibnya baik karena dia bertemu Aruna dan kawan-kawan. Semakin lama mereka semakin kenal, Savy menjadi sangat bucin kepada Aruna.
"Lo ga kangen apa sama guee" rengek Savy, sedari tadi dia tidak dapat bicara kepada Aruna karena mereka berdua harus sama-sama fokus berlatih.
"Ngga sama sekali" cetus Aruna, yang sebenarnya dia juga sangat merindukan Savy jauh di lubuk hati. Hanya saja Aruna adalah spesies makhluk yang tinggi gengsinya melebihi langit dan seisinya.
"Jahat lo" Savy menghempas kasar lengan Aruna yang sedari tadi ia menempel dengan erat.
"Dih ngambek"
Aruna berjalan mendekati Savy, dirinya berusaha membujuk Savy dengan berbagai kata rayuan. Yang demi Tuhan teman-teman yang lain melihat mereka seperti lesbi yang terlihat menjijikkan.
"Sayangg jangan marah dong" rayu Aruna dengan kekehan kecil. Dirinya sama sekali tidak geli dengan kata-kata tersebut karena jika sudah dalam mode anak kecil Aruna memang manja.
"Sayang sayang pala lo peyang!"
"Minggir woyy ahh" sela Savy geli, sementara sang empu semakin menggoda Savy dengan kalimat-kalimat keramat yang sangat geli jika di dengarkan.
Sekarang Savy menyesal sudah membangunkan macan yang sedang tidur. Dan macan tersebut sedang gila menggelendoti dirinya.
"Ah nyesel gue" katanya dalam hati.
"Woi, latihan!" teriak Jiji dia adalah teman Raka. Dan bisa dibilang juga dia adalah pacar dari Etu.
Mendengar Jiji sudah berteriak dengan mukanya yang tidak bersahabat, maka Aruna dan Savy segera mengehentikan aktifitasnya dan berlari kecil menghampiri barisan yang sempat mereka tinggalkan.
Latihan berlangsung kurang lebih 3 jam, di mulai dari jam 2 siang sampai jam 4 sore. Anak-anak kelas 7 sudah pulang sedari tadi menyisakan anak-anak kelas 8 yang sedang mengobrol santai setelah latihan tersebut.
"Pak, kira-kira kita ujian kenaikan tingkatnya kapan?" tanya Fera, dia sudah tidak ingin menduduki pangkat sabuk hijau dirinya ingin sekali mencapai sabuk putih.
Dalam ekstrakurikuler bela diri ini, tidak hanya di fokuskan untuk berlatih menjadi atlit saja. Namun ini adalah sebuah organisasi, yang dimana mereka di latih agar bisa menjaga diri juga bukan selalu tentang bertarung karena ada anak seni di dalamnya.
Contohnya Aruna, dia mengikuti bela diri karena sudah dari SD dia tertarik untuk ikut seni di dalam bela diri tersebut. Aruna saat SD pernah mengikuti kejuaraan seni bela diri hingga Provinsi namun sayang dia harus kalah karena kurang 3 poin.
Perjalanan Aruna untuk sampai tahap itu tidak mudah, jadi wajar jika dia merasa kecewa. Namun saat di SMP dia tahu bisa melanjutkan maka tanpa pikir panjang dia mengikuti ektra tersebut.
"Nanti masih lama, mungkin setelah kalian UAS" jelas Pak Yazid.
"Kelamaan pakk" kelih Fera
"Iya pak laa, sebelum ajaa sii" saran dari Rina keluar
"Ga, itu udah di tetapin" Pak Yazid berusaha menjelaskan agar mereka semua dapat bersabar.
Dalam organisasi bela diri ini, mereka memiliki 3 tingkat dimana tingkat terendah ada di sabuk hijau, lalu outih dan merah. Setelah sampai merah mereka akan di uji lagi dan setelah lolos barulah mereka sudah sah menjadi seorang pelatih. Dan ketika sudah sah, mereka diharuskan mengabdi 2 tahun lamanya dalam organisasi tersebut.
...☞🦋☜ ...
...Helloww the readers👋...
...Timakasiii sudah membaca karyaa ku...
...Aku juga menerima kritik dan sarannya yaa...
...Jangan lupa yaa buatt like♡♡ and coment📝...
...Semoga kalian sehat selaluuu, love youu all💐...
