Kematian sang kekasih membuat Anna memutuskan untuk mengasingkan dirinya di tempat yang sangat jauh dari negaranya. Ia berdiri di ujung tebing curam sambil melihat ke dalam lembah itu tanpa rasa takut sedikitpun.
Sepasang kekasih yang sedang melakukan selfie menangkap gambar Anna sebagai background dari foto mereka karena berada di seberang di tempat mereka melakukan selfie.
Yang menyadari keberadaan Agatha hanya pria tampan sedangkan kekasihnya tidak. Pria tampan yang bernama Wira itu membalikkan tubuhnya untuk memastikan apa yang dilihat di kameranya bukan mahluk jadi-jadian.
Namun sang gadis berjalan pulang kembali ke villanya dan sempat terlihat oleh Wira yang begitu penasaran dengan Anna.
Siapa sebenarnya Anna? mengapa dia selalu mendatangi tebing curam itu? apakah Wira rela meninggalkan kekasihnya demi mencari siapa sosok Anna yang telah mencuri perhatiannya?
"Ayo kita ikuti bagaimana pertemuan Wira dan Anna selanjutnya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Tak Akan Kubiarkan
Dokter Medy akhirnya mengalah lalu memberikan hasil laporan medis itu pada nyonya Kayla yang sedikit mengintimidasinya dengan tatapan yang penuh makna tidak baik.
"Jika kamu menentang ku, aku akan pastikan kamu kehilangan pekerjaan mu." Itu yang ada dalam pikiran dokter Medy yang bisa menebak pikiran nyonya Kayla padanya.
"Baiklah. Tolong sampaikan laporan itu pada tuan Agam, nyonya," pesan dokter Medy penuh permohonan.
"Ok. Silahkan kembali ke tempatmu...!" datar nyonya Kayla lalu membuka pintu ruang kerjanya Agam setelah memasukkan surat itu ke dalam tasnya.
Ternyata Agam tidak ada di tempatnya karena ada urusan lain yang sedang ia tangani. Nyonya Kayla yang penasaran dengan surat itu sengaja membukanya dengan hati-hati.
Betapa kagetnya nyonya Kayla saat membaca hasil laporan medis Wira yaitu obat yang selama ini dikonsumsi Wira melumpuhkan ingatan dalam jangka panjang bahkan bisa permanen.
Nyonya Kayla meremas surat itu sambil mengatupkan rahangnya dengan wajah merah membara.
"Sialan....! Rupanya Wira menyadari ada yang tidak beres dengan obat yang aku berikan.
Bagaimana kalau dia sudah ingat siapa dirinya? Tidak. ..! Wajah putraku ada pada pria asing itu. Aku tidak mau kehilangan putraku lagi hiks...hiks... hiks...!" nyonya Kayla merasakan dadanya sangat sesak saat ini.
Ia akhirnya memutuskan untuk pulang sebelum asisten Agam melihat kedatangannya. Surat itu ia rapikan kembali ke dalam tasnya dan beranjak ke luar dari ruang kerjanya asisten Agam.
Cek... lek..
Pintu dibuka oleh asisten Agam saat nyonya Kayla sudah didepan pintu.
"Tante Kayla...! Apakah sudah lama disini?" tanya Agam sambil melihat tangan nyonya Kayla.
"Belum lama. Aku pikir kamu sibuk makanya aku ingin pulang karena kepalaku tiba-tiba pusing," ucap nyonya Kayla memberi alasan.
"Tunggu sebentar Tante. Apakah Tante tadi bertemu dengan dokter Medy?"
"Tidak. Emangnya kenapa Agam?" memasang wajah serius agar tidak terlihat bohong.
"Baiklah. Tidak apa. Mungkin dia ke ruang kerjanya Wira. Kalau begitu biar aku antar Tante Kayla ke mobil," tawar asisten Agam.
"Tidak usah. Tempat parkirnya dekat dari sini jadi biar Tante ke tempat parkir sendiri saja. Titip salam buat Wira. Tapi, ngomong-ngomong apakah Wira cerita sesuatu kepadamu tentang kondisinya belakangan ini, Agam?"
Agam merasa ada yang tidak beres dengan nyonya Kayla dengan pertanyaannya. Agam memilih diam agar semuanya merasa aman. Apalagi kalau nyonya Kayla tahu Wira lebih dekat dengan Anna maka pernikahan Wira dan Vini akan dipercepat.
"Tidak ada Tante. Kami jarang bertemu dan jika bertemu malah membahas perkejaan saja. Tidak ada hal lainnya," sahut asisten Agam.
"Sial. Sepertinya Agam juga merahasiakan sesuatu dariku tentang kondisi Wira. Mungkin Wira sudah memperingatkan dirinya akan hal itu.
Kalau tidak mengetahui sesuatu tentang Wira, mana mungkin Wira memberikan obat yang aku aku kasih padanya untuk diperiksa ulang komposisinya," batin nyonya Kayla penuh curiga.
"Baiklah Agam. Kalau begitu Tante pulang dulu." Nyonya Kayla terlihat terburu-buru sambil merogoh ponselnya di dalam tasnya. Ia ingin menghubungi dokter Medy untuk tidak membocorkan rahasia tentang laporan detail obat itu.
"Dokter Medy. Jika kamu masih ingin bekerja disini, jangan coba-coba memberi kebenaran apapun tentang obat milik putraku atau kau akan aku pecat...!" ancam nyonya Kayla tanpa mendengar ucapan dokter Medy.
Nyonya Kayla mengakhiri obrolannya secara sepihak lalu masuk ke mobilnya dan meminta sopirnya segera meninggalkan rumah sakit miliknya.
Agam menghubungi lagi dokter Medy untuk menanyakan perihal laporan medis milik Wira.
"Tadi kata Tante Kayla ia tidak bertemu denganmu sama sekali. Mana yang benar?" tanya asisten Agam.
"Dia baru saja mengancam ku. Aku sengaja merekam ucapannya sebagai bukti. Aku akan mengirimnya padamu," ucap dokter Kayla yang tidak mau bersekongkol dengan nyonya Kayla untuk menutupi kebenaran.
"Ada apa sebenarnya? kenapa Tante Kayla pakai acara mengancam segala? Kenapa jadi aneh begini? Aku harus memberitahu ini pada Wira," Agam kembali ke ruang rawat di mana Anna sedang di rawat.
Sementara itu, Wira sedang memeluk tubuh Anna yang tidak mau melepaskan Wira karena dibawah pengaruh obat penenang.
Batinnya merasakan kehadiran suaminya disisinya saat ini. Wira tidak keberatan jika Anna menganggap dirinya demikian karena nalurinya merasakan suatu keterikatan dengan Anna yang tidak bisa ia jelaskan.
Agam masuk ke kamar itu secara perlahan dan Wira membaringkan kepala Anna diatas bantal. Setelah memastikan Anna tenang, Agam dan Wira duduk di sofa untuk membahas hal yang penting.
"Ada apa Agam?"
"Laporan hasil medis milikmu disabotase bundamu. Dokter Medy menceritakan semuanya bahkan dokter Medy mendapat ancaman dari bundamu. Ini hasil rekaman bundamu yang sengaja direkam oleh dokter Medy."
Wira mendengar suara bundanya melalui handset agar tidak terdengar oleh Anna. Kecurigaannya makin bertambah pada kedua orangtuanya yang sebenarnya menyembunyikan sesuatu darinya.
"Sepertinya aku harus kembali ke rumah sakit di Canada di mana aku dirawat. Aku akan mencaritahu semuanya karena kedua orangtuaku tidak akan memberi jawaban yang aku inginkan," ucap Wira.
"Lalu bagaimana dengan Anna jika kamu pergi? Kondisinya saja belum stabil, bos."
"Aku akan membawanya bersamaku. Lagipula dia memiliki villa pribadi di sana," sahut Wira.
"Bagaimana dengan tunanganmu Vini jika dia melihatmu bersama dengan wanita lain?" tanya asisten Agam untuk mengingatkan statusnya Wira.
"Sepertinya aku harus membicarakan hubungan kami yang terlihat sangat kosong karena aku sama sekali tidak mencintai Vini. Aku harus membatalkan pertunangan kami. Aku harap dia bisa terima alasanku," ujar Wira.
"Apakah kamu kira semudah itu Vini melepaskan kamu? Vini begitu tergila-gila kepadamu bahkan saat kamu sakit parah, ia sedikitpun tidak meninggalkan kamu saat itu, bos.
Dia sangat setia kepadamu. Lagipula, hubungan bisnis antara keluargamu dan keluarganya yang membuat kamu tidak bisa meninggalkan Vini."
"Aku tidak bisa meninggalkan Anna walaupun aku tahu aku dan Vini pernah saling mencintai sebelumnya," ucap Wira menatap wajah cantik Anna yang tertidur pulas saat ini.
"Sekarang, begini saja. Kamu harus fokus pada tujuanmu untuk menyelidiki keadaanmu pasca menjalani operasi kanker hati beberapa tahun yang lalu.
Setelah memastikan sesuatu yang mencurigakan, kamu baru membahas hubunganmu dengan Vini. Dan usahakan jangan sampai Anna mengetahui hubunganmu dengan Vini karena itu akan mengganggu kejiwaannya," saran asisten Agam.
"Tapi, dia tidak begitu menginginkan aku karena merasa suaminya masih hidup dan tinggal di suatu tempat," balas Wira.
"Kadang wanita itu aneh. Mulut mereka selalu menolak seseorang yang jelas-jelas mereka sangat mendambakan dirinya. Tapi tidak dengan tubuh mereka terutama hati mereka yang terus berteriak agar kita jangan pernah tinggalkan mereka. Sok ikhlas melepaskan kita pergi tapi batinnya menjerit agar kita tetap tinggal," tutur asisten Agam.
"Aku tahu akan hal itu Agam karena gengsi wanita terlalu tinggi. Hal itu mereka lakukan untuk menjaga harga diri mereka di depan kita. Walaupun akan terluka nantinya." Keduanya saling terkekeh membahas makhluk yang bernama wanita.
dan kamu Zidan lebih baik cepat berterus terang kepada anna
semoga Zidan bisa hidup bahagia bersama Anna