"Namaku ya..."
Siapa nama dari tubuh gadis yang Kumasuki ini? Apa maksud dari semua mimpi buruk sebelum aku masuk ke tubuh ini? Lalu suara yang memanggilku Himena sebelumnya itu, apakah ada hubungannya denganku atau tubuh ini?
"Vıra...panggil saja aku Vıra." Jawabku tersenyum sedih karena membayangkan harus menerima kenyataan yang ada bahwa aku di sini. Benar, inilah Kenyataanku sekarang.
Semua tentangku, dia, dan tragedi pengkhianatan itu, akan terkuak satu-persatu. PASTI....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RiesSa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wolf
6 bulan kemudian…
“Anggota YMIRR nomer dua, Wolf. Siap di posisi.”
-(1): Anggota YMIRR nomer satu, Giant. Siap di posisi.
-(5): Anggota YMIRR nomer lima, Mystletoe. Siap.
“Wolf, Giant, dan Mystletoe siap. Bagaimana situasi di sana Adis?”
-(Adis): Anggota YMIRR nomer tiga, Ring sudah masuk ke dalam. Anggota YMIRR nomer empat, Hide sedang berjaga di depan pintu masuk. Ganti.
“Baiklah. Misi ke-24 dari Tuan Teer, ‘Jarum beracun’, target Looqe Ar Wooseman fi Oevin. Laksanakan!” Perintahku.
-(1, 3, 4, 5, Adis): SIAP…!
Aku berlari menembus pedalaman hutan yang tertutupi warna putih yang luas dan tebal. Salju yang turun mulai dari minggu kemarin benar-benar melakukan tugasnya dengan baik. Sangat mudah untuk kehilangan jejak di tempat ini bila tidak teliti dan hembusan angin yang tidak terlalu bersahabat.
Huft…
Sudah setahun lebih sejak kejadian penyerangan bandit hari itu. Apakah janji yang aku buat dengan Pak Looqe masih berlaku kira-kira? Hari ini ada sekumpulan orang yang berniat membunuhnya, termasuk aku.
Misi yang kuterima dari Si Teer, Tuan yang sangat kubenci itu adalah membunuh bangsawan Looqe secara sembunyi-sembunyi. Waktu pelaksanaannya adalah ketika pesta di mana para petinggi kerajaan Ingrid berkumpul. Kerajaannya tempat tinggal Pak Looqe dan tentu saja Si bedebah Teer juga. Teer adalah salah satu bangsawan yang cukup tinggi posisinya di kerajaan Ingrid. Dia selalu ingin mendapatkan posisi yang lebih tinggi, namun selalu terhalang oleh Pak Looqe. Rakus sekali, Si brengsek itu telah busuk sampai ke dalam hatinya.
Aku sama sekali tidak bisa menolak perintah Teer setelah ritual budak dulu. Simbol ular hijau di leherku ini memanjang dan mengendalikan setiap gerakanku setiap dia memberi perintah. Aku dan para anggota YMIIR tidak berbeda dengan seorang budak yang patuh.
Setiap dari kami menerima simbol yang berbeda-beda tergantung seberapa tinggi potensi kekebalan terhadap MANA. Simbol ular hijauku adalah nomer satu sebelum simbol segitiga dengan titik hitam milik Adis. Artinya semakin tinggi urutannya, maka semakin kuat segel MANA simbolnya. Aku dan Adis memiliki resistensi yang tinggi terhadap kutukan dan segel MANA. Maka dari itu segel yang kami terima adalah segel tingkat tinggi.
Misi anggota YMIRR jalani selama bulan-bulan terakhir ini adalah menyingkirkan saingan-saingan politik dari Teer, juga mencari katalis-katalis di daerah angker untuk eksperimennya. Benar, percobaan gila ke manusia itu masih tetap berlanjut sampai sekarang. Anggota YMIRR pun masih ikut eksperimen tersebut. Tidak terhitung sudah berapa ratus jadi orang tidak bersalah jadi korban, mereka yang dibilang sukses sempurna eksperimen tersebut pun hanyalah kami berlima anggota YMIRR.
Setiap seorang dari kami memiliki keunikan sendiri. Aku yang memiliki jantung dari makhluk surgawi Garuda tidak mudah lelah dan imun dari semua serangan selama masih sadar.
Jantung itu mensirkulasi darah sambil memberi energi panas kehidupan. Energi itulah yang menguatkan setiap selku dan memberiku kata imun dan tidak lelah. Namun bila kesadaranku hilang, jantung Garuda juga akan berhenti menyuplai energi dan bekerja normal seperti jantung biasa.
Ya… kelemahanku satu-satunya hanyalah ketika kesadaranku hilang. Maka dari itu aku tidak bisa melawan Teer. Tidak untuk sekarang.
-(Adis): Wolf, target telah memasuki istana Vicrost. Kau sudah sampai?
“Aku baru selesai menyelinap, sekarang masuk ke ruangan putra mahkota Badver.” Jawabku lewat alat komunikasi di telinga.
-(Adis): Info diterima. Mystletoe, Ring, kalian bisa ke tahap selanjutnya.
“Sesuai rencana, aku akan mematikan alat komunikasi ini beberapa saat, kalian bisa tunggu aku untuk memberikan tanda-tanda.”
-(Adis): Info diterima. Semoga berhasil Wolf.
“Roger. Ngomong-ngomong Adis.”
-(Adis): Ya?
“Berhati-hatilah.”
-(Adis): …
-(Adis): Kau juga Vira.
Oke, sekarang semuanya tinggal tugasku. Aku memasang topeng perak berbentuk kepala serigala, kemudian menyelinap ke ruangan kerja khusus milik putra mahkota dari kerajaan Ingrid. Berdiri menunggu di depan jendela terbuka hingga seorang pria berseragam militer putih dan seorang pelayan wanita masuk ke ruangan ini. Pria yang terlihat berumur seperempat abad itu terdiam melihatku. Aku segera memberikan surat dengan cap khusus ke Pangeran Badver.
“Sic.” Panggilnya.
Pelayan wanita di belakang Badver segera maju dan mengambil surat rahasia ini dari tanganku. Kemudian menyerahkannya ke Badver seraya menunduk hormat. Tidak ada yang memulai pembicaraan sampai Badver selesai membaca isinya.
“Aku mengerti. Tunggu di sini...” Kata Badver.
Dasar manusia biadab. Tidak aneh aku bisa diculik oleh Teer dari penjagaan keluarga Wooseman dan Kaisar Musplehein. Ternyata Teer mendapat dukungan langsung dari orang paling berpengaruh setelah Raja dan Ratu, yaitu satu-satunya Pangeran mahkota kerajaan Ingrid, Badver. Penculikanku juga bertepatan pada minggu-minggu persidangan bawahan Pak Looqe dan saudara angkat Kaisar Surtr yang berkhianat. Di tengah-tengah kesibukan kedua belah pihak itulah penculikan Teer berhasil.
Aku tahu fakta ini setelah misi ke-20 dulu saat kami, anggota YMIRR ditugaskan untuk mengeksekusi seorang Jenderal militer di wilayah sebelah kekuasaan Pak Looqe. Jendral itu mengkhianati Pangeran Badver dengan cara ingin mengumumkan perjanjian kejahatannya dengan Badver.
Sayang sebelum hal itu terwujud kami sudah mencegatnya di tengah jalan dan mengurus semua dengan bersih. Setelah itu barulah kami segera pergi ke kediamannya dan mencari semua dokumen perjanjian dia dengan pangeran Badver dan meniadakannya. Kebetulan saat itu aku sempat membaca berkas tentang penculikanku dan Jenderal itu ternyata adalah orang tua yang Teer maksud dulu sebagai penyelamatnya.
‘Sudahlah, semua itu sudah berlalu.’ Batinku kesal waktu itu.
Kembali ke misiku kali ini, Badver berdiri dan memberikanku sebuah gaun pesta kecil dengan topeng khusus agar identitasku tetap tersembunyi. Kali ini aku akan berperan sebagai anak angkat dari Teer sekaligus perwakilannya karena tidak hadir di pesta ini. Pesta topeng memperingati ulang tahun Ibu kandung Badver, sekaligus Ratu kerajaan Ingrid sekarang.
“Ingat. Jaga identitasmu. Bila ada kegagalan meski terlihat kecil, kau yang akan menanggung konsekuensinya, subjek nomer dua.” Ancam Badver dengan nada berat.
“Saya mengerti Tuan.” Jawabku menunduk.
“Bagus.” Badver segera keluar ruangan dan menyuruh pelayannya agar membantuku berdandan, Ia sendiri menunggu kami di luar hingga selesai.
Setengah jam kemudian aku keluar dari ruangan dengan gaun biru tua yang terlihat lembut dan berkilau. Aku memakai topeng setengah muka berbentuk kepala serigala putih, satu-dua hiasan bunga palsu di gaun, dan sepatu hak tinggi mirip kaca.
“Tidak buruk juga. Ini hadiah yang kusiapkan untuk kau berikan ke Ratu nanti.” Badver memberiku satu kotak kayu kecil berornamen. Isinya adalah sebuah kalung mutiara kuning menyala, hampir mirip seperti bola emas. “Ikuti aku.”
Aku berjalan di belakang Badver sembari melihat seksama lorong istana yang dilewati. Setiap beberapa meter terdapat batu kubus yang melayang dan mengeluarkan cahaya putih, mengingatkanku saat di istana Emerald saat bersama Surtr dan Pak Looqe dulu.
“Berdirilah di samping kursiku hingga intruksi selanjutnya.” Kata pria ini tanpa emosi.
“Baik Tuan Badver.” Jawabku pendek.
Penjaga pintu utama yang melihat kedatangan Pangeran Badver mengangguk dan membukakan pintu untuk kami, dia berteriak keras… “Pangeran mahkota Badver, memasuki ruangan!”
Seketika semua mata tertuju ke sosok pria berambut coklat cerah bergelombang sedagu yang berjalan bersamaku ini. Wajahnya yang rupawan dan cerah menyiratkan satu senyum kecil seakan dirinya adalah orang lemah lembut dan tidak suka kekerasan. Seseorang yang akan selalu menolong pihak lemah yang ditindas oleh penguasa lalim. Seperti itulah gambaran dari Pangeran Badver sekarang.
‘Muka dua.’ Ejekku dalam hati.
“Tidak perlu sungkan dan tegang semuanya, silahkan lanjutkan kembali pesta kalian! Hari ini adalah ulang tahun Ibu Ratu, hari yang harus diisi dengan kebahagiaan.” Ucapnya dengan nada ringan dan bersahabat.
Rentetan hadirin memberi tepuk tangan meriah sembari kembali menikmati pesta, beberapa bahkan ada yang memuji pangeran Badver adalah mataharinya kerajaan Ingrid. Orang yang hangat dan mudah bergaul, namun tetap berkarisma dan tenang. Aktor yang pintar memang, andai mereka tahu siapa bedebah ini sebenarnya.
Beberapa mata tertuju padaku yang tetap di sisi Pangeran Badver, menerka-nerka dalam bisik-bisik yang penuh selidik. Namun aku tetap diam berdiri di belakang kursi Badver menunggu perintah sambil melihat-lihat.
‘Ring… dia sudah berkerumun di kerumunan orang-orang, dan untuk Mistletoe?’
Kulihat dua anggota YMIRR yang merupakan kunci utama misi kali ini telah siap di posisi masing-masing menunggu isyarat. Ada Ring yang bergaul dengan beberapa bangsawan ternama dan membuat mereka semua berada berada dalam lingkaran ideologinya. Sedangkan Mystletoe tetap menyamar menjadi seorang penjaga istana dan selalu berada di dekat target utama kami, Pak Looqe.
Aku tertawa singkat dalam hati.
Penampilanku yang sekarang tidak mungkin dapat dikenali lagi oleh Pak Looqe. Rambutku yang dulu coklat kehitaman berubah warna menjadi pirang cerah akibat efek dari terlalu sering menggunakan efek jantung Garuda untuk menahan MANA. Tidak terkecuali mata biru safir ini, hasil dari transplantasi makhluk Siren yang aku bunuh di salah satu misi.
‘Menyedihkan sekali…’ Ungkapku sendiri mulai menerima sosokku yang dulu telah menghilang.
Kulihat ada dua orang laki-laki remaja yang datang memberi hormat ke Pak Looqe. Dia langsung membalasnya tersenyum dengan mengelus kedua kepala orang tersebut. Apakah mereka berdua anaknya?
“Yang Mulia Raja Oevin dan Ratu Vrigg memasuki istana!” Teriak penjaga pintu masuk utama istana.
Sontak seluruh hadirin memberi jalan sambil membungkuk hormat kepada dua insan yang masuk. Seorang pria tua yang terlihat telah melewati umur kepala lima dan wanita yang terlihat baru menginjak umur kepala empat. Mereka berdua melangkah ke singgasana Raja dan Ratu dengan penuh kebanggaan.
“Hadirin sekalian, warga insan kerajaan Ingrid yang berbahagia. Selamat datang di acara pesta akbar dalam rangka memperingati ulang tahun Ratu Vrigg. Mari kita lepaskan urusan dunia dengan merehatkan sejenak pikiran ini. Saya mewakili seluruh keluarga kerajaan Ingrid mengucapkan terima kasih atas kehadiran tamu-tamu sekalian. Arleysig Ingrid!!!”
“ARLEYSIG INGRIIID…!!!”
Rentetan sorak tepuk tangan saling menyahut setelah Raja sekaligus ayah dari Pak Looqe tersebut selesai berbicara. Ratu Vrigg yang sekaligus Ibu dari Pangeran Badver, terlihat sedikit angkuh saat menerima berbagai hadiah dengan hanya tersenyum sesaat, mungkin untuk menjaga kharismanya sebagai Ratu. Hingga tiba giliran Pangeran Badver…
“Ayo.” Ajak Badver.
“Baik Tuan.” Aku berjalan mengikuti Pangeran Badver dari belakang seperti sebelumnya, lalu ikut menunduk saat di depan Raja dan Ratu.
“Terima kasih Yang Mulia, hari ini saya selaku Pangeran ingin mengucapkan selamat kepada Ibu Ratu. Saya Badver telah menyiapkan beberapa hadiah untuk Ibu Ratu di luar acara nanti.” Ucap Badver penuh hormat.
“Terima kasih Pangeran Badver.” Jawab Ibu Ratu.
“Suatu kebahagiaan bagiku mendengar hal itu Ibu Ratu, lalu izinkan aku memperkenalkan sosok di belakangku ini.” Badver memberi isyarat agar aku maju. Aku maju memberi salam ke kedua orang di depanku.
“Siapa dia Badver?” Tanya Raja Oevin.
“Dia adalah perwakilan yang dari Duke Teer yang tidak dapat hadir hari ini karena beberapa hal mendesak di perbatasan. Gadis ini adalah anak angkat beliau, sekaligus pengawal yang menemaniku hari ini. Namanya adalah Wolf.” Jawab Badver.
Benar. Teer adalah seorang Duke, sekaligus saudara kandung termuda Raja Oevin. Aku yang mengetahui fakta ini beranggapan bahwa pastinya tidak hanya dua orang saja yang sesat di sini, pasti ada yang lain lagi. Tapi untuk sekarang… “Jikalau berkenan, ini adalah hadiah yang disiapkan dari Duke Teer untuk anda, Yang Mulia Ibu Ratu.” Aku memperlihatkan hadiah yang dipersiapkan Badver sebelumnya.
“Bagaimana kalau Yang Mulia Raja yang memasangkan kalung dari Duke Teer ini untuk Ibunda Ratu. Pasti indah dan cocok bagi beliau.” Usul dari Badver menambah hangat suasana.
Ratu Vrigg mengangguk setuju dan membiarkan Raja Oevin yang memasangkan kalung indah tersebut ke lehernya. Dia sangat senang dengan hadiah kalung tersebut. “Terima kasih Wolf, kalau kamu adalah anak angkat dari Teer, berarti secara tidak langsung kamu adalah keluarga kami juga. Katakanlah, apa yang kamu inginkan sebagai ganti dari hadiah yang indah ini anakku?”
“Suatu kehormatan bagi hamba bila Yang Mulia Ibu Ratu senang. Itu adalah hadiah tidak terkira bagi hamba.” Jawabku rapi.
Sejauh ini semua berjalan sesuai rencana yang diciptakan oleh Teer dan Badver, hanya tinggal selangkah lagi rencana mereka akan berhasil. Tinggal memberi umpan ke jebakan yang telah disiapkan.
“Dengan segala hormat Ibu Ratu, bagaimana kalau kita semua memberikan insan muda ini kesempatan untuk mencoba kemampuannya di acara duel dengan salah satu ksatria terbaik kerajaan. Anggap saja ini juga salah satu hadiah pertunjukan yang saya dan Duke Teer siapkan sebagai penutup acara nanti. Wolf adalah pengawal yang dipercayakan oleh Duke Teer untuk menjagaku karena kemampuannya. Maka dari itu aku tidak ingin ada yang mencemooh dari belakang dengan alasan dia bisa menjadi pengawal pribadiku lewat koneksi keluarga. Aku ingin bisa dengan bangga memperkenalkan Wolf sebagai tangan kananku mulai saat ini.” Ucap Badver lugas.
Ksatria utama kerajaan, jumlah mereka ada tiga belas orang dan masing-masing adalah keluarga kerajaan Ingrid sendiri. Termasuk Badver dan Pak Looqe. Mereka semua adalah ksatria terbaik yang memiliki ciri khas hampir imun dari segala rapalan MANA.
Ratu Vrigg tersenyum dan tertarik mendengar hal itu dan meminta ke Raja Oevin agar mengabulkan keinginan anak pertamanya tersebut. Awalnya Raja terlihat ragu kerena beberapa hal terutama penampilanku yang masih remaja, tapi karena didesak oleh Badver dan istri tercintanya Ia pun luluh dan mengijinkan pertunjukan duel tersebut.
“Baiklah, duel pertunjukan akan diadakan di luar lapangan istana sejam lagi. Lawan untuk Wolf akan diundi saat acara dimulai agar tidak ada kecurangan. Aku mengharapkan pertunjukan yang terbaik wahai pejuang muda, Wolf.” Titah dari Raja Oevin.
“Hamba mengerti Yang Mulia.” Jawabku penuh hormat.
Pengumuman tentang adanya duel pertunjukkan untuk hadiah Ratu tersebar dengan cepat ke setiap telinga bangsawan yang ngobrol tanpa henti. Terutama gosip siapakah identitas asli dari Wolf hingga Pangeran Badver yang terkenal sebagai salah satu dari yang terkuat dari ksatria utama kerajaan berani mempertaruhkan namanya.
Tanpa peduli untuk bergabung dengan bangsawan lain demi menambah panas momen yang ada, aku dan Badver pergi dari pesta untuk persiapan duel, kembali ke ruangan Pangeran mahkota.
Kreek…
“Selamat datang Pangeran Badver.” Sambut Si pelayan Badver sebelumnya. Dia sepertinya tidak meninggalkan ruangan ini sedari awal.
“Sic, bantu dia ganti pakaian. Berikan dia baju yang disiapkan Teer, setelah itu antar dia ke luar lapangan istana untuk menemuiku.” Suruh Badver, pangeran itu sendiri segera keluar tanpa menunggu balasan dari Si pelayan.
Aku berendam air hangat untuk kedua kalinya hari ini sambil memikirkan rencana buatan Badver dan Teer. Tertawa puas dalam hati melihat rencana mereka berdua yang sangat berjalan sempurna.
“Nona, pakaian untuk Nona kenakan sudah siap, jangan lupa mengecek apakah seragam ini sudah lengkap nanti Nona.” Ucap pelayan Badver.
“Baik, aku segera ke sana.” Jawabku sambil keluar dari bak mandi.
Aku membiarkan pelayan Badver tersebut membantuku berpakaian sesuka hatinya, mataku sekarang cuma tertuju ke bayanganku sendiri yang tercipta dari balik cermin dua kali tinggiku. Di sana, seorang gadis muda dengan mata biru safir, rambut pirang cerah sebahu, dan wajah yang oval. Ya… inilah wujudku yang sekarang, tubuhku yang sekarang, seorang gadis bernama Vira, subjek no.2, dan Wolf.
“Sudah selesai Nona.” Kata Si pelayan.
Aku menutup kedua mataku sambil menghela nafas dalam-dalam. Hari ini adalah hari penentuan untuk kebebasanku. Ujian terakhir atas usaha dan kesabaran yang kutanam rapi selama setahun terakhir ini. Berhasil bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Titik.
“Terima kasih, kamu tidak perlu mengantarku sampai ke lapangan istana. Antarlah aku sampai pintu keluar istana ini saja, setelah itu aku akan berjalan sendiri.”
“Baik Nona.” Jawab Si pelayan.
Aku memakai satu setel baju seragam militer kerajaan Ingrid yang dikhususkan untuk memudahkan penggunanya dalam bergerak, sebuah gelang yang bisa mengeluarkan medan perisai untuk waktu singkat, dua bilah pisau kecil di pinggang, dan satu pedang Titanium. Tidak lupa topeng putih serigala setengah muka saat berjalan sepanjang lorong istana.
Tap… tap… tap… seseorang berjalan dan menghalangiku tepat di tengah pintu keluar istana.
“Hm?” Aku berhenti seketika. “Ada yang bisa kubantu?”
“Tolaklah duel pertunjukan ini selagi masih bisa ksatria muda, para ksatria utama dari kerajaan bukanlah lawan yang mudah. Kami para ksatria utama kerajaan punya adat untuk duel kami sendiri, mengacungkan senjata ke lawan berarti harus ada yang diambil darinya.”
Sosok yang menghalangiku adalah seorang pria yang berbadan kekar dengan perangai keras dan tegas. Ia berambut sebahu bergelombang warna coklat kemerah-merahan, jenggot tebal mengembang, dan mata perunggu seperti warna api perapian. Pesona seorang pejuang bar-bar berwatak keras.
Aku tetap diam dan menatap matanya balik menunggu apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Tetapi…
“Jangan dimaksud buruk perkataannya wahai ksatria muda, dia hanya tidak ingin kamu terluka. Pangeran Thorlad, sudah berapa kali kubilang jangan berbicara dengan nada tinggi dan mengancam seperti itu. Siapa pun pasti akan salah paham maksud perkataanmu jika datang seperti ini.” Sahut sosok di belakangku cepat.
Suara ini…
“Terima kasih sudah repot-repot menjelaskan, tapi aku serius dengan perkataanku ini, saudaraku Looqe.” Kata pria di depanku yang ternyata adalah salah satu Pangeran sekaligus ksatria utama kerajaan Ingrid, Pangeran Thorlad.
“Hadeuh… ehem, kamu sudah dengar darinya wahai ksatria muda. Kami hanya tidak ingin ada hal buruk yang terjadi akibat duel. Mungkin ini terdengar aneh, tapi berdasarkan catatan duel antara ksatria utama dahulu kala tidak ada yang berakhir baik. Kalau kamu setuju, aku dan saudaraku Thorlad ini akan meminta langsung ke Yang Mulia Raja untuk membatalkan duel.” Saran Pak Looqe menatap khawatir.
Tik…
“Ksatria muda?”
Ah? Aku… ‘Hahahaa…’
Tanpa kusadari air mataku keluar dengan sendirinya saat aku mendapati dia ingin menghentikanku. Sifatnya yang tetap tenang meski hati penuh kekhawatiran itu ternyata tetap saja tidak berubah. Dia selalu tidak bisa diam saat ada orang lain berada dalam masalah dan selalu membantu tanpa pandang bulu.
“Terima kasih atas peringatannya Pangeran Thorlad dan Pangeran Looqe, tapi aku harus tetap menjalankan tugas dari Tuanku. Hamba undur diri.” Salamku sambil meninggalkan mereka berdua tanpa menoleh ke belakang lagi.