Terjerat Duda Keren

Hari ini hari minggu, biasanya Zila suka malas-malasan untuk bangun pagi, tapi tidak dengan pagi ini.

Pagi ini Zila sudah bangun dan sudah kelihatan cantik, lalu berlari turun ke bawah menghampiri omah dan opah nya yang sudah duduk di meja makan.

"Pagi opah dan omah yang Zila sayang" sapa Zila.

"Pagi juga kesayangan opah dan omah, eh tumben banget cucu opah yang cantik ini bangun pagi di hari minggu? Tanya pak Hardian.

"Kan Zila sudah janji sama omah mau main ke taman buat bertemu sama mamah cantik, iya kan omah? tanya Zila sambil melirik kearah bu Carlota.

"Iya sayang, tapi Zila harus sarapan yang banyak biar nanti mamah cantik nya senang lihat Zila yang tumbuh sehat" jawab bu Carlota.

"Iya omah, Zila akan sarapan banyak, tolong ambilkan nasi goreng nya dong omah" kata Zila sambil menunjuk ke nasi goreng yang nampak lezat itu.

Zila pun makan dengan begitu lahap nya, hingga tidak menyadari kehadiran Anggar papah nya.

"Wah pemecah rekor nih minggu ini" kata Anggar sambil duduk.

"itu semua berkat mamah cantik nya, anak mu jadi semangat bangun pagi dan sarapan banyak, makanya kamu pikir kan baik-baik semua ini" jawab bu Carlota.

Anggar pun hanya diam tak membalas ucapan ibu nya.

"Omah Zila sudah habis makan nya udah kenyang juga, jadi sekarang ayo kita berangkat" ajak Zila dengan penuh semangat.

"Emang kamu mau kemana sayang? tanya Anggar.

"Mau main ke taman sama omah, diam di rumah pun juga ngga asik, papah kerja mulu ngga pernah ngajak Zila main" jawaban Zila membuat Anggar mati kutu dan tak bisa menjawab nya.

Anggar memang menyibukkan dirinya dengan kerjaan, dia tidak ingin terus bersedih atas kepergian istrinya, tapi dia juga tidak mau membuka hatinya untuk wanita lain.

Anggar di semua orang terlihat kuat tegar dan selalu bahagia, padahal kalau dia lagi sendiri dia menangis, dia selalu bersedih apalagi jika ia lagi kangen sama almarhumah istri nya.

"Ke taman yang berada di ujung jalan kan? Tanya Anggar.

"Bukan pah, tapi taman yang deket mall itu lo" jawab Zila.

"Ko jauh sekali main nya, kan taman yang dekat juga ada" kata Anggar.

"Zila mau nya ke taman yang dekat dengan mall biar bisa beli ice cream pulang nya" jawab Zila.

"Ya sudah sayang ayo kita jalan, papah mau ikut ngga? ajak bu Carlota.

"Ngga ah papah mau istirahat di rumah saja, selamat bersenang-senang ya cucu opah" kata pak Hardian.

"Oke opah, dah papah Zila ke taman dulu sama omah ya? pamit Zila.

Sepeninggal bu Carlota dan Zila, pak Hardian mencoba berbicara dengan Anggar, antar lelaki.

"Nak, papah ngga akan memaksa kamu untuk menikah dengan siapa pun, tapi bukalah mata dan hati kamu untuk Zila, berikan Zila kebahagiaan yang ngga bisa kita kasih ke Zila, seumuran Zila lagi membutuh kan sosok seorang ibu yang selalu mendampingi nya, bahagia nya seorang anak dikala dia melihat keluarga utuh yang harmonis, papah yakin kamu akan bisa mem bahagia kan Zila" kata pak Hardian.

"Jujur pah Anggar juga bahagia melihat Zila bahagia seperti sekarang, semenjak Zila bertemu dengan wanita itu Zila banyak berubah, padahal mereka bertemu juga baru beberapa kali saja, tapi mau gimana hati Anggar ngga bisa untuk menempat kan wanita lain selain almarhumah Anya" jawab Anggar dengan wajah sendu nya.

"Ya papah ngerti dengan keadaan kamu, papah ngerti dengan apa yang kamu rasakan, tapi tolong kamu belajar lah membuka hati walaupun hanya sedikit hanya demi Zila, buat lah Zila bahagia dengan menuruti apa yang Zila inginkan, Zila ngga butuh uang atau pun kemewahan, tapi yang Zila inginkan saat ini adalah sosok seorang ibu" pak Hardian terus berusaha agar Anggar membuka hati nya untuk wanita lain.

Anggar pun terdiam, dia mencerna semua kata-kata pak Hardian.

"Tolong pikirkan baik-baik, hanya demi Zila anakmu" kata pak Hardian sambil menepuk bahu Anggar lalu pergi meninggalkan Anggar sendirian, Anggar pun ikut berdiri lalu pergi ke kamar nya.

Anggar pun menatap poto dirinya bersama Anya yang dia pasang di dinding kamar nya dengan ukuran besar.

"Yang, aku harus gimana menurut kamu? Di hati ku masih tersimpan nama dan wajah kamu dan sampai kapan pun ngga akan tergantikan, tapi melihat Zila aku juga sedih, dia terus berharap mempunyai seorang ibu, bahkan ada seorang wanita yang dekat dengan anak kita sekarang, sampai-sampai anak kita memanggil nya dengan panggilan mamah, aku bingung Yang, tolong bantu aku Yang, aku harus gimana? Gumam Anggar sambil menitik kan air mata nya.

Anggar pun merebahkan dirinya di atas kasur sambil menatap poto dirinya dan almarhum Anya.

Andaikan kamu tidak ninggalin aku dan Zila, andaikan kamu masih berada di sisiku kita pasti hidup bahagia Yang, aku berharap kamu tiba-tiba datang dan kembali hidup bersama aku dan Zila anak kita, tapi itu mustahil, kamu sudah hampir empat tahun ninggalin aku dan Zila, Yang aku kangen kamu" gumam Anggar dalam isak tangisan nya, lelah dengan semua yang dia pikirkan akhir nya Anggar pun tertidur.

*

*

"Omah mamah cantik mana ya? Aku pusing nyari nya omah terlalu banyak orang" kata Zila sambil melihat ke sekeliling taman yang di padati oleh orang-orang yang olah raga dan yang cuma main saja.

"Zila tahu no ponsel nya mamah cantik ngga? Kalau tahu omah akan menghubungi nya" tanya bu Carlota.

"Ngga omah, Zila lupa ngga minta" jawab Zila.

Zila pun terus mencari sosok yang dia kenal, tapi karena banyak nya orang di taman tersebut membuat Zila susah menemukan Ara.

Zila pun melihat ke arah pengamen yang memakai speaker, tiba-tiba Zila mempunyai ide untuk menemukan mamah cantik nya itu.

"Omah ikut Zila deh sini" ajak Zila sambil menarik tangan bu Carlota.

"Mau kemana nak? Tanya Bu Carlota sambil terus mengikuti langkah Zila dari belakang.

"Omah pinjemin mic sama pengamen itu dong omah, Zila mau manggil mamah cantik dengan speaker itu" bisik Zila.

Bu Carla pun mengerti lalu menghampiri pengamen tersebut.

"Maaf mas, boleh ngga saya pinjam speaker nya sebentar, nanti saya bayar tenang saja" kata bu Carlota pada pengamen itu.

"Boleh bu silahkan, ngga apa-apa ngga usah bayar" jawab pengamen baik hati itu.

"Makasih ya mas, ini cucu saya mau mencari mamah nya dengan speaker ini" kata bu Carlota sambil mengambil mic dari pengamen tesebut.