Ava Serenity Williams, putri bungsu Axton Brave Williams, jatuh cinta pada seorang pria bernama Ryan Dome. Ia mencintainya sejak berada di bangku sekolah. Ava bahkan rela menjadi seseorang yang bukan dirinya karena Ryan seakan menuntut bahwa yang akan menjadi kekasih dan istrinya nanti adalah seorang wanita sempurna. Ryan Dome, putra Freddy Dome, salah satu rekan bisnis Axton Williams. Freddy berencana menjodohkan Ryan dengan Ava, hingga menjadikan Ava sebagai sekretaris putranya sendiri. Namun, siapa yang menyangka jika Ryan terus memperlakukan Ava layaknya seorang sekretaris, bahkan pembantunya. Ia menganggap Ava tak pantas untuk dirinya. Ryan bahkan memiliki kekasih saat dirinya dalam status tunangan dengan Ava. Hingga akhirnya Ava memilih mundur dari kehidupan Ryan. Ia mencari ketenangan dan jati dirinya yang hilang, hingga akhirnya ia bisa jatuh cinta sekali lagi. Apakah cinta itu untuk Ryan yang berharap Ava kembali? Ataukah ada pria lain yang siap mencintai Ava drngan tulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KITA BISA MENIKAH
Ava merasakan dilema saat ini. Ia memegang erat tas bekal di mana terdapat kotak makan yang sudah ia siapkan dari rumah. Awalnya ia berencana untuk makan siang bersama dengan Ryan, tapi saat tadi Ryan tiba dan mengatakan untuk tak menampakkan wajah di hadapannya, membuat hatinya meragu.
Ceklekkk*
Pintu ruang kerja Ryan terbuka dan tampak sosok Mario keluar dari sana. Ava segera bangkit sambil memeluk tas bekal nya.
“Tuan, bolehkah aku minta tolong?” tanya Ava.
Mario menautkan kedua alisnya saat melihat tatapan Ava, “apa?”
Ava menyodorkan tas bekalnya pada Mario, “Bantu aku memberikan makan siang ini untuk Ryan. Aku bangun pagi pagi untuk menyiapkannya, khusus untuknya.”
Mario menghela nafasnya pelan lalu mengambil tas bekal itu dari tangan Ava, lalu kembali berbalik masuk ke dalam ruang kerja Ryan. Ava yang melihat itu pun tersenyum bahagia dan kembali ke kursi kerjanya, menunggu Mario keluar. Ia ingin bertanya bagaimana tanggapan Ryan tentang bekal yang ia bawakan.
Di dalam ruang kerja Ryan,
“Ada apa lagi?” tanya Ryan yang menatap kehadiran Mario kembali di sana.
“Maaf, Tuan. Nona Ava meminta tolong pada saya untuk memberikan makanan ini untuk anda,” jawab Mario.
Saat Ryan melihat apa yang dipegang oleh Mario, ia berdecak dan sudut bibirnya terangkat seakan mengejek apa yang diberikan oleh Ava.
“Untukmu saja! Kamu pasti butuh makan siang kan? Lumayan untuk menghemat pengeluaranmu,” ujar Ryan tanpa memikirkan perasaan Mario sama sekali.
“Aku bisa membeli makanan yang lebih mahal dari itu dan aku yakin rasanya jauh lebih enak dari buatannya. Keluarlah! Aku tak ingin diganggu. Aku ingin pekerjaanku cepat selesai karena aku akan pulang lebih cepat,” ucap Ryan kembali melihat ke arah dokumen yang sebelumnya diberikan oleh Mario.
Mario menarik nafasnya dalam tapi pelan, kemudian ia kembali keluar dengan masih membawa tas bekal di tangannya. Saat pintu terbuka, Ava yang sudah menunggu pun langsung berdiri dengan wajah sumringah.
“Bagaimana? Ryan menerimanya?” tanga Ava dengan bahagia.
Mario meletakkan tas bekal itu di atas meja kerja Ava, lalu memutar tubuhnya untuk kembali ke ruangannya sendiri. Ava melihat tas bekal itu dan mengambilnya lalu memeriksa isinya.
“Ia tak memakannya sama sekali. Apa masakanku tak enak? Tidak mungkin, aku sudah mencobanya di rumah,” gumam Ava. Ava memang sampai mengambil kursus memasak agar menjadi wanita yang multi talenta agar terlihat sempurna di mata Ryan.
Ia kembali duduk sambil memegang kotak makannya. Tak mungkin juga ia menghabiskannya karena ia juga membawa makanan yang sama untuk makan siang. Ia kembali memasukkan kotak makan itu ke dalam tas, kemudian melangkahkan kakinya menuju ke ruangan Mario.
Tokkk tokk tokk
Ava membuka pintu dan menampakkan wajahnya. Mario yang akan kembali memeriksa beberapa dokumen pun mengangkat wajahnya.
“Ada yang bisa saya bantu, Nona?” tanya Mario.
Ava masuk ke dalam ruang kerja Mario yang tak terlau besar. Ia kemudian meletakkan tas bekalnya di atas meja kerja Mario.
“Maukah Tuan membantuku menghabiskan bekal ini? Aku juga membawa menu yang sama, tak mungkin menghabiskannya sendirian,” pinta Ava.
“Baiklah, letakkan saja di sana. Terima kasih, Nona,” ucap Mario.
“Terima kasih, Tuan. Oya, panggil aku Ava saja,” Ava pun tersenyum kemudian keluar dari ruanh kerja Mario.
Ava menarik nafas panjang kemudian membuangnya perlahan sesaat setelah keluar dari ruang kerja Mario. Ia merasa bahagia karena bekal yang ia bawa tak akan berakhir sia sia, tetap akan ada yang memakannya.
Meskipun Ryan menolaknya, ia akan berusaha lebih lagi. Mungkin makanan kali ini tak disukai oleh Ryan atau mungkin tunangannya itu berencana makan di luar.
”Semangat, Ava! Kamu pasti bisa menaklukkan hatinya dan membuatnya mencintaimu lagi dan lagi. Bukankah sekarang ia sudah menjadi tunanganmu. Tinggal selangkah lagi untuk menjadi istrinya,” gumam Ava menyemangati dirinya sendiri.
*****
“Ada apa denganmu, sayang?” tanya Axton saat melihat putrinya pulang dengan wajah yang tidak ceria.
Ava yang ditanya seperti itu pun langsung tersenyum, mengubah raut wajahnya.
“Aku tidak apa apa, Dad. Hanya terjebak jalanan yang macet saja,” jawab Ava berbohong.
Axton bisa melihat bahwa Ava berbohong. Biasanya, Ava akan tetap ceria meskipun ia harus berhadapan dengan macet hingga beberapa jam. Gadis itu akan mendengarkan musik sambil bernyanyi.
“Mandi dan istirahatlah. Apa kamu sudah makan?” tanya Axton.
“Sudah, Dad,” jawab Ava, meski kenyataannya ia kembali berbohong.
Hari ini perutnya hanya diisi dengan bekal yang tadi ia bawa. Naf su makannya seakan hilang ketika tadi ia melihat Ryan pergi dari Perusahaan Dome dengan wajah yang ceria, setelah sebelumnya terlihat berpesan pada Mario.
“Mar, kamu harus lembur hari ini. Aku tidak mau tahu bagaimana caranya, laporan harus selesai sebelum merying besok pagi,” perintah Ryan.
“T-tapi …”
“Tak ada tapi! Kerjakan atau aku akan potong gajimu,” ancam Ryan, “aku harus pergi menemui kekasihku dulu.”
Malam ini sebenarnya Mario akan pergi ke kota sebelah untuk menemui kedua orang tuanya. Sudah satu bulan ia belum mengunjungi mereka. Perasaan Mario mendadak kacau karena hal ini, bahkan wajahnya berubah dingin dan tak berbicara lagi setelah itu pada Ava.
Ava sendiri memegang da da nya yang terasa sakit saat Ryan mengatakan akan menemui kekasihnya. Apa pria itu tak ingat bahwa statusnya saat ini adalah tunangannya?
“Kalau begitu istirahatlah,” ucap Axton sambil mengelus lembut rambut Ava, putri kesayangannya.
Ava tersenyum kemudian melangkahkan kaki menuju kamar tidurnya. Ia lelah, lelah hati tepatnya. Ava masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintunya. Ia meletakkan tas kemudian membuka pakaiannya dan meletakkannya di keranjang pakaian kotor. Setelahnya, ia masuk ke dalam kamar mandi dan berendam air hangat.
Di dalam bathtub, Ava tampak berpikir. Jika Ryan memiliki kekasih, itu berarti Ryan tak mencintainya.
“Lalu apa maksud dari kedatangannya ke sini dan melamarku?” batin Ava. Ia memegang dahinya dengan sebelah tangan yang bertumpu pada tepi bathtub.
Sementara itu di tempat lain, sepasang pria dan wanita tengah kembali melakukan adegan panas. Meskipun ada rasa berbeda yang Ryan rasakan dan Imelda yang kurang puas dengan milik Ryan, tapi mereka tetap melakukan penyatuan itu.
“Aku telah bertunangan dengan Ava Williams,” ucap Ryan sesaat setelah mereka selesai dengan penyatuan keduanya.
Imelda langsung menoleh ke arah Ryan, “ternyata kamu hanya menganggapku sebagai teman tidurmu saja.”
“Jangan salah paham, aku melakukan semua ini untukmu.”
“Untukku? Apa maksudmu?”
“Bukankah kamu ingin menjadi model internasional yang diperhitungkan? Dengan menjadi bagian dari Perusahaan Williams, maka kamu akan bisa mendapatkan itu.”
Imelda tampak berpikir dan menyetujui ucapan Ryan. Sejak dulu Imelda selalu mencoba masuk menjadi salah satu model untuk brand ambassador produk yang dihasilkan oleh salah satu anak perusahaan Williams, tapi sayang sekali ia selalu saja gagal.
“Ava akan mengabulkan apapun keinginanku. Ia terlalu naif dan bodoh, karena sangat mencintaiku. Aku akan membawamu masuk ke Perusahaan Williams dan membuatmu menjadi model terkenal. Setelah semua impianmu tercapai, kita bisa menikah,” ucap Ryan.
🧡🧡🧡
terima kasih Thor dengan ceritanya yang keren
terima kasih kakak Author 🙏🙏
semoga kakak Author selalu sehat, selalu semangat dan selalu sukses dalam berkarya aamiin...
ditunggu karya berikutnya ❤️🙏💪💪💪
semangat tour semoga sehat selalu ditunggu up karya yang baru💪💪💪🥰
trimadong Nia jangan sia sialan kesempatan yg ada di depan mata