Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Meminta Izin
Berdiri tepat dihadapan Maryam yang tidak mengenakan cadar, Reza merasa jantungnya serasa akan copot.
"Tidak Ku sangka ternyata Dibalik kain penutup itu, terdapat wajah yang begitu sangat cantik, Pantas dia selalu menutupinya" Batin Reza yang masih merasa kagum dengan kecantikan Maryam.
***
Maryam segera berlalu meninggalkan Reza yang masih berdiri mematung. Setelahnya Maryam melaksanakan sholat magrib.
Setelah selesai dengan ibadahnya , Maryam segera membereskan Mukena dan Sajadah miliknya, lalu segera merapikan Kerudung dan juga cadar yang dikenakannya. Setelahnya Maryam melangkah keluar untuk menemui kakek dan nenek yang telah menunggu di meja makan.
Sebelum membuka Handel Pintu, Maryam dikejutkan dengan suara Reza.
"Maryam, !! Maaf, Tadi aku tidak sengaja " Ucap Reza dengan anda dingin
"Baik Tuan, Tidak Masalah, Bukankah Tuan Memang suami Saya, Kenapa Harus meminta maaf" Ucap Maryam dengan Santai, meski dalam hatinya merasa sangat gugup.
Menyadari Ucapan Maryam seketika jantung Reza hampir copot, berdebar begitu kencangnya.
"Ee.. Kalau Mau, Kau Boleh membuka Cadarmu Saat di kamar" Ucap Reza kemudian.
Mendengar penuturan Reza Maryam enggan menjawab , dan memilih segera berlalu untuk mengatasi rasa malu dan gugupnya.
"Sombong sekali dia, Berani-beraninya gadis itu mengacuhkan ku" Gumam Reza merasa kesal dengan Maryam.
Setelahnya Reza bergegas menyusul Maryam, yang telah mendahuluinya, dengan berlari kecilMendapati Maryam masih menunggu lift , Segera Reza mensejajarkan Dirinya dengan Maryam.
"Lupakan Ucapan ku tadi, kalau memang kamu lebih suka dengan kain yang menutupi wajahmu itu, Silahkan!! " Ucap Reza dingin tanpa melihat kearah Maryam
"Baik Tuan" Jawab Maryam singkat.
***
Terlihat Kakek dan nenek Halimah yang telah lebih dulu duduk di meja makan, menunggu cucu dan cucu menantunya.
Setelah semua orang berkumpul, kakek Amar Menyuruh pelayan menghidangkan makanan untuk mereka.
Reza Tidak begitu bersemangat, untuk menyantap makan malam tersebut, bahkan dia hanya mengambil beberapa sendok makanan, dan setelahnya hanya di aduk-aduk saja .
Maryam yang menyadarinya hanya melirik dan Menggelengkan kepala.
Suasana makan malam begitu hening.
Kakek Amar yang sedang khusyuk dengan piring miliknya , bergegas mempercepat makan malamnya, karena merasa ingin segera beristirahat.
"Maryam , Habiskan Makananmu, kakek dan nenek akan ke kamar dulu" Ucap Kakek Amar seraya berpamitan .
"Baik kakek" Jawab Maryam singkat dengan anggukan kepala.
***
Reza yang tidak berselera untuk makan pun, juga menyusul kakeknya untuk meninggalkan meja makan. Tersisa Maryam sendiri di sana di temani Para pelayan yang menunggunya untuk membereskan sisa makan malam mereka.
Maryam yang selalu di didik untuk Hidup dalam kesederhanaan, meski mungkin orang tuanya termasuk orang yang mampu, Dia selalu berusaha menghargai Makanan yang di hidangkan dan Menghabiskan Apa yang sudah dia letakkan di piring makan miliknya.
Tidak lupa setelah Maryam menyelesaikan makan malamnya. Maryam mengucapkan terima kasih pada pelayan disana, Para pelayan yang telah sibuk menyiapkan makanan untuk dirinya dan Keluarganya.
Merasa sudah tidak ada lagi yang perlu di kerjakan, Maryam bergegas untuk menuju kamar dan beristirahat.
Berada di depan pintu kamarnya, Maryam merasa sangat gugup, entah perasaan apa yang sedang di pikirkan.
Ceklek
Maryam masuk kedalam kamar, dan Berlalu di hadapan Reza yang tengah sibuk dengan beberapa pekerjaannya, Maryam yang melihat hal tersebut Pun enggan untuk bertanya ataupun menyapa Reza .
Maryam memilih untuk segera masuk ke dalam ruang kecil miliknya.
Terdengar suara handphone Maryam berbunyi. Segera Maryam mempercepat langkahnya dan mengangkat telepon Miliknya.
Ternyata Ummi Maya dan Abi Hanif lah yang menghubungi Maryam. Mereka merasa sudah sangat merindukan Anaknya.
Sejak Maryam menikah dan hampir berjalan Satu bulan lamanya, Maryam belum pernah sekalipun menemui Abi dan uminya tersebut. Hanya melalui telepon lah mereka saling melepas rindu dan bertukar kabar.
Wajar saja mereka merasa sangat merindukan Maryam. saat ini.
Setelah saling menanyakan kabar dan bercerita panjang lebar mengenai keluarga barunya, Maryam segera menutup telponnya dan meletakan handphone miliknya di Meja samping Tempat tidur.
Setelah mendapatkan panggilan dari kedua orang tuanya Maryam merasakan sangat sedih, Terlebih mengetahui kedua orang tuanya sangat merindukannya. Seketika sudut mata Maryam berembun dan Meloloskan bulir-bulir halus disana.
Maryam yang tidak ingin terlalu kalut dengan suasana hati yang sedang galau, kemudian bergegas untuk mengambil Air wudhu untuk melaksanakan sholat Isyak.
Maryam yang menyadari telah mendapatkan lampu hijau dari sang pemilik kamar, mencoba membuka Cadar yang selalu dia kenakan ketika di dalam kamar.
Berjalan Ke arah kamar mandi dan melewati Kamar Reza , serta mendapati Reza sedang duduk di Sofa Sudut kamar tersebut. Maryam yang tidak ingin berlama-lama segera berlalu menuju kamar mandi.
Reza yang melihat Maryam tanpa mengenakan Cadar pun merasa sangat terpukau dengan kecantikan yang di milikinya.
Deg.
Tiba-tiba jantung Reza berdegup dengan kencang. Perasaan berdebar muncul disana. Tanpa Reza sadari melihat wajah Maryam yang sangat cantik seketika membuat nafsu nya tumbuh. Namun hal itu segera dia tepis dan sebisa mungkin menguasai dirinya.
Setelah Maryam menyelesaikan Ritualnya di dalam Kamar mandi. Maryam segera menuju ruang kecil miliknya. Melaksanakan Sholat Isyak dan di akhiri dengan bacaan doa-doa. Tidak lupa Maryam menyempatkan waktu untuk Membaca mushaf Al-Qur'an miliknya.
Reza yang sayup-sayup mendengar bacaan Alquran Maryam, merasa sudah mulai terbiasa dan tidak lagi merasa terganggu.
Namun kali ini ada sesuatu yang berbeda. Suara Maryam tidak terdengar seperti biasanya, Reza yang menyadari itu sedikit Penasaran meski setelahnya dia tetap abay dengan situasi tersebut.
Merasa ada sesuatu yang mengganggu perasaanya, Maryam berusaha menenangkan dirinya dengan bertasbih. Beberapa saat kemudian Maryam berusaha memejamkan matanya diatas ranjang.
Berguling ke kanan dan kiri. Setelahnya beberapa jam pun berlalu, namun Maryam tidak juga kunjung tertidur, Menyadari Sesuatu telah mengusik hatinya, Maryam sendiri tidak tau apa itu, dan hanya memikirkan kondisi orang tuanya.
Maryam yang gelisah mencoba melihat keberadaan Reza, dan teryata di saat itu Reza masih terjaga, padahal waktu sudah menunjukan hampir tengah malam .
Maryam yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan orang tuanya pun, berusaha menguatkan diri untuk bicara dengan Reza.
Reza yang menyadari Maryam mendekat ke arahnya seketika merasakan debaran jantung yang tidak menentu.
"Kenapa jam segini dia belum tidur , " batin Reza
Dari pandangan mata Reza , terlihat kedua bola mata Maryam telah sembab, menandakan seberapa lama dia menangis. Hal itu sekarang dapat Reza lihat karena Maryam tidak lagi menggunakan Cadar ketika di dalam Kamar.
"Tu..tuan .. Boleh saya bicara" Ucap Maryam lirih dengan raut wajah sendu.
"Katakan " Jawab Reza singkat.
"Eemm , Saya mau meminta izin, untuk pulang beberapa hari kerumah Abi" Ucap Maryam lirih
Mendengar perkataan Maryam, Reza merasa sangat terkejut dan kaget, Pasalnya dia tidak mungkin membiarkan Maryam pulang saat ini, Akan jadi apa rumah tangganya kalau Maryam sampai mengatakan perlakuannya terhadap kedua orang tuanya.
Seketika Reza merasa sangat Bimbang dengan Permintaan Maryam.
"Apa kamu akan tetap pulang kalau aku tidak mengizinkan??" Jawab Reza kemudian dengan nada ketus.
Mendapati jawaban dari Reza, Maryam yakin jika Reza tidak akan mengizinkan dirinya untuk pergi.
"Sebagai seorang muslim, dan seorang istri, saya akan selalu patuh dengan apa yang di katakan suami saya"
Jawab Maryam seketika, menyadari Reza tidak mengizinkannya untuk pergi , Maryam memutuskan segera berlalu dari hadapan Reza.
"Tunggu" ucap Reza kemudian karena merasa iba
"Pulanglah, dan minta Pak Roni untuk Mengantarkanmu Besok, karena aku sangat sibuk jadi tidak bisa mengantarmu pulang" Ucap Reza dengan nada dingin, Tanpa memandang Maryam.
Maryam yang merasa sangat bahagia, segera mendekat ke arah Reza dan mengucapkan banyak terimakasih, tanpa di sadari Maryam memegang tangan Reza, dengan penuh semangat mencium tangan tersebut.
Reza yang menyadari Kelakuan Maryam hanya terdiam memaku, Bukan karna tangannya yang di cium oleh Maryam, namun karena betapa cantik wajah Seseorang yang ada di hadapannya saat ini, seseorang yang telah sah menjadi istrinya namun dia abaikan.
[[Terima kasih Telah Membaca Karya Saya-Jangan Lupa dukunganya yaa ]]