NovelToon NovelToon
Benih Random Tuan Arogan

Benih Random Tuan Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tukar Pasangan
Popularitas:20.7k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Diambang putus asa karena ditinggal sang kekasih saat hamil, Evalina Malika malah dipertemukan dengan seorang pria misterius. Adam Ardian Adinata mengira gadis itu ingin loncat dari pinggir jembatan hingga berusaha mencegahnya. Alih-alih meninggalkan Eva, setelah tahu masalah gadis itu, sang pria malah menawarinya sejumlah uang agar gadis itu melahirkan bayi itu untuknya. Sebuah trauma menyebabkan pria ini takut sentuhan wanita. Eva tak langsung setuju, membuat pria itu penasaran dan terus mengejarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Sangka

"Aku lagi lihat tas untuk ke kampus."

"Kamu mau belanja? Sekalian besok pulang kampus aku temani."

"Gak usah. Mas 'kan sibuk kerja." Eva kembali menoleh.

Adam tersenyum lebar. "Memang kenapa? Aku 'kan yang punya perusahaan. Jam berapapun aku datang, tidak masalah. Bahkan kalau ada masalah mendesak, mereka harus menunggu aku karena prioritas utamaku sekarang cuma kamu. Aku lelah hanya mengurusi perusahaan setiap waktu. Dengan kamu aku bisa bersantai sedikit."

"Iya deh." Eva memeluk suaminya dari samping.

Adam tentu saja kembali senang karena Eva mengerti keinginannya. Ia mendekap istrinya dengan hangat sambil memberi sapuan lembut bibirnya pada dahi wanitanya. "Janji padaku ya. Jangan pernah selingkuh."

Eva tertawa. Ia menengadah menatap wajah suaminya. "Mana mungkin? Apa tidak terbalik?"

"Terbalik?" Adam mengerut dahi dengan senyum kecilnya. "Kamu cemburu? Dengan siapa? Shanti? Walau kita sepupu tiri tapi aku hanya menganggapnya seperti itu."

"Tidak." Eva membaringkan kepalanya di ketiak suaminya. "Tapi apa Mas gak mau balik lagi sama mantan Mas, Hana?"

"Hana? Itu tak mungkin. Dia sedang hamil."

"Justru karena sedang hamil, dan tidak punya suami, bukankah dia kandidat yang pas?"

"Kandidat untuk apa?" Adam menunduk menatap wajah istrinya.

"Bukankah Mas ingin punya bayi? Bagiku tak masalah Mas nikah lagi."

"Eva!" Pria itu mulai kesal.

"Lho, aku gak salah 'kan?" Eva menjawab dengan tenang, padahal dalam hatinya sedang ada badai tengah berkecamuk dan memporak-porandakan segalanya. Namun, ia berusaha ikhlas.

"Jangan main-main dengan pernikahan karena aku tidak suka kamu bicara begitu!" Adam mulai marah.

"Aku 'kan bicara kenyataan. Bukankah Mas ingin segera punya penerus?"

Adam menghela napas. Ia tak bisa menyalahkan istrinya bila sampai bicara begitu. Bukankah itu yang dikatakan dirinya dulu? "Eva. Sejak aku bertemu denganmu, aku berhenti memikirkan tentang bayi. Apalagi sejak bayi itu pergi, aku makin yakin dengan apa yang ku mau. Aku mau dirimu. Walaupun tidak punya bayi sekalipun. Dan kalau kamu berkeras, aku mau bayi itu adalah bayi antar aku dan dirimu. Aku akan berusaha sembuh. Demi dirimu."

"Mas ...." Mata Eva berkaca-kaca.

"Tapi kamu harus sabar, ya. Aku masih mengusahakannya."

Eva mengangguk.

"Kamu mencintaiku, 'kan?"

Kembali gadis itu mengangguk.

"Coba, kamu ciuum pipiku." Adam memiringkan kepalanya.

Eva melakukannya dengan cepat. Sesudahnya ia tersipu.

"Nah, begitu dong. Aku jadi bisa tidur nyenyak sekarang."

Eva tertawa geli sambil memeluk suaminya. Suaminya hanya miliknya. Hanya miliknya seorang.

***

Mobil berhenti di depan pintu gerbang kampus. Sebelum Eva membuka pintu mobil, Adam meraih tangan sang istri dan meletakkan sebuah ponsel baru ke tangannya. "Eva, ponselmu ganti yang ini aja ya."

Eva terkejut. Ponsel mahal keluaran terbaru. "Tapi isinya ...."

"Sudah ada nomor teleponku di dalamnya. Sisanya, akan ku kirim nomernya, bila kamu minta." Adam menadahkan tangan. "Nah, berikan ponsel lamamu."

Eva menurut. Ia memberikan ponsel lamanya yang ia ambil dari dalam tas.

"Ingat ya, aku percaya padamu. Jangan mau didekati pria lain karena kamu istriku."

Eva terkekeh. "Iya, iya. Makasih, Mas." Ia meraih tangan suami dan menccium punggung tangannya. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Eva membuka pintu dan keluar sambil menutupnya.

Baru saja istrinya memasuki gerbang kampus, Adam menelepon seseorang. "Jefry, tolong kamu cek semua teman sekelas di kampus istriku dan berikan padaku."

"Baik, Pak."

***

Bel berbunyi. Para mahasiswa bubar dan keluar satu-satu dari ruang kelas. Termasuk Eva yang sudah mulai punya teman sekelas. Ia keluar dengan seseorang yang berwajah tampan.

Hana yang baru selesai memberi materi pelajaran, tampak kesal. Ia tak menyangka istri Adam begitu cerdas, padahal Eva mengaku tak mengetahui soal yang diajarkan Hana, tapi sebagian besar pertanyaan Hana bisa dijawabnya. Ia pun bergegas ke kantornya. "Rara, tolong. Aku minta data-data atas nama Evalina, berikan padaku semuanya."

Seorang wanita muda mengangguk dan mencarinya di sebuah lemari besar. Tak lama wanita itu datang dan meletakkan berkas-berkas yang diminta Hana pada mejanya. Hana memeriksa semua berkas tentang Eva dan kemudian menghela napas pelan. "Rupanya dia adalah murid yang diterima beasiswa tahun lalu, tapi tidak datang mendaftar. Pantas saja, aku rasanya pernah lihat namanya entah di mana. Mmh, menarik!"

Di tempat lain, Adam didatangi asistennya, Jefry yang membawa list yang ia minta. Adam kemudian memeriksa listnya.

"Sebagian besar teman sekelasnya memang laki-laki, Pak. Ini sudah umum."

Adam menghempas list itu karena kesal. Ia melirik Jefry. "Apa kau sudah menempatkan mata-mata yang mengawasi istriku di sana?"

"Sudah, Pak." Jefry melirik jam tangannya. "Seharusnya sekarang dia sedang makan siang."

"Dengan siapa dia makan siang?"

"Tadi aku dengar, namanya Ariel."

"Apa?" Adam seketika berdiri dari duduknya. "Dia makan siang dengan pria!? Kenapa tidak kau hentikan dia!" Adam segera melangkah ke pintu.

Jefry terkejut dan berusaha menahannya. "Tapi, Pak ...."

"Aku heran kenapa kamu tak mengerti juga dengan keinginanku setelah bekerja denganku selama bertahun-tahun!" Adam bergegas ke lift. Setelah menekan tombol, pintu lift terbuka.

"Pak, dengar dulu ...." Jefry yang mengejar, tak mampu menahan Adam karena pria itu segera menutup pintu lift dengan wajah dongkol. "Pak! Astaga ... kenapa tidak dengar dulu ucapanku. Aku belum selesai bicara. Hah!" Ia menghempas tangannya ke bawah dengan kesal.

Eva sedang sibuk makan di kantin dengan teman barunya. Mereka mengobrol berdua sambil tertawa terkekeh. Rasanya ia telah kembali ke dunia remajanya yang penuh canda tawa. "Kapan-kapan aku main ke rumahmu ya."

Ariel tersenyum menatap gadis itu sejenak. "Aku tinggal di kos-kosan, Eva, gak asyik."

"Ngak papa. Nanti kapan-kapan kamu main ke rumahku juga ya. Gimana?" Eva meraih lengan Ariel.

Ariel tersenyum. Kulitnya yang putih membuat ia terlihat makin tampan dengan rambutnya yang pendek. Ia menggenggam tangan Eva yang berada di atas tangannya. "Oke."

"Eva!!" Adam datang dalam gegas.

Ariel dan Eva beranjak berdiri. Bukan mereka saja yang terkejut, seluruh mahasiswa yang ada di kantin itu menoleh ke arah Adam karena suara teriakannya. Pria itu menghampiri keduanya. Adam dengan cepat menarik leher baju Ariel dengan kasar. "Beraninya kamu dekati istriku, hah!" ujarnya dengan wajah geram.

Dengan cepat Eva menepis tangan suaminya dan berdiri di depan Ariel. "Apa-apaan sih, Mas. Jangan kasar."

"Eva, apa kamu lupa pembicaraan kita tadi malam!?" Adam kaget dan tak menyangka Eva membela temannya.

"Mas ngomong apa sih? Jangan kasar sama perempuan!" Eva mulai kesal.

Adam benar-benar tak habis pikir, kenapa Eva tiba-tiba berubah. "Tentu saja aku kasar. Kamu selingkuh!" Pria itu menunjuk wajah istrinya dengan emosi yang mulai tak terkendali.

"Selingkuh? Mas, ngomong apa?" Wajah gadis itu terlihat bingung.

"Sudah tertangkap basah masih gak mau ngaku juga, hah!?" Adam mencondongkan tubuhnya ke depan dengan mata terbelalak. Sorot matanya kini tajam ke arah istrinya.

Masih heran, Eva menoleh ke belakang. Apa suaminya cemburu pada Ariel? Seketika gadis itu tertawa terbahak.

"Kenapa ketawa!?" Adam mulai kesal. Ia juga bingung.

Bersambung ....

1
Nur Adam
lnjut
Nar Sih
suami posesif eva nih ,tpi sipp lah moga eva dan adam terus bahagia
Mrs.Riozelino Fernandez
biasa aja lagi gandengan Eva, apalagi kamu sedang hamil besar...
Nur Adam
lnjut
Nar Sih
klau gitu ngurus ank sambil kuliah ya eva
Nar Sih
hahaha kasihan ayah mu yg ngk punya ahlak ya eva ,di kejar,,nenek mu ,moga nenek rodiah cpt sembuh
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
lnut
Mrs.Riozelino Fernandez
dapat imbang ya pak 😆😆😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
lebih bagusnya " tadi ibu sudah makan mbak" karena kan sudah nenek²...
Mrs.Riozelino Fernandez: ma sama kk Thor 🙏
Baby_Miracles: makasih/Good/
total 2 replies
Nar Sih
pasti grgr uang nih eva ayh mu datg ke rmh mu
Nar Sih
wahh...selamat ya eva bntr lgi jdi ibu
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
lnjur
Mrs.Riozelino Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣
Nar Sih
biang rusuh udah hadir nih ,moga ayah dan kakak mu ngk berhasil menemui mu ya eva
Nur Adam
lnjut
Nar Sih
adam bnr,,mulai posesif nih ,kmu yg sabar ya eva
Mrs.Riozelino Fernandez
supir cerdas...
dari pada dimarahi Adam lebih bagus kasi tau😆
Fariz Alfatih
dahlah, emang paling bener nabung bab aja😭😭😭
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!