NovelToon NovelToon
My Secret Lover

My Secret Lover

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Shn_Bryy

Sebuah tragedi menimpa keluarga gadis berusia 18 tahun bernama Larissa Haninda. Sang Ibu dimasukkan ke dalam jeruji penjara oleh Adiknya sendiri. Wanita itu menuduh Ibu Larissa telah membunuh Kakaknya yang tak lain suami atau Ayahnya Larissa. Si Bibi pun mengusir keponakannya dari rumah, dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada gadis tersebut diluaran sana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shn_Bryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 7

Pintu kamar terkunci, semua para asisten saling bergantian memanggil Larissa. Riko yang sudah habis kesabarannya pergi menyusul orang-orang yang dirinya perintah. Melihat salah satu tuannya datang, semua asisten langsung berangsur mundur. Mereka menundukkan kepala dan tuannya tersebut hanya menatap tajam ke arah semuanya.

Riko membuka pintu secara kasar, dia mendobraknya. Larissa yang sudah bangun dan akan membukanya terkejut, gadis itu terjatuh begitu juga dengan si pria ketus, Riko. Melihat pemandangan yang tak mengenakan itu seluruh asisten langsung berbalik badan. Bagaimana tidak mereka berdua yang terbaring dilantai saling berhadapan, Larissa tertindih oleh kakak Pram.

Diam-diam Rara memotretnya, sudut bibir wanita itu terangkat menyeringai. Dia tidak sadar jika ada tuan muda kedua yang tengah berdiri tepat dibelakang. Dengan suara ketus juga raut wajah dingin, Pram meminta Rara menghapus yang baru saja dipotret. Bona dan Mitha saling lirik, keduanya penasaran apa yang tuannya bicarakan pada pembantu itu.

Pandangan kembali teralihkan ketika Larissa berteriak lalu mendorong Riko. “Sialan! Aw!” Kakak Pram meringis kesakitan ketika kepalanya terbentur sedikit ke dinding. Merasa bersalah Larissa pun mengelus-elus kepalanya sambil terus meminta maaf. Namun caranya gadis itu terlalu berlebihan, panik yang dirasa jadi tak bisa diam membuat Riko risih lalu menepis tangannya dan pergi.

“Aduh, mati ini,” gumam Larissa memandang kepergian Riko.

“Kalian semua pergi,” titah Pram. Setelah itu dia masuk kedalam, menggandeng sang gadis pergi keluar untuk sarapan. Saat melihat Riko yang sudah terduduk di sana, Larissa menelan ludahnya, perasaannya menjadi was-was tak karuan.

“Udah makan aja,” seru Pram. Terlihat tidak peduli jika kakaknya itu marah. Dia akan melindungi Larissa apabila Riko berbuat macam-macam untuk membalas dendam karena kejadian tadi.

Di tempat lain, Sania yang sudah berniat mencari Larissa pergi ke rumah seseorang. Dia ingin meminta bantuannya agar sang sahabat bisa cepat ditemukan. Gadis itu sangat cemas akan keadaan Larissa yang tidak memiliki tempat. Sania kepikiran dimana sahabatnya tersebut tidur, makan apa? Dan bagaimana kondisinya. Tanpa dia tahu bahwa gadis itu kini tengah hidup mewah walau harus terkurung di sangkar emas keluarga Wardhana. Dari pakaian semuanya dapat Larissa miliki tanpa meminta, Pram sendiri yang mengatur semua kebutuhannya.

“Tunggu sebentar, aku ambil kunci motor dulu.” Sania mengangguk, tak lama orang yang diminta bantu itu keluar membawa sepeda motornya.

“Kenapa kamu nggak bilang kalo Larissa di usir dari rumah?” tanya Gavin serius. Raut wajahnya terlihat khawatir ketika mendapat info jika wanita yang dirinya cintai itu hilang. Sania sengaja meminta bantuan padanya, dia tahu bahwa Gavin tidak akan diam saja jika Larissa kenapa-kenapa. Walaupun sahabatnya tersebut menolak cinta sang kakak kelas, tapi Sania yakin Larissa mencintainya juga hanya saja dia harus berkorban demi Flora.

“Mau cari kemana lagi ya kak? Kita udah keliling juga bertanya sama orang-orang tapi mereka nggak ada yang tahu.”

“Kita cari lagi jangan nyerah ya San, kakak tahu kamu khawatir tapi kamu juga tahu kalo Larissa itu gadis kuat, dia pasti nggak kenapa-kenapa sekarang. Dia orang baik pasti ada orang yang menolongnya.”

“Kak Gavin benar, Larissa selalu menolong orang lain. Dia pasti akan ditolong juga.”

...----------------...

Pram terus memperhatikan Larissa dari kaca depan mobil. Ketika gadis itu melihat ke luar jendela maka senyuman manis yang jarang sekali keluar dari wajahnya akan mengembang. Dirinya merasa nyaman saat bersama gadis disampingnya itu, selama ini dia kesepian, sibuk urusan pekerjaan dan begitu dingin pada orang lain. Namun, ketika bertemu Larissa dia merasa sedikit ada perubahan.

“Om berhenti," seru Larissa tiba-tiba.

“Pram! Panggil saya Pram jangan Om. Nggak cocok banget,” jawabnya protes.

“Eh kan emang harus Om manggilnya,” Larissa terkekeh.

“Nggak! Kamu harus panggil saya dengan nama, atau....” Bulu kuduknya berdiri, Larissa menelan ludah dan jantungnya berdetak kencang. Jarak diantara mereka begitu dekat, Pram benar-benar membuat gadis itu ketakutan setengah mati.

“Okay, P—pram. Bisa lepasin?”

Dia menghela napas lega, setelahnya buru-buru keluar dari mobil. Larissa melihat keberadaan Sania dan seorang lelaki, mereka tengah duduk bersama. Sepertinya sahabat gadis itu sedang istirahat. Larissa berlari menghampiri, dia langsung memeluk Sania erat. Gavin yang khawatir juga rindu menarik tangan gadis pujaannya. “Kak Gavin? Kakak ngapain di sini? Apa kalian berdua sedang berkencan?”

“Kita tidak berkencan tapi sedang istirahat setelah mencari kamu. Aku khawatir sama kamu La, ketika Sania bilang kamu hilang aku langsung panik. Syukurlah kamu nggak kenapa-kenapa, sekarang ayo pulang aku bakal nyiapin rumah untuk kamu tinggal.”

“Tidak bisa! Larissa tidak akan pergi, dia adalah tunangan saya,” ucap Pram dari belakang. Sania dan Gavin menoleh ke sumber suara, dua remaja itu mengerutkan kening lalu menatap Larissa meminta pembenaran.

“Nggak, dia bukan tunangan aku. Dia hanya sekedar menolong saja aku dengannya tidak saling kenal. Terimakasih ya Om, sepertinya aku mau ikut mereka berdua aja.”

Gavin menghentikan langkah Pram yang ingin membawa Larissa begitu juga Sania. Keduanya bersikeras tak mengizinkan pria dewasa itu membawa lagi sahabatnya. Sedangkan Larissa sendiri sebenarnya sudah tak mau lagi kembali ke rumah Pram, dia ingin bersama Sania tapi dia juga teringat dengan perjanjian kontrak.

“Baiklah, segera bayar uang denda. Jika itu lunas maka saya akan melepaskan gadis ini. Dia terikat kontrak dengan saya maka dari itu jika menginginkannya bayar denda tersebut.”

Lagi dan lagi Larissa menelan ludah. Benar-benar susah pergi dari ikatan Pram. Sania dan Gavin shock saat mendengar jumlah uang yang diminta untuk menebus Larissa. Mereka jajan saja masih meminta pada orang tua, bagaimana bisa memberikan uang denda. Dengan lesu Larissa meminta maaf, dia akan kembali kepada Pram dan melanjutkan kontrak sampai selesai.

Sebelum pergi, Gavin memberikan nomor ponselnya pada Larissa. Karena gadis itu tak memiliki handphone maka nomor tersebut akan disimpan di ponsel Pram. “Hati-hati ya La, jangan lupa hubungi kita kalo terjadi sesuatu,” ucap Sania.

“Iya San, kamu jangan khawatir karena Om ini nggak bakal berani macam-macam sama aku.”

Larissa melambaikan tangannya sebelum masuk kedalam mobil. Gadis itu terlihat kesal juga marah tapi tak bisa berbuat apa-apa. Sedangkan Pram malah tersenyum senang. Waktu terus berjalan, langit begitu gelap sepertinya hujan akan turun. Larissa dan Pram sedang berada di salah satu warung pinggir jalan untuk makan.

“Nah kan hujan, ck! Lagian bisa makan di restoran kenapa harus di sini sih?”

“Makan di sini juga nggak kalah enak, apalagi harganya sangat murah. Salah sendiri mau aja aku ajak, padahal bisa pergi ke restoran tanpa aku, ughhh!” jawab Larissa sambil memalingkan wajahnya.

“Buruan pesen aku udah lapar," titahnya. Pram mengernyitkan dahinya saat disuruh memesan dan memilih lauk. Dia bingung harus apa karena pertama kalinya makan dipinggir jalan. Larissa tertawa kecil, lucu ketika melihat Pram menggaruk kepalanya kebingungan.

“Mau makan apa Mas?” tanya ibu warteg. Matanya berbinar saat melihat pria tampan dengan setelan jas mahal berada didepan matanya.

“Mau semuanya, tolong siapin ya.”

“Semuanya? Ini banyak loh Mas.”

“Nggak papa, buruan!”

Ibu warteg pun menurut, kebetulan warung makannya sepi dia menjadi semangat saat semua makanan akan diborong oleh Pram.

1
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
thor lanjut opo stop nih...... padahl aku tunggu tunggu loh kelanjutany
Yustikarini Susanti
kayaknya cerita ini gantung smpk disini....dn TK lanjut up nya
Yustikarini Susanti
lanjut
Sofi Sofiah
saya juga ikutan
tehNci
Bona....gajah kecil berbelalai panjang. punya teman namanya Rongrong🤭. Namanya mirip nama hewan lucu di komik majalah kesukaanku waktu kecil
tehNci
Mampir nih Kak....kayaknya bakalan mampir lama deh...🤭
Nuryanti 94
lnjt kk
Nisa Ramadani
punya pembatu single dan janda muda tu pr banget
elza cantika
awas aj u thor klu ad acara keguguran n larissa celaka
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
awas aja kl berhasil masa kalah sama pembantu
Ira Sulastri
Cakep pak Wardhana demi menjaga calon pewaris keluarga, karena Riko belum menikah 😇
Rita
Bener jgn ditinggalin
Nuryanti 94
hdr kk
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
pembantu mu tuh pram mata mata bella....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hans sama bella jadiin satu tuh.... cocok iblis sama jin
Nina_ Ei Rimiri{minami♤♡
mangat
elza cantika
aku.pling bnci klu mlhat pmran utama keguguran udh basi ug krn setiap crta hmpir sm psti keguguran
elza cantika
thor jgn ad drama2 larisa keguguran y thor
Rita
sakit jiwa fiks
Rita
dikira lgsg bikin lgsg jadi dasar Pram
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!