NovelToon NovelToon
Jangan Sakiti Ibuku! (Anak Genius)

Jangan Sakiti Ibuku! (Anak Genius)

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:101.8k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

" Meskipun Anda adalah ayah biologis saya, tapi Anda bukanlah ayah dalam kehidupan saya!" ucap Haneul Ahmad Syafi.

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun berkata tajam kepada pria dewasa yang mengenakan jas putih. Dia tahu bahwa pria itu adalah orang yang membuatnya dirinya ada di dunia ini sekaligus membuat sang ibu menderita selama bertahun-tahun.

Bagiamana pria itu meluluhkan hati putra dan wanita yang pernah ia buat menderita karena perbuatan jahatnya di masa lampau?

Akankan Haneul dan ibunya bisa menerima pria itu di kehidupan mereka, mengingat trauma yang dibuat pria itu cukup membuat sang ibu merasa menderita?

Yuuk baca, yang tidak suka di skip tidak apa-apa.
Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSI 20: Mungkin Jika Aku Tidak Ada

Azan subuh terdengar di ponsel milik Haneul, Hyejin yang memang sudah terbiasa mendengarnya pun bangun. Ia sedikit terkejut melihat Haneul yang sudah duduk di atas sajadah.

" Kamu tidur di sini nak?"

" Eh Eomma, iya. Aku tidur di sini karena rindu tidur bersama Eomma. Tidak apa-apa kan?"

Hyejin tersenyum, tentu saja tidak masalah. Dulu sebelum Haneul berusia 5 tahun mereka selalu tidur bersama. Tapi semenjak Haneul menginjak usia 5 tahun, Hyejin mengajari Haneul untuk tidur sendiri. Dan mulai itu mereka jarang sekali tidur bersama.

" Han, apa kamu lihat dimana ponsel Eomma?" tanya Hyejin sembari melihat ke sekeliling kamar.

" Aah maaf Eomma, ponsel Eomma mati terkena air semalam. Jadi aku singkirkan dulu, rencana aku akan mengirimnya ke tukang service," jawab Haneul tenang. Dia tentu harus mengucapkan itu dengan penuh keyakinan agar sang ibu percaya.

Hyejin terdiam, ia merasa bersalah karena pasti sudah membuat Haneul takut semalam. Sungguh, pikirannya sangat kacau sehingga ia bisa-bisanya berbuat seperti itu.

" Maaf ya nak," sesal Hyejin.

" Tidak apa-apa Eomma. Eomma tidak perlu mint maaf soal itu. Yang penting Eomma janji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi oke?"

Hyejin mengangguk, tatapan teduh dan senyuman hangat dari Haneul membuat luka yang kembali hadir itu sedikit terobati. Hanya saja. Melihat Haneul saat ini sedikit mengingatkan Hyejin kepada pria itu, " mengapa mereka mirip?" lirih Hyejin.

" Eomma, sedang memikirkan apa? Ayo, aku sudah siap untuk sholat bersama."

Hyejin terperanjat, suara Han menyadarkan dirinya dari lamunannya terhadap pria itu. Sebenarnya ini menjadi lebih sulit. Melihat Haneul menjadikan ia mengingat pria itu.

Hyejin pun berlalu ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Ia mengusir bayangan pria itu dan dalam hati dan memohon untuk menghapusnya. Bukan hanya itu, ia juga menegaskan pada dirinya bahwa Haneul tidak mirip sama sekali dengan pria yang bernama Sailendra.

Keduanya menjalankan ibadah dengan khusyu. Butiran tasbih Hyejin putar untuk melafalkan zikir. Begitu juga dengan Haneul. Bocah laki-laki itu berdoa dalam hatinya, berharap sang ibu selalu bahagia dan tidak lagi mengalami sakit.

Teeeeet

Hyejin dan Haneul saling pandang, bel rumah mereka berbunyi. Hyejin lalu melihat ke arah jam dinding. Ini masih sangat pagi bagi orang yang datang untuk bertamu.

" Mungkin Nyonya Margot," celetuk Haneul. Ia bangkit sambil melipat sajadahnya dan tanpa banyak bicara langsung melenggang keluar kamar.

" Siapa Han?"

" Hyejin ... "

Deg!

Suara itu, suara itu sungguh suara yang Hyejin sangat rindukan selama ini. Suara yang lembut dan penuh kasih, suara yang mampu menggetarkan dan menenangkan hatinya dikala resah. Tak terasa air mata itu menetes dan terus mengalir deras. Dadanya begitu sesak, sakit karena diikuti suara sesenggukan.

" Eomma, hiks."

Hyejin berlari menghampiri Brigitta dan langsung memeluk erat. Rindu nya memuncak, rasa bersalahnya mengikuti dan entahlah semua rasa berkecamuk di dalam dada.

Haneul memilih menyingkir, bocah kecil itu berlalu ke dapur. Hatinya ikut teriris melihat pertemuan ibu dan neneknya. Air matanya pun ikut tumpah, ternyata bocah kecil itu menahannya dari tadi. Ia tahu betapa besar rasa rindu yang dimiliki ibunya kepada keluarganya. Ia tahu apa yang dilakukan ibunya untuk dirinya. Dan ia juga tahu ibunya pergi meninggalkan keluarganya adalah untuk dirinya.

" Mungkin, jika aku tidak ada Eomma tidak akan merasakan sakit seperti itu. Mungkin jika aku tidak ada Eomma tidak akan berpisah dari keluarganya."

Haneul mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Pikiran itu tiba-tiba merasuk dalam kepalanya.

" Nak!" Suara baritone khas pria dewasa memanggilnya. Haneul dengan cepat menyapu air matanya yang sudah hampir membasahi seluruh pipi.

" Ya Tuan, apakah Anda membutuhkan sesuatu?"

" Kakek, panggil aku kakek. Aku adalah ayah dari ibumu. Berarti aku adalah kakekmu, Han."

Pecah sudah air mata Haneul yang sebisa mungkin ia tahan dan sembunyikan ketika Hwan memeluk tubuhnya. Bahkan ia sampai terisak. Hwan mengusap punggung bocah itu, ia bisa merasakan apa yang saat ini Haneul rasakan.

" Menangislah nak, menangislah seperti seharusnya. Kamu tidak perlu bersikap dewasa di depan kakek. Dan, jangan berpikiran buruk serta berandai-andai. Kau tahu kan Han, di agama kita tidak boleh berandai-andai karena semua sudah ditakdirkan. Han, adanya kamu semua sudah atas ketentuan dari Allah, jadi jangan pernah punya pikiran buruk. Mengerti?"

Haneul mengangguk di pelukan sang kakek, rasanya nyaman dan hangat dan tidak terasa dia pun tertidur. Bukan hanya sekedar kecapekan karena menangis, tapi sepanjang malam Han terus terjaga karena takut kalau Hyejin melakukan hal seperti semalam. Anak itu sama sekali tidak memejamkan mata barang sebentar pun karena terlalu waspada. Dan kini pada akhirnya ia tertidur.

" Kamar Han dimana Hyejin?"

" Di sana, Appa."

Hyejin mengarahkan ayahnya yang sedang menggendong Han ke kamar. Dengan perlahan Hwan membaringkan tubuh Haneul di ranjang lalu menaikkan selimut hingga ke batas leher. Ia mengusap kepala cucunya. " Anak pintar, dia sungguh-sungguh anak yang pintar dan peka," ucap Hwan, ia juga meninggalkan ciuman di kening untuk sang cucu.

" Kau sungguh beruntung memiliki nya Hyejin. Dia adalah anak yang cerdas melebihi anak seusianya. Dia adalah anugrah. Meskipun dia hadir dari cara yang salah, tapi anak ini sama sekali tidak salah."

Hyejin hanya mengangguk, tidak banyak yang bisa ia ucapkan saat ini karena semua yang dikatakan oleh ayahnya adalah benar. Ia duduk di sisi ranjang dan mengusap wajah putranya. Saat terlelap seperti ini, Han tak ubahnya seperti anak kecil kebanyakan. Tapi ketika matanya terbuka, Han sungguh berbeda dari mereka. Anak ini cerdas dan juga dewasa. Bahkan dia bersikap cukup tenang saat sesuatu terjadi pada ibunya.

Tanpa Hyejin tahu, bagaimanapun Han tetaplah seorang anak-anak. Dia juga merasa takut dan juga khawatir. Ia juga memiliki keresahan dan takut jika dia ditinggalkan. Tapi Haneul, anak itu benar-benar bisa menyembunyikan semuanya sendiri. Bahkan ia saat ini sedang memikirkan dan mengatur siasat bagaimana cara untuk membalas pria yang sudah menyakiti ibunya.

" Hyejin, mari kita keluar dan biarkan Han tidur."

" Baik Appa."

Orang tua dan anak yang lama tidak bertemu itu kini duduk dalam satu meja. Hyejin masih diam dan kepalanya terus menunduk. Sedangkan Brigita dan Hwan, mereka juga diam dan menunggu putri mereka berbicara.

Sebelum sampai di sini, Hwan dan Brigita sudah sepakat bahwa mereka tidak akan bertanya apapun. Keduanya akan menunggu hingga putri mereka mengungkapkan sendiri semuanya.

" Apakah Eomma dan Appa sehat?"

" Hmm alhamdulillah kami sehat. Bagaimana dengan mu?" Brigitta melemparkan pertanyaan yang sama kepada Hyejin.

" Alhamdulillah kami juga sehat juga. Eomma, Appa, maaf."

TBC

Bab ini othor tulis dengan mata yang basah dan seluruh wajah ikutan basah.

1
Royhan
Luar biasa
Bunda Aish
Alhamdulillah akhirnya happy untuk semua
Bunda Aish
kesabaran mu berbuah manis ya Sai
Friska Tiara Utami
Yasa dari cerita yang mana ya? Aku lupa
Damar Pawitra IG@anns_indri: Halo Kak, Yasa di ceritq " Jangan Menangis Bunda" ya. bisa dicek disana.
terimakasih sudah membaca 🤗
total 1 replies
Tiwik
Luar biasa
Bunda Aish
ada aja yang jadi omongan tetangga julid sok tahu dan kepo dengan kehidupan orang lain, atau ada "kompornya nih?
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒚𝒈 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒎𝒂𝒕𝒊𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒈𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓𝒏𝒚𝒂 🙏🙏🙏 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 💪💪 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒕𝒉𝒐𝒓
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑺𝒂𝒊 𝒖𝒏𝒃𝒐𝒙𝒊𝒏𝒈 𝒋𝒈 😅😅😅
Sugiharti Rusli
Alhamdulillah akhirnya Sai, Hyejin dan Haneul bisa membentuk keluarga yang lengkap,,,
Sugiharti Rusli
semoga lha pernikahan mereka samawa yah💝💝💝
Anne Rukpaida
Alhamdulillah... happy ending 😊 mksh Kaka author 🙏
Lukman Lukman
,💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻🤧😘
Ika Surya Ningsih
alhamdulillah y k..
sukses slalu k
Cini Kudo
seru ceritanya
Dew666
Yah haneul dah tamat… pdhl aku suka banget sama haneul😘😍💕
Dew666
Yeeeeee golllllllll😘💃💃😍💕
Ririn Endang S
Klo ada cerita yg baru jangan lupa nothifnya ya Thoorr
kaylla salsabella
wuhhaaaaa kok udah tamat thor

di tunggu karya terbaru nya thor 🥰🥰🥰🥰🥰
kaylla salsabella
wuhhaaaaa akhirnya mereka unboxing 😂🤭
🌹Nabila Putri🌹
mksh karya nya kak othor... 🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!