Si Cupu Kesayangan Mr. Mafia

Suasana malam kian sunyi, Calya juga telah tertidur di kamarnya namun dia tiba-tiba saja terbangun saat merasakan bila Amita tidak ada di sampingnya.

"Amita?" Calya celingukan, hingga suara isak tangis membuat Calya tertegun dan berjalan menuju ke ruang keluarga.

"Aditiya aku mohon, jangan tinggalkan aku please!" Suara isak tangis Amita membuat Calya merasa sesak mendengarnya.

"Aditiya aku mohon beri aku waktu Aditiya," Isak Amita, Calya menekan dadanya. Dia tak tega melihat adiknya seperti itu.

"Aditiya, aku mohon percaya pada ku. Calya pasti akan menikah, aku mohon Aditiya." Isak lagi Amita, Calya menghela nafas dan kembali masuk ke dalam kamarnya.

Dia berjongkok dan kepalanya mulai berfikir, dia ingin segera menikah. Kelemahannya kali ini adalah penampilan, dan awal yang harus dia ubah adalah penampilannya.

Calya menguatkan hatinya untuk melangkah besar, dia ingin berubah dan keinginannya itu harus di awali dengan sesuatu yang nyata, merubah tampilan luarnya terlebih dahulu. Calya mengepalkan tangannya seolah menguatkan dirinya sendiri.

Keesokan paginya, Calya bekerja seperti biasanya dia melihat sebuah majalah ternama di sebuah meja baca. Calya mengambil majalah itu dan tersenyum, salah seorang model ternama dalam majalah itu adalah kekasih Alvin.

Calya melihat nomor yang dapat di hubungi, dengan segera Calya mengambil ponselnya dan menghubungi nomor tersebut. Terdengar suara pria yang menerima panggilan itu.

"Hallo?"

"Hallo, apa saya bisa melakukan pendaftaran untuk melakukan perubahan tampilan?" Ucap Calya, penuh semangat dan percaya diri.

"Masa tunggunya selama 5 bulan, apa anda bersedia menunggu?" Ucap dari sebrang telepon.

"5 bulan?" Tanya ulang Calya memastikan, dia tak memiliki waktu sebanyak itu pikirnya.

"Ya, kecuali bila anda memiliki surat rekomendasi."

"Rekomendasi." Ucap lagi Calya, dia menghentikan panggilan telpon tersebut dan dia teringat dengan kekasih Alvin.

"Baiklah, terima kasih Tuan." Ucap Calya, dia akan menemui Alvin malam ini. Kenapa malam? Karena bila siang pasti akan banyak orang yang melihatnya bertemu dengan Alvin.

Alvin terkenal sebagai penjahat di lingkungan apartemennya, entah sejak kapan Alvin pindah ke Apartemen itu. Calya bahkan tidak tahu untuk apa pria ber*engsek seperti Alvin berada di lingkungan apartemennya yang sangat terkenal di penuhi dengan orang baik.

Calya tak perduli, saat ini kondisinya lebih genting, dia harus merubah penampilannya. Sedangkan satu-satunya kesempatan yang dia miliki saat ini adalah meminta pertolongan pada Alvin.

Hari itu kediaman Calya masih sepi karena kedua orang tuanya pergi ke rumah Kakek mereka, sedangkan Calya dan Amita berada di rumah dan hanya berdua saja.

Calya sangat terkejut saat dia pulang dan mendapati kamarnya acak-acakan, dia mendapati Amita yang menangis sembari mengemasi pakaiannya.

"Amita, apa yang kamu lakukan?" Calya meraih tangan Amita yang tengah memindah-mindahkan pakaiannya ke dalam koper.

"Calya, Aditiya akan pergi dari ku. Aku tak bisa membiarkan itu terjadi. Aku ingin pagi dari rumah ini Calya!" Calya terhenyak kaget, dia memeluk adiknya itu dengan hangat.

"Amita hentikan! Bila memang harus berusaha, bukan kamu yang harus melakukannya tapi aku. Amita percayalah pada ku, beri aku waktu satu minggu. oke?" Pinta Calya, Amita terisak dan memeluk sang Kakak.

Amita juga tak ingin melakukan hal gila seperti itu, namun dia akan lebih gila bila harus di tinggalkan oleh kekasihnya dan dia akan tersiksa bila tidak bersama dengan Aditiya.

Amita terus menangis sambil menonton televisi, bahkan sampai waktu menunjukkan dini hari televisi masih menyala. Calya keluar dari kamarnya diam-diam dan mendapati sang adik yang tertidur di atas sofa.

Calya menyelimuti sang adik dan mematikan televisi sebelum akhirnya keluar dari dalam rumah tersebut setelah memberikan sebuah kecupan di atas kening sang adik.

Tok!

Tok!

Tok!

"Alvin, apa kau ada di dalam?" Calya seolah berbisik namun masih terdengar.

"Alvin?" Kembali Calya mengetuk pintu kamar Alvin, hingga pria itu membukakan pintu dengan peluh di seluruh tubuhnya.

"Calya? k-kena-" Belum selesai bertanya, Calya langsung menerobos masuk ke dalam kamar Alvin dan menutup pintu kamar itu kembali.

"Kenapa kau ke sini?" Tanya Alvin bingung, di tambah jam menunjukkan masih dini hari.

"Jam begini masuk ke dalam rumah seorang pria yang hidup sendiri, apa kamu tidak normal?" Tanya Alvin kembali push up, sekarang Calya tahu dari mana peluh Alvin berasal.

"Kamu olah raga di jam seperti ini, apa kamu juga normal?" Alvin menghela nafas dan kembali menghadap ke arah Calya.

"Ada apa?" Tanya Alvin, Calya mengeluarkan majalah yang semula dia sembunyikan.

"Aku ingin meminta bantuan dari mu, dalam majalah ini Nona Puja di kenal sebagai seorang model yang sangat hebat. Aku ingin mendapatkan rekomendasi darinya untuk merubah penampilan ku." Ucap Calya, Alvin menggaruk kepala bagian belakangnya.

"Sepertinya itu sulit," Ucap Alvin, dia tidak pernah ingin balikan dengan seorang mantan kekasihnya, apa lagi seorang Puja yang memiliki temperamen yang sangat tidak dia sukai.

"Tapi, aku mohon. Aku sangat membutuhkan bantuan darinya kali ini," Calya memohon, sedangkan Alvin berjalan menuju ke arah kamarnya di mana sebuah ranjang berada dan mengambil sebuah minuman keras, dia menengguknya tanpa rasa ragu.

"Tapi aku jug-"

Brak!

"Baby, i'm so so sorry. Aku melakukan kesalahan kemarin dan aku menyesalinya, Alvin aku membawa anggur yang bagus. Ayo kita minum dan menikmati malam ini sayang," Seorang wanita masuk ke dalam rumah Alvin, Alvin menghela nafas saat melihat Puja yang datang sempoyongan akibat mabuk.

"Baby?" Puja datang dan mendapati wajah cupu Calya di sana, Puja semakin sempoyongan dan menunjuk Calya dengan botolnya.

"Apa yang kamu lakukan di tempat ini? Hei kau! Berani sekali kau membawa seorang wanita kotor sepertinya masuk ke dalam rumah ini!" Umpat Puja menunjuk Calya dan Alvin bergantian.

"Dia datang mencari mu." Ucap Alvin ringan.

"Di jam 4 dini hari? Apa aku set*olol itu hingga tak tau apa yang saat ini berada di kepala mu haaah!" Bentak Puja pada Alvin.

"Dia benar-benar datang mencari mu," Ucap Alvin lagi, Calya sudah terisak ketakutan saat itu.

"A-aku sebaiknya pergi saja," Ucap Calya,

"Tidak, tunggu Calya!" Alvin berjalan mendekati Calya dan mengambil majalah yang ada di tangan Calya.

"Dia benar-benar datang mencari mu Puja." Alvin menyerahkan majalah itu pada Puja, Puja tak perduli dan malah menyobek majalah itu hingga membuat Calya kian ketakutan.

"Kau memilih dia dan membelanya Alvin! Kau membuang ku demi manusia kotor sepertinya hah!" Teriak Puja tak terima, sedangkan Calya terisak mendengar setiap hinaan yang di lontarkan oleh Puja.

...Pengumuman Give Away *Mei*...

Hai Gusy, Pengumuman Give Away nih kuy HEHEHEH...

Untuk tiga akun di bawah ini mohon hubungi Nuah ya untuk mendapatkan Give Away pulsa 10 k, Nuah udah Follow tinggal di follback ya akak

Selamat ya, para Kakak ku sayang...

Yang belum dapat jangan berkecil hati, masih ada kesempatan di periode Juni ya kak...

Untuk periode bulan Juni, ketentuan sbb:

Pembaca novel On Going karya Nuah dari tanggal 25 Mei 2024 sampai dengan 24 Juni 2024.

Tidak melakukan spam, dan bom like (kalo komen mau gimana aja terserah, asal sopan)

Aktif dalam membaca, maksudnya adalah akan selalu membaca setiap kali update episode baru.

Menjadi pembaca yang aktif, misalkan meninggalkan like dan komen, atau memberikan vote dan hadiah juga salah satu kriteria pembaca aktif. Tapi tidak semua yang penting adalah tinggalkan Like kalian ya. Meski gak nge-gift atau Vote juga gak papa oke.

Sekian Give Away periode Mei, silahkan nantikan kembali untuk Give Away periode selanjutnya ya...