Ketika Mantan Kembali

Tasya sama sekali tak menyangka bahwa Wikka akan menanyakan masalah ini padanya. Sebelumnya memang Tasya dan Kevin sudah sering membicarakan perihal Wikka yang merupakan anak kandung Desta namun rasanya pembicaraan mereka selalu dilakukan saat Wikka sudah tidur dan bukannya ketika anak ini bangun.

"Mama kenapa hanya diam saja?"

"Kamu mungkin salah dengar saja."

"Tidak, aku tidak salah dengar dan aku yakin bahwa Mama dan papa mengatakan aku anak kandung om Desta. Apa maksudnya?"

Tasya bingung sekali bagaimana harus mengatakan ini pada Wikka karena sejujurnya ia pun juga berencana mengatakan kejujuran ini namun tentu saja tidak sekarang karena rasanya Wikka masih terlalu kecil untuk menerima kenyataan ini. Mbak Nia langsung menghampiri Wikka dan mengajak anak majikannya ini untuk main dan tak mengganggu Tasya. Maka setelah Wikka dibawa oleh mbak Nia, gegas saja ia menuju kamarnya dan duduk di tepian ranjang seraya memikirkan apa yang baru saja Wikka tanyakan padanya.

"Bagaimana ini? Apakah ini sudah saatnya untuk aku jujur mengakuinya?"

Kevin tiba di rumah dan Tasya tak mau membuang waktu lagi. Ia mengatakan pada Kevin mengenai apa yang terjadi pada Wikka tadi ketika ia tiba di rumah. Kevin sendiri nampak tak percaya dengan apa yang Tasya katakan pada awalnya.

"Kalau memang kamu tak percaya, tanya saja pada mbak Nia. Dia ada di sana sebagai saksinya."

Ucapan Tasya barusan sukses membuat Kevin diam, ia melihat ekspresi Tasya yang mana mengatakan bahwa ia sama sekali tak berdusta mengenai apa yang barusan dikatakan olehnya. Kevin menarik napas dan kemudian mengatakan akan meminta keterangan dari mbak Nia selepas ini. Maka selepas mandi dan berganti pakaian, Kevin gegas menemui mbak Nia dan menanyakan apakah yang istrinya katakan barusan benar.

"Benar Pak, tadi ibu memang ditanyai oleh non Wikka mengenai apakah mas Desta ayah kandungnya."

"Mbak tahu bagaimana Wikka mendengar soal itu?"

"Katanya sih non Wikka yang tak sengaja mendengar apa yang Bapak dan Ibu bicarakan."

****

Brandon masih belum bisa beradaptasi dengan keadaannya saat ini di rumah Kevin dan Tasya. Keduanya memperlakukan anak itu dengan baik namun Brandon yang selama ini tak biasa hidup dengan Tasya masih canggung dan kadang merengek meminta bertemu dengan mamanya.

"Dengarkan Papa, kamu akan bertemu dengan mama namun tidak sekarang."

"Lantas kapan aku bisa bertemu dengan mama?"

"Secepatnya kamu akan bisa bertemu dengan mama."

"Tapi kapan?"

Kevin nampak diam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Brandon yang nampak sudah mulai rewel ini. Kevin tersenyum dan mengatakan bahwa akhir pekan ini, Brandon bisa menemui Runi dan tak pelak jawaban Kevin itu membuat Brandon bahagia bukan main.

"Namun kamu harus jadi anak baik selama seminggu ini, kalau kamu tak menjadi anak baik maka Papa tidak akan memberikan izin."

Brandon nampak menganggukan kepalanya patuh dan Kevin nampak tersenyum seraya mengusap kepala anaknya penuh kasih sayang. Ia kemudian pamit untuk berangkat kerja sementara Kevin akan diantarkan oleh sopir hingga ke sekolah. Tasya ikut mengantarkan Kevin sampai depan pintu dan melambaikan tangan pada sang suami.

"Ayo sayang kita masuk, kamu juga harus bersiap pergi ke sekolah," ujar Tasya membawa masuk Brandon untuk bersiap pergi ke sekolah.

Brandon membawa tas punggungnya dan mencium tangan Tasya sebelum berangkat ke sekolah.

****

Sementara itu di rumah sakit keadaan ibunya Desta menurun sejak beberapa waktu terakhir. Dokter yang menangani mengatakan bahwa penyakit kanker yang diderita oleh ibunya Desta sudah terlanjur menyebar dan sulit diobati, tentu saja mendengar penjelasan dokter membuat Desta hancur. Selama 11 tahun ibunya berjuang melawan penyakit ini dan Desta pikir ibunya akan sembuh dengan semua pengobatan yang sudah dilakukan namun sepertinya usia sang ibu tak akan lama lagi.

"Ibu sudah bertahan lebih lama dari prediksi dokter, kamu jangan sedih."

"Bagaimana aku tidak sedih? Kondisi Ibu semakin lemah dari hari ke hari belakangan ini dan membuat aku takut kalau Ibu akan pergi."

"Semua manusia akan meninggal dunia kan? Cepat atau lambat kita semua akan pergi dari dunia ini. Ibu sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelum ini jadi Ibu merasa sama sekali tak ada penyesalan kalau memang Tuhan ingin Ibu pergi sekarang juga."

"Tolong jangan mengatakan itu, Ibu akan kembali sehat dan akan sembuh dari penyakit ini."

"Nak, ada satu permintaan Ibu sebelum Ibu pergi apakah kamu bisa mengabulkannya?"

"Apa itu, Bu? Katakan padaku."

"Tolong bawa cucu Ibu, Ibu mau melihat dia sebelum Ibu pergi."

Mendengar permintaan lemah sang ibu tentu saja membuat Desta terkejut bukan main saat ini.

****

Runi mencoba datang ke sekolah Brandon dan menjemput anaknya pulang namun rupanya sudah banyak orang suruhan Kevin yang berjaga di depan sana hingga membuat Runi sama sekali tak bisa melakukan apa pun.

"Menyebalkan sekali Kevin itu."

Runi kemudian tersenyum melihat layar ponselnya ketika mendapati berita yang sudah sejak lama ia ingin publikasikan akhirnya niatnya terlaksana juga. Runi memang menghubungi wartawan dan memberitahu perihal masa lalu Tasya dan Desta yang bahkan sampai Tasya mengandung anaknya Desta.

"Rasakan kamu Tasya."

Runi menyeringai puas saat sejumlah akun bodong dan asli mulai meramaikan kolom komentar postingan Tasya ketika kampanye saat ini di luar kota.

"Kita akan lihat setelah ini apakah kalian akan bisa tetap sombong atau tidak."

Sementara itu di sisi lain, Tasya awalnya memang tak tahu menahu soal berita itu dan baru diberitahu beberapa waktu yang lalu oleh asisten pribadinya. Raut wajahnya nampak kesal dan ja mengepalkan tangannya, andai saja berita itu hanya menyudutkan dirinya maka ia masih bisa menerimanya namun kalau sudah merembet ke arah lain terutama anaknya maka Tasya tak akan tinggal diam.

"Segera cari tahu siapakah dalang di balik semua ini, aku mau kita segera tahu siapa pelakunya."

"Baik Bu, kami akan melakukan sesuai dengan perintah anda."

****

Melihat kondisi sang ibu yang makin menurun dan mungkin saja usianya memang tak lama lagi maka membuat Desta harus menemui Kevin dan Tasya agar ia diizinkan membawa Wikka menemui sang ibu. Kevin mencoba menghubungi Tasya namun ponselnya tak aktif karena saat ini Tasya sedang kampanye maka ia menelpon Kevin dan tak lama kemudian pria itu menjawab teleponnya.

"Saya mohon, saya butuh bantuan anda."

"Apa maksudmu?"

"Saya ingin membawa Wikka menemui ibu saya."

"Lupakan saja, saya tak akan memberikan kamu izin membawa anak saya pergi!"

"Saya mohon, saya sangat memohon ini adalah permintaan terakhir ibu saya karena kondisinya sangat menurun belakangan ini."