Bait-bait Doa Ustadz Khalid

Barra duduk di ruangan dekat mihrab yang Barra buat di rumahnya, sengaja menunggu Khalid beranjak dari mihrab.

Sembari membaca buku menunggu Khalid, akhirnya Khalid keluar juga. Khalid melihat abinya duduk kemudian Khalid menghampiri ikut duduk di sana.

Barra menutup buku yang ia baca Khalid pun mengerti pasti ada yang akan abinya bicarakan kepada Khalid. Khalid duduk ia minum satu gelas air, di meja memang ada gelas dan air yang selalu tersedia. Tempat itu sangat enak di pakai untuk membaca.

" Masih merasa sakit hati." tanya Barra.

" bukan sakit hati Abi, hanya kecewa saja." ucap Khalid.

" Jangan jadi laki-laki cengeng, Abi tau kamu pasti kuat Khalid itu kan laki-laki ". Ucapnya.

" iya Abi Khalid kuat kok ".

" Abi tak perlu menjelaskan pun Abi yakin kamu tau nak, hidup tak selalu sesuai yang kita ingin kan tapi kamu tau jika Allah pasti memberikan yang terbaik untuk mu. Ini baru sedikit ujianmu tentang wanita." kata barra.

" iya Abi Khalid tau."

" ikhlaskan nak jika memang dia jodohmu dan Allah mengizinkan kalian akan selalu bersama ".

" iya Abi, Khalid masih mencoba mendamaikan hati Khalid Abi. Malam ini Aulia di khitbah oleh laki-laki lain."

" jadi itu yang membuatmu muram ada di mihrab tak keluar-keluar sejak tadi ". Khalid mengangguk.

" serahkan semuanya sama Allah tenangkan hatimu dan lakukan selalu kegiatan positif agar pikiran mu tak di penuhi oleh Aulia nak." kata Barra.

" Rasanya sesesak ini ya bi di tolak sama orang yang kita cintai".

" makanya Khalid jangan mencintai seseorang sebelum adanya tali suci pernikahan gini kan jadinya nyesek, mencintai itu yang sudah halal bagimu."

" iya Abi maaf ".

" ya sudah jika kamu benar sudah ikhlas dengan Aulia, ingat ujian datang untuk kita agar kuat " ucap Barra melenggang pergi, Khalid terkekeh ternyata abinya sangat peduli dengannya.

__

Aulia terlihat bahagia atas khitbah dari Raka, ia tersenyum sendiri sejak tadi berada di kamar nya.

" ya Allah sudah sampai juga jodoh ku." gumam Aulia tersenyum.

Ting. terdengar suara pesan masuk dari handphone nya. Tertera nama Raka yang mengirim pesan.

" terima kasih ya calon istri ku sudah menerima khitbah ku". tulis Raka di layar handphone nya.

" sama-sama kak". Balas Aulia singkat.

" jangan senyum-senyum terus ayo tidur sudah malam". Raka.

" iya." balas Aulia.

Aulia lalu mematikan handphone nya itulah kebiasaan nya tak suka jika tidurnya di ganggu.

Raka terus memandangi foto gadis yang telah ia khitbah entah baginya Aulia ini unik bahkan membuat nya benar-benar jatuh cinta. Ia memutuskan Marsha karena berkenalan dengan Aulia.

Di tempat lain Marsha mendengar kabar dari Dodi teman Raka jika Raka malam ini mengkhitbah Aulia. sungguh Marsha sangat marah ia di campakkan oleh Raka setelah sekian lama mereka menjalin hubungan.

__

Esoknya

Raka ke kantor dengan mengendarai mobil sport miliknya, ia langsung masuk ke ruangan karena sebentar lagi akan ada meeting. Raka sangat semangat lagi bekerja apalagi sebentar lagi ia akan jadi seorang suami.

Raka menyiapkan semua berkas miliknya kemudian ia bersama asisten pribadi nya masuk ke ruangan meeting. Raka cukup kaget ada Marsha di sana ia tidak tau ternyata perusahaan yang mengajaknya bekerja sama adalah perusahaan milik ayahnya Marsha.

Raka berusaha untuk profesional ia langsung duduk di tempat CEO. Raka langsung menjelaskan kerjasama yang sudah ia susun. Satu jam sudah meeting berlangsung masih dengan sikap yang sama Raka lalu keluar dari ruangan meeting.

Raka langsung menuju ruangan nya namun Marsha mengikutinya dari belakang. Raka kaget ketika saat akan menutup pintu marsha masuk ke dalam.

" apa yang kamu lakukan masuk ke ruangan ku tanpa izin ." ucap Raka langsung.

" Aku ada perlu dengan mu Raka."

" sudah ku katakan jika hubungan kita sudah berakhir Marsha apa kurang jelas." ucap Raka dengan mata melotot.

" Seenaknya saja kamu mengakhiri hubungan kita yang sudah berjalan lima tahun lamanya Raka. Apa salahku padamu, apa karena wanita itu kamu memutuskan ku begitu saja." ucap Marsha.

" cinta tak bisa di paksakan Marsha aku sudah tak mencintai mu lagi, aku sekarang mencintai Aulia dan aku akan menikah dengan nya."

" Hebat kamu ya Raka dengan sangat mudah kamu mengatakan cinta pada wanita. Dulu kamu berkata apa padaku, kamu mengatakan jika kamu mencintai ku kan." hentak Marsha menahan amarah dan air mata nya.

" itu dulu Marsha tidak sekarang, maafkan aku Marsha lebih baik kamu pergi sekarang aku sedang banyak pekerjaan." ungkap Raka emosinya sudah tersulut.

" maaf katamu, aku sakit hati Raka dan aku tak mau kehilangan mu aku mencintaimu Raka." tes... Air mata Marsha luruh.

" jangan menangis di sini Marsha cepat pergilah " Raka benar-benar mengusir Marsha.

Marsha tetap tidak mau pergi hingga Raka menghubungi security untuk membawa Marsha keluar dari ruangan nya.

" aku akan buat dirimu tak akan pernah menikah dengan siapapun Raka kecuali diriku." gumam Marsha berjalan keluar ruangan Raka.

_

Butik cukup ramai, Aulia membantu pegawai di sana. Sebenarnya bukanlah tugas Aulia hanya saja dirinya tak tega dengan pegawai yang kerepotan.

Aulia hanya mengecek barang yang akan di kirim sore ini, ekspedisi sudah datang untuk menjemput barang nya. Aulia mengusap keningnya yang berkeringat, tersenyum meski lelah dia suka bekerja di butik milik Alira.

" Alhamdulillah sudah selesai, kita pulang yuk mba".

" duluan saja mba Aulia, kami bereskan sebentar dulu ini biar besok lebih enak ngga berantakan."

" ya sudah kalau gitu saya duluan ya, assalamu'alaikum." ucap Aulia.

" wa'alaikumsalam." semua pegawai membalas salamnya.

Motor matic yang ia kendarai berjalan pelan, Aulia memang tak menyukai naik motor ngebut itu juga pesan bundanya agar hati-hati jangan ngebut.

Aulia hampir saja menabrak mobil yang menghadang di depannya, ia mengusap dada. Pemilik mobil keluar, Marsha dengan wajah muram nya menemui Aulia.

" oh jadi ini calon suami Raka pacarku." Marsha dengan seringai liciknya.

" Raka siapa maksud mba."

" Raka Batara dia pacar ku " Aulia mengernyit kan keningnya ia tidak tau apa-apa soal Raka dan Marsha.

" maaf yang saya tau kak Raka mengkhitbah saya tidak punya hubungan dengan wanita lain."

" semua karena kamu, siapa nama kamu oh iya Aulia." Marsha mendorong Aulia menggunakan telunjuk nya. Marsha menarik jilbab Aulia yang di belakang, Aulia meringis ia menahan agar jilbab yang ia pakai tak lepas.

" tak akan ada yang bisa memiliki Raka selain diriku camkan itu."

" tapi saya tidak tau soal mba sama kak Raka, Kak Raka tulus mencintai ku mba dan kami akan tetap menikah."

" ternyata kamu keras kepala juga ya Aulia, parasmu memang cantik ." Marsha menaikkan wajah Aulia menggunakan telunjuk nya.

" mba sakit." saat hijab Aulia makin di tarik dan ia menahan sekuat tenaga.

" ustadz seperti nya itu kok mba Aulia ya." ucap Rahes yang matanya memang tajam jika melihat sesuatu.

" oh iya ada apa, apa motor nya bocor lagi."

" ngga tau si ustadz tapi seperti nya ada yang tak beres."

" minggir Rahes ." Rahes pun meminggirkan mobil nya.

Cepat-cepat Khalid turun, dari mobil terlihat jika Aulia sedang meringis menahan sesuatu. Marsha melepaskan tangannya saat tau ada yang menghampiri nya.

" camkan itu ". Bentak Marsha dan di dengar oleh Khalid.

Marsha naik mobil ia pun menjalankan mobilnya. Khalid menghampiri Aulia ia begitu sangat khawatir melihat Aulia.

" ada apa Aulia apa motornya bocor lagi."

" ngga apa-apa Khalid ".

" tadi dia siapa Aulia, kamu sedang bertengkar dengan nya." tanya Khalid penasaran.

" bukan dia temanku kami hanya bercanda saja, aku permisi pulang ya." Aulia segera pamit.

Namun Khalid menangkap wajah Aulia yang berbeda. Aulia seperti sedikit gugup ia pun memalingkan wajahnya agar rona wajah kekhawatiran tidak terlihat Khalid.

Khalid tak tega melihat Aulia pulang sendirian lalu ia menyuruh Rahes untuk membuntuti Aulia di belakang motor Aulia.

__

Jangan lupa tinggalkan jejak ya pembaca.