NovelToon NovelToon
Dokter Galak Dan Gadis Menyebalkan

Dokter Galak Dan Gadis Menyebalkan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / perjodohan / cintamanis / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?

Cover by @putri_graphic

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DGGM 17. Canda tawa yang membuat jengah

Setibanya di cafe Starla, cafe itu sudah tampak dipadati pengunjung. Padahal jarum jam baru menunjukkan pukul 19.50. Beruntung mereka masih kebagian meja, walaupun agak pojokan tapi masih dapat melihat ke arah panggung dengan jelas.

Eza pun segera menarik kursi dan mempersilahkan Azura duduk. Ia memperlakukan Azura bak putri membuat dua dari tiga orang yang duduk di meja tak jauh dari posisinya menatapnya dengan pandangan yang ... entahlah.

"Kalian bengong liatin apa sih?" seru salah satu dari ketiga orang tersebut.

Tapi kedua rekannya masih terdiam, satu dengan dahi berkerut-kerut, sedangkan satunya masih tetap dengan wajah datarnya.

"Ck ... kalian berdua ini kesambet ya!" tanya salah seorang itu. Lalu ia pun mencoba mengikuti arah pandang kedua orang itu. Tapi karena banyaknya meja yang sudah terisi tamu, pria itu bingung. Dari posisi mereka, ada 3 buah meja yang terlihat jelas. Dua meja berisi pasangan muda dan satunya kumpulan para gadis.

"Whohoho ... kalian lagi pada liatin cewek-cewek itu, hm? Wah, udah normal kalian!" cetus pria bernama Raka itu.

"S h i t, loe pikir kami nggak normal, hah!" Mario mendelik tajam pada Raka membuat pria itu terkekeh. "Kalau sohib loe satu itu nah mungkin iya." imbuhnya sambil mengedikkan bahunya.

Arkandra hanya melirik sekilas lalu menyesap machiato miliknya.

"Kan, loe nggak ada hubungan apa-apa kan sama Zura?" tiba-tiba saja Mario menanyakan hal tersebut membuat Arkandra mengerutkan keningnya.

"Hei hei hei, Zura? Zura siapa? Dari namanya aja cakep banget, kenalin dong!" seru Raka yang kini penasaran.

"Kenapa?" tanya Arkandra, mengabaikan keingintahuan Raka.

"Jawab aja dulu!" tukas Mario.

"Nggak. Nggak ada." sahut Arkandra acuh.

"Good!" seru Mario dengan senyum lebarnya membuat Arkandra mengerutkan keningnya. Mario lantas menoleh ke arah Arkandra dan membisikkan sesuatu, "Artinya saingan gue berkurang satu." ujarnya sambil menyeringai. "Tinggal pria itu saja yang harus gue singkirin." tukasnya seraya terkekeh.

Arkandra diam , tapi ekor matanya tetap berlarian ke satu arah yang sedang jadi perbincangan mereka berdua.

"Ck ... kalian berdua ini lagi bahas apaan sih? Jangan rahasia-rahasiaan gitulah! Gue juga mau dikenalin sama cewek yang sedang kalian bahas itu. Sebenarnya yang mana sih? Kenapa nggak ajak gabung kesini aja?" omel Raka kesal.

"Udahlah, loe udah ada cewek juga. Nggak usah gangguin calon pacar gue." desis Mario tak suka.

"Bilang aja loe takut kalah saingan." ejek Raka dengan satu sudut bibir terangkat.

Sedangkan di meja lain, tampak Eza dan Azura sedang memilih menu makanan. Tak butuh waktu lama, makanan dan minuman yang mereka pesan pun tiba. Mereka menyantap makan malam itu sambil bercanda tawa. Mereka memang sangat cocok, sama-sama humoris dan humble.

"Ra, mau nyobain macaroni schotel punya gue nggak? Enak lho." ujar Eza sambil menyendok macaroni schotel miliknya.

"Oh ya!" tanyanya meragukan.

"Nggak percaya? Nih, cobain!" Eza pun menyendokkan macaroni schotel itu dan menyuapkannya ke Azura. Azura pun membuka mulut dan melahap macaroni schotel itu sambil memejamkan mata. Ia merasai dengan seksama rasa di setiap kunyahan macaroni schotel itu. Setelahnya, ia membuka mata dengan mata berbinar.

"Hmmm ... bener kata loe! Enak banget, Za! Loe mau cobain lasagna gue nggak? Nggak kalah enak lho sama macaroni schotel punya loe." ujar Azura sambil menyendokkan lasagna miliknya ke depan mulut Eza. Eza pun membuka mulutnya dengan senang hati lalu mengacungkan kedua jempolnya memuji rasa lasagna itu yang memang enak.

"Menu cafe ini emang juara. Pantas saja selalu ramai." puji Eza dan Azura membenarkan.

"Eh, Andmash udah mulai nyanyi tuh! Wah, suaranya emang beneran keren ya! Thanks ya, Za udah ajakin gue ke sini." ucap Azura tulus.

"Nope, asal loe seneng aja."

"Ih, loe kok baik banget, Za! Kan makan di cafe ini mahal, entar gaji loe sebulan langsung habis gimana?"

"Tenang aja, gaji gue nggak bakal habis kok. Cuma makan kayak gini mah kecil." ujar Eza jumawa sambil terkekeh.

"Cih, sombong banget!" sahut Azura yang juga terkekeh.

Tanpa mereka tahu, setiap aksi dan canda tawa mereka tak luput dari dua pasang mata tak jauh dari sana. Jengah melihat kedua orang itu yang terlihat sangat dekat bagai pasangan kekasih, salah satu dari mereka pun akhirnya memilih undur diri.

...***...

Hari ini Melodi kembali memiliki janji temu dengan Gerald. Hari ini ia akan memberikan keputusan pada lelaki itu. Ya, Melodi memilih menerima pekerjaan itu. Hanya menjadi kekasih sementara juga kan, jadi nggak masalah. Mereka hanya berpura-pura. Ia harap, kekasih Gerald lekas kembali jadi ia tak perlu menjalani sandiwara itu berlama-lama. Apalagi imbalan yang ia terima cukup besar, hal itu tentu sayang untuk disia-siakan. Belum tentu ia bisa mendapatkan pekerjaan lain dengan gaji sebesar itu. Bahkan pekerja kantoran pun gajinya takkan sebesar itu kecuali jabatannya sudah tinggi.

"Sorry, aku telat." ujar Gerald saat melihat Melodi telah duduk sambil meminum latte miliknya.

Melodi hanya tersenyum manis lalu mempersilahkan Gerald duduk.

"Jadi bagaimana?" tanya Gerald to the point.

Melodi cukup terkejut, ternyata Gerald tak ingin basa-basi dan langsung menanyakan keputusannya.

Melodi berdeham untuk menetralisir debaran jantungnya.

"Emmm ... ba-baiklah. Saya ... saya bersedia." ujar Melodi tergagap seraya meremas kedua telapak tangannya.

"Bagus. Ini data-data personalku Pelajari supaya kamu bisa tau segala hal tentang aku. Aku nggak mau saat ada yang nanyain tentang aku, kamu justru bingung karena nggak tau apa-apa. Dan ... jangan saya-saya lagi. Itu terlalu formal. Nggak ada pasangan kekasih yang ngobrol pakai saya-saya." tukas Gerald yang diangguki oleh Melodi. "Nah, ini surat perjanjian kita. Baca sekarang lalu tanda tangani." ujar Gerald seraya menyodorkan selembar kertas berisi poin-poin perjanjian.

Melodi pun membacanya secara seksama. Melodi mengerutkan keningnya saat membaca poin nomor 2.

Pihak ke-1 dan ke-2 boleh melakukan kontak fisik saat diperlukan.

"Kak, poin nomor 2 ini gimana maksudnya?" tanya Melodi bingung.

"Oh itu, kontak fisik yang aku maksud, tidak mungkin kan kalau kita menjaga jarak saat berada di sekitar keluargaku?" Melodi mengangguk. Bisa-bisa mereka ketahuan berbohong kalau mereka menjaga jarak. "Jadi kontak fisik yang aku maksud bisa berupa gandengan, rangkulan, pelukan, atau ... menciummu. Tapi tenang saja, ini hanya untuk membuat mereka yakin kalau kita tidak sedang bersandiwara." jelas Gerald.

"Apakah harus?" cetus Melodi membuat alis Gerald terangkat. "Maksudnya bagian ... mencium?" imbuhnya lagi.

Gerald terkekeh, dalam hati ia mencibir Melodi yang entah memang polos atau sok polos sebab setahunya, sudah jarang mendapatkan perempuan yang masih bersih. Kebanyakan dari mereka sudah bekas orang lain, entah bibirnya atau tubuhnya.

"Tentu saja. Cepatlah tanda tangani, waktuku tidak banyak. Setelah kau tanda tangan, aku akan segera mentransfer 200 juta padamu." tukas Gerald.

Melodi yang mendengar kalimat itu lantas segera membubuhkan tanda tangannya ke atas surat perjanjian itu tanpa berpikir panjang lagi. Toh, ini hanya sandiwara saja dan hanya dilakukan di saat diperlukan saja, pikirnya.

Gerald pun tersenyum senang lantas ia meminta nomor rekening Melodi dan mentransfer sejumlah 200 juta tanpa ragu. Melodi yang baru pertama kali melihat nominal itu di rekeningnya lantas membulatkan matanya dan tersenyum manis membuat Gerald memandangnya penuh arti.

...***...

Maaf ya kak baru update. Dari semalam sebenarnya mau nulis tapi sikon mata nggak memungkinkan alias ngantuk berat. 😁

Selamat hari Senin.

Bagi yang masih punya kuota votenya, bolehlah disumbang ke sini. 😁😁😁

Buat pembaca setia karya othor dan yg sering kasi hadiah, othor ucapin makasih banyak ya. Smg sehat selalu. 🥰🥰🥰

......Happy reading 🥰🥰🙏......

1
Sri Sulanjarini
ikut nyimak
Rina Kurnia
antara cinta dan gengsi memaaanngg.... 😝😝
bunda DF 💞
seruuu,, bikin ketawa ketawa sendiri liat tingkahnya azura,, lope lope pokonya
Lusy Yana
sedih banget😭😭😭😭😭
Lusy Yana
lanjut tror💪
Lusy Yana
wkwkwkwkwkwkwk
Lusy Yana
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Algis Alfarisyi
seru dan keren
Calla Lily
Luar biasa
sukma fahdi
krn kontraknya mau abis
Bambang Sutrisno
alur cerita q suka ada suka sedih ga lebay...kalau baca kadang terkadang q terkekeh geli...seru pokoknya
Ningsih Alfarizqi
gara2 Ariana JD mmpir kesini
Hilmiya Kasinji
persahabatan azura n Leon hebat , bener2 sahabat tanpa perasaan lbh
Cidaha (Ig @Dwie.author): Bener, Kak. Jarang yang kayak gitu. 😄
total 1 replies
Hilmiya Kasinji
mewek
Hilmiya Kasinji
mungkin azura sudah berada di titik nadir
Hilmiya Kasinji
hmmmm....
Hilmiya Kasinji
😅😅😅
Hilmiya Kasinji
pasti punya trauma
Hilmiya Kasinji
nanti pas azura lelah, Arkan bingung 😅
Hilmiya Kasinji
ceritamu Jan sip tenan kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!