Seorang wanita cantik yang suka dengan kehidupan bebas hingga mendirikan geng motor sendiri. Dengan terpaksa harus masuk ke pesantren akibat pergaulannya yang bebas di ketahui oleh Abahnya yang merupakan Kyai di kompleks perumahan indah.
Di Pesantren Ta'mirul Mukminin wanita cantik ini akan memulai kehidupannya yang baru dan menemukan sosok imam untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Nayla merasa aneh karena sedari tadi temannya itu tak kunjung masuk kelas. Ia sampai berpikiran yang tidak-tidak.
"Ahh tidak, tidak. Sherly pasti baik-baik saja. Mungkin dia berak makanya lama." gumamnya.
"Nayla, apa yang terjadi dengan mu?" tanya Ustadzah Nurul karena sedari tadi Nayla duduk dengan keadaan tak tenang.
"Emm tidak ada apa-apa Ustadzah."
"Baiklah. Kalau begitu lebih fokus ke pelajaran malam ini yaa."
"Baik Ustadzah"
Ustadzah Nurul lantas menerangkan kembali pelajarannya malam ini.
Beberapa menit berlalu, Sherly tak kunjung masuk kelas hingga pelajaran malam selesai. Membuat Nayla semakin cemas. "Jangan jangan terjadi sesuatu sama Sherly." Ia pun lantas ke kelas Yulia untuk mengajaknya mencari Sherly.
Ulya dan Mila tersenyum puas saat melihat ekspresi Nayla yang tampak cemas. "Satu orang sudah berhasil kita kerjain. Sekarang tinggal dua orang saja." ucap Mila dengan senyum miring.
Ulya mengangguk. "Benar! Kira-kira apa yang akan terjadi yaa?"
"Kita lihat saja nanti."
"Mbak Yulia... Mbak..." Nayla datang dengan tergopoh-gopoh.
"Ada apa, Nay? Kenapa lari-lari segala?" ucap Yulia sembari membereskan kitab dan bukunya.
"Mbak ayoo kita cari Sherly." ucap Nayla sembari mengatur nafasnya yang sedikit ngos-ngosan.
"Memangnya Sherly kemana? Bukankah tadi sama kamu?"
"Iyaa, Mbak. Tapi tadi sebelum masuk ke kelas Sherly pergi ke kamar mandi dulu, ke belet pipis katanya. Sampai sekarang dia belum balik juga. Aku khawatir dengannya."
"Astaghfirullah.... Ya sudah, ayoo kita coba ke kamar mandi. Siapa tau dia masih di sana." ucap Yulia yang di angguki oleh Nayla.
Saat sampai di kamar mandi. Kamar mandi tampak sepi tidak ada siapapun di sana. Namun ada satu pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Membuat Nayla curiga. "Jangan jangan Sherly ada di dalam, Mbak." ucap Nayla
"Coba kamu ketuk pintunya."
Tokk..
Tokk..
Tokk..
"Sher, kamu di dalam tidak?" Nayla mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.
"Nggak ada siapa-siapa, Nay. Mungkin Sherly tidak ada di dalam."
Nayla memandang sekitarnya. Netranya tak sengaja menangkap tempat sampah yang kosong tidak ada isi nya. Tempat sampah tersebut juga tidak berada di tempatnya melainkan ada di depan pintu kamar mandi. Ia pun mengambilnya. "Kenapa ini ada di sini?" ujarnya mengernyitkan dahinya.
"Isinya juga kosong." timpal Yulia.
Nayla mengambil kursi lalu naik di atasnya. Ia ingin melihat apakah di dalam kamar mandi itu ada temannya atau tidak. "Astaghfirullah hal'adzim.... Sherly..." pekiknya histeris saat melihat temannya itu tak sadarkan diri di dalam kamar mandi.
"Mbak, Sherly ada di dalam. Dia pingsan, Mbak."
"Astaghfirullah hal'adzim... Gimana ini, Nay?"
"Kita dobrak aja pintunya."
"Jangan, Nay. Kita nggak akan bisa ngedobrak pintu ini."
"Terus gimana, Mbak? Sherly pingsan di dalam. Kalau terjadi sesuatu sama dia gimana?" ujar Nayla kalang kabut. Ia cemas dengan temannya.
Tak sengaja Yulia melihat Ustadz Rehan yang tengah berjalan tak jauh dari sana. Sepertinya Ustadz Rehan baru saja selesai mengajar. Terlihat di tangannya membawa kitab-kitab.
"Ustadz Rehan... Ustadz..." teriak Yulia membuat Ustadz Rehan mencari sumber suara yang memanggilnya.
Yulia melambaikan tangannya meminta Ustadz Rehan untuk mendekat.
"Ada apa kamu memanggil saya?" tanya Ustadz Rehan.
Degh.... Degh.... Degh...
Degup jantung Yulia semakin berdetak tak karuan. 'Kenapa berdebar-debar begini sih? Nggak tepat waktunya.' ucapnya dalam hati.
"I-ini Ustadz. Bisakah Ustadz membantu kita. Teman kita terkunci di dalam." ucap Yulia dengan gugup.
"Astaghfirullah hal'adzim.... Kenapa bisa terkunci? Di mana kuncinya?"
"Itu Ustadz yang bikin kita heran. Kuncinya tidak ada di sini." Nayla menunjuk knop pintu yang tidak ada kuncinya.
"Kalian minggir. Saya akan coba mendobraknya."
Nayla dan Yulia menepi membiarkan Ustadz Rehan mendobrak pintu itu. Dengan sekali dobrakan pintu tersebut sudah terbuka menampakkan Sherly yang pingsan dengan posisi duduk.
"Astaghfirullah hal'adzim.... Sherly..." pekik Nayla dan Yulia bersamaan.
Nayla menepuk-nepuk pipi Sherly mencoba membangunkannya. "Sherly, bangun Sher"
"Tubuhnya dingin." ujar Yulia.
"Biar aku bantu." Ustadz Rehan menggendong tubuh Sherly ala bridal style membuat Yulia cemburu. Hatinya bergemuruh merasakan panas. Namun ia juga tidak ingin egois.
Nayla dan Yulia mengikuti langkah Ustadz Rehan dari belakang.
Tak sengaja Ulya dan Mila melihat Ustadz Rehan yang tengah menggendong Sherly yang tengah pingsan. "Iiihhh.... Kok calon suami kedua aku malah gendong cewek miskin itu sih?" Mila menghentakkan kakinya kesal.
oke lanjut
semangat untuk up date nya
Alhamdulillah double up date
oke lanjut thor
semangat lanjutkan Thorrrrr