Benih Rahasia Mantan Suami

Ia merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar. Tidak mungkin Selena pergi, mungkin maksud kedua orang tuanya Selena sedang liburan. "Aku akan menunggu Selena Mom, kapan dia akan pulang? Dia liburan di mana?"

Mommy Helena dan daddy Arnod saling tatap, ternyata Andreas salah mengira Selena tidak akan kembali. "Dia tidak akan kembali, adik mu Helena sudah memulai hidup baru."

Andreas terkekeh, semenjak cerai sudah pasti Selena akan menjalani kehidupan barunya. "Mommy, Selena memang sudah menjalani kehidupan baru. Dia liburan dimana? Aku akan pergi menemaninya."

"Andreas, Selena memang pergi dari rumah ini, bukan pergi liburan, tapi menjalani kehidupan barunya."

Andreas yang tersenyum, perlahan bibirnya menurun. "Tidak mungkin, kenapa bisa? Dia pergi kemana Mom?"

"Maafkan Mommy, tapi Mommy tidak bisa mengatakannya."

Andreas terkekeh, apa Selena masih belum memaafkannya hingga rencana kepergiannya pun ia tidak tau. "Dimana Selena Mom? Aku kakaknya. Aku berhak tau keberadaannya."

"Maafkan Mommy dan Daddy, tapi ini permintaan Selena."

Andreas tak percaya pada kedua orang tuanya yang tetap ingin mempertahankan untuk merahasiakannya. "Mom, Dad, aku berhak tau."

"Maafkan kami, kau boleh marah pada kami, tapi kami tidak bisa mengkhianati kepercayaan Selena."

Daddy Arnod menggenggam tangan mommy Helena. Dia pun berlalu pergi melewati Andreas yang mematung.

Andreas mengepalkan kedua tangannya. Ia berjanji pada dirinya sendiri, ia akan menemukan Selena bagaimana pun caranya. "Selena aku akan mencari mu."

Keesokan harinya.

"Mom apa kita tidak keterlalu pada Andreas," ucap daddy Arnod.

Mommy Helena terlihat bingung, ia memang merasa kasihan tapi ia bisa apa. "Andreas berteman dengan Julia, aku takut Andreas tetap berhubungan dan membuat Selena tidak nyaman. Sudahlah, Selena anak kita juga, kita harus menghargai keinginanya, biarlah nanti semuanya terjawab."

"Aku akan menghubungi Selena." Mommy Helena pun menghubungi Selana, selang beberapa saat Selena mengangkat panggilannya. "Sayang bagaimana kabar mu? Kau baik-baik saja kan? Bagaimana kabar cucu Mommy?"

Daddy Arnod tak ingin kalah. "Cobalah kamu perlihatkan pada ku, aku ingin melihat Selena dan kedua cucu ku."

"Iya Mom, lihatlah mereka sedang anteng, Keysa ini nenek dan kakek, Kenzo ..."

"Mereka lucu sekali, aku ingin menggendongnya. Keysa mirip sekali dengan Selena dan Kenzo dia mirip ..." Daddy Arnod menghentikan ucapannya, ia tidak berani menyebut Jhonatan.

"Kenzo sudah pasti mirip Selena." Mommy Helena menimpali. "Cobalah lihat hidungnya, matanya, mirip dengan Selena."

Selena mengerti apa yang di katakan oleh ayahnya. Ia tidak bisa memungkirinya jika Kenzo mirip dengan Jhonatan, entah bagaimana kabarnya pria itu, mungkin saat ini dia sudah bahagia dengan Julia.

"Selena."

"Iya Mom."

"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya mommy Diane.

Selena tersenyum simpul. "Tidak ada Mom."

"Kakak mu tadi marah, yah kamu tau sendiri kan dia memaksa ingin tau keberadaan mu."

"Jangan Mom, aku sudah nyaman dengan seperti ini."

"Tapi Selena, kasihan Andreas." Daddy Arnod menyanggah.

Mommy Helena mendekik tajam pada daddy Arnod. Sudah pasti akan menyemburkan api. Daddy Arnod menelan ludahnya susah payah.

"Sudah sayang jangan pikirkan kata ayah mu."

Mereka pun terus berbincang dan tanpa sadar ada seorang pria yang tengah menguping pembicaraan mereka.

"Apa Selena sudah memiliki anak?" Pria itu terkejut, tidak mungkin adiknya menikah tanpa memberitau dirinya.

Drt

Pria itu menatap ponselnya. "Julia?"

Andreas menjauh, ia menoleh ke arah pintu semoga saja kedua orang tuanya tidak mendengarkan dering ponselnya tadi.

"Iya."

"Bagaimana kabar mu Andreas?" Tanya Julia. Sudah beberapa bulan Andreas tidak ada kabar dan ia pun memang jarang mengabari Andreas.

"Aku baik-baik saja," jawab Andreas. "Apa terjadi sesuatu?"

"Aku tidak tau siapa lagi yang harus aku hubungi," ucap Julia. "Bisakah kita bertemu?"

Andreas terdiam, ia tidak ingin bertemu karena ingin mengetahui keadaan adiknya, tapi Julia tidak memiliki siapa pun. "Baiklah."

"Kita bertemu di restoran xxx nanti malam."

"Iya." Andreas memutuskan panggilannya dan kembali menatap ke arah pintu kamar kedua orang tuanya.

Krek

"Andreas." Mommy Helena terkejut, dia melirik ke arah suaminya daddy Arnod. "Kau sudah lama berada di sini?"

"Apa ada yang ingin Mommy dan Daddy jelaskan pada ku?"

Mommy Helena mengangguk, namun ia tak akan mengatakan sepenuhnya. "Selena sudah memiliki anak," ucap mommy Helena. "Tapi bukan anak kandungnya, anak itu anak temannya."

"Tapi kemana Selena pergi?"

Daddy Arnod menggaruk hidungnya yang tak gatal. "Kami tidak bisa mengatakannya."

"Apa aku karena dekat dengan Julia? Dad, Mom, semuanya sudah masa lalu, aku ingin tau keberadaan adik ku."

Daddy Arnod menatap tajam ke arah Andreas. "Kau tidak bisa memutuskan, aku hanya melakukan apa yang di inginkan Selena selama dia bisa bahagia."

"Tidak begini juga Dad," ucap Andreas.

Mommy Helena menarik lengan daddy Arnod untuk menjauh dari Andreas, mereka tak ingin bersitegang.

..

Andreas duduk di tepi ranjangnya, ia tidak percaya jika Selena sudah memiliki anak, rasanya sangat aneh. "Apa anak itu anak Selena?"

Andreas menopang dagunya sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya. "Apa Jayden? Iya pria itu." Ia beranjak dan hendak menemui Jayden di rumahnya, tentu saja ia tau siapa Jayden.

Selang beberapa jam, Andreas pun sampai di kediaman Jayden tepat di sore hari. Ia keluar dari mobilnya dan melihat sebuah mobil berwarna navy. Pria itu keluar begitu melihat Andreas.

"Andreas?" Jayden mengerutkan krningnya, tentu saja ia tau siapa Andreas.

"Aku ingin berbicara sesuatu pada mu."

"Masuklah, kita akan bicara di dalam."

Andreas mengangguk, dia kembali masuk ke dalam mobilnya mengelori mobil Jayden yang masuk ke dalam.

Jayden keluar dari mobilnya dan Andreas menghampirinya. Pria itu mengekori Jayden hingga masuk ke dalam.

"Andreas apa ada sesuatu?"

"Aku ingin bertanya tentang Selena."

Jayden mengerutkan keningnya, bukankah Selena adik Jayden kenapa harus bertanya padanya.

"Aku tau kau pasti bingung kenapa aku bertanya pada mu. Selena tidak terbuka pada ku bahkan saat ini pun aku tidak tau keberadaannya. Aku yakin kau tau dimana keberadaan Selena dan selama ini apa saja yang terjadi."

Jayden mengangguk, Selena dan kedua orang tuanya sudah mengatakannya. Sebenarnya ia tidak tega pada Andreas, tapi ia bisa apa? Ia hanya orang luar yang harus menurut.

"Setelah kepergian mu, Selena juga ikut pergi. Aku beberapa kali mendatangi rumah mu, tapi kedua orang tua mu bungkam. Dia hanya bilang Selena liburan. Kedua orang tua mu juga tak menginginkan aku menyelidiki keberadaan Selena. Aku hanya beberapa kali mendapatkan kabar dari Selena."

Terlihat keputusasaan di wajah Andreas. Pria itu tak tau harus mencari keberadaan Selena entah di mana.

Jayden menunggu Andreas berbicara, separuh ia bicarakan kebohongan dan separuhnya lagi kebenaran. "Sebaiknya kau coba bertanya pada kedua orang tua mu."

"Hah, jadi kau sama sekali tidak tau? Padahal kau dekat dengan Selena."

Jayden menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Aku memang dekat, tapi tidak sedekat yang kamu pikirkan."

"Terima kasih, maaf aku mengganggu waktu mu."

Andreas berjalan dengan langkah lesu. Padahal ia berharap Jayden memberitaukannya. Tak terasa malam pun tiba, Andreas menghentikan mobilnya di pinggir jalan sejak tadi, ia bingung harus mencari keberadaan Selena dan tanpa terasa ia harus menemui Julia.

...

"Andreas." Julia berdiri dan tersenyum. Ia senang Andreas mendatanginya. Ternyata ia masih yang terpenting dalam kehidupan Andreas.

"Duduklah, aku sudah memesan makanan kesukaan mu."

Andreas mengangguk, ia lagi tidak bernafsu untuk makan. "Kau ingin bicara apa?"

"Andreas kenapa kau serius sekali? Aku hanya merindukan mu. Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin aku katakan. Aku ingin tau keberadaan Selena. Aku tak sengaja mendengarkan Jhonatan berbicara dengan bawahannya dan membahas Selena. Aku tidak tau pasti yang mereka bicarakan tapi aku mendengarkan nama Selena. Jadi aku takut adik mu datang lagi pada kehidupan Jhonatan."