NovelToon NovelToon
Daisy Lovely

Daisy Lovely

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: chan_chan

Menikah itu berdasarkan 1 hal , saling mencintai. Tapi tidak denganku, aku menikah karena menggantikan pengantin wanita yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
"maafkan aku Henry aku tidak bisa meninggalkan karirku"
Henry meremas kertas berwarna kuning itu dengan marah. Tak hanya dirinya, orang tuanyapun tak bisa menahan kemarahan dan malu yang harus di tanggungnya.
Seorang gadis mendekat dengan senyuman cerah wajahnya manis dengan polesan make up tipis membuatnya semakin cantik.
"menikahlah dengannya"
"apa maksud mama?"
Perdebatan Ibu anak terjadi memicu ketegangan yang sulit terpecahkan, Henry meraih tangan Erica dan menariknya menujua ke sebuah ruangan tertutup, di sana mereka diam sejenak.
Henry dan Erica harus mencapai kesepakatan agar tidak saling merugikan. Mungkinkah mereka akan jatuh cinta seiring berjalanya waktu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Erica mendekatkan wajahnya , sangat dekat, lalu mencium bibir Henry dengan sangat lembut , berada sedekat itu membuat Erica tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencium Henry . Henry menutup mata saat bibir Erica menyentuh bibirnya, ciuman singkat itu begitu terasa hingga membuat jantung Erica berdetak sangat cepat . Erica terkejut sudah berani mencium Henry , dia menjauhnya wajahnya namun dengan segera Henry menahan dia meraih pinggang Erica lalu tangan kananya menyentuh leher belakang Erica dengan cepat dia kembali menciumnya. Anehnya Erica tidak menolak , dia menutup matanya membalas ciuman Henry hingga beberapa saat berlalu .

Sebuah mobil memasuki halaman rumah Henry , Ben dan Viona datang, mereka mengetuk pintu rumah tersebut tanpa tahu apa yang sudah terjadi di dalam sana .

Tok tok

“Hen”

Suara itu mengejutkan Henry dan Erica yang langsung terdiam saling memandangi , Henry segera pergi untuk membuka pintu sementara Erica memberskan obat-obatan yang ada dimeja.

“Ben ?”

“sudah selesai ?”

Ben masuk di ikuti Viona yang menyapa Henry dengan senyuman.

“oh Viona ! Ben . kenapa kalian kemari ,bukankah kalian akan pergi kencan?” tanya Erica

“hentikan bodoh ! aku dan Ben kemari mau melihat kalian “ ujar Viona

“kami ? kenapa ?”

“kau sudah menyelesaikannya Hen? Luar biasa “

Ben memberikan 2 jempol untuk kerja keras Henry membangun kembali miniatur tersebut. Erica pergi ke dapur untuk membuat minum , lalu memotong beberapa agar bisa di hidangkan kepada mereka semua.

Syukurlah mereka datang , jika tidak. Ahhhh… apa yang aku katakan pada Henry , kenapa juga aku menciumnya ? bodoh ! tapi … kenapa dia juga menciumku ? apa arti semua ini?

“Erica ! Hey .. Erica “

“huh ?”

Viona melihat Erica dengan tatapan curiga , sejak tadi dia memanggil namun Erica asyik melamun .

“apa terjadi sesuatu sebelum kami datang ?”

“apa maksudmu ?”

“wajahmu memerah sejak tadi “

“benarkah ?”

Erica melihat wajahnya di cermin yang ada di dapur , dari keberadaanya Henry tersenyum melihat Erica dengan tingkah lucunya , Ben menangkap basah adegan itu , dia menemukan sahabatnya yang sedang menatap istrinya dengan senyuman itu tandanya sahabatnya sudah mulai memiliki perasaan pada Erica .

“Hen “

“uh”

“bagaimana ?”

“apa ?”

“aku bicara panjang lebar sejak tadi kau tidak mendengarku ?”

“memangnya kau bicara apa? Aku tidak mendengar apapun”

“kau sibuk melihat Erica makanya tidak dengar aku bicara”

Henry menjadi salah tingkah lalu mulia memperhatikan Ben.

“jadi sekarang kau menyukainya ya ?” bisik Ben

“pergilah, tidak ada yang bisa kau kerjakan disini”

“ahhh, biar kau bisa berdua denganya ? okay , Vio….”

Henry menutup mulut Ben dengan cepat ketika akan memanggil Viona.

“apa yang kau lakukan?”

“jangan macam-macam”

“aku tidak mengatakan apapun, ada apa denganmu ?”

Erica dan Viona yang masih di dapur saling bertukar pandang menyaksikan kedua sahabat itu . mereka berempat menghabiskan waktu hingga tengah bersama , banyak hal yang mereka lakukan untuk saling dekat , di saat kebersamaan mereka Henry dan Erica selalu curi-curi pandang sesekali mereka tanpa sengaja saling menunjukan perhatian , sementara Ben juga menikmati kedekatannya dengan Viona , mereka bahkan diam-diam berciuman di belakang Henry dan Erica.

Keadaan menjadi canggung ketika Ben dan Viona pulang , Erica membereskan beberapa alat makan yang masih berserakan di meja tempat dimana mereka menghabiskan waktu tadi , Henry datang membantu , dia juga sudah siap di tempat cuci piring untuk mencuci peralatan kotor.

“istirahat saja , aku akan membereskannya “ ucap Henry

“sungguh ? kalau begitu aku akan pergi mandi “

Henry mengiyakan dan Erica berlalu ke kamar , dia menyiapkan  baju tidur lalu ke kamar mandi , setelah aktifitas seharian rasanya menyegarkan berada dalam guyuran shower , air hangat menyentuh tubuhnya dengan tarikan nafas panjang Erica merasakan ketenangan dalam dirinya.

“ahhh”

Tiba-tiba Erica menyentuh perut bawahnya yang tiba-tiba saja sakit .

“sepertinya sudah waktunya”

Erica menyelesaikan mandinya lalu bersiap untuk mengeringkan rambutnya, Henry memasuki kamar melewati Erica yang sedang mengeringkan rambutnya untuk menuju ruang ganti dan berlalu ke kamar mandi , tak lama Henry selesai , saat itu Erica masih belum tidur dia masih membaca beberapa pesan yang masuk di ponselnya , setelah itu dia mencari obat yang harus diminumnya setiap bulan .

“dimana aku menyimpannya ?”

Erica mencari di beberapa laci namun tak menemukan keberadaan obat itu.

“mencari apa ?”

“tidak, bukan apa-apa”

Henry mendekati Erica sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk .

“butuh bantuan ?”

“tidak , aku bisa cari sendiri”

Henry pun kembali ke ruang kerjanya , saat sedang merapikan sofa tempatnya tidur dia mendengar sesuatu terjatuh dilantai , dengan segera dia berlari untuk memeriksa yang terjadi.

Erica berdiri menatap hiasan meja yang tak sengaja di senggolnya .

“jangan menyentuhnya !”

Henry berteriak ketika Erica berlutut untuk mengambil pecahan keramik di lantai .

“diam disana, jangan bergerak . tunggu sebentar “

Henry keluar kamar mengambil alat vacum, lalu membersihkan pecahan keramik yang berserakan di lantai ,setelah dirasa cukup dia pun mengembalikan vacum tersebut.

“pakai ini”

Henry memberikan sendal pada Erica yang langsung memakainya .

“apa ada yang terluka ?”

Erica menggelengkan kepalanya , dia merasa sangat bersalah pada Henry .

“sepertinya ada yang salah dengan tanganku hari ini “

“maksudmu ?”

“sejak pagi aku selalu menjatuhkan barang “

“yang tadi pagi itu … aku yang menjatuhkannya . aku rasa kamu kelelahan “

“mungkin “

“tidurlah ini sudah malam “

“terima kasih, aku akan menggantinya besok”

“sudah biarkan saja “

Erica diam menunduk.

“maaf “

Henry yang sudah beranjak kemudian kembali duduk ditepi tempat tidur di samping Erica .

“jika kau lelah minta cuti agar bisa istirahat “

“aku tidak punya tujuan jika cuti, di rumah saja juga membosankan, apa jarimu masih sakit ?”

“tidak, ini sama sekali tidak sakit “

“aku akan mengoleskan obat lagi , sebentar..”

“aku tidak apa-apa”

Henry menahan tangan Erica dan membuatnya kembali duduk, Erica memeriksa kembali jemari Henry .

“kukumu juga sampai tidak berbentuk seperti ini haha ha”

Erica tertawa lepas melihat kuku Henry yang berantakan , Henry melihat kuku jarinya lalu ikut tertawa , cara Erica tertawa menarik perhatian Henry , sejak tadi Erica begitu menarik di matanya , Erica begitu mempesona .

”kenapa melihatku seperti itu ?”

Erica menegur Henry yang terus melihatnya tak berkedip , hening … hanya nafas mereka yang terdengar berhembus , mereka saling menatap dan mendekat, semakin dekat , Henry mencium bibir Erica perlahan dan lembut , Erica memejamkan matanya membalas ciuman itu , dalam waktu beberapa saat ciuman berakhir namun mata keduanya menginginkan lebih , Erica kembali mendekatkan wajahnya ciuman yang semula perlahan dan lembut kini menjadi ciuman penuh gairah , tanpa menungu lama Henry menidurkan Erica dan masih terus menciuminya , kedua tangan Erica melingkar di pundak Henry , posisi mereka sangat dekat dan intim bukan hanya sebatas saling berciuman , Henry meraih kancing baju Erica untuk melepasnya .

“tunggu ! “

Erica tersadar jika yang di lakukannya sudah terlalu jauh , bukan itu… ada yang lain yang tidak bisa di hindari . Erica segera menutup dadanya yang terbuka dengan kedua tanganya , Henry menatapnya dengan penuh tanya .

“aku tidak bisa melakukanya “

“ada apa ?”

“Henry , sorry , ini hari pertama aku kedatangan tamu”

Henry melihat Erica yang melipat bibirnya berharap Henry mengerti ,dia pun tersenyum lantas  duduk di ikuti Erica , Henry meraih baju Erica lalu kembali mengancingkannya .

“maaf, istirahatlah “

Henry bangun dari tempat tidur kemudian pergi ke ruang kerjanya, Erica meraih selimut dan membungkus tubuhnya .

Henry , Henry sadarlah … bodoh , apa yang kau  pikirkan , kenapa tidak bisa menahan diri , ahhh sial , memalukan .

Henry duduk di kursi kerjanya sambil melihat langit-langit rumahnya .

1
Tini Timmy
lanjut kk/Smile/
Tini Timmy
lanjut kakak/Smile/
Tini Timmy
benih-benih cinta mulai tiba
Tini Timmy
lanjut kk
Tini Timmy
lanjut kk...
Tini Timmy
semangat nulis nya kk/Smile/
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak😊
Tini Timmy
lanjut....
Tini Timmy: Hai, okee siap kk
Chan_Chan: Hai kaka bab berikutnya udh updt ya 🙏
total 2 replies
Killspree
Halaman terakhir bikin aku ngerasa kosong, seharusnya ada kelanjutannya lagi😔
Chan_Chan: Hai kak,
aku updt tiap hari ya,
di tunggu Bab 3 hari ini. terima kasih🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!