Demi untuk menghindari perjodohan dengan seorang juragan tanah oleh pamannya sendiri, Fatimah pergi meninggalkan kampung halamannya, terpaksa meninggalkan sang kakek yang telah membesarkannya dari kecil.
Fatimah beruntung karena sesampainya di kota, dia bertemu dengan nenek yang baik hati yang memintanya untuk bekerja sebagai pengasuh cucunya, Zahra.
Kepribadian dan kecantikan Fatimah rupanya mampu membuat Aditya, majikannya jatuh hati padanya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Aneh..
Di kantor.
Selama di kantor, perasaan Aditya sungguh tak menentu. Wajah Fatimah selalu terbayang dalam di pikirannya, semakin dia mencoba untuk mengalihkan pikirannya semakin jelas terbayang.
"Tidak mungkin, tidak mungkin aku jatuh cinta padanya " Gumam Aditya mencoba mengelak.
"Fatimah sama sekali bukan tipeku " lanjut Aditya yang terus berbicara sendiri, mencoba melawan pikiran dan hatinya yang terus memikirkan Fatimah.
"Sepertinya aku harus sedikit refreshing dengan teman temanku, otakku butuh penyegaran" Lanjutnya seraya menghubungi beberapa teman temannya.
Malam hari.
Disebuah Klub malam mewah dalam sebuah ruangan VVIP, terlihat beberapa pria yang sedang bersenang- senang, terlihat beberapa wanita penghibur yang dengan setia menemani mereka.
Tiba tiba salah seorang pria berdiri sambil memegang gelas berisi minuman sambil berteriak
"Selamat datang kembali kepada teman kita Aditya, setelah hampir 4 tahun dia tidak pernah menginjakkan kakinya disini, dan malam ini dia kembali kepada kita, cherssss"
Semua orang bertepuk tangan dan serentak mengangkat gelasnya masing masing, sementara orang yang diberi ucapan selamat hanya tersenyum kecil.
Mereka adalah para sahabat dari Aditya, setelah hampir 4 tahun Aditya selalu menolak ajakan teman temannya untuk bersenang senang namun kali ini dia sendiri yang mengadakan pesta ini.
Tentu saja, semua temannya menyambutnya dengan gembira, sehingga mereka merayakan kembalinya Aditya sahabat mereka yang selama ini dianggap hilang dengan pesta yang meriah.
Aditya melihat ke sekeliling, melihat teman temannya yang selama ini dia hindari.
Perhatian Aditya pun tertuju pada para wanita penghibur, seketika Aditya teringat Fatimah, dia pun membandingkan Fatimah dengan para wanita itu.
Baju yang dipakai wanita - wanita itu sangat minim dan terbuka, memperlihatkan secara jelas paha dan belahan dada, wajah mereka sangat tebal dengan makeup, mereka juga dengan senang hati membiarkan anggota tubuhnya digerayangi para lelaki bahkan ke daerah sensitif sekalipun.
Sedangkan Fatimah, tak pernah sekalipun Aditya atau bahkan yang lainnya melihat rambutnya, baju Fatimah tak pernah memperlihatkan lekuk tubuhnya, wajahnya tak pernah dihiasi oleh makeup, tapi wajahnya terlihat berseri dan bibirnya merah merona secara alami.
Aditya menggelengkan kepalanya, "Kenapa aku masih saja memikirkan pengasuh itu?" pikir Aditya. Dia terus menggelengkan kepalanya berusaha mengusir bayang bayang Fatimah dalam pikirannya.
Tiba tiba seorang wanita mendekatinya, Aditya hanya sekilas melihat wanita itu, kemudian mempersilahkan wanita itu duduk disampingnya.
Setelah wanita itu duduk, Aditya langsung memegang tangan wanita itu, sontak saja wanita itu malah melingkarkan tangannya pada kepala Aditya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Aditya.
Tanpa pikir panjang, Aditya langsung mendorong wanita itu karena bukan itu reaksi yang diinginkan oleh Aditya, dia hanya mengetes apakah wanita itu juga akan langsung melepaskan pegangan tangannya seperti yang dilakukan Fatimah kepadanya.
"Sialan.." Maki Aditya kepada dirinya sendiri sambil berdiri dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Semua temannya terheran-heran dengan apa yang terjadi, dan melihat kepergian Aditya dengan heran
Di Rumah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, baru kali ini Aditya pulang selarut ini selama 4 tahun terakhir, dia beralasan pada neneknya kalau dia harus lembur karena akan ada rapat penting besok pagi.
Aditya sempat berpikir tidak akan pulang kerumah dan tidur di salah satu hotelnya saja, tapi niat itu diurungkan mengingat Zahra akan mencarinya besok pagi, karena dia tidak ingin membuat putrinya kecewa.
Aditya berjalan menyusuri tiap jengkal rumahnya dengan berjalan gontai, tiba tiba sayup sayup terdengar orang yang sedang mengaji.
Diikutinya suara itu, Aditya ingin tahu darimana suara itu berasal, semakin lama semakin terdengar jelas suara itu terdengar ketika Aditya mendekati mushala yang berada di halaman belakang rumahnya.
Aditya melihat ada seorang perempuan sedang mengaji disana, dari suaranya Aditya bisa tahu bahwa itu adalah Fatimah.
Suara mengajinya sungguh indah terdengar, sesaat Aditya terbawa suasana dan membuat hatinya tenang.
Didengarkannya terus suara Fatimah mengaji sampai tiba tiba suara itu berhenti.
Rupa rupanya Fatimah menyadari ada seseorang yang berdiri di belakangnya, semakin membuatnya kaget mengetahui bahwa orang itu adalah tuannya.
Melihat Fatimah kaget karena kehadirannya, Aditya langsung membalikkan badan. Tapi tak lama dia kemudian membalikkan lagi badannya ke arah Fatimah.
"Sudah malam, sebaiknya kamu tidur " Ucap Aditya pelan.
"Iya tuan " Jawab Fatimah langsung berdiri dan membuka mukenanya kemudian melipatnya dengan rapi.
Fatimah berpikir mungkin tuannya marah karena suara mengajinya telah mengganggu di tengah malam begini.
Segera Fatimah kembali ke kamarnya.
Sementara Aditya diam diam memperhatikan kepergian Fatimah di tengah gelapnya lampu rumah yang telah mati.
Aditya berjalan memasuki kamarnya dan melepas jas dan dasinya, berjalan gontai ke arah tempatnya tidurnya, dan menghempaskan badannya ke kasur, suara Fatimah mengaji terus terngiang di telinganya seolah-olah itu adalah nyanyian nina Bobo yang mengantarkannya tidur, tak lama dia pun terlelap.
Keesokan harinya.
Apa yang ditakutkan Aditya akhirnya menjadi kenyataan, pagi ini berita gosip dan media sosial dihebohkan dengan foto fotonya bersama Fatimah dan Zahra yang sedang berjalan-jalan 2 hari yang lalu.
Aditya segera menelepon asistennya dan menyuruhnya segera menemuinya dirumah.Sementara itu nenek dan hampir seluruh pegawai berada di ruang keluarga menonton siaran TV buang menyiarkan berita tentang tuan Aditya dan teman mereka Fatimah.
Nenek memerhatikan berita itu dengan seksama, tidak ada raut kemarahan dalam wajahnya, nenek malah menunjukkan wajah yang terlihat berseri seri.
Sementara Fatimah tentu saja kaget dan syok dengan pemberitaan seputar dirinya dan tuannya, apalagi mereka menyebut bahwa dirinya dan tuannya adalah sepasang kekasih yang sedang mengajak Zahra jalan jalan.
Fatimah takut kalau hal ini terdengar oleh kakeknya dan lebih takut kalau pamannya akhirnya mengetahui keberadaan dirinya.
"Apa yang harus saya lakukan ya Allah " Fatimah berdoa sambil memejamkan matanya.
Tak lama asisten Aditya dan beberapa orang kepercayaan Aditya datang, mereka langsung dipersilahkan masuk ke dalam ruang kerja Aditya.
Tentu saja Aditya meminta anak buahnya untuk mengurus masalah ini, dia mempercayakan semuanya kepada mereka karena Aditya yakin mereka cukup pandai untuk menghentikan berita yang tak karuan tersebut.
Hari ini Aditya memilih untuk tidak pergi ke kantor, dia segan menghadapi tatapan para karyawannya yang diam diam pasti membicarakan seputar gosip itu di belakangnya.
Aditya menyuruh sekretaris pribadinya untuk membawa pekerjaannya ke rumah, dan meminta agar beberapa rapat yang sudah direncanakan dibatalkan saja.
Sambil menunggu sekretarisnya datang, Aditya berdiri di depan jendela di ruang kerjanya di lantai dua, dilihatnya diluar jendela Zahra sedang bermain bersama Fatimah, namun kali ini Fatimah sangat murung.
Terlihat jelas oleh Aditya bahwa Fatimah sangat tidak nyaman dengan berita seputar dirinya di televisi.
Ingin rasanya Aditya menghampiri Fatimah dan berkata
Semua akan baik baik saja.