NovelToon NovelToon
JANGAN MADU AKU GUS

JANGAN MADU AKU GUS

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami / Pihak Ketiga
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

🏆🏅 Juara Harapan Baru YAAW Season 10🥳

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Hafsa tidak menyangka bahwa pernikahannya dengan Gus Sahil akan menjadi bencana.

Pada malam pertama, saat semua pengantin seharusnya bahagia karena bisa berdua dengan orang tercinta, Hafsa malah mendapatkan kenyataan pahit bahwa hati Sahil tidak untuknya.

Hafsa berusaha menjadi istri yang paling baik, tapi Sahil justru berniat menghadirkan wanita lain dalam bahtera rumah tangga mereka.

Bagaimana nasib pernikahan tanpa cinta mereka? Akankah Hafsa akan menyerah, atau terus berjuang untuk mendapatkan cinta dari suaminya?

Ikuti terus cerita ini untuk tahu bagaimana perjuangan Hafsa mencairkan hati beku Gus Sahil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Memberi Hadiah

Hafsa pulang dengan mata sembab. Dia sebisa mungkin menghindari bertemu orang lain, takut ada yang menyadari kalau dirinya habis menangis. Untunglah sore itu Umi Zahra masih berada di taman yang ada di belakang asrama santri, mengawasi para santri yang sedang bersih-bersih. Sementara Abah Baharuddin dan Gus Sahil belum pulang dari pengajian.

Malamnya, barulah mereka kembali berkumpul di meja makan. Hafsa sudah belajar dari kesalahan kemarin, kali ini memasakkan makanan khusus untuk Umi Zahra.

"Bagaimana dengan rencana bulan madu kalian Hil?" Abah Baharuddin membuka percakapan. "Jadi pergi ke Bali?"

"Tidak tahu Bah," Gus Sahil menyeruput kuah sup ayam sebelum menjawab lagi. "Tapi kayanya kami tidak jadi pergi,"

Hafsa yang mendengarnya jelas langsung mengerutkan kening heran. Sejak kapan mereka memutuskan untuk tidak jadi pergi? Apa pendapatnya tidak lagi diperlukan sekarang?

"Soalnya undangan pengajian sedang ramai Bah, belum lagi kita ada rencana untuk membangun asrama khusus anak-anak. Aku takut semuanya jadi terbengkalai kalau ditinggal-tinggal," Gus Sahil mencari alasan.

"Memang kamu mau pergi bulan madu berapa bulan? Paling cuman tiga hari kan? Sudahlah, tinggalkan dulu pekerjaanmu sebentar. Undangan pengajian biar Abah yang urus. Pembangunan nanti bisa dibicarakan setelah kalian pulang. Oh iya, Sahil sudah cerita belum soal rencana ngajar kamu Nduk?" Abah Baharuddin berganti menatap Hafsa.

Hafsa menggeleng, "Belum Bah. Memang rencana seperti apa?"

"Kamu itu gimana to Hil? Masa apa-apa nggak ada yang dibicarakan sama istrimu. Mbok ya ngobrol gitu loh!"

"Belum sempat Mi," Gus Sahil beralasan.

Hafsa kembali menyuapkan nasi di sendoknya dalam diam. Bagaimana mereka bisa mengobrol berdua kalau Gus Sahil saja masuk ke kamar setelah dirinya tidur?

"Begini loh Nduk Hafsa, jadi Abah berencana mau menempatkan kamu sebagai pengajar Alquran untuk anak-anak. Tahun ini kan anak-anak yang duduk di sekolah dasar banyak yang mendaftar di pondok ini. Abah ingin kamu dan Sahil yang merencanakan bagaimana pembelajaran mereka selanjutnya,"

Hafsa tersenyum sumringah mendengar perkataan Abah Baharuddin. Itu adalah satu-satunya kabar baik yang ia dengar hari ini.

"Terimakasih Bah, saya akan berusaha menjalankan amanah Abah sebaik mungkin,"

"Bagus, bagus, menantu Abah memang yang terbaik," Abah Baharuddin mengacungkan jempol.

"Oh iya, hampir lupa. Tadi Hafsa pergi ke pasar dan membeli oleh-oleh untuk Abah dan Umi,"

"Oh ya? oleh-oleh apa Nduk?"

"Sebentar, saya ambilkan dulu Mi," Hafsa beranjak dari meja makan dengan semangat. Ia kemudian mengambil dua kantong belanja yang berjajar di dalam kamarnya. Sementara kantong belanja yang berisi sarung untuk Gus Sahil ia tinggalkan di sana.

"Ini untuk Abah, ini untuk Umi," Hafsa menyerahkan kantong itu pada pemiliknya. Abah Baharuddin dan Umi Zahra segera membuka kantong tersebut, mengeluarkan isinya.

"MasyaAllah cantik sekali, kamu kok tahu kalau Umi naksir banget sama baju ini. Terimakasih ya Nduk,"

Umi Zahra memeluk Hafsa erat-erat. Hati Hafsa merasa lega sekali. Senyuman kedua mertuanya seketika membuatnya lupa sejenak pada masalah-masalahnya selama ini.

...----------------...

"Kamu nggak beli apa-apa untuk aku?" Gus Sahil tiba-tiba muncul saat Hafsa sedang melipat pakaian di dalam kamar.

"Ada kok Gus, saya sudah taruh di lemari njenengan,"

Lemari mereka berdua memang disediakan terpisah, lantaran sejak dulu Gus Sahil sudah sangat suka mengoleksi baju. Maka tidak heran kalau bajunya lebih banyak dari laki-laki pada umumnya. Gus Sahil juga lebih suka menata lemarinya sendiri, dan ide dua lemari dalam satu kamar itu adalah idenya juga.

Hafsa sebenarnya cukup kaget karena Gus Sahil bertanya demikian. Dia kira Gus Sahil tidak akan peduli mau dia berbuat apapun. Tapi tadi dia memang sengaja tidak langsung memberikan hadiahnya pada Gus Sahil, lantaran masih merasa tidak enak hati setelah mendengar cerita masa lalu sang suami.

Gus Sahil kemudian membuka lemari miliknya. Mengambil kantong belanja yang ditaruh di sana.

"Kamu yang beli sarung ini?" Gus Sahil tampaknya terkejut saat membuka isi kantong belanja itu.

"Iya Gus, tadi saya minta Mabrur antarkan ke toko sarung langganan njenengan. Saya juga sekalian mau minta maaf karena sudah merusak sarung kesayangan Gus. Saya belikan lagi dengan merek yang sama, meskipun modelnya tidak sama karena di tokonya sudah tidak readystock. Saya tahu, sarung yang baru tidak akan bisa menggantikan kenangan dari yang lama. Tapi saya harap sarung ini juga bisa menemani njenengan mengisi pengajian ke mana-mana,"

Gus Sahil terdiam sejenak, kemudian menyimpan sarung itu di dalam lemari paling atas. "Aku akan pakai Sa, tapi lain kali tidak usah memberikan hadiah yang mahal-mahal. Lebih baik kamu simpan uangmu. Atau kamu bisa pakai uangku saja. Mau bagaimanapun aku itu suamimu. Sudah tanggungjawab ku menafkahi kamu,"

Hafsa tidak menjawab. Entah bagaimana maksud Gus Sahil sebenarnya. Bukankah kemarin dia yang marah-marah karena Hafsa merusak sarung kesayangannya, lantas sekarang melarang dia untuk membeli hadiah? Rasanya sekali-sekali Hafsa ingin masuk ke dalam kepala Gus Sahil, demi melihat bagaimana cara berpikirnya. Tetap saja apa yang ia lakukan salah sepanjang waktu.

Gus Sahil tidak berkata apa-apa lagi. Seperti biasa, dia kembali keluar dari kamar tanpa berpamitan pada Hafsa.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar kembali terbuka. Kali ini bukan Gus Sahil, melainkan Umi Zahra yang masuk.

"Loh, ada apa Mi?" Hafsa buru-buru menuntun mertuanya duduk di atas ranjang.

"Umi mau gantian kasih hadiah untukmu Nduk," Umi Zahra menunjukkan kantong belanja di tangannya.

"Nggak usah repot-repot Umi,"

"Nggak, Umi sama sekali ndak repot," Umi Zahra mengeluarkan sesuatu dari kantong belanja. "Umi pilihkan khusus buat menantu kesayangan Umi,"

Hafsa menerima pemberian Umi Zahra ragu-ragu. Sebuah baju lingerie berwarna merah menyala dengan model yang lumayan terbuka. Kalau dipakai, sepertinya tidak ada bagian badan yang benar-benar tertutup.

"Umi, ini kan?"

"Kalian kan seminggu lagi mau pergi bulan madu. Ini nanti dipakai kalau sedang berduaan dengan Sahil. Jangan lupa pakai parfum yang paling wangi. Umi juga sudah siapkan jamu khusus buat kalian berdua,"

Hafsa tidak menjawab. Sebenarnya dia tahu persis apa yang dimaksud Umi Zahra, hanya saja ia bingung harus berekspresi seperti apa.

"Tenang saja Nduk, khasiat jamu yang Umi buat itu tidak main-main. Sudah Umi praktekan waktu bulan madu sama Abah dulu. Buktinya, pulang-pulang Umi sudah mengandung suamimu. InsyaAllah kalau kamu juga minum, pulang-pulang sudah mengandung cucu,"

Hafsa tersenyum kecut. Asal Umi Zahra tahu, bahkan sampai sekarang pun putra kesayangannya itu tidak pernah menyentuh Hafsa sama sekali. Jadi bagaimana mungkin mereka bisa memberikan cucu untuk Umi?

Namun, demi melihat Umi Zahra yang begitu antusias menyiapkan segala sesuatu membuatnya merasa bersalah, pada akhirnya tetap menerima semua pemberiannya, meski belum tahu apakah akan dia pakai atau tidak nantinya.

1
Murci Sukmana
Luar biasa
Arin
/Heart/
Anita Candra Dewi
klo ak lgsg tak ganti yg serupa😅
bibuk duo nan
😭😭😭😭
ALNAZTRA ILMU
sini aku tak tahan🥺🥺🥺
ALNAZTRA ILMU
knp tidak dari dulu buat program hamil.. tapi terburu2 carikan suaminya isteri baru sok kuat
ALNAZTRA ILMU
ini agak biadab ya.. sepatutnya, jangan suka ganggu
ALNAZTRA ILMU
🤣🤣🤣wahhh
ALNAZTRA ILMU
🤣🤣🤣
ALNAZTRA ILMU
berat ya ujian nya
ALNAZTRA ILMU
mundur saja
Izza Nabila
Luar biasa
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
hafsa kasian bnget😭
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
hai kak maaf bru mampir🤗
May Keisya
kamu nikah lagi karna nafsu dan mendzolimi istri...paham agama yg ky gmn Gus???
May Keisya
dia tambah setress gesrek egois😂
May Keisya
dia udah mulai ketar ketir...tapi maaf ya Gus aku udah kesel bin kurang suka km dr awal cerita🙄
May Keisya
😂😂😂...bagus ih jujurnya
May Keisya
km knp Gus? kepanasan...syukurin
May Keisya
😭...si Agus emg sableng,dia berilmu tapi tidak beradab...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!