NovelToon NovelToon
PEMBANGKANG SURGAWI

PEMBANGKANG SURGAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:28.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Almeira Seika

Jiwa seorang ilmuwan dunia modern terjebak pada tubuh pemuda miskin di dunia para Abadi. Ia berusaha mencapai puncak keabadian untuk kembali ke bumi. Akankah takdir mendukungnya untuk kembali ke bumi…. atau justru menaklukkan surgawi?

**

Mengisahkan perjalanan Chen Lian atau Xu Yin mencapai Puncak Keabadian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almeira Seika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7—Sedikit Pengetahuan

Langit pagi Sekte Tiangu diselimuti kabut tipis, dan angin pegunungan yang membawa aroma wangi bunga liar. Chen Lian atau kini adalah Xu Yin, melangkah perlahan di jalur batu menuju bangunan tua di wilayah timur sekte, yaitu 'Paviliun Warisan'

Hidungnya tidak bisa menahan untuk tidak menghirup dalam-dalam udara murni yang tidak tercemar. "Satu-satunya hal yang membuatku bahagia, hanyalah udara ini. Berbeda dengan... udara dunia modern." Gumamnya lirih, sembari merasakan embun yang turun dari udara.

Setelah berjalan sekitar dua ratus langkah kaki, ia sampai. Bangunan itu berdiri di atas tebing yang agak rendah, dikelilingi pohon besar dan patung-patung batu kuno yang penuh lumut.

Saat Xu Yin hendak menaiki tangga, seorang penjaga tua dengan jubah kelabu berdiri menghadangnya. Matanya yang setajam burung hantu menatap Xu Yin dengan dingin.

"Senior, izinkan Junior masuk.” Pinta Xu Yin, sambil menangkupkan tangan memberi hormat, setelah itu ia menyodorkan gulungan yang diberikan Xu Liang.

Penjaga itu membuka gulungan, membaca sebentar, lalu mendengus ringan. "Izin tingkat satu... sudah lama tak ada murid luar yang dikirim ke bawah." Ia melangkah ke samping, lalu melambaikan tangan ke arah pintu kayu besar.

"Jangan sentuh apapun kecuali yang tertera di gulungan. Waktu kunjunganmu terbatas, hanya tujuh hari. Setelah itu, aksesmu akan dicabut otomatis oleh penjaga."

Xu Yin mengangguk, dan melangkah masuk.

Begitu sampai di dalam, udara terasa berbeda. Dingin, tapi bukan karena suhu. Lebih seperti... ketenangan yang sangat dalam.

Rak-rak kuno menjulang tinggi, dipenuhi kitab, gulungan, dan batu-batu giok. Dinding dan lantainya terbuat dari kayu.

Suasana sangat sunyi. Bahkan napas sendiri terdengar mengganggu. Rak-rak tinggi yang membentang sepanjang aula, masing-masing dijaga oleh simbol formasi yang berpendar samar.

Ia membuka gulungan dan membaca daftar:

Dasar Qi dan Sumber Energi Tubuh

Struktur Meridian: Pola Umum dan Penyimpangan Langka

Sejarah Evolusi Akar Spiritual

Xu Yin segera mencari kitab pertama. "Dasar Qi..." dan menemukannya dalam waktu singkat. Kitab itu ringan, namun saat ia membuka, ratusan simbol langsung beterbangan seolah melayang dari atas kertas.

"Qi bukanlah sekadar energi. Ia adalah pola realitas, resonansi jiwa terhadap semesta..."

Jika yang membaca teks itu adalah manusia biasa, maka mereka tidak akan begitu paham. Tetapi, ini adalah Xu Yin alias Chen Lian! Seseorang yang di umurnya ke-17 mampu mendapatkan penghargaan nobel atas penemuan teori kuantum.

Xu Yin tenggelam membaca selama berjam-jam. Ia mulai memahami bahwa tubuh manusia bukan sekadar daging dan darah, tapi wadah resonansi yang bisa terhubung dengan semesta melalui Qi. Namun, tak semua tubuh bisa melakukannya, hanya mereka yang memiliki akar spiritual tertentu.

Ia lanjut ke kitab kedua.

Saat membaca struktur meridian, hatinya berdebar karena suatu bagian yang ia baca.

"Pola ganda pada meridian hanya ditemukan dalam satu legenda kuno, entitas yang mampu menyimpan dua esensi berbeda secara bersamaan, yang dulu dipercaya sebagai jelmaan dari kehendak semesta." Ia membacanya di dalam batin.

Xu Yin menyipitkan mata.

"Dua... esensi berbeda?"

"Jelmaan kehendak semesta?"

"Apakah ada hubungannya dengan jiwaku yang tiba-tiba terlempar ke sini?"

Kitab ketiga, tentang Evolusi Akar Spiritual, memperjelas dua hal. Pertama, akar spiritual bukanlah bawaan tubuh, melainkan pecahan terfragmentasi dari energi Primordial. Kedua, akar spiritual dengan rona keunguan menandakan kedekatan dengan 'Primordial Asli', sejenis 'Kemurnian' dari kekosongan awal, disebut sebagai Void Primordial.

Primordial sendiri adalah fenomena langka. Dalam satu juta kelahiran, hanya satu yang mungkin memilikinya. Jika Primordial merupakan suatu hal yang langka. Maka, Void Primordial adalah kelangkaan mutlak yang hanya dimiliki oleh satu dari miliaran mahkluk.

"Kata Paman, aku memiliki Primordial berwarna ungu. Apakah 'Void Primordial' ini yang dia maksud?"

Tapi bahkan kitab ini, yang ditulis pada era kuno, tidak pernah menyebutkan seseorang yang memiliki lebih dari satu Primordial. Ia mulai merasa bahwa tubuh ini bukan hanya 'langka', tapi aneh.

Xu Yin menarik napas dalam. Setiap paragraf yang ia baca, setiap ilustrasi meridian dan dantian yang tergambar di kitab, semuanya seperti sebuah dongeng dalam novel. Tapi, itu semua adalah kenyataan tak terbantahkan.

Hingga akhirnya, matanya menangkap baris kecil di ujung halaman terakhir. "Dalam sejarah panjang kultivasi, tercatat hanya satu tubuh dengan Void Primordial dan dua jalur meridian. Tubuh itu tidak dianggap berkah... tapi peringatan." Gumamnya sangat lirih.

"Peringatan?"

Xu Yin mulai mencurigai kehadirannya di dunia ini. "Mengapa Tuhan mengirimku ke sini? Apa tujuannya?"

Ia menatap lama rak-rak tinggi itu. Kemudian, menggulung gulungan terakhir, dan mengembalikan ke tempat semula. Karena sudah merasa cukup dengan beberapa pengetahuan. Ia bergegas keluar dari perpustakaan.

Xu Yin melewati penjaga yang terus berdiri di dekat perpustakaan. Lalu memberikan hormat dan kemudian ia segera pergi.

Saat melewati tebing yang dihiasi oleh lautan awan di bawahnya, Xu Yin memutuskan untuk istirahat sejenak untuk melihat senja. "Jika pemandangan seindah ini ada di dunia modern, pasti sudah di rusak oleh perusahaan besar dengan dalih pengembangan wisata dan ekonomi penduduk sekitar. Aslinya ingin hanya dapat banyak keuntungan dan merusak alam."

Mentari memperlihatkan warna keemasannya. Angin sore menggulung pelan ke arah Xu Yin. “Sebuah surga yang tidak akan pernah ditemui di dunia modern.” Ucapnya lega.

Setelah puas menikmati senja, Xu Yin segera kembali ke asrama di sayap timur.

Baru saja menginjakkan kaki di depan kamar. Tiba-tiba, seorang murid bertubuh agak gemuk memanggilnya. "Xu Yin, kemarilah."

Xu Yin menangkupkan tangan, lalu berkata. “Junior memberi hormat pada Senior. Apakah ada yang bisa Junior bantu, Senior?”

"Kau masih ingat aku kan? Senior Su Loulan memberimu misi ini!" Wu Ling berbicara sembari tersenyum ramah, menyodorkan sepotong giok biru navy dengan tulisan singkat.

Xu Yin mengerutkan kening, sebab tidak tahu maksud dari bocah itu, "Tidak ingat. Tapi, ada apa?"

"Sebagai seorang murid luar, kau akan mendapatkan misi pekerjaan kasar dari para murid dalam.” Jelas Wu Ling.

“Dan misimu, besok… harus membeli bahan-bahan alkemis dari pasar ke sekte! Dan tidak diizinkan memakai kendaraan apapun.” Imbuhnya.

Xu Yin jelas terkejut, masih ingat dengan perkataan pamannya, jika dia akan diperlakukan istimewa karena menjadi murid Xu Liang.

Tapi apa yang terjadi sekarang, ia tetap diperlakukan seperti budak pesuruh.

Xu Yin hanya bisa menghela nafas, lalu berusaha negosiasi. “Saya tidak tahu letak pasar dan lagipula aku tidak hapal jalan ke sekte."

"Baiklah, bagaimana kalau bertukar misi? Misi ini mudah dan dekat dengan sekte. Kau hanya perlu mengumpulkan kayu di hutan dan membawa ke sekte.” Wu Ling memberikan sebuah tawaran.

“Dimana? Saya tidak tahu kalau ada hutan di sekitar sini?” tanya Xu Yin.

Wu Ling menjelaskan letak hutan itu. “Hutan itu berada di sebelah selatan. Kau hanya perlu memakai satu jembatan untuk ke sana.”

Xu Yin mengangguk setuju, diiringi oleh senyuman Wu Ling yang terlihat sangat mencurigakan. Jelas, Xu Yin merasakan aroma kebusukan di dalamnya.

Keesokan paginya, Xu Yin berjalan ke arah selatan sekte. Ia menemukan sebuah jembatan kayu yang sudah sangat tua dan rapuh. Satu kaki melangkah di atas jembatan, maka satu suara derak muncul.

KREEEKK!!

Matanya menatap ke arah bawah jembatan, tak terlihat apapun, hanya lautan awan. Kakinya jadi sedikit gemetar. “Apa dia ingin membunuhku dengan cara ini?”

Xu Yin menghela nafas, lalu melanjutkan langkah kedua.

KREEEKKZ!!

Langkah ketiga.

KREKKK!!

Langkah keempat. Tidak ada derak ataupun patah. Ia melanjutkan hingga menyeberangi jembatan. Orang normal pasti akan kembali, tapi Xu Yin berbeda.

Hutan belantara di depannya terlihat… gelap dan suram. Walau hari ini cerah, tapi hutan itu seperti berada dalam cuaca mendung abadi.

“Aku merasa ada yang aneh dengan hutan ini. Tapi… jika aku kembali dan tidak membawa hasil maka… aku hanyalah pengecut.” Keluh Xu Yin saat satu persatu langkahnya mulai mendekat ke hutan.

Ia pun masuk, mencari ranting-ranting kayu yang berserakan di tanah. Dia segera teringat dengan sosok pria paruh baya di dunia ini yang mengatakan bahwa sang pemilik tubuh sering pergi ke hutan untuk mencari kayu hingga berton-ton. “Dia pasti sangat kuat…”

Baru mengumpulkan ranting sekitar lima kilogram, ia sudah merasa lelah. "Ternyata, sungguh berat! Bagaimana kalau aku membuat kereta dorong supaya lebih efisien?" ia mendesah lelah.

“Hah? Kereta dorong? Apa aku gila? Jembatan aneh itu… akan runtuh jika aku pakai kereta dorong. Lagipula, ini hari terakhirku untuk pergi ke hutan dan mencari kayu!” Decaknya sembari berjalan bungkuk. Ia menggendong tumpukan ranting kayu di punggungnya.

Xu Yin ingat, bahwa dirinya di Bumi memiliki fisik yang lemah, tapi masih bisa mengandalkan kecerdasannya sebagai ilmuwan.

Namun, di dunia ini sungguh berbeda. Fisik yang kuat adalah aset nomor satu. Sementara kecerdasan atau inovasi, dianggap sebagai sesuatu yang tabu.

Tak lama ia berjalan, terdengar suara raungan harimau yang mengerikan. Menyadari itu, Xu Yin segera berlari menjauh keluar dari hutan. Ranting-ranting di punggungnya koyak dan jatuh satu persatu.

500 kaki dari pintu hutan, sebuah kaca penghalang tak kasat mata, yang disebut sebagai formasi, menghalangi jalannya. Bagaimana pun Xu Yin berusaha menghancurkannya, tetapi tidak akan bisa, karena dia bukan kultivator.

"Apa ini? Seseorang mencoba membunuhku?" dengusnya.

Di dalam asrama sekte Tiangu.

Wu Ling berbicara dengan murid lain. "Aku yakin dia pasti mati kali ini. Aku sudah menjebaknya ke dalam hutan roh binatang terlarang dan memasang formasi," ejeknya.

"Bagus sekali senior! Junior arogan seperti dia, harus diberi pelajaran! Mentang-mentang anggota keluarga senior Xu Liang, dia menjadi arogan dan tak hormat kepadamu," balas murid lain.

"Pertama kali aku melihatnya kemarin lusa, dia sama sekali tidak hormat. Bahkan senyum pun tidak," geram Wu Ling.

Di hutan belantara.

Xu Yin sudah tidak bisa berlari lagi karena terpojok oleh binatang harimau itu. Satu-satunya cara yang dia pikirkan hanya berusaha melempari harimau itu dengan kayu yang dibawa, berharap bisa mengecoh fokus. Namun, hewan buas itu semakin maju menghampirinya.

"Apakah aku akan mati dimakan harimau? Sangat tidak elegan!" sesalnya.

Harimau itu meraung dan bersiap menerkam.

1
Donna
apakah mirip dg yg d gambar??
Filanina
maksudnya, pamannya itu pintar karena sudah golden core stlh belajar 16 tahun tapi walau pun pintar ttp blm bisa mengenali primordial keponakannya?
Filanina: tapi kurang pintar karena tidak bisa mengenali primordial kan?

soalnya kok kayak tolak belakang. dikatakan pintar tapi tidak mampu.
LaoTzy: Iya pamannya punya bakat terpendam mungkin😭
total 2 replies
Filanina
kayak orang kurang sopan nggak sih ga jawab pertanyaan. Jatuhnya bukan dingin tapi ga sopan.
LaoTzy: Bener banget
total 1 replies
Filanina
oh... berarti itu khusus pedang kendaraan ya.
LaoTzy: Iya. Terinspirasi dari novel sebelah😭
total 1 replies
B A B Y B U N N D
Uupp
༆ᴛᴀ°᭄ᴠᴇᴇʀᴮᴼˢˢ彡
Gaadsss lanjooottt thorr
Filanina
Kalau dalam novel china kayak gini emang jarang sih ngasih penjelasan... terjadi begitu saja dan diterima begitu saja.
Filanina
ini pedang terbang itu biasanya pedang yg dipakai bertempur atau bukan sih? Atau khusus kendaraan?
pedang biasa bisa apa nggak? tergantung ilmu seseorang atau tergantung pedangnya?
Filanina
lucu juga ya, siapa yang pertama kali dapat ide pedang jadi kendaraan?

mungkin padanan sapu terbang penyihir atau karpet terbang aladin. cerita2 benda terbang yg jadi kendaraan yang lebih kuno.
Filanina
mungkin diberikan bukan memberikan. kalau nggak memberikannya. objeknya diganti -nya. subjeknya ttp wanita itu.
Filanina
Thor, ini dalam narasinya bakal ditulis Chen lian terus sementara di sana namanya Xu Yin?
Filanina
owh... yang terkuat bukan yang nomor 1 ya... ?
Filanina
semnanti mungkin typo ya. apa sembari?
Filanina
kalau mau perbaiki, pakailah koma sebelum petik alih-alih titik. trus dialog tag ditulis huruf kecil.
Filanina
saya ngasih koreksian typo
Filanina
kok aneh sekali kalau sampai kedua orang tuanya seperti itu. padahal anak tunggal.
Filanina
wah, parah itu. Belum tahu apa2 langsung dihajar
Filanina
cuma basuh muka? /Shame/
Filanina
jangan2 Fu heng bakal jadi musuh...
Filanina
iya-ya
ibunya jadi hangat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!