Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Dia siapa
Sudah mau sore dan niat nya hari ini Lisa mau membaca yasin agar malam ini agak tenang pula tidur mereka, sekalian kirim doa untuk Eyang karena selama ini pasti lah tidak ada yang kirim doa untuk dia. di lihat dari kesibukan semua orang, maka sudah jelas kalau itu pasti tidak akan mungkin.
Jadi Lisa pun punya inisiatif sendiri, untung nya walau pun keturunan cina tapi dia sudah islam sejak lahir sehingga mengaji pun pintar dan sholat juga tidak pernah dia tinggal kan. ia berharap setelah di bacakan doa maka keadaan rumah akan baik baik saja tanpa ada gangguan, Lisa sudah sadar kalau rumah ini pasti menyimpan misteri juga.
"Aku mau mandi dulu, nanti menjelang maghrib langsung mau baca yasin." pamit Lisa pada suami nya.
"Oke, nanti Mas nyusul." angguk Harun yang sudah mau siap membersihkan halaman rumah dan memasang lampu juga.
"Elia jangan terlalu sore diam di luar, dia masih belum terbiasa dengan keadaan sini." pesan Lisa dan segera pergi.
"Papa, tadi di sana ada orang." Elia menunjuk luar pagar.
"Mungkin ada yang lewat, sayang." jawab Harun santai saja.
Elia masih menatap keluar sana dengan pandangan jauh karena orang yang dia maksud masih mondar mandir, sayang nya Elia tidak bisa melihat wajah orang tersebut sehingga dia pun diam lagi dan tidak mau melihat nya.
Sedangkan Lisa yang mau mandi tadi masih sempat juga melirik makam Eyang, rasa nya pemandangan tadi pagi masih tidak mau lepas dari mata nya. tidak mungkin ia salah lihat karena ular itu jelas berdiri di depan mata, tapi kenapa masuk kedalam kuburan dan hilang lenyap begitu saja.
"Padahal memang tidak ada lobang." batin Lisa sambil berjalan menuju lantai dua.
Rumah sudah lumayan cerah karena lampu lampu sudah di hidupkan oleh Harun dan yang mati sudah di ganti dengan baru, stok di gudang sangat banyak dan bukan cuma satu atau dua barang saja. semua ada dan lengkap, bahkan kulkas baru juga di stok di sana apa bila kulkas lama rusak.
"Sudah setengah enam kok, aman lah ini pas mandi dan terus baca yasin." ujar Lisa memperkirakan waktu nya.
Kamar mandi ada di dalam kamar dan memang cuma kamar ini saja yang menurut Lisa sangat nyaman aura nya, tempat lain mana bisa mau betah begini karena terasa sangat seram dan lembab. pokok nya keadaan rumah memang sangat tidak bagus, cuma karena tidak punya rumah saja jadi mau tinggal di sini.
"Mama, Elia ikut mandi."
"Loh kok udah naik sendiri, kenapa tidak sama Papa?" Lisa terkejut anak nya sudah datang.
"Mau sama Mama." Elia membuka baju agak kesusahan karena usia nya memang baru jalan enam tahun.
"Ya sudah Mama mandikan kamu dulu." Lisa segera masuk kamar mandi dan mengambil sabun juga.
Air menggugur tubuh Elia yang mungil dan juga putih ini, Lisa begitu lembut mengusap kulit putri nya karena dia begitu menyayangi sang anak. dalam hati Lisa sudah bertekad akan menyayangi Elia sepenuh hati, tidak peduli walau orang lain tidak suka dengan anak nya.
"Cuci rambut nya besok saja lah ya, El?" tanya Lisa.
Elia mengangguk setuju dengan ucapan Mama nya, maka Lisa pun menggulung rambut sang anak. setelah semua di bersihkan maka Lisa pun mengajak Elia keluar, baru di kering kan tubuh nya dan di pakai kan baju.
"Diam saja di sini ya, Mama mau mandi sebentar." pamit Lisa sudah merapikan Elia.
Lagi lagi Elia hanya mengangguk saja dan duduk di sofa kamar mereka, Lisa santai dan segera membersihkan diri di dalam kamar mandi agar segera bersih dan mengaji di bawah. dalam hati terus berharap bahwa rumah ini tidak akan ada apa apa nya, karena dia merasa sesuatu yang beda tapi tidak tau di mana letak perbedaan tersebut.
"Aaah segar nya, besok aku mau kepasar lah dan belanja buat satu minggu." Lisa sudah selesai mandi.
"Udah selesai kamu, Yank?" tegur Harun mengambil handuk juga.
"Elia mandi sama siapa, Ma?" Elia mendekati Lisa.
Sontak Lisa pun menoleh pada anak nya yang memang belum mandi, karena baru saja naik bersama dengan Harun. baju juga masih sama seperti siang tadi, jantung Lisa sudah tidak karuan karena tadi jelas sekali ia memandikan Elia dan memakaikan baju juga.
"Mandi sendiri saja ya, Ma!" Elia mengguncang tangan Lisa.
"Ah!" Lisa menarik tangan nya karena ketakutan.
"Mama kenapa kok tidak mau El pegang?" Elia bingung melihat reaksi Lisa.
"MAS HARUN!" Lisa berteriak memanggil suami nya yang mau mandi.
"Apa sih, Mas mau mandi sini." Harun keluar lagi cuma pakai handuk.
Lisa mendelik karena ini memang suami nya dan Elia juga menatap dia kebingungan seolah tidak tau apa apa, tapi mereka memang tidak tau apa apa soal yang sudah Lisa lihat. Harun masih bingung dengan ekspresi istri nya, maka dari itu Harun pun mendekat.
"Kamu kenapa, Lisa?" Harun memegang tangan istri nya.
"Kamu yang bawa Elia naik, Mas?" tanya Lisa memastikan.
"Ya iya lah, kan kamu barusan lihat kalau Elia naik sama aku." jawab Harun masih bingung.
"Tapi tadi Elia sudah naik dan sudah ku mandikan, ku suruh dia duduk di sofa itu sampai aku selesai mandi." Lisa panik bukan kepalang.
"Ngomong apa sih kamu, Lis? lihat itu Elia, apa ada tanda tanda dia sudah mandi." Harun kian tidak mengerti.
"Elia belum mandi, Ma!" Elia membuka suara setelah terdiam.
"Mas, aku tidak bohong dan jelas aku memandikan Elia!" Lisa tetap tidak mau salah.
"Ya kamu lihat dong, apa Elia memang sudah mandi?" Harun menarik anak nya.
Lisa menjambak rambut nya kebingungan dan berharap ini hanya mimpi saja, namun terasa sakit yang berarti ini semua memang nyata. tapi kalau nyata kenapa sangat rumit, pasti karena rumah ini saja yang mulai aneh sehingga Lisa melihat yang bukan bukan.
"Rumah ini pasti ada hantu nya, Mas." Lisa berteriak keras.
"Mama." Elia juga menangis karena dia takut dengan reaksi nya Lisa.
"Lis kamu yang tenang dulu, Elia takut kalau lihat kamu begini." Harun mengguncang tubuh istri nya.
"Kita harus pergi, aku yakin di sini ada hantu nya! yang ku mandikan tadi memang pasti setan, itu setan rumah ini." Lisa tambah menjadi.
"Sadar dulu dong, Lis! ayo lah istigfar kamu." Harun benar benat bingung.
"Elia takut, Ma!" Elia menangis kencang.
Harun yang kelabakan karena dia bingung mau menenangkan yang mana dulu, kalau menangani Elia maka dia akan percuma saja karena Elia pasti akan tetap takut melihat Lisa yang begitu. tapi kalau menenangkan Lisa dulu, Harun pun tidak tega melihat air mata Elia yang berderai derai karena rasa takut nya yang sangat besar.
Jangan lupa like dan comen nya ya guys, terima kasih yang udah dukung othor terus, ramaikan novel othor ya biar bisa dapat juara lagi untuk bulan berikut nya.
apa ulah bpak nya atau ulah melati ya..
Elia psti nya anak Indigo yg sllu bisa melihat arwah dan hal-hal ghaib 👏
mmg Lisa itu harus di Bina jd iStri , gak sadar jg otak nya. sdgkan Harun sedikit demi sedikit mulai terpengaruh sama iblis yg di rumah itu
jangan demi kesetaraan kau mengalah terus dan membiarkan istrimu semena mena.
tapi biasanya sikap keg gini muncul juga karena keadaan, tertekan dan hidup serba kekurangan dan terpaksa.