NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi
Popularitas:191.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang kepercayaannya mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis cantik berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya, membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____


"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia

"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam

"Talau olang dahatnya atang agi, tami atan ucil meleka." Azura.

_____

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Culas

"Sudah, lepaskan dia!" perintah Daniel, bersamaan dengan itu ia juga menurunkan Azkia dan Azura dari gendongan.

"Akhh..!" Tiba-tiba Daniel menjerit merasakan gigitan Azkia dan Azura di kedua kakinya.

"Kakak, Adik sini," panggil Udin. Azkia dan Azura pun segara berlari mendekatinya.

"Kamu mau apa sih? Kenapa mengganggu kami?" tanya Udin sewot.

"Aku tidak ada urusan dengan kau. Aku hanya ingin bicara dengan dia," jawab Daniel. Tunjuknya tepat mengarah pada Ayang yang berdiri di belakang Udin.

"Dia istriku. Apa keperluanmu?"

Jawaban Udin membuat rahang Daniel mengeras. Sepasang netranya menatap tajam pria yang kini telah menggendong Azkia dan Azura.

"Kalian pergilah atau kami laporkan kalian kepolisi!"

Daniel menyeringai tipis mendengar ancaman pria itu. Mana mempan ia dengan ancaman seperti itu, sedang ia sendiri kebal hukum.

"Ayo Ay, kita pergi. Awas kalian kalau berani mengikuti kami!"

Daniel masih berdiri menatap punggung mereka yang mulai menjauh.

"Regan! Perintahkan orang mengikuti mereka. Jangan sampai mereka tahu!"

"Baik Tuan."

.

.

.

Sore harinya, Ayang dan ketiga anaknya masih berada di salon Udin. Ia masih takut jika keluar dari sana akan bertemu lagi dengan Daniel. Pria yang dimatanya bagai iblis yang paling menakutkan. Iblis yang telah menghancurkan keluarga dan hidupnya. Itulah yang tertanam di benak Ayang.

"Aya, ayo kita pulang...." Udin masuk ke ruang pribadinya. Diatas lantai beralaskan tikar, ayang duduk bersandar memangku kepala anak-anaknya yang terlelap.

Sejak kejadian di resto tadi, Udin belum menanyakan pada Ayang siapa pria yang mengganggu mereka. Namun, ia sudah bisa menerka kalau pria itu adalah ayah biologis dari anak-anak Ayang, karna wajah Azam yang begitu dengan pria tadi. Akantetapi, Udin tidak akan membiarkan jika pria itu ingin mengambil Azkia, Azam dan Azura.

Ayang menggeleng. Anak-anak yang masih tidur nyenyak di pandang sayu.

"Tapi ini sudah mau sore, Aya. Anak-anak juga belum mandi. Kamu gak usah takut, mereka tidak ada lagi diluar. Barusan aku sudah periksa keadaan di luar."

Ayang menoleh pada Udin, kemudian mengangguk, ia berharap semoga pria yang begitu di bencinya benar-benar tidak ada lagi di luar.

.

.

.

"Apa kau sudah mengetahui dimana mereka tinggal?" tanya Daniel pada Regan.

"Sudah Tuan, mereka tinggal di rumah kontrakan yang ada di jalan kenanga."

Daniel menyeringai, entah apa dalam benaknya saat ini. "Regan? Apa...? Apa menurut kau manusia jadi-jadian suami dia?"

Kening Regan berkerut, ia tidaklah mengerti maksud perkataan tuannya. "Maksud Tuan?"

Daniel berdehem sebelum kembali mengulang pertanyaan. "Itu... Manusia yang menyerupai perempuan tadi. Apa menurut kau dia suami dari wanita itu?"

"Maaf tuan. Saya tidak tahu."

Jawaban Regan membuat rahang Daniel mengeras. "Aku menanyakan pendapat kau! Jawabannya hanya ada dua opsi, tidak atay iya! Bukan tidak tahu!"

"Ma-maaf, Tuan. Maksud saya, tidak..."

"Tidak apa?" Daniel melototkan mata pada Regan.

"I-itu. Ti-tidak... "

"Kenapa daya pikir otak kau begitu lambat, Regan? Dasar bodoh!" umpat Daniel. "Kau itu hanya perlu mengatakan, jika pria jadi-jadian itu bukanlah suami wanita itu!"

"I-iya, Tuan."

"Iya apa?" Kedua bola mata Daniel kembali terbuka lebar.

"Pri-pria tadi bukan suami dari Ibu anak-anak, Tuan."

Daniel berbalik badan, lalu kembali memikirkan sesuatu. "Berarti, menurut kau manusia jadi-jadian itu berbohong."

"I-iya, Tuan."

Senyum Daniel semakin lebar. "Mana mungkin manusia jadi-jadian itu menyukai perempuan. Iya kan Regan?"

"I-iya, Tuan." Regan tak berani membantah karna tahu konsekuensi yang akan di terimanya.

.

.

.

Malam harinya.

"Aya, susu untuk Azkia dan Azura sudah habis ya?" Udin berteriak dari dapur.

Ayang mendekati pria itu, lalu mengangguk. Ia lupa mengatakan tadi pada Udin jika susu untuk anak-anak sudah habis.

"Ya sudah, biar aku beli sebentar, sekalian aku juga mau beli perlengkapan mandi. Kamu menitip sesuatu gak?"

Ayang menggeleng. Kemudian menulis di kertas yang di bawanya. Jangan lama-lama Kak. Ayang takut nanti orang tadi datang lagi. 

"Sebentar saja kok. Nanti kalau aku keluar kunci lagi pintu. Jangan di buka kalau bukan aku yang datang."

Ayang mengangguk.

"Ya sudah aku pergi dulu ya?" Udin pun berlalu.

"Pipi, itut?" Azura merengek ketika Udin hendak membuka pintu.

"Papi beli susu sebentar. Adik, Kakak dan Azam di rumah saja ya? Jagain Bunda."

"Olang dahat kan ngak ada lagi Pi," ucap Azkia.

"Tapi Kakak tetap harus jaga Bunda di rumah. Kalau orang jahat datang lagi dan bawa Bunda. Gimana?"

"Iya uga ya?" gumam Azkia. "Ajam, talau olang dahat atang agi, ita babab ya?"

Azam yang tadinya fokus menonton tv lansung berdiri. "Iya, talau ada olang dahat atang, anti Ajam babab. iat.... iat.... iat....." ucap bocah itu sambil memperagakan gerakan memukul dan menendang orang.

Udin terkekeh pelan. "Ya sudah, Papi pergi dulu ya. Pulang nanti, Papi belikan pisang keju coklat untuk anak-anak Papi semua."

"Yei!" sorak Azkia dan Azura serempak.

"Pi, Ajam awu ayam goyeng Upin Ipin."

"Iya, nanti papi belikan."

"Aya, aku pergi. Jangan lupa kunci pintu setelah aku keluar."

Ayang mengangguk, baru saja Udin keluar, Ayang lansung menutup dan mengunci pintu dari dalam.

.

.

.

Satu jam berlalu, namun belum juga datang. Azkia dan Azura sudah merengek minta susu pada Ayang, menandakan mereka sudah mengantuk. Sementara Azam, bocah tampan itu tetap anteng dalam pangkuan Ayang sambil minum asi.

Tok tok tok

Tiba-tiba pintu terdengar pintu rumah di ketuk dari luar. Ayang menajamkan pendengarannya, menunggu suara Udin yang berteriak di luar. Namun yang terdengar hanya suara gedoran pintu saja tanpa ada suara lain.

"Unda itu pipi puyang, ukak intunya." Azkia menarik tangan Ayang agar berdiri.

Ayang menggeleng. Jari telunjuk di dekatkan ke bibir, menyuruh putrinya itu agar diam.

Azam turun dari pangkuan Ayang, lalu berjalan mendekati pintu.

"Ciapa di lual?" teriak Azam dari depan pintu.

Ayang lansung mengambil bocah itu dan menutup mulutnya dengan tapak tangan.

Suasana dalam rumah itu berubah mencekam. Ayang duduk sambil merangkul ketiga anaknya. Hingga suara ketukan pintu di luar tidak terdengar lagi, barulah Ayang melepaskan anak-anaknya.

Ting!

Bunyi notif pesan masuk ke ponsel Ayang. Ponsel yang hanya ia gunakan untuk berkirim pesan dengan Udin.

Segera Ayang meraih ponsel tersebut karna yakin pesan itu dari Udin, karna hanya pria itu yang tahu nomor ponselnya.

Foto Udin dengan kedua kaki dan tangan terikat membuat bola mata Ayang membulat sempurna.

[Kalau kau ingin manusia jadi-jadian itu selamat, buka pintu dan ikutlah denganku. Kalau tidak, besok kau akan melihat mayatnya di depan rumah]

1
Fb.Ig. Panggung Sandiwara
indo Belanda Thor
Van itu nama Belanda lhoo
Nanik Rusmini
dadar modus pak su 😆
Erviana Erastus
anak manja ...
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
zero mind
peelunya tajir itu, bisa bantu orang kesusahan, pasti masih bertebaran orang yang susah perlu bantuan,di pasar pasar, rumah sakit di pelosok pelosok... kesempatan bagi yangbtajir melintir tolong sesama./Angry//Angry//Angry/
Bunda Vi
sedih bngt Thor padahal ceritanya bagus...aku jga baru bergabung tp ga di lanjut...semangat trs berkarya Thor semoga suatu saat hasilnya memuaskan/Good/
Resyaaro
Gpp gk di lanjt. Asal seru aja thor cerita nya👌🙂
Iqlima Al Jazira
semangat ya thor, semoga ke depannya author mendapatkan hasil sesuai harapan. terimakasih sudah menghadirkan cerita bocah cadel🙏
Dhewa Shaied
Luar biasa
Idah aja
Ya sedih deh kl ga lanjut/Cry/
khadizah thea: jangan pindah Thor
Sasa Sasa: Mau gimana lagi. Aku mau bawa buku ini ke pf lain. semua bab nanti ku ubah
total 2 replies
Casudin Udin
Luar biasa
Kardi Kardi
NEVER GIVE UP ALLL
Kardi Kardi
good job misss thorssss💞
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Kardi Kardi
HEART TO HEART. Come on speak uppp
Kardi Kardi: yuppp. speakkk
total 1 replies
Kardi Kardi
hmmm. AYOLAHHH
Kardi Kardi
SLOW DOWN. Mister mafiaaa
Kardi Kardi: yuffff. slow downnn
total 1 replies
Kardi Kardi
AYOLAHHHH. SWEET MOONNN
Kardi Kardi: honey moonnnn
total 1 replies
Kardi Kardi
MERITTTTT. NEVER GIVE UPPP
Kardi Kardi: come onnnn
total 1 replies
Kardi Kardi
MERIT KANNNNN
Kardi Kardi: yup. merit benerannn
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!