Arumi Larasati 24th, wanita cantik terlahir dari keluar sederhana, terpaksa menikah dengan Dion Erlangga 26th seorang pengusaha muda yang sangat sukses.
Mereka menikah karena perjodohan para kakek mereka, baik Arumi mau pun Dion tidak bisa menolak perjodohan tersebut.
Sikap Dion yang dingin dan acuh, bukan lah masalah untuk Arumi, Arumi tetap melayani suaminya itu dengan sepenuh hati, walau yang diperhatikan acuh tidak acuh kepadanya.
Hingga suatu hari Arumi mengetahui fakta, bahwa sikap dingin Dion itu hanya berlaku untuk dirinya, tidak untuk para sahabatnya.
Kini Arumi sadar, bahwa sang suami belum bisa menerima pernikahan mereka, dari pada menahan sakit lebih banyak lagi, Arumi memilih menyerah dalam pernikahannya.
Dan apakah Dion bisa menerima itu...?
Yukkk... kepoin cerita selanjutnya... ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Mas, aku mau ke toilet dulu ya." bisik Arumi.
"Apa perlu mas temani? " sahut Dion pelan.
"Tidak usah, aku bisa sendiri, kamu pikir aku Alexa." omel Arumi dengan wajah kesalnya.
Dion sampai terkekeh melihat wajah kesal sang istri, begitu menggemaskan menurut Dion.
"Daddy, kenapa suka sekali membuat mommy marah." tanya Axel ikut terkekeh melihat wajah masam sang mommy, anak itu hanya berani bertanya saat sang mommy sudah menjauh dari mereka.
"Mommy kalian sangat menggemaskan klau lagi kesal kaya gitu." kekeh Dion.
"Mommy dulu nggak pernah marah marah loh dad, tapi semenjak ketemu Daddy yang jahil ini, mommy selalu saja marah marah." oceh Alexa.
Dion tertawa mendengar ucapan buah hatinya itu.
"Benarkah." kekeh Dion.
"Mmm... Sebenarnya nggak pernah marah, hanya saja mommy selalu menyembunyikan marahnya sedih nya kecewanya mommy di depan kita, abang pernah kok lihat mommy menangis diam diam." jujur Axel.
"Mommy kalian adalah ibu yang baik, dia tidak ingin melihat anak anaknya bersedih saat melihat dia sedang sedih, dan mommy juga ingin melihat anak anaknya ketakutan saat dia marah, hanya Daddy saja yang bodoh sempat menyia nyiakan mommy kalian, lalu dia menyerah meninggalkan daddy dengan segala penyesalan daddy." gumam Dion lirih menahan sesak di dadanya, ternyata penyesalan itu tidak pernah hilang di diri Dion.
"Daddy nggak boleh sedih, sekarang mommy dan kami sudah kembali." ucap Alexa memegang tangan sang Daddy yang berada di atas meja.
"Jangan bersedih lagi daddy, sekarang mari kita bikin mommy bahagia, selama ini mommy sudah cukup menderita dan bekerja keras untuk kami, tanpa perduli rasa sakitnya, sekarang giliran kita yang membahagiakan mommy." ujar Axel memberi semangat.
"Kalian benar, mulai detik ini dan selanjutnya kira akan membahagiakan mommy." sahut Dion terharu dengan kedewasaan anak anaknya itu.
Sementara di toilet sana, Arumi di hadang oleh Diana.
"Kenapa loe kembali? " tanya Diana menusuk kepada Arumi.
"Bukan urusan kamu saya mau kembali atau tidak." santai Arumi membenarkan dandanannya di depan kaca toilet
"Dasar perempuan perebut! " maki Diana.
Dahi Arumi mengkerut saat di katai perempuan perebut, lalu kemudian terkekeh menatap Diana.
"Siapa yang aku rebut dari siapa? " kekeh Arumi.
"Loe nggak seharusnya datang di hidup Dion, Dion itu milik gue, tapi karena loe datang di hidup Dion, loe menghancurkan rencana kami." geram Diana.
Arumi menaikan alisnya.
"Rencana yang mana? rencana loe ingin jadi istri Mas Dion? hahaha... Mimpi loe terlalu nyenyak say, klau mas Dion itu cinta sama loe, sudah pasti saat dia di jodohkan sama gue, dia akan menolak, tapi nyatanya dia menerima perjodohan kami, ingat sayang, loe itu hanya di anggap sahabat sama dia, tidak lebih, justru loe sendiri yang ingin menghancurkan rumah tangga kami, tapi apa? loe bisa nggak merusaknya, dan menggantikan posisi gue, terbukti kan, delapan tahun gue pergi dari hidup mas Dion, apa loe bisa masuk di hidupnya, nggak kan?! bahkan mas Dion sangat membenci loe." sinis Arumi, cukup selama ini dia diam, karena menganggap Dion tidak mencintainya, dan dua merasa perusak hubungan Dion dan Diana, ternyata itu salah.
"Kurang ajar." geram Diana dengan mata yang memerah menahan emosi, tangannya mengepal hingga urat urat di tangannya kelihatan.
"Loe, yakin anak anak itu anak loe dan Dion, secara kalian berpisah sangat lama." ujar Diana memanasi Arumi.
Arumi hanya tertawa geli dengan kebodohan Diana ini.
"Apa mata loe buta, tidak melihat wajah anak anak gue mirip sama bapaknya, astaga. Gini ya ngomong sama perempuan yang sangkarnya sering di datangi banyak burung perkutut, jadi ragu sendiri dengan kotoran siapa yang bececer di sangkarnya." hina Arumi.
Mata Diana lansung melotot tidak terima saat di hina oleh Arumi, sungguh keterlaluan wanita itu, bisa bisanya dia menghina dirinya, Diana tidak mengenali Arumi yang dulu, gampang di bodohi dan terlalu lugu, lihatlah Arumi sekarang, mulutnya sangat pedas.
"Minggir, gue mau lewat, kasian anak anak dan suami gue menunggu gue lama." ujar Arumi dengan kasarnya menyenggol bahu Diana, hingga membuat Diana hampir terperosok ke lantai.
"Yaa... Peremuan sialan! apa yang loe lakuin! " pekik Diana marah.
"Oupsss.... Sorry." cuek Arumi meninggalkan Diana yang masih memaki maki di toilet sana.
Dengan senyum sinisnya Arumi melangkahkan kaki menjauh dari Diana.
"Dulu gue boleh lemah, tapi tidak untuk sekarang dan seterusnya, dan gue akan mempertahakan apa yang membuat anak anak gue bahagia." gumam Arumi dalam hatinya.
"Dasar perempuan kampuangan, tidak tau diri bisa bisanya dia belaku kasar sama gue." geram Diana membersihkan bajunya, ternyata di belakang Diana ada ember bekas pelan yang belum di buang airnya, dan air itu membasahi baju Diana.
"Gue sudah bilang berkali kali sama loe Di, lupain Dion dia nggak akan bisa bersama loe, dia nggak pernah cinta sama loe, dia hanya menganggap loe sahabatnya, itu saja." ujar Ratu yang nggak bosan bosannya menasehati Diana, walau Diana orangnya ngeselin, tapi Ratu tetap menerima Diana sebagai sahabat.
"Diam lah Tu, gue lah kesal ini." dengus Diana yang tidak ingin mendengar nasehat temannya itu.
Ratu hanya bisa menggeleng pasrah, percuma juga menasehati Diana yang berotak baru itu, lagian laki laki mana juga yang mau menerima perempuan yang tidak bersegel, apa lagi sudah biasa hidup bebas, apa lagi sekelas Dion yang suka hidup bersih, bahkan laki laki itu tidak merokok dan minum alkohol.
"Mommy kenapa lama sekali? " cemberut Alexa karena sudah menunggu sang mommy dengan lama, padahal perutnya sudah lapar.
Arumi terkekeh melihat wajah cemberut sang anak.
"Maaf sayang, tadi di toilet ngantri, lalu mommy mengusir hama dulu." kekeh Arumi.
"Hama? hama apa mom? " kepo Alexa.
"Biasalah, curut gatal, yang ingin menganggu kenyamanan kita." ceplos Diana.
Dion menatap wajah sang istri yang memang nampak sedikit kesak, dia curiga terjadi sesuatu kepada istrinya, pikirannya melayang kepada mantan sahabatnya, apa kah Diana yang merusak mood istrinya itu, awas saja wanita itu klau ketemu.
"Curut...? tikus kecil?" tanya Alexa lagi.
"Mmm... " angguk Arumi terkekeh dalam hati.
"Haaa... Serius di restoran sebesar dan sebersih ini ada curut mom?! lalu sekarang curutnya mommy buang kemana? " pekik Alexa sedikit kencang.
"Suutttt.... Jangan keras keras, nanti di dengar orang, curutnya sudah mama injak lalu mama masukin ke dalam ember pelan." kekeh Arumi.
"Ohhh... Syukur kan klau sudah mati." lega Alexa.
"Ayo mom, kita makan. Nggak akan selesai klau ngomong sama adek, abang sudah lapar ini." keluh Axel.
Alexa mendengus kesal mendengar ucapan sang abang, tapi dia memilih diam saja.
"Ya sudah ayo kita makan, katanya mau jalan jalan." ujar Arumi.
Bersambung.....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘
tp ada aja pngganggu yg dtng,pdhl dia yg jd tuan rmh....siap2 aja tu orng d bkin malu....
pnsaran y bu????trnyta bos suaminya orng yg sring dia hina....ga sbr nunggu mreka kget.....
dfnisi saingn sm ank sndri y dion.....🤣🤣🤣
mmg tdk semua pria bersifat romantis.
dlm hal ini Dion tdk sepenuhnya salah. dia msh setia pd istri. tdk berselingkuh dgn Diana.
kurang komunikasi aja dua duanya.